Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu neoplasma, yaitu pertumbuhan sel yang
abnormal, dimana pertumbuhan yang abnormal ini disebabkan oleh berbagai
macam sebab antara lain karena adanya mutasi gen dan bahan-bahan karsinogenik
(Ezra, 2002). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah
penyakit kardiovaskuler, infeksi pernafasan dan pencernaan. Dengan peningkatan
kasus kematian penyakit kanker dari 3,4 % pada tahun 1980 menjadi 6 % pada
tahun 2001. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi tumor di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk, dan kanker
merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) (Depkes RI, 2007).
Salah satu kanker yang paling berbahaya adalah kanker leher rahim atau
kanker serviks. Kanker leher rahim pada wanita merupakan kanker ketiga yang
paling sering terjadi dan kanker paling mematikan kelima di dunia. Pada tahun
2007, terjadi 11.150 kasus baru kanker invasif dengan angka kematian sebesar
3.670 orang (Young, 2008). Sedangkan perkiraan untuk kasus baru penderita
kanker leher rahim di Indonesia menurut GLOBOCAN pada tahun 2002 mencapai
15.050 jiwa per 100.000 penduduk dan yang meninggal mencapai 7.566 jiwa per
100.000 penduduk (GLOBOCAN Database, 2002). Menurut data BRK (Bagian
Registrasi Kanker) Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada tahun 2003 kanker
leher rahim menempati urutan pertama daftar kanker yang mematikan di
Indonesia (BRK, 2003). Dari data diatas nampak bahwa kanker leher rahim
merupakan masalah yang sangat perlu diperhatikan, khususnya dalam bidang
medis.
Salah satu faktor utama penyebab tingginya angka kematian akibat kanker
leher rahim ini adalah pasien yang akan menjalani operasi seringkali harus
menunggu waktu yang lama untuk memasuki ruang operasi, mengingat

banyaknya penderita yang menderita penyakit sama dan dalam jumlah besar.
Namun, khususnya untuk penyakit kanker, penundaan tindakan medis akan
berdampak buruk karena dalam masa tertentu, kanker dapat menjalar ke bagian
tubuh lain (metastasis). Akibatnya, kondisi pasien lebih buruk saat dilakukan
operasi.
Selama ini terapi medis yang digunakan untuk menghambat metastase
adalah kemoterapi/radiasi. Selain biaya yang cukup tinggi, kemoterapi dinilai
memiliki beberapa efek negative terhadap tubuh pasien diantaranya mual muntah,
diare, kemerahan pada kulit dan rasa terbakar pada tangan kaki serta bagian tubuh
kainnya (Zamalaldin, 2009).

Sehingga diperlukan sebuah terapi alternative

terutama yang berasal dari bahan alam yang pastinya mudah di dapat, murah,
efektif dan minim efek samping.
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari
perairan, sehingga negara ini memiliki hasil laut yang melimpah. Namun,
kenyataan yang terjadi adalah banyak hasil laut yang kurang maksimal
penggunaannya karena ketidaktahuan masyarakat tentang nilai guna itu (Vasan,
2003).
Salah satu dari hasil laut yang kurang maksimal dalam penggunaannya itu
adalah ikan buntal pasir. Spesies ikan ini memiliki racun yang dikenal dengan
nama tetrodotoksin (Benzer, 2007). Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah
mereka beranggapan bahwa ikan ini tidak bermanfaat dan memiliki racun yang
berbahaya sehingga para nelayan yang menangkap ikan ini seringkali
membuangnya (Galih, 2008). Selain itu, adanya berbagai laporan masyarakat
sekitar, mereka yang mengkonsumsi ikan ini menderita berbagai penyakit seperti
parastesia, mual dan muntah, penglihatan kabur, dan vertigo (Ahasan, 2004).
Meskipun bersifat toksik, ekstrak hati ikan buntal jika diproses melalui
prosedur yang benar dan diberikan dengan dosis yang tepat, akan memiliki
kegunaan yang besar. Salah satunya dapat digunakan sebagai terapi alternatif
untuk menghambat perkembangan maupun metastasis sel-sel kanker. Metode ini
dapat diterapkan pada penderita kanker stadium awal yang sedang menunggu

giliran untuk menjalankan operasi. Dengan terapi ini diharapkan selama tenggang
waktu tersebut, sel kanker tidak bermetastasis di dalam tubuh pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme kerja ekstrak hati ikan buntal pasir dalam
menghambat metastasis sel kanker leher rahim?
2. Bagaimana cara pengolahan hati ikan buntal pasir agar didapatkan efek
yang maksimal dalam menghambat metastasis sel kanker leher rahim?
3. Bagaimana cara pemberian dan jumlah dosis ekstrak hati ikan buntal
pasir yang efektif untuk terapi penghambat metastasis sel kanker leher
rahim?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui mekanisme kerja ekstrak hati ikan buntal pasir dalam
menghambat metastasis sel kanker leher rahim.
2. Mengetahui proses pengolahan hati ikan buntal pasir agar didapatkan
efek yang maksimal dalam menghambat metastasis sel kanker leher
rahim.
3. Mengetahui cara pemberian dan jumlah dosis ekstrak hati ikan buntal
pasir yang efektif untuk terapi penghambat metastasis sel kanker leher
rahim.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi positif terhadap ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang kedokteran
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penemuan baru di
bidang medis
3. Sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi hewani yang ada di alam
4. Memberikan kontribusi pengetahuan yang dapat digunakan sebagai
dasar bagi penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai