Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN PENDAHULUAN ANAK SEHAT

LAPORAN PENDAHULUAN
ANAK SEHAT
1.
2.
-

3.
a.
b.
c.

d.
e.

f.
4.
-

DEFINISI
Anak / balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil yang perlu
tempat tergantung pada seseorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk manidri
dengan usaha anak balita yang tumbuh(Dongoes, Marilyn E.2008)
Balita adalah seseorang sebagai makluk sosial yang melalui pertumbuhan dan
perkembangna anak (Ngastiah.2008)
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan sel serta jaringan interselular,
berarti tambhnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebgaian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemapuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosiliasi dan
kemandirian
CIRI-CIRI PRINSIP TUMBUH KEMBANG ANAK/BALITA
Perkembangan menimbbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan petumbuhan. Settiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi
Tumbuh pada tahap awal untuk menetukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahap selanjutnya
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak
Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi
Perkembangan mempunyai pola yang tepat
Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah kaudal,
perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal alalu berkembang ke bagian
distal
Perkembangan memiliki tahapan yang beruntutan
Tahap perkembangan memiliki tahap yang beruntutan
Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangan merupakan proses interaksi yang terjadi dengan sendirinya, sesuai


dengan potensi yang berasal dari latihan dan usaha. Memalui belajar akan memperoleh
kemapuan menggunakan sumber yang diwariskan dari potensi yang dimiliki anak
Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik dan terjadi kesinambungan.
5.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TUMBUH KEMBANG
a.
Faktor dalam yang berpengaruh pada tumbang anak
Ras / etik atau suku bangsa
Keluarga
Umur
Jenis kelamin
Genetik
Kelaianan kromosom
b.
Faktor luar
Faktor parental
Faktor persalinan
Faktor pascapersalinan
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.

PERIODE TUMBUH KEMBANG


Masa prenatal
Masa ini dibagi menjadi 3 periodez;
Masa zigot sejak konsepsi sampai usia kehamilan 2 minggu
Masa embrio : usia kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
Masa janin/fetus : usia kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan
Masa bayi umur 0-28 hari
Masa neonatal umur 0-28 hari
Masa neonatal dibagi menjadi 2 yaitu:
Masa neonatal dini : umur 0-7 hari
Masa neonatal lanjut : umur 8 28 hari
Masa post natal umur 29 hari 11 bulan
Masa anak dibawah lima tahun ( umur 12-59 bulan)
Masa anak prasekolah (umur 60 -72 bulan)

KUBUTUHAN DASAR ANAK


Kebutuahna dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal meliputi:
a.
Kebutuahn Fisik Biologis (Asuh)
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, seperti:
Nutrisi : harus dipenuhi sejak anak didalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang
Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terhindar dari
penyakit yang dapat dicegah dari imunisasi
Kebersihan :meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah,
sekolah transportasi

Bermain, aktifitas fisik, tidur : anank perlu bermain, melakuakn aktifitas fisik dan tidur
karena hal in dapatt merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, merangsang pertumbuhan dan perkembangan
Pelayanan kesehatan : anak perlu dipantau / diperiksa kesehatannya secara teratur
b.
Kebutuhan Kasih Sayang dan Emosi (Asih)
Menciptakan rasa aman dan nyaman, annak merasa dilindungi
Diperhatikan minat, keinginan dan pendapatnya
Diberi contoh
Diberi dorongan / dimotivasi dan dihargai
Dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayang
c.
Kebutuhan Stimulasi (Asah)
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan
sensorik, motorik, emosonal, biacra, kognitif, kemandirian, kreatifitas, moral dan
spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini :
Milyaran sel otak dibentuksejak anak didalam kandungan usia 6 bulan danbelum
ada hubungan sel-sel otak
Orangtua perlu merangsang hubungan sel-sel otak
Bila ada hubungan rangsangan sel-sel otak
Semakin banyaak variasi maka hubungan antara sel-sel otak semakin komplek
Ketrampilan bahasa, kemandirian, kreatifitas, produktifitas
8.

Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur


Umur
Perkembangan Anak
1 bulan
Tangan dan kaki bergerak aktif
Kepala menoleh kesamping kanan kiri
Bereaksi terhadap bunyi lonceng
Menatap wajah ibu atau pengasuh
2 bulan
Mengangkat kepala ketika tengkurap
Bersuara ooooooo........oooooo
Tersenyum spontan
3 bulan
Kepala tegak ketika didudukan
Memegang makanan
Tertawa dan berteriak
Memandang tangan
4 bulan
Tengkurap
Terlentang sendiri
5 bulan
Meraih, menggapai sesuatu yang diberikan
Menoleh kesuara
Merah mainan
6 bulan
Duduk tanpa berpegangan
Memasukan benda ke mulut
7 bulan
Mengambil dengan tangan kanan ataupun kiri
Bersuara ma.ma atau pa.pa
8 bulan
Berdiri berpegangan

9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
14 bulan

15 bulan

1,5 tahun

2 tahun

2,5 tahun

3 tahun
3,5 tahun

4 tahun
9.

Menjimpit, menmbalik tangan


Memukul mainan dengan kedua tangan
Bertepuk tangan
Memanggil papa dan mama
Menunjuk dan meminta
Berdiri tanpa berpegangan
Memasukan mainan ke cangkir
Bermain dengan orang lain
Berjalan jalan
Mulai berbicara satu atau dua kata
Gigi mulai tumbuh
Dapat minum menggunakan gelas
Berjalan
Mencoret-coret sekeliling
Berbicara dua kata
Dapat minum menggunakan gelas
Lari
Menumpuk mainan
Berbicara
Makan mengunakan sendok
Menyuapi boneka
Menendang bola
Menumpuk empat mainan
Menumpuk gambar
Melepaskan pakaian
Memakai pakaian
Menyikat gigi dengan sendirinya
Melompat
Menunjuk bagian tubuh
Mencuci tangan
Mengeringkan tangan
Menggambar garis tegak
Menyebut warna benda
Menyebut nama teman
Naik sepeda roda tiga
Menggambar lingkaran
Bercerita singkat
Menyebutkan penggunaan benda
Memakai baju kaos
Menggambat tanda tambah
Mengenakan baju tanpa bantuan

Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau

a.

Gerakan kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
seperti duduk, berdiri dan sebagainya
b.
Gerakan halus atau motorik halus adalah aspek yeng berhubungan degan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakuakn oleh otot-otot kecil, tetap memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengarati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya
c.
Kemampuan bicara dan bahasa dalah aspek yang berhubungan dengan kemapuan
mandiri anak (makan sendiri, memberskan mainan selesai bermain) berrpisah dengan
ibu / pengasuh anak, bersosialisai dan berinteraksi dengan lingkungan dan sebagainya.

POHON MASALAH
ANAK
ANAK SAKIT

ANAK SEHAT

Tumbuh kembang anak


Stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang di keluarga dan masyarakat
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas (tenaga kesehatan,
pendidik, petugas lapangan KB, masyarakat)
Tidak ada penyimpangan
Ada penyimpangan

Penyimpangan pertumbuhan
Penyimpangan perkembangan
Gangguan pendengaran dan pengelihatan
Penyimpangan mental Emosional

Kurus
Kurus sekali
Gemuk
Mikrosefal
Dirujuk ke fasilitas yang lebih mampu
Gangguan daya dengar
Intervensi dini penyimpangan tumbang
Ada perbaikan
Tidak ada perbaikan
Masalah mental emosional
Autis
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
Gangguan gerak kasar
Gangguan gerak halus
Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan sosialisasi dan kemandirian

INTERVENSI
Dx
: Anak sehat usia......... bulan/tahun
Tujuan : Tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan sesuai umur anak
KH
: KU anak baik
Tumbuh kembang, test daya dengar, test daya ingat sesuai dengan umur anak
Intervensi
1.
Lakukan komunikasi terapeutik dengan anak
R : dengan komunikasi terapeutik anak tidak akan takut, cemas dalam tumbuh
kembangnya

2.
3.
4.
5.
6.

A.

1.
2.
3.

B.

Beri pujian kepada ibu telah mengasuh anaknya dengan baik


R : dengan memberi pujian kepada ibu, ibu akan senang untuk melakukan kerjasama
Lanjutkan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
R : pola asuha anak dapaat dipantau terus guna mengetahui tahap perkembangan
anak
Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak
R : stimulasi dini terhadap perkembangan anak memiliki manfaat yang baik dan besar
Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
R : dengan dilakukan penimbangan secara rutin dapat memantau tumbuh kembang
Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan buku panduan anak
R : dengan dilakukan pemeriksaan rutin, tumbuh kembang anak dapat terpantau
dengan lancar dan baik
Masalah
Gangguan bicara dan bahasa
Tujuan
: kemampuan bicara dan bahasa anak lancar
KH
: masalah teratasi
KU anak baik
Intervensi
Lakukan komunikasi terapeutik dengan anak
R : dengan komunikasi terapeutik anak akan senang dan mau dilakukan pemeriksaan
Anjurkan ibu dan keluarga untuk sering mungkin dilakukan stimulasi dini pada anak
R : dilakukan stimulasi dini agar menstimulasi perkembangan dalam bicara dan
berbahasa
Ajak anak untuk sering berkomunikasi
R : dengan sering diajak berbicara anak akan cepat tanggap dengan pembicaraan yang
dilakukan

Anak rewel dan sulit dilakukan stimulasi


Tujuan
: anak tidak rewel dan mudah untuk dilakukan stimulasi
KH
: KU anak baik
Anak tidak rewel
Anak merespon saat ibu menstimulasi
Intervensi
1.
Anjurkan pada ibu untuk menstimulasi anak dengan bermain-main dan hal-hal yang
disukai anak namun tetap dalam pemantauan
R : dengan mestimulasi anak maka anak akan berkembang dengan baik sesuai
pertumbuhan usiannya
2.
Berikan makanan dan vitamin yang akan membantu proses perkembangan anak
R : dengan memberi makanan yang sehat dan juga vitamin akan mendukung proses
pertumbuhannya
3.
Anjurkan ibu untuk tidak memaksa anak jika anak terlalu sudah lemas atau malas,
bujuk anak dengan perlahan dan jangan bersikap keras pada anak
R : jika anak diperlakukan dengan keras maka anak akan lebih memberontak

A.

1.
2.
3.

Kebutuhan
Dukungan dari bidan pada ibu untuk menstimulasi anaknya sesuai dengan usianya
Tujuan
: tahap perkembangan anak sesuai dengan umur anak
KH
: KU anak baik
Perkembangan sesuai dengan umur anak
BB sesuai umur anak
Intervensi
Anjurkan ibu menstimulasi anaknya sesuai dengan umur anak
R : stimulasi dapat membantu perkembangan anak secara bertahap sesuai usianya
Ingatkan ibu agar memberikan ASI secara exsklusif pada anaknya
R : di dalam ASI terdapat nutrisi yang dibutuhkan anak dan lebih banyak dari pada susu
formula
Berikan panduan pada ibu tahap perkembangan anak dan stimulasinya
R : dengan membuka buku panduan ibu dapat lebih mudah melakukan stimulasi pada
anak
IMPLEMENTASI
Tindakan dari intervensi sesuai kebutuhan klien
EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keefektifitasan asuahan kebidanan yang
dilakukan dengan mengacu pada kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA
Giatno, bambang.2005.Buku Pegangan Kader Posyandu.Jawa timur : Dinas Kesehatan
Nursalam.2005.Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: Salemba Medika
Sri Asutik.2005.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Depkes RI
Diposkan oleh Diah Konyel di 04.55

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


SEHAT (TUMBANG)
Juniartha Semara Putra
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT (TUMBANG)
A. Pengertian
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan
tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran
(Whalex dan Wone.2000)
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak
hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup
dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang,
umur tulangdan keseimbangan elektrolit.

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi,
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya
tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan
perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi
cirri tersendiri pada setiap anak.
Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana
imunisasi merupakanusaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di
pakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin
Polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya
adalah imunisasi BCG.
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang
berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi
walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC
yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru),
atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC
yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu
pemberian imunisasi BCG pada umur 0 11 bulan, akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui
intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan
dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang anak


1.

Faktor keturunan (Herediter)


Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui
instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan
pertumbuhan selain disebabkan oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome down,
syndrome turner) juga diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.

a.

Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan


perempuan

b.

Ras

: ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku

bangsa memiliki karakteristik.


2.

Faktor Lingkungan

a.

Lingkungan Internal

1.

Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi
rendah.

2.

Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan
tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi
pertumbuhan sel interstitial testis, memproduksi testosterone dan ovarium memproduksi
estrogen yang mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.

3.

Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sebaya serta guru
berpengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara anak
berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak diluar rumah.

b. Lingkungan Eksternal

1.

Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak mempersepsikan dan
memahami kesehatan berprilaku hidup sehat.

2.

Status sosial ekonomi keluarga


Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonomi
yang rendah serta banyak punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan primernya.

3.

Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari
makanan bergizi

4.

Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak

5.

Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.

6.

Posisi anak dalam keluarga


Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan
mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga

C. Periode Perkembangan
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1.

Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ
dan system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi dampak pada
pertumbuhannya.

2.

Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan
social.

3.

Periode kanak-kanak awal


Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun. Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra sekolah.
Perkembangan fisik lebih lambat dan relative menetap.

4.

Periode kanak-kanak pertengahan


Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih
meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.

5.

Periode kanak-kanak akhir


Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas
seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.
D. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem
bangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini
sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi dan
tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembanagn anak balita yaitu :

1.

Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi


dengan lingkungan.
2.

Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)


Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian
tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat missal:
ketrampilan menggambar.

3.

Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara
spontan.

4.

Gross motor (motorik kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa Milestone
pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal.
Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu
misalnya:

a.

4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemuadian.

b.

10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.

c.

20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.

d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
e.

9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari telunjuk
dan ibu jari.

f.

13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.


KONSEP DASARASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT (TUMBANG)

A.
1.

PENGKAJIAN
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan

Identitas Anak dan/atau Orang Tua


a.

Nama

b.

Alamat

c.

Telepon

d.

Tempat dan tanggal lahir

e.

Ras/kelompok entries

f.

Jenis kelamin

g.

Agama

h.

Tanggal wawancara

i.

Informan

Keluhan Utama (KU)


Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan
rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi
imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari
lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada
dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan
kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa
saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus
dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika
saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi
acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian
lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan

imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat
perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan
sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti
dalam pemberian imunisasi.
a.

Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).

b.

Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

c.

Alergi.

d.

Pengobatan terbaru.

e.

Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi


yang pernah didapat sebelumnya.

f.

Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula


dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan
indikasi imunisasi serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola
perilaku anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun keluarganya).

g.

Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

Tinjauaan Sistem (TS)


Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah
kesehatan pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun
tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan
anak karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang
diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada
pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah baik
jika sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk
peninjauan terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan sistem meliputi:

a.

Menyeluruh/umum

b.

Integument

c.

Kepala

d.

Mata

e.

Telinga

f.

Hidung

g.

Mulut

h.

Tenggorokan

i.

Leher

j.

Dada

k.

Respirasi

l.

Kardiovaskuler

m.

Gastrointestinal

n.

Genitourinaria

o.

Ginekologik

p.

Muskuluskeletal

q.

Neurologik

r.

Endokrin

Riwayat pengobatan keluarga


Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki
kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit
menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi
kesehatan anak, seperti merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat
kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit.
Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada
riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan
kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini
diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya
bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada
anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.
Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai
anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga
memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi,
alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat
membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah
penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa
keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk
memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.
Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi
anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan
imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi

anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan
klinis.
2.

Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan
data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang
ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi
dan juga pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan
pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus
diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan
lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan
dapat diterapkan di lapangan adalah:

a.

Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan warna


dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang menakutkan bagi anak, dan
menyediakan makanan.

b.

Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi
kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk
pendekatan agar anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.

c.

Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan
anak.

d.

Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan
mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

e.

Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak
mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri kesempatan
anak untuk membantu proses pemeriksaan.

f.

Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan


orang tua.

g.

Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang
lain agar tidak takut untuk diperiksa.

h.

Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat
petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga
memudahkannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan
pada anak. Setelah memahami prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan
pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu dikaji adalah

a.

Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti
terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah
ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan
benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal
maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.

b.

Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan
terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan
tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.

c.

Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran
antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya,
pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh
kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan
lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila
petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur

BB, TB, dan lingkar kepala. Meskipun tidak semua ukuran antropometri digunakan,
berikut ini akan dijelaskan cara pengukuran dari masing-masing ukuran antropometri:
a)

Berat Badan (BB)


Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah sebagai
berikut:

1) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera


(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat berupa
dacin atau timbangan injak.
2) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut dilakukan
dengan posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi
duduk dengan menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun,
penimbangan berat badan dapat dilakukan dengan posisi berdiri.
Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:
1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak
tanpa dipegangi.
3) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi
(tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya
lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat
badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
BB anak = (BB ibu dan anak) BB ibu

5) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan


6) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku,
yaitu apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat
badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan
anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning, atau merah.
b) Tinggi Badan (TB)
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi
untuk usia kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan
pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut :
1) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran).
2) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel
pada meja (posisi ekstensi).
3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus
dengan meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut
dengan pita pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah
sebagai berikut :
1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan
posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

c)

Lingkar Kepala
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah
dari kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti
ukuran kepala besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva
normal, berarti ukuran kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Adapun cara pengukuran lingkar kepala :

a.

Siapkan pita pengukur (meteran)

b.

Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian
antrior menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya

c.
d)

Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala


Lingkar Lengan Atas (lila)
Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu
diketahui :

1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian
kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan,
sehingga ukurannya lebih stabil.
2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur).
Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.
4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.
e)

Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang
Xifoidius (incisura subternalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi

berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah sebagai berikut :
1) Siapkan pita pengukur
2) Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.
3) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.
d. Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas
perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat
diketahui secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala,
leher, dada, perut, genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan
umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah
sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan
fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
e.

Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari
pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah
anak berada dalam keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila
anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat
dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih (1996).

f.

Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang
lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila
anak berada di klinik.
Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi


dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
a.

Pertumbuhan dan perkembangan normal


Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik
berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau
sedikit di atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva)
berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang
ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak
sesuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh
Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila
menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang
terdapat pada gambar. Sementara apabila menggunakan tes DDST, anak dapat
melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan
lainnya.

b.

Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal


Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada
jauh di atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah.
Ukuran antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan
lingkar lengan dada. Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila
kemampuan kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak
mengalami keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan anak tidak
sesuai dengan usianya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi


yang terjadi di lingkungan

2.

Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang peran sebagai orangtua baru

3.

Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.

4.

Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh


kembangnya.

5.

Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak

6.

Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status


imunisasi

C.
1.

PERENCANAAN
Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi
yang terjadi di lingkungan

a.

Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak

b.

Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur


anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang

c.

Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut.


Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan

d.

KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.


Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak

2.

Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang peran sebagai orangtua baru.

a.

Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai
umur anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana
menyendawakan bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak

b.

Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model
anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi
anaknya

c.

Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak
sesuai dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang

3.

Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.

a.

Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi


Rasional: mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas

b.

Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu


Rasional: mengurangi risiko cedera pada kaki anak

c.

Beri makanan yang aman untuk usia anak


Rasional: mencegah risiko keracunan makanan

d.

Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan


Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air mandi yang terlalu panas

4.

Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh


kembangnya.

a.

Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang


b.

Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang
dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya

c.

Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak


Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya

5.

Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak

a.

Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai
umur
Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya

b.

Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan


Rasional: mengurangi kecemasan ibu

c.

Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga

6.

Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d

a.

Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan oleh anaknya


Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus didapatkan oleh
anak

b.

Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada


anaknya selain imunisasi yang harusnya didapatkan
Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan

c.

Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit


yang bisa diderita oleh anaknya
Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.

D. PELAKSANAAN
Tindakan keperawatan yang diberikan disesuaikan dengan rencana keperawatan.
E. EVALUASI
A.

Dx 1 : Orang tua mengetahui tugas pekembangan anak yang sesuai dengan kelompok
usia.

B.

Dx 2 : Orang tua mengerti bagaimana cara merawat anaknya

C.

Dx 3 :Anak bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya diidentifikasi dan
lingkungan rumah. Keluarga akan menekankan dan mendemonstrasikan kegiatan yang
aman di rumah.

D.

Dx 4 : Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang pada anaknya
dan informasi yang diberikan.

E.

Dx 5 :Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan perkembangan


anak

F.

Dx 6 : ibu dapat memberikan imunisasi tambahan yang bisa didapat oleh anaknya
selain imunisasi yang harus didapat oleh anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Berhrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta: EGC
Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta. Salemba Medika.

Kriteria Hasil NOC. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.


Muscari, Mary.E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Wong, D.L,dkk. 2004. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
I Putu Juniartha Semara Putra

TUMBUH KEMBANG ANAK

1.

PENGERTIAN
Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat penambahan jumlah atau
ukuran sel dan jaringan interseluler.
Kembang/perkembangan adalah proses pematangan/maturasi fungsi organ tubuh
termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensia serta perlakuan anak.

2.

JENIS TUMBUH KEMBANG

1.

Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam bentuk besar dan


fungsi organisme individu.

2.

Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian


berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan
simbolik seperti berbicara,bermain,berhitung dan membaca.

3.

Tumbuh kembang social emosional bergantung kemampuan bayi


untuk membentuk ikatan batin,berkasih saying,menangani kegelisahan akibat
suatu frustasi dan mengelola rangsangan agresif.

3.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

1.

Faktor Genetik

2.

Faktor herediter konstitusional

3.

Faktor lingkungan
Lingkungan ini meliputi aspek fisikobiopsikososial yang dapat berupa :
a.Orang tua : hidup rukun dan harmonis,persiaan jasmani,mental,social yang matang
pada saat membina keluarga,mempunyai tingkat ekonomo/kesejahteraan yang
cukup,cukup waktu untuk memperhatikan,membimbing dan mendidik anak
b.Pelayanan KIA dan KB yang cukup untuk perlindungan kesehatan Ibu dan Anak
dengan jaringan dan fasilitas yang memadai dalam tenaga,peralatan,anggaran dan
mencakup seluruh populasi.
c.Didaerah perkotaan m,aupun pedesaan diciptakan keadaan yang cukup baik dalam
segi-segi : kesehatan,geografis,demografis,social ekonomi.
d.Pendidikan di rumah,sekolah, diluar sekolah dan rumah untuk pembinaan
perkembangan emosi, social, moral, etika, tanggung jawab,pengetahuan,
ketrampilan dan kepribadian.

D.

TAHAP TAHAP TUMBUH KEMBANG


Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung sampai
dewasa.
a. Tahap prenatal
Masa embrio : mulai konsepsi 8 minggu
Masa tengah fetus : 9 minggu 24 minggu
Masa fetus lanjut : 24 minggu lahir
b. Tahap postnatal

Masa neonatal : lahir 1 bulan


Masa bayi awal : 1 bulan 1 tahun

Masa bayi lanjut : 1 tahun 2 tahun


c. Masa anak (wanita : 2-10 tahun, laki-laki : 2-12 tahun) :
Masa prasekolah : 2 6 tahun
Masa sekolah : wanita 6 10 tahun,laki-laki 6 12 tahun
d. Masa remaja (adolesen) : wanita 10-18 tahun, laki-laki 12-20 tahun
Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun

E.

SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG


Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan pencatatan
yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara teratur dan
pengawasan terutama anak balita.

Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu Menuju


Sehat (KMS).
Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development
Screening Test).
Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak
Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Evaluasi bicara dan bahasa anak
Pemeriksaan fisik
F.

TEORI PERKEMBANGAN MENURUT SIGMUND FREUD


1.Fase Oral : 0 1 tahun
Keuntungan : Kepuasaan/kebahagian terletak pada mulut
Mengisap,menelan,memainkan bibir,makan,kenyang dan tidur.
Kerugian : menggigit,mengeluarkan air liur,marah,menangis jika tidak terpenuhi.
2.Fase Anal : 1 3 tahun
Keuntungan : belajar mengontrol pengeluran BAB dan BAK,senang melakukan sendiri
Kerugian : jika tidak dapat melakukan dengan baik.
3.Fase Phalic : 3 6 tahun

Dekat dengan orang tua lawan jenis

Bersaing dengan orang tua sejenis


4.Fase latent : 6 12 tahun

Orientasi social keluar rumah

Pertumbuhan intelektual dan social

Banyak teman dan punya group

Impuls agresivitas lebih terkontrol


5.Fase genital

Pemustan seksual pada genital

Penentuan identitas

Belajar tidak tergantung pada orang tua

Bertanggung jawab pada diri sendiri

Intim dengan lawan jenis.


Keuntungan : bergroup
Kerugian : konflik diri,ambivalen.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.
Review kembali catatan medik masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan
pada perkembangan anak

2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kaji pengetahuan keluarga akan penyakit/masalah yag berkaitan dengan gangguan


tumbang anak
Tentukan perkembangan anak sesuai umurnya (dengan DDST)
Kaji kemampuan fungsional anak yang meliputi kemampuannya dalam
makan,mandi,berpakaian,berjalan,memecahkan masalah dan berkomunikasi.
Kaji persepsi orang tua kan tingkat perkembangan anak dan pengharapan mereka
terhadap anaknya.
Kaji tentang hubungan orang tua denagan anak
Kaji sumber-sumber yang mendukung seperti tingkat perekonomian keluarga dll
yang dapat mendukung perkembangan anak.
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
Ketidakmampuan penyesuaian berhubungan dengan kelahiran/diagnosis gangguan
perkembangan anak.
Perubahan kemampuan peran orang tua berhubungan dengan kesulitan memenuhi
dan mengasuh anak.
Ketidakefektifan kemampuan anak dalam pola makan b.d ketidakmampuan
lidah,kelumpuhan otot dan kelemahan menelan.
Perubahan tumbang b.d ketidakmampuan
Isolasi social b.d kelainan perkembangan
Resiko cedera b.d perkembangan (sesuai dgn tingkat usia perkembangan anak).

DAFTAR PUSTAKA
Wong DL, 1995, Nursing Care Of Infant and Children Fifth Edition,Mosby Year Book,Philadelpia USA.
Mansjoer A, 1999,kapita selekta Kedokteran Jilid II,media Aesculapius FK UI Jakarta
Potter and Perry,1993,Fundamental Of Nursing, Mosby Year Book,Philadelpia USA.
Short JR, 1994 Penyakit anak Jilid 2,Bina Aksara,Jakarta

Askeb anak sehat usia 9 bulan


ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK SEHAT AN R USIA 9 BULAN
DI BPS. BIDAN LAKSMI W DS. KARANG TENGAH
DISUSUN OLEH:
LIDIA HARIANI
0032008016
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MULIA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
PARE KEDIRI
2010
BAB I
TINJAUAN TEORI
DEFINISI
Pertumbuhan (growth): perubahan dalam besar, jumlah ukuran / dimensi tingkat sel
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur, tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium, dan nitrogen tubuh)
(Suaningsih, 2002 : 21)
Perkembangan (development): Berkembangnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
pematangan.
(Suaningsih, 2002 : 22)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang:
a. Faktor genetik:
Modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
b. Faktor lingkungan:
Faktor yang sangat menentukan tercapai/tidaknya potensi bawaan:
1. Faktor prenatal:
- Gizi pada waktu hamil - Stress
- Mekanisme - Imunisasi
- Zat kimia - Anoxia embrio
- Endokrin - Penyakit kronis
- Radiasi - Fungsi metabolisme
- Infeksi - Hormon

2. Faktor post natal


c. Faktor fisik:
1. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
2. Sanitasi
3. Keadaan rumah
4. Radiasi
d. Faktor psikosoial
1. Stimulasi 5. Stress
2. Motivasi belajar 6. Sekolah
3. Ganjaran/hukuman yang wajar 7. Cinta
4. Kelompok sebaya 8. Kualitas anak orang tua
e. Faktor keluarga dan adat istiadat
1. Pekerjaan/pendapatan orang tua
2. Pendidikan ayah/ibu
3. Jumlah saudara
4. Jenis kelamin dalam keluarga
5. Stabilitas rumah tangga
6. Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka
7. Adat istiadat, norma
8. Agama
9. Urbanisasi
10. Kehidupan politik
Kebutuhan Dasar Anak
a. Asah (kebutuhan akan stimulasi manfaat)
b. Asih (kebutuhan kasih sayang)
c. Asuh (kebutuhan fisik)
Pertumbuhan fisik
a. Pertumbuhan janin intra uterin
b. Pertumbuhan setelah lahir
1. BB 4. Gizi
2. PB 5. Jaringan lunak
3. Kepala 6. Organ tubuh
Perkembangan Anak Balita
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan /
stimulasi guna untuk berkembang.
lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tuaPerkembangan psikososial
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya.
Frenkenberg dan kawan-kawan (1981) melalui DDST mengemukakan 4 parameter:
1. Personal sosial 3. Bahasa
2. Motorik halus 4. Motorik kasar

Beberapa pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui perkembangan seseorang
anak (yang dimaksud dengan perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus
dicapai anak pada umur tersebut) Apabila ada kecurigaan, kita dapat melakukan test
screening (DDST), sehingga deteksi dan intervensi dini dapat dilakukan agar tumbuh
kembang anak dapat optimal
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Klien
a. Anak b. Ibu
Nama : An. R Nama : Ny. D
Umur : 9 bulan Umur : 22 th
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam
Anak ke : I (satu) Pendidikan : SMU
Pendidikan : - Pekerjaan : IRT
Agama : Islam Penghasilan Alamat : Plumpung Rejo Alamat : Plumpung Rejo
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan apa-apa dan ibu mengatakan ingin
mengetahui pertumbuhan anaknya saat ini
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya tidak dalam keadaan sakit apapun
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menurun, menular, dan
menahun seperti: DM, TBC, Jantung, Asma, dll.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun, menular, dan
menahun seperti: DM, TBC, Jantung, Asma, dll.
6. Imunisasi yang didapat: HB, BCG, DAPAT Combo 3x, Polio 4x
7. Riwayat Antenatal
TM I : 2x, keluhan: mual, Tx: B6, afolat
TM II : 2x, keluhan: tidak ada klh, Tx: Vit C, Fe
TM III : 3x, keluhan: tidak ada klh, Tx: Vit C, Fe
8. Riwayat Natal

Umur kehamilan 9 bulan, jenis persalinan normal (spontan), penolong bidan, keadaan
bayi baik, bayi menangis, gerakan aktif, BB 3100gr, PB 49cm
9. Riwayat Gizi
Pemberian ASI dari bayi lahir sampai usia 9 bulan
10. Riwayat Psikososial
Yang mengasuh orang tua, hubungan dengan keluarga baik
11. Riwayat tumbuh kembang
Duduk : 8 bln
Merangkak : 8 bln
Makan biskuit sendiri : 8 bln
Berdiri dengan berpegangan : 9 bln
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan 3x sehari bubur nasi tim (nasi, sayur, lauk)
Minum ASI dan air putih
b. Pola Eliminasi
BAB : 1x sehari, feces lunak, bau khas
BAK : 5 6x sehari, warna jernih
c. Pola Istirahat Tidur
Siang 2jam malam 10 jam
d. Pola Aktivitas
Bermain bersama orang tuanya
e. Perilaku Kesehatan
Mandi 2x sehari, ganti baju 2 3x sehari, keramas 3x seminggu
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,7C
Nadi : 102 X/m
Respirasi : 40 X/m
BB : 9200 gram
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe

Muka : Simetris, tidak pucat


Mata : Simetris, palpebra tidak ada benjolan, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak
icterus
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, kebersihan cukup
Mulut dan gigi : Tidak ada hipersalivasi, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis, bibir
lembab simetris, lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, kebersihan cukup
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kebersihan cukup
Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak batuk, tidak sesak, tidak ada suara
ronchi, tidak ada suara wheezing
Perut : Tidak tidak ada benjolan ada pembesaran,, tidak ada luka bekas operasi
Kulit : Turgor baik, tidak ada oedema, tidak ada kelainan
Punggung : Posisi tulang belakang normal
Genetalia : Testis sudah turun dalam serotum, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedem, tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
Personal sosial : Dada dengan tangan, tepuk tangan
Motorik halus : Menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2 kubus, memegang icik-icik
Motorik kasar : Duduk, merangkak, berdiri berpegangan
Bahasa : Mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara
4. Pemeriksaan Psikologis
Anak sudah terbiasa dengan lingkungan luar, bila didekati orang lain, anak akan
tersenyum dan tidak menangis
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.35 WIB
DX/MX/Keb Data Dasar
DX: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal DS : Ibu mengatakan anaknya
tidak ada keluhan apa-apa dan ibu mengatakan ingin mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan saat ini
DO :
KU : Baik BB 9200 gram
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,7C
Nadi : 102 X/m
Respirasi : 40 X/m
Tahap Tumbuh kembang :
Duduk : 8 bln
Merangkak : 8 bln

Makan biskuit sendiri : 8 bln


Berdiri dengan berpegangan : 9 bln
Tingkat Perkembangan :
- Personal sosial : Dada dengan tangan, tepuk tangan
- Motorik halus : Menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2 kubus, memegang icikicik
- Motorik kasar : Duduk, merangkak, berdiri berpegangan
- Bahasa : Mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
V. INTERVENSI
Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.45 WIB
DX/MX/Keb INTERVENSI Rasional
DX: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit ibu dapat memahami tumbuh
kembang anak.
Kriteria hasil
- KU baik.
- Kesadaran composmentis.
- Berat badan 7,2 11 kg
- Panjang badan 68,0 76,0 cm
Intervensi:
1. Beritahu hasil pemeriksaan anak kepada ibunya
2. Observasi tumbuh kembang anak
3. Anjurkan ibu agar tetap memberikan stimulasi kepada anak untuk tumbuh kembang
anaknya

1. Ibu menjadi tahu keadaan anaknya dan tidak perlu kuatir


2. Untuk mengetahui tumbuh kembang anaknya sesuai dengan umurnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan anak normal sesuai dengan usianya
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.50 WIB
DX/MX/Keb Data Dasar
DX: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal 1. Memberitahu hasil
pemeriksaan anak pada ibunya bahwa tumbuh kembang anaknya sesuai dengan
usianya.
2. .Mengobservasi tumbuh kembang anak, meliputi:
- Motorik halus - Personal sosial
- Motorik kasar - Bahasa
3. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan stimulasi kepada anak untuk tumbuh
kembang anaknya
- sering mengajak bicara anak
-. memberikan mainan
-. memberikan kue/biscuit supaya bisa makan sendiri

VII. EVALUASI:
Tanggal : 02-09-2010 Jam : 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan nakes
O : KU bayi : baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,7C
Nadi : 102 X/m
Respirasi : 40 X/m
BB : 9200 gram
- Personal sosial : Dada dengan tangan, tepuk tangan
- Motorik halus : Menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2 kubus, memegang icikicik
- Motorik kasar : Duduk, merangkak, berdiri berpegangan
- Bahasa : Mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara
A : Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal
P : Lanjutkan intervensi:
- anjurkan ibu untuk tetap memberikan stimulasi kepada anaknya, antara lain:
1. sering mengajak bicara anak

2. memberikan mainan
3. memberikan kue/biscuit supaya bisa makan sendiri
- observasi tumbuh kembang anak

LAPORAN PENDAHULUAN
DDST
A. Definisi Denver Development Stress Test (DDST)
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi
semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah
dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari
beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat
mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyta 89% dari
kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg
melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada
sektor bahassa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan
Denver II.
B. Manfaat

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit
dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu
petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah
metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3.Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan adanya
kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan
C. Perkembangan Menurut DDST II
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).
Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
1. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
c. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2. Cara menghitung usia anak
Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai
perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test
ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia

anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut


a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test
b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak
c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka
bulan didepannya
d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari
e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2 minggu
atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi umur
anak dengan jumlah minggu tersebut
Contoh :
Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir
Tanggal test : 1990 3 13
Tanggal lahir : 1989 1 5
Umur : 1 2 8
3. Alat yang digunakan
a. Alat peraga :
Benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/
permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merahkuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
b. Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
5. Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman dan
senang
Anak tidak sedang sakit
Anak tidak ngantuk, lapar,huas, sedang marah, rewel
Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
Ajak anak bermain
Penting untuk orang tua
Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
Beritahu tujuan test

Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat melakukan semua
tugas yang diberikan kepada anak
Penting untuk pelaksana test
a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan
mengukuti petunjuk berikut :
Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya sektor
personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector motorik halus-adaptif
Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi kurang
tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test berikutnya
Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar penggunaan
watu agar lebih efesien
Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di sebelah kiri
garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur
b. Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang terpenting
pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi perkembangan anak
dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi
6. Cara pengukuran :
a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai
dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social
d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan
atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan
dan tidak dapat dites.
Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang
lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.

Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun
7. Cara penilaian
Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian menarik
garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes pada keempat
sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia, kemudian mulai dilakukan
pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar.
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal tetapi
belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur
(Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak
melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing
sector, berapa yang P, F, dan D,
8. Penilaian test prilaku
Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala pada
lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test dengan
prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah
prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada
orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya saat
itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani
tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak telah
kooperatif
9. Pemberian nilai untuk setiap itemnya
a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau baik atau
orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan
item tersebut (item tertanda L)
b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua /
pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut (khusus yang bertanda L)
c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang bertanda L )
10. Penilaian Peritem
a. Penilaian item Lebih (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian test
secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua )
b. Penilaian itm OK atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test
secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut
Anak gagal (G) atua menolak (M) melakukan tugas untuk item disebelah kanan garis
usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya
merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.

Anak Lulus / Lewat (L), Gagal (G) atau Menolak (M) melakukantugas untuk item
didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap
normal
c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai Peringatan diberikan jika anak Gagal (G) atau Menolak (M) melakukan tugas
untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75% - 90%).
Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia
tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas
anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik
d. Penilaian item T= Terlambar (D = Delayed).
Nilai Terlambat diberikan jika anak Gagal (G) atau Menolak (M) melakukan tugas
untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak
yang lebih muda. Seorang akan seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok
usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas
untuk anak yang leblih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan
mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item dengan hasil
penilaian Terlambar. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama, terlambat
karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis ini memungkinkan anak mendapat
interpretasi penilaian akhir Suspek. Kedua, terlambat karena anak menolak
melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi
penilaian akhir Tak dapat diuji
e. Penilaian item Tak ada kesempatan (No Opportunity). Nilai Tak ini tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai Tak ada kesempatan
diberikan jika anak mendapat skor Tak atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
atau melakukan tes
D. Petunjuk Pemakaian Test Skrining Perkembangan Dari Denver
1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau memberikan
isyarat, jangan sentuh anak
2. Anak harus melihat tangan beberapa detik
3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi diatas sikat
4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu ataumengancingkan/resleting
dibelakang \
5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi yang
lain
6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang harus
dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat
9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu jari,
lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain ibu jari
10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus
menerus
11. Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi
(lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah

13. biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan


14. dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai
satu bagian
15. tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi
jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16. tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya
17. dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung,
mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ?
berbunyi meong ? berbicara ?
19. tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan
20. lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak balok
pada kertas
E. Macam Tes Perkembangan
a. Skala Intelegensi Wechsler untuk anak usia prasekolah dan sekolah
Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun), merupakan
pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk anak-anak yang lebih
besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi diagnostik yang berguna untuk
penilaian terhadap perkembangan anak yang mengalami kesulitan belajar dan retardasi
mental.
b. Skala perkembangan menurut Gessel
Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang bertujuan untuk
menetukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan suatu sistem yang sedang
berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu perilaku motorik,
perilaku adaptif, perilaku bahasa dan perilaku sosial.
c. Tes skrining perkembangan menurut Denver
Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini
mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit) dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
yang tinggi.
Frakenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali terhadap DDST dan juga
tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari
DDST dinamakan Denver II yang mempunyai beberapa perbaikan yaitu peningkatan 86
% pada sektor bahasa, dua pemeriksaan untuk artikulasi bahasa, skala umur baru,
kategori baru untuk interpretasi kelainan ringan, skala penilaian tingkah laku, dan materi
training yang baru.
Denver juga mengelompokkan tugas perkembangan menjadi empat aspek, yaitu :
1. Personal Social (kepribadian atau tingkah laku sosial). Yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemauan diri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus). Yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.

3. Language (bahasa). Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,


mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar). Yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/fornursing7paramedical


personnel.University of Colorado Medical Center
ayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
etjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 63.
://shufriyahsundu1990.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html/8/2/1011
://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-screening-testddst.html/8/2/2011
://amastrezz.blogspot.com/2011/04/denver-development-screening-test-ddst.html
http://perawattegal.wordpress.com/2010/03/18/tumbuh-kembang-anak/

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN
(DDST)

DI SUSUN OLEH :
LISKA NURJANAH
NIM : 1002100024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN
DDST

Pembimbing Institusi,

Mahasiswa,

ISMAN AMIN, S.KM, M.Kes

LISKA NURJANAH

NIP : 19630716 198603 1 003

NIM : 1002100024

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A.
1.

Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK,
LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel sel pada semua sistem
organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 48)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang mengacu pada
jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur
biologis.
(Mansur, 2009 : 25)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
proses pematangan.
(Soetjiingsih, 2005 : 1)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ
tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 49)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007 : 4)
2.
a.
b.
c.

d.
e.
f.

Ciri ciri dan Prinsip- prinsip Tumbuh kembang


a). Ciri ciri tumbuh kembang anak.
Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai
perubahan fungsi.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia belum melewati tahapan sebelumnya.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal dan
pola proksimodistal.

b). prinsip prinsip tumbuh kembang.


a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar kematangan
merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang
ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan
usaha melalui belajar.Anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.
b. Pola perkembanagn dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan.Perkembangan berlangsung dari
tahapan spesifik dan terjadi berkesinambungan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)
3.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak


Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar dasar kepribadian
manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara,
bertingkah laku sosial dll. Ada 2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang
optimal seorang anak yaitu :
a.
Faktor dalam
1.
Ras / etnik dan bangsa

2.
3.
4.
5.

6.

b.
1.

Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak memiliki faktor hereditas
ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.
Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupannya.
Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
Genetik
Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak akan menjadi
ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang bepengaruh pada tumbuh kembang
anak seperti kerdil.
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti ada
sindrom downs dan sindrom turner.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 5)
Faktor luar (eksternal)
Faktor prenatal
Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti club foot.
Toksin / zat kimia
Beberapa obat obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat menyebabkan kelainan
congenital seperti palatoskisis.
Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.
Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan
congenital mata, kelainan jantung.
Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam, Rubella, Citomegalo virus, dan
Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin : katarak, bisu tuli,
mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung congenital.
Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang
menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c.
d.

4.
a.

Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu
Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada ibu hamil
dan lain-lain.
Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan otak.
Faktor pasca salin
Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia
kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar
matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok, dll).
Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang
jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga
lain terhadap anak.
Obat obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 6)
Aspek aspek perkembangan yang dipantau
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.

b.

5.
a.
1.
2.

Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan begian bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengambil sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

Kebutuhan dasar anak


Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
3.
Papan/ pemukinan yang layak.
4.
Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
5.
Sandang.
6.
Kesegaran jasmani, rekreasi.
7.
Dll.
b.
Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
1.
Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
2.
Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
3.
Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
4.
Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5.
Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung pada
pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh demokrasi dan kecerdasan
emosional.
6.
Kemandirian
7.
Dorongan dari orang disekelilingnya
8.
Mendapat kesempatan dan pengalaman.
9.
Menumbuhkan rasa memiliki
10. Kepemimpinan dan kerja sama
11. Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :

Demokrasi (autoritatif)

Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya (child


abuse).

Permisif (serba boleh).

Tidak diperbolehkan.
12. Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti penurut
(easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
c.
Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1.
Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini terdiri atas
pendidikan dan pelatihan.
2.
Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak, seperti bermain,
berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari orang tua.
3.
Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
4.
Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu belum ada
hubungan antar sel otak.

5.

6.
a.

b.
7.
a.
b.
6.
a.

b.

c.
d.
e.
f.

B.
1.

Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin kompleks.
Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan, sehingga terbentuklah
multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggi
Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara, music,
gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencorat-coret
atau menggambar.
Kapan stimulasi dilakukan ?
Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-masa ini
merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3
tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia 14 tahun yang merupakan
akhir pruning.
Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan semakin besar dan
lama manfaatnya.
Kebutuhan akan stimulasi.
Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama, etika, moral,
kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).
Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan non formal.
(Vivian nanny, 2010 : 153)
Anamnesis tumbuh kembang anak
Anamnesis factor prenatal dan perinatal.
Merupakan factor yang terpenting untuk mengetahui perkembangan anak.Anamnesis
harus menyangkut factor resiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan
mental anak termasuk factor resiko untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll.Anamnesis juga
menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.
Kelahiran premature.
Harus dibedakan antara bayi premature (SMK : Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi
dismatur (KMK : Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan
intrauterine.
Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus
diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut.
Anamnesis harus menyangkut factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
anak. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan
berat badannya. Karena erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut.
Penyakit penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada
saat pertama kali datang.
Pola perkembangan anak dalam keluarga.
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada kalanya
perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat.
(Soetjiningsih, 2005 : 16)
Konsep DDST (Denver Development Screening Test)
Pengertian

DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya digunakan untuk
menafsirkan personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak
mulai dari 1-6 tahun.
(Soetjiningsih, 2005 : 71)
2.
a.
b.
c.
d.
e.

Keuntungan DDST
Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.
Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Monitor anak dengan resiko perkembangan.
Menjaring anak terhadap adanya kelainan.
Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan atau
benar-benar ada kelainan.

3.
a.

Alat yang digunakan.


Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik manik, kubus warna merah, kuning,
ungu, biru, permainan anak, botol kecil kecil, bo;a tenis, bel kecil, kertas, dll.
b.
Lembar DDST.
c.
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara cara melakukan tugas dan
cara penilaiannya.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
5.
a.

Prinsip pelaksanaan DDST.


Bertahap dan berkelanjutan.
Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.
Suasana nyaman dan bervariasi.
Perhatikan gerakan spontan anak.
Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.
Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.
Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.
Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.

Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.


Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
b.
Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan
untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll.
c.
Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara spontan.

d.

Perkembangan motorik kasar.


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 55)

6.
a.
1.
2.
b.
1.
2.
c.
d.

7.
a.
1.
2.
3.
b.
1.
2.
c.
1.
2.
3.
8.
a.

Prosedur DDST
Lulus (pass)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak
dapat melakukan dengan baik.
Gagal (failed)
Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas
dengan baik.
Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor sesaat
seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
Normal
Bila tidak ada keterlambatan (delay)
Paling banyak 1 caution
Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
Dicurigai (suspect)
Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah,
sakit. Tidak nyaman, dll).
Tidak teruji
Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus garis umur
Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu
(Vivian nanny, 2010 : 60)
Pelaksanaan DDST
Menetapkan umur anak dengan patokan
30 hari = 1 bulan
12 bulan = 1 tahun
15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test : 2008 08 28
Tanggal lahir : 2006 06 14
--------------------02 02 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.

b.
c.

Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2 bulan.
Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.
d.
Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.

C.
1.

KONSEP MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Pengkajian Data
Tanggal.. jam tempat..
a.
Data subyektif
1.
Biodata
ma
: nama anak ditanyakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru
dengan anak lain.
ur
: untuk mengetahui usia anak saat ini
Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa balita
merupakan dasar
Pembentukan kepribadian anak.
s kelamin
: dikarenakan anak laki laki sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum
diketahui segera pasti menyapa demikian.
ma orang tua : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama, bila ada title yang
bersangkutan harus disertakan.
ur orang tua : sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan
pendekatan.
ma orang tua : sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perlu
seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama.
Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup
sehat.
didikan orang tua : selain sebagai tambahan identitas informasi tentang orang tua baik ayah maupun
ibu dapat menggambarkab keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan
pola pendekatan selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua
juga berperan dala pendekatan selanjutnya misalnya dalam pemeriksaan penunjang
dan tatalaksana pasien.
erjaan orang tua : untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi pasien agar nasehat yang
diberikan sesuai.
mat
: tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, kejelasan alamat
keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien
sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat
tinggal pasien juga mempunyai arti epidemologi.
san datang
: alasan yang mendasari ibu untuk dating ke tempat pelayanan kesehatan.

wayat kesehatan sekarang :keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita suatu
penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang.
ayat kesehatan dahulu : pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis. Terinci
dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak sejak sebelum terdapat keluhan sampai
ia dibawa berobat. Pengobatan yang diterima anak saat sakit ditanyakan kapan
berobat, kepada siapa serta obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil
pengobatan tersebut.
ayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada tidaknya anggota
keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, serta penyakit
menurun seperti asma, hipertensi, penyakit jantung koroner dan kencing manis.
ayat imunisasi : pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas terhadap penyakit penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan bagaimana reaksinya apa saat
lahir langsung diimunisasi.
wayat pemberian MP-ASI : untuk mengetahui anak diberi ASI, susu formula atau sudah diberi
makanan tambahan. Nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh kembang
anak, karena anak sedang tumbuh.
ayat perkembangan : merupakan factor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Tidak
selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori, ada kalanya perkembangan anak
normal sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang
mulainya terlambat ataukarena sakit.Perkembangan terhenti yang kemudian normal
kembali.Dapat juga perkembangan yang langsung pesat misalnya bahasa.
a kebiasaan sehari hari :
a.
Pola nutrisi : nutrisi memegang peran yang penting dalam tubuh kembang anak,
karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa
kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retradasi pertumbuhan anak.
Makanan yang berlebihan juga tidak baik karena menyebabkan obesitas.
b.
Pola istirahat : istirahat sangat dibutuhkan setelah seharian melakukan aktivitas yang
didapat.
c.
Pola kebiasaan : kebersihan baik kebersihan perorangan maupun kebersihan
lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan
perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran
pencernaan.
d.
Pola eliminasi : pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit
kuman karena aktivitas di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk
mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup belum.
t psikososial : suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Interaksi orang tua anak merupakan suatu proses yang majemuk dan
dapat dipengaruhi banyak factor yaitu kepribadian orang tua, interaksi antar anggota
dan pengaruh luar. Selain itu, riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga,
urutan anak ini dan yang mengasuh mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak.
b.
1.
a.
b.

Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: baik / cukup / lemah
Kesadaran
: composmentis / letargis / somnolen / apatis / koma

c.

TTV
Tekanan darah
usia
neonatus
6-12 bulan
1-5 tahun
5-10 tahun
10-15 tahun

Nadi
Umur
Bayi lahir
1 minggu - 3
bulan
3 bulan 2
tahun`
2-10 tahun
>10 tahun

Denyut nadi / menit


Istirahat/tidur
80-160 x/menit
80-200 x/menit

A
Samp
Samp

80-150 x/menit

70-120 x/menit

Samp

75-110 x/menit
55-90 x/menit

60-90 x/menit
55-90 x/menit

Samp
Samp

Rentang
30-60 x/menit
30-60 x/menit
25-50 x/menit
20-30 x/menit
15-30 x/menit
15-30 x/menit

Suhu tubuh
Umur
3 bulan
1 tahun
3 tahun
5 tahun

2.
a.

Istirahat/bangun
100-180 x/menit
100-220 x/menit

Pernafasan
Umur
Neonatus
1 bulan 0 tahun
1-2 tahun
3-4 tahun
5-9 tahun
10 tahun

Sistolik
80 mmHg
90 mmHg
95 mmHg
100 mmHg
115 mmHg

Pemeriksaan antropometri
Berat badan normal

Suhu
37,5 C
37,7 C
37,2 C
37 C
(hand out mata kuliah pemeriksaan fisik bayi)

b.

Usia 3-12 bulan


Usia 1-6 tahun 2n+8
Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata rata pada waktu lahir adalah 50 cm
Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
= 1,5 x 50
= 75 cm
4 tahun 2 x TB lahir
= 2 x 50
= 100 cm
6 tahun 1,5 x TB setahun = 1,5 x 75
= 112,5 cm
13 tahun 3 x TB lahir
= 3 x 50
= 150 cm

(soetjiningsih, 2005 : 21)

c.

Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan
pertama menjadi 44 cm. umur 1 tahun 47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
d.
Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak
berubah sampai usia 3 tahun.
3.
Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Kepala
: ada / tidak benjolan abnormal
Mata
: sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Mulut
: lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu tubuh/belum
Telinga
: ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Dada
: tampak/tidak tarika dinding dada, ada/tidak benjolan abnormal, ronchi +/-, wheezing
+/-.Pernafasan teratur / tidak
Perut
: ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan,
kembung/tidak
integument : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Penilaian perkembangan menggunakan format DDST
Menghitung umur anak
Tanggal pemeriksaan
: 08 12 2010
Tanggal lahir
: 14 07 2010
: 2010 12 08 2010 11 - 38
2010 07 14 2010 07 14
--------------------------------------------- 04 24 4 bulan 24 hari
Jadi usia anak . 5 bulan
Hasil pemeriksaan (personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar )
1.
Personal sosial
Berusaha mencari mainan
:P
2.
Motorik halus
Merah
:P
Cara menghitung umur

Mengamati manik manik


3.
Bahasa
Menoleh ke bunyi icik-icik
Menoleh kearah suara
Meniru bunyi kata-kata
Satu silabel
4.
Motorik kasar
Bangkit kepala tegak
Membalik

:P
:P
:P
:P
:P
:P
:P

II. Identifikasi diagnose dan masalah


Berdasarkan hasil penilaian perkembangan anak . Berusia 5 bulan menggunakan
DDST didapatkan pada sector personal social, motorik halus, bahsa, dan motorik kasar
semuanya dapat dilakukan/ tidak sehingga disimpulkan perkembangan anak ..
dalam kondisi normal/ tidak normal (suspect).
Masalah : tidak ada
III. Identifikasi diagnose potensial dan masalah potensial
Tidak ada
IV. Menetapkan kebutuhan segera
Tidak ada
V. Intervensi
Tujuan : a. terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan anak
b.
agar tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tidak ada hambatan
KH
: anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai usia ukuran tumbuh kembang
anak dalam batas normal
Intervensi :
1.
Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dan penilaian perkembangan dan jadwal
dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
R: pengetahuan ibu bertambah, ibu lebi kooperatif terhadap pemeriksaan yang dilakukan
2.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan mengenai tumbuh kembang anak
R: ibu mengetahui tumbuh kembang anak ada kelainan/tidak
3.
Informasikan pada ibu untuk ebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi
tersendiri bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
R: dengan lebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi tersendiri bagi anak karena
ada dukungan dari orang tua
4.
Sarankan ibu untuk mengawasi pola dan cara makan anak
R: pola dan cara makan akan mempengaruhi tumbuh kembang
VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi
VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba Medika
Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika
Diposkan oleh Liska Nurjanah di Jumat, September 28, 2012

A. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur. Seangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan
belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun
demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya
mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan
penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas
mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya
adlah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka

keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan


perkembangan
anak
dapat
berjalan
dengan
sebaik-baiknya.
B.
Mengapa
Tumbuh
Kembang
Anak
Harus
Dipelajari?.
1.
Sebagai
alat
ukur
dalam
asuhan
keperawatan
2. diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi defiasi dari
normal
3. memepelajari tumbuh krmbang memberikan guide line untuk menilai rata-rata atau
perubahan
fisik,
intelektual,
soaial
dan
emosional
yang
normal
4. mengetuhi perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional merupakan penuntun
bagi perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap
penyakit
dan
dirawat
di
rumah
sakit.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak
dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang
menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut
perlu
diubah
(dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut
adalah
sebagai
berikut:
faktor
keturunan
(herediter)
a.
seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda
dengan
anak
laki-laki
b.
ras
anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak
keturunan
bangsa
Asia.
faktor
lingkungan
a.
lingkungan
eksternal
1.
kebudayaan
kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan
tingkah
laku
dalam
merawat
dan
mendidik
anak.
2.
status
sosial
ekonomi
keluarga
keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak.

Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan
menerapkan
ide-ide
utuk
pemberian
asuhan
terhadap
anak
3.
nutrisi
untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari
makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi
yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakitpenyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus
serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4.
penyimpangan
dari
keadaan
normal
disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak.
5.
olahraga
olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan
otot-otot.
6.
urutan
anak
dalam
keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan
terpenuhi
baik
fisik,
ekonomi,
maupun
sosial.
b.
lingkungan
internal
1.
intelegensi
pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih
baik
jika
dibandingkan
dengan
yang
mempunyai
intelegensi
kurang.
2.
hormon
ada
tiga
hormon
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
anak
yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada
masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon
tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan
kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang
perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen
merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel telur.kekurangan
hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
3.
emosi
hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya
serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual
anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi
anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi

3. Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan


Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi
tunbuh kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol
perkembangannya dan jika ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta
dapat dipecahkan / dicari jalan keluarnya dengan cepat.
D.
Pola
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan
secara
individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula
dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1.
directional
trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan
petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi
neuromuscular.
Prinsip-prinsip
ini
meliputi:
a. cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan
ekstremitas
bagian
bawah.
b.
proximadistal
atau
near
to
far
direction
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota
gerak
yang
lebih
jauh
dari
pusat
misalnya:
bahu
dulu
baru
jari-jari
c.
mass
to
specific
atau
simple
to
complex
(menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari jari yang lebih
sulit
atau
melambaikan
tangan
baru
bisa
memainkan
jari.
2.
sequential
trends
semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh
kembang tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu.
Semua anak yang normal melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase
sebelumnya.
Misal:
tengkurap

merangkak

berdiri

berjalan.
3.
masa
sensitif
pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak

berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.


Masa-masa
tersebut
adalah
sebagai
berikut:
a.
masa
kritis
yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan dapat
digantikan
pada
masa
berikutnya.
b.
masa
sensitif
mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat
perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan
hydrocepallus/encepalitis.
c.
masa
optimal
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya.
Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaanbacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan
yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama
untuk
setiap
anak.
Misalnya:

ada
yang
lebih
dulu
bicar
baru
jalan
atau
sebaliknya
ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
dan sebagainya.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu
dengan protein, bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau
sebagian ( Donna L. Wong, 1999)
Perkembangan fisik berpengaruh secara :
Langsung
Akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak
Tidak langsung
Akan berpengaruh terhadap cara pandang dirinya terhadap keadaan dirinya sendiri dan
orang lain akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak
Daur pertumbuhan utama
Ada empat periode :
Periode pra lahir s.d 6 bulan adalah periode cepat
Akhir tahun pertama pasca lahir : melambat s. d stabil yaitu antara usia 8 12 tahun

Usia 12 18 tahun : periode cepat kembali s. d usia dewasa (ledakan pubertas)


Tahap tenang : dewasa s.d lansia walau berat badan kadang berubah-ubah.
Proporsi tubuh
Masa bayi : ukuran kepala lebih besar dari badan
Masa kanak remaja pertumbuhan kaki dan tangan lebih cepat daripada kepala
Masa dewasa : kepela lebih kecil dari badan, ukuran kepala 2 x lahir, badan 3 x ukuran
lahir, lengan dan kaki 5 kali lahir, otot, tulang, paru paru dan alat kelamin 20 kali
lahir
Otak sempurna 10 tahun pertama, bola mata sempurna 5 tahun pertama, jantung dan
anggota tubuh lainnya mencapai 20 tahun untuk mencapai kesempurnaan.
Bentuk bangun tubuh :
Endomorf : gemuk dan berat
Mesomorf : anak kekar, berat bentuk badan segitiga
Ektomorf : kurus dan bertulang panjang
Otot dan lemak
Ada tiga periode kritis pembentukan sel lemak :
3 bulan terakhir kehidupan pra lahir
2 3 tahun pasca lahir
antara usia 11 12 tahun (usia remaja)
Bila setiap periode ini terlalu banyak makan mengandung karbohidrat akan merangsang
pertumbuhan sel sel lemak yang lebih padat dan jika lemak itu sudah terbentuk akan
menetap seumur hidup.
Berat Tubuh
Usia 4 bulan : 2 x BBL
Usia 1 tahun : 3 x BBL
Usia 2 3 tahun bertambah 2,5 kg setiap tahunnya (Perkembangan Anak : Elizabeth
Hurlock)
Usia 5 tahun : 5 x BBL
Usia remaja 40 45 kg
Antara usia 10 12 tahun mendekati tahap remaja periode lemak berlangsung selama
2 tahun tapi tidak merata terutama wanita.

Gigi
Mulai erupsi usia 6 8 bulan
Usia 9 bulan baru 3 buah gigi
Usia 2 2,5 tahun : 20 gigi susu
Urutan Erupsi : gigi depan bawah
Usia 6 tahun : 1 2 gigi tetap
Usia 10 tahun : 14 16 gigi tetap
Usia 13 tahun 27 28 gigi tetap
Usia 17 25 tahun : bertambah 4 buah gigi bungsu
Makna gigi
Pengaruhnya terhadap emosi, usia 1 3 tahun secar emosional terganggu
Gangguan terhadap keseimbangan tubuh, akibat rasa nyeri dan tidak nyaman
Isyarat kedewasaan, munculnya gigi tetap pertanda masa kanak berganti menuju tahap
dewasa
Penampilan : mencabut gigi susu yang goyang lebih cepat kan membuat gigi baru
tonggos
Pengucapan kata- kata
Perkembangan susunan saraf
Masa kandungan 4 tahun sangat pesat (jumlah dan ukuran), setelah itu
pengembangan sel saraf dalam fungsi.
Perubahan pada masa remaja
Periode pubertas : usia kedewasaan berlangsung 3 4 tahun
Gadis berusi 12 14 tahun
Laki-laki berusia 13 15 tahun
Ada perubahan hormonal (gonadotropin dan pertumbuhan) dan organ reproduksi
Perubahan tubuh masa pubertas
1. Ukuran tubuh, pertumbuhan cepat 2 tahun sebelum kematangan organ reproduksi,
penambahan tinggi 10 15 cm dan berat 5 10 kg , wanita mencapai tubuh dewasa
usia 18 tahun sementara pria usia 19 20 tahun
2. Perubahan proporsi tubuh.
Ada yang proporsional ada yang tidak
3. Ciri kelamin utama dan sekunder

Prilaku masa puber : cenderung sulit diduga dan agak melawan norma (tahap negatif),
mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan fikirannya, sangat kritis, ingin mandiri,
cenderung menyendiri.
Perasaan tidak nyaman, sangat memperhatikan pandangan orang lain sehingga
berpengaruh terhadap jangka panjangnya dalam sikap, prilaku sosial, minat dan
kepribadian.
Bahaya perkembangan fisik :
Kematian, 2 mg pertama kehidupan : masa kritis, 1 tahun pertama kehidupan akibat
penyakit, 2 tahun pertama kehidupan akibat kecelakaan.
Sakit ; saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi, usia 3 8 tahun rawan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dari kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang lebih
kompleks melalui proses belajar
Prinsip prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan
dan berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau
proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan
keahlian baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang
mempengaruhi selama masa kritis
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :
A. SIGMEUN FREUD (PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL)
1. Fase oral (0 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat

mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau
benda benda sekitarnya.
2. Fase anal (2 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4. fase latent (4 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak nak mencari teman
sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari
orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa
cinta dengan berbeda jenis kelamin.
B. PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan
berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan
masalah kompleks menjadi simple dan
memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi
dengan kemampuan yang dimiliki anak.
a. Tahap sensori motor ( 0 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat
simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations,
awal kemampuan berfikir.

b. Tahap pra operasional ( 2 7 tahun)


v Tahap pra konseptual (2 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan
dengan dirinya, pola pikir egosentris.
Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu
peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri ciri
objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik
terjadi bila anak mulai selalu mengubah ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula mula
ia mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri sendiri, tapi kemudia mengelompokan
mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar kecilnya dst.
v Tahap intuitif ( 4 7 tahun)
Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu
dari objek dan semata mata didasarkan atas penampakan objek
c. Tahap operasional konkrit ( 7 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun
bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap.
Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam
cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
d. Tahap operasional formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek objek yang ia
fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang
berbeda.
C. ERIKSON (PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan
tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana
memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau
tidak dengan tugas perkembangannya.
Perkembangan psikososial :
1. Trust vs. missstrust ( 0 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan
mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan
kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.

2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 3 tahun)


Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta
dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan
hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu ragu. Kedua orang tua objek
sosial terdekat dengan anak.
3. Initiatif vs Guilty (3 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan
sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah
sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil
tindakan atas kehendak sendiri.
4. Industry vs inferiority (6 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya
dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu
dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan
muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan harapan kelompoknya dan dorongan yang
makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya,
anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini
maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan
hidup. Kesiapan membina hubungan dengan
orang lain, perasaan kasih sayang dan
keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan
terkucil atau tersaing.
7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan

individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang


tetapi bila tahap tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka
mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan
tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa
semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.

D. KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)


1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman
terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang
ditimbulkan oleh prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri
dengan harapan harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian
atau benda.
2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial
agar disebut anak baik atau anak manis
3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi
mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya
lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
E. HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi
yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran,
malu, gembira, marah dan takut.
Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari
seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang
matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap

perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan


orang tua dan lingkungan.
menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan intelektual
lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat mengantisipasi kegiatan
rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap sewaktu menyiapkan
makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi makan, ia akan
dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat
mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat
berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan
sebelum untuk memberikan pengetahuan. Pengetahuan ini didapat dari pengalaman
bergerak, meraba, suara, penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi.
Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak tidak dikenalkan dengan semua hal baru,
memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut Pulaski menjelaskan teorinya dengan
membagi tahapan perkembangan intelektual menjadi :
Tahap I : Sensorimotorik (lahir 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan bendabenda untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan berupa
pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut. Jawaban ini berupa
refleks-refleks. Refleks ini diperlukan unutk mempertahankan hidupnya. Misalnya
refleks untuk makan, bersin. Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik
memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Tahap II : Pre Operasional ( 2 7 tahun)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre
operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu
menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi segera.
Tingkah laku anak berubah menjadi egosentrik.
Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan
fakta-fakta serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat
berpikir secara abstarak, dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh
: anak dapat menghitung walaupun susunan benda diubah serta mengatahui jumlahnya

tetap sama.
Tahap IV : Format Operation (11 dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin
terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk berpikir
sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu,perkembangan intelektual juga
dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang tua,
anak dan dengan lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anaka.
Dengan kata lain apabila interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara
lebih cepat sedangkan apabila interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai
bicara.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang dicerminkan
dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian yang sehat
apabila ia mampu untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia inginkan
dan menjadi interdependent pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam
kehidupan.
Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan
sebelum ia melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.
4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan
bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang
sebagai aktifitas yang menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.
Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap
fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.

TEORI PERKEMBANGAN OLEH SIGMUND FREUD


Fase Oral ( 0 8 tahun)
(+) yang memberikan kepuasan / kebahagiaan mulut menghisap
menelan
memainkan bibir
makan, kenyang, tidur
(-) menggigit, mengeluarkan air liur, marah / menangis jika tidak terpenuhi.
Tugas Ibu penuhi fase oral dengan sabar.
Fase Anal ( 1 3 tahun )
Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar anus.
(+) BAB / BAK senang melakukannya sendiri.
( ) Jika tidak dapat melalui dengan baik akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkan.
Belajar mengontrol pengeluaran.
Konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri.
Fase Phallic ( 3 6 tahun)
Memegang-megang genitalia
Dekat dengan orang tua lawan jenis
Oedipus Complex mencintai ibu
Electra Complex cemburu karena tidak punya penis
Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya
(+) egosentris, sosial interaksi
( ) mempertahankan keinginan
Fase Laten
Orientasi sosial keluar rumah senang bermain
Pertumbuhan intelektual dan sosial
Banyak teman gang
Impuls agresivitas lebih terkontrol.
Fase Genital
Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
Pemusatan seksual pada genital

Penentuan identitas
Belajar tidak tergantung pada orang lain
Bertanggung jawab pada diri sendiri
Intim dengan lawan jenis
(-) konflik diri, ambivalen
(+) peer group
Tanggung jawab perawat membantu anak menyelesaikan tahap-tahap
perkembangan dan antisipasi terhadap orang taua tentang fase-fase yang akan
dilaluinya.
Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1.
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang
yang berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang
berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga
berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja


Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi
akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
1.

Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )

a.
masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi
yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b. masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari
2 periode yaitu :
a.
masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin,
terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh
telah terbentuk dan mulai berfungsi.
b.
Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya
perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui
plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid)
omega 6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.
2. Masa bayi

: usia 0 1 tahun

a.
masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1.

masa neonatal dini

2. masa neonatal lanjut

: 0-7 hari
: 8-28 hari

b.
masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari 1 tahun).
3. masa prasekolah

Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan
aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.
4. masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan
jenis kelamin yang sama ( usia 6 18/20 tahun).
a.

masa pra remaja

b.

masa remaja :

1.

masa remaja dini

a.

wanita

b. pria

: usia 6-10 tahun

: usia 8-13 tahun


: usia 10-15 tahun

2. masa remaja lanjut


a.

wanita

b. pria

: usia 13 18 tahun
: usia 15-20 tahun

Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing masa
mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.
Tumbuh Kembang Neonatus
1. Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi
janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk
bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang
mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat
dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan
antara 2500 4500 g.

Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya
menunjukkan panjang badan sekitar 45 55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1.

Pertumbuhan janin intrauterin

Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang
dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat
menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu
pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi
organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem
tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
2. Pertumbuhan setelah lahir
a.

Berat badan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke
10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi
3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada
umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun.
Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai
pre adolescent growth spurt ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan
berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan adolescent
growth spurt ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , growth
spurt ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun,
sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak
perempuan lebih cepat berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18
tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada
umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak
mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 600 gram/bulan pada triwulan II

350 450 gram/bulan pada triwulan III


250 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan
berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
1. Lahir
2. 3-12 bulan

: 3,25 kg
: umur(bulan) + 9

3.1-6 tahun

: umur(bulan) x 2 + 8

4. 6-12 tahun

: umur(bulan) x 7 5

Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat
badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat
ini !
2004 11 30 ( Lahir )
2005 03 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b. Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan
anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun

13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a. Lahir

: 50 cm

b. Umur 1 tahun

: 75 cm

c. 2-12 tahun

: umur (tahun) x 6 + 77

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi
badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan
potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
TB anak laki-laki

= ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah 8,5 cm

Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik Tumbang
untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data
senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB
optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
( 165 cm 13 cm ) + 160 cm 8,5 cm
312 cm / 2 8,5 cm
156 cm 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak
perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :

pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana
ukuran panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota
gerak sangat pendek.


Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran anteroposterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih
pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.

Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional
kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.
Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi
yang
berguna
agar
potensi
berkembang,
sehingga
perlu
mendapat
perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu :
1.

Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).

2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )


3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan,
seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu
perkembangan :
1.

Tingkah laku sosial

2.

Menolong diri sendiri

3.

Intelektual

4.

Gerakan motorik halus

5.

Komunikasi pasif

6.

Komunikasi aktif

7.

Gerakan motorik kasar

Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai


anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu
kemudian

: tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara

12-16 minggu

: menegakkan kepala, tengkurap sendiri

menoleh kearah suara

memegang beneda yang ditaruh ditangannya

20 minggu
26 minggu

: meraih benda yang didekatkan padanya


: dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke

duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan

makan biskuit sendiri

9-10 bulan

memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk

merangkak

bersuara da.. da

tangan lainnya

: menunjuk dengan jari telunjuk

13 bulan

1-2 minggu

: berjalan tanpa bantuan

mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan
anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat
melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih
optimal.

Denver Development Stress Test (DDST)


DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit),
dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian
yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara
85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan
perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyta 89% dari kelompok DDST
abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg
melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada
sektor bahassa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan
Denver II.
a.

Aspek perkembangan yang dinilai

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi :

Personal Social ( perilaku sosial )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi


dengan lingkungannya.

Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,


melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Language ( bahasa )

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan


berbicara spontan.

Gross Motor ( gerakan motorik kasar )

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.


Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang
horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada
waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara
25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
b. Alat yang digunakan
Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning,
hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.

Lembar formulir DDST.

Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara penilaiannya.
c.

Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :

Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :

3-6 bulan

9-12 bulan

18-24 bulan

3 tahun

4 tahun

5 tahun

Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan


pada tahap I. Kemudian dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian


apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No.Opportunity = N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur
kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
elanjutnya berdassarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal,
Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites ( Untestable ).
Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Meragukan
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis verikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut ;

Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut ;
1994 10 5 ( saat tes dilakukan )
1992 5 23 ( tangga lahir Budi )
Umur Budi 2 4 12 = 2 tahun 4 bukan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari,
maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak
tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugasyang terletak di sebelah kiri garis
itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi(2 tahun 4 bulan).
Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut.(F), maka berarti suatu
keterlambatan poda tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada
pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukanlah suatu
keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan
lagi. Begitu pula pada kotak-kotak sebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R
maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila
terdapat kode nomor maka tugas perkembangan doites sesuai petunujuk dibaliknya
formulir.
Agar lebih cepat dalamelaksanakan skrining, maka dapat digunakan thp praskrining
dengan menggunakan :

DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas 8 hingga
seluruhnya ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu
gagal atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST
lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST
Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.

PDQ ( Pra-Screening Development Questionnaire )

Bentuk kuesioner ini digunakan orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi
orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada

kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemungkinan dinilai berdasarkan kriteria
yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.
Referensi :
1.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI.
Jakarta. 192 : 6 18.
2.

Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.

3.

Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.

4.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 63.

5. Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ).


EGC. Jakarta. 2000 : 37 45.
6.
Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan
Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang Pediatri
Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandu

Anda mungkin juga menyukai