Matrixs Menstra
Matrixs Menstra
EKSTERNAL
FAKTOR
OPPORTUNITY
STRENGTH
Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga
Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik
EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.
FAKTOR
Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia
menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional
terutama untuk pasar lokal.
THREAT
STRENGTH
FAKTOR
EKSTERNAL
OPPORTUNITY
Banyaknya penduduk
Indonesia dan masih
rendahnya konsumsi obat
WEAKNESS
FAKTOR INTERNAL
Melakukan
pembaharuan
dengan
menggunakan
riset
konsumen terhadap anggapan
miring dari produk .
pihak manajemen perusahaan
perlu
menetapkan
upaya/tindakan
untuk
lebih
meningkatkan kemasan produk
agar lebih menarik perhatian
dan meyakinkan konsumen
menambah varian-varian baru
agar konsumen memiliki pilihan
alternatif dalam mengkonsumsi
obat generik
EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
Kebijakan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh perusahaan dan meningkatnya jumlah
permintaan konsumen akan obat secara keseluruhan masih belum terpenuhi
Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga
mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.
FAKTOR
THREAT
WEAKNESS
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi
atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi
dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Jenis-Jenis Analisis SWOT
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O
dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu
ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu
pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya
adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada
masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen
yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan
model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen
dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki
pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T,
maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing
komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini
berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya,
SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah
berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana
harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana
menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau
program.
Pembahasan
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat
dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan
farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks
perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan
farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal
4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik
dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan
kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa dan masyarakat.
Terjadinya krisis ekonomi yang multidimensi berdampak pada meningkatnya harga obat-obatan
terutama harga obat paten/merek dagang, kondisi ini sekaligus berakibat pada tidak dapat
terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat yang tengah mengalami penurunan daya beli.
Guna menanggulangi kondisi tersebut dibutuhkan adanya peran serta industri farmasi khususnya
dalam memproduksi, mengembangkan dan memasyarakatkan obat-obatan yang harganya
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan. Salah
satu bentuk peran serta industri farmasi yang tengah dilakukan adalah dengan memasarkan dan
memasyarakatkan obat generik.
Strength / kekuatan :
Kimia Farma merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kesehatan untuk
masyarakat. Banyak produk-produk kimia farma yang menjadi inovator dengan mengembangkan
obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi
strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang
berbasis teknologi tinggi.
Obat generik merupakan salah satu produk farmasi yang kompetitif karena memiliki keunggulan
harga lebih murah 2 8 kali harga obat paten/merek dagang pertamanya dan memiliki kualitas
yang sama dengan obat merek dagang pertamanya.
Kebijakan memasyarakatkan dan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh perusahaan juga
sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen akan obat secara keseluruhan yang
mencapai 9,93% per kapita, serta 92% potensi pasar bisnis industri farmasi di Indonesia masih
belum terpenuhi. Hal tersebut menjadi peluang bisnis yang kompetitif bagi 200 industri farmasi
yang ada di Indonesia termasuk PT. Kimia Farma Tbk. untuk lebih mengembangkan obat generik
sehingga mampu memiliki daya saing strategis dan dapat meningkatkan kemampu labaan. Guna
mengantisipasi persaingan bisnis yang kompetitif di pasar industri farmasi khususnya dalam
memasarkan maka pihak manajemen PT. Kimia Farma Tbk. harus mengupayakan untuk
menerapkan strategi bersaing.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dalam menghadapi
persaingan bisnis obat generik meliputi ; pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap kualitas
obat generik, faktor peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta faktor kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar
pertimbangan dalam memasarkan obat generik.
Weakness / kelemahan :
Kinerja atribut/variabel obat generik sebagai berikut ; kinerja atribut kemasan dan variasi
(keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga pihak manajemen
perusahaan perlu menetapkan upaya/tindakan untuk lebih meningkatkan kemasan produk agar
lebih menarik perhatian dan meyakinkan konsumen serta menambah varian-varian baru agar
konsumen memiliki pilihan alternatif dalam mengkonsumsi obat generik.
Opportunity / peluang :
1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan
pasar potensial yang bisa dikembangkan.
2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat
menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat / ancaman :
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya perang saudara
terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di
kategori yang sama.
2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga
mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.
3 Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat
menjadi lebih sulit dikontrol.
4 Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin
meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.
DAFTAR PUSTAKA