Anda di halaman 1dari 2

Metode Lowry

Metode Lowry dikembangkan kurang lebih 45 tahun yang lalu. Nama Lowry diambil dari
pencetus metode ini yang paling senior. Metode ini merupakan pengembangan dari metode Biuret,
dengan penambahan pereaksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat. Adanya inti aromatis pada
asam amino triptofan, tirosin, dan fenilalanin yang menyusun protein tersebut akan mereduksi
fosfomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna biru yang jika digabung dengan warna yang
terbentuk dari pereaksi lain yang digunakan pada metode ini maka dapat diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 600 nm. Metode Lowry lebih sensitif dibanding metode biuret.
Prosedur penetapan kadar protein dengan metode Lowry :

Pembuatan Pereaksi Lowry A :


Pereaksi Lowry A merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat. Pereaksi
ini tersedia di pasaran dan stok yang ada di pasaran tersebut diencerkan terlebih dahulu
sebelum digunakan dengan perbandingan 1:1.

Pembuatan Pereaksi Lowry B :


Pereaksi Lowry B merupakan campuran natrium karbonat 2% dalam 100 mL natrium
hidroksida 0,1 N. Pada larutan ini ditambah 1 mL tembaga (II) sulfat 1% dan 1 Ml kalium
natrium tartrat 2%.

Pembuatan kurva baku


Dibuat larutan bovin serum albumin (BSA) dengan konsentrasi 300 g/mL (Li) lalu
dibuat seri konsentrasi dalam labu takar 10 mL, misal dengan komposisi berikut :
No tabung
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Li ( g)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1000

Kedalam masing-masing labu takar ditambah 8 mL Pereaksi Lowry B dan dibiarkan


selama 10 menit, kemudian ditambah 1 mL Pereaksi Lowry A dan ditambah dengan aquades
sampai batas volume. Larutan digojog dan dibiarkan selama 20 menit. Selanjutnya absorbansi
larutan dibaca pada panjang gelombang 600 nm terhadap blanko (sebagai blanko adalah
tabung reaksi No.1 pada tabel diatas).

Penyiapan sampel
Diambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, lalu diendapkan
dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis
proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Protein
yang mengendap dipisahkan dalam sentrifuge dengan kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit,
lalu dipisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarukan

kembali dengan buffer asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 mL. Sejumlah volume tertentu
larutan diambil dan dilakukan penetapan kadar sebagaimana pada pembuatan kurva baku
mulai dari penambahan 8 mL Pereaksi Lowry A sampai seterusnya.
Perlu diperhatikan adanya faktor pengenceran agar absorbansi sampel sedapat mungkin
harus masuk dalam kisaran absorbansi kurva baku.

Anda mungkin juga menyukai