Anda di halaman 1dari 1

Kecepatan Aliran

Makanan enteral harus diberikan dalam jumlah kecil (diberikan sedikit-sedikit), atau dalam bentuk
makanan encer sampai penderita mampu mentolerir makanan yang (lebih) kental. Kali pertama, makanan
biasanya diberikan dengan kekentalan seperempat sampai setengah: sebanyak 25-50 cc tiap jam, selama
paling tidak 8 jam. Jika makanan tersebut bisa ditolerir oleh pasien (pasien tidak muntah, diare, atau
terjadi glukosuria), kecepatan pemberian boleh ditingkatkan sebanyak 25 cc/jam setiap 8-12 jam. Gejalagejala yang tidak diingini yang mungkin terjadi adalah rasa mual, muntah, diare, dan kram.
1. Hari I
Makanan diencerkan sampai kekentalan biasa (kekentalan formula). Berikan hanya 50-100 cc tiap kali
makan (untuk pemberian dengan cara bolus), atau 20-70 (rata-rata 25) cc/jam jika dilakukan penetesan
terus menerus (continuous drip).
2. Hari II - III
Makanan diencerkan sampai. Kecepatan infus ditambah 25 cc tiap kali makan, atau 50-90 cc/ jam.
3. Hari IV - V (atau sampai toleransi terjadi)
Kecepatan penginfusan ditingkatkan perlahan-lahan sampai 300-400 cc formula (keken-talan 100%),
atau 15-30 cc/menit ditolerir tiap 3 jam (6-8 kali makan/hari) dengan ma-kanan bolus, atau 125 cc/jam
secara continuous drip (tetes terus menerus). Toleransi da-pat dipantau melalui masukan dan keluaran
cairan, uji glukosa urin, dan status klinis penderita.

Anda mungkin juga menyukai