Anda di halaman 1dari 44

KETAHANAN KELUARGA

OLEH: NURYATIN, S.Pd.

A. LATAR BELAKANG
Gejala perpecahan dan gejolak keluarga akhir2 ini
makin terasa. Berbagai indikator mudah dilihat.
Misalnya: Perceraian, pertengkaran suami-istri,
kenakalan anak (menentang orang tua, mencuri,
berjudi, melanggaran aturan sekolah dan
berjudi,meminum minuman keras, penggunaan

Gejala-gejala tadi bersumber dari berbagai faktor,


yaitu:
1.Ketakberfungsian sistem keluarga.
2.Keluarga materialistik
3.Isteri berkuasa
4.Ketakharmonisan hubungan seksual

1. Ketakberfungsian sistem keluarga


Sistem keluarga : terjadinya komunikasi dua
arah (suami-isteri) dan komunikasi segala
arah bagi semua anggota keluarga (ayahibu-anak).
Setiap komponen keluarga berungsi :
mengarahkan, membina, dan memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada
semua anggota keluarga.

Menurut Minuchin (1980)


KELUARGA adl satu kesatuan (entity)
suatu sistem atau suatu organisme.
Keluarga bukanlah merupakan kumpulan
(collection) atau penjumlahan (a sum total)
dari individu2.

Ibarat
Amoeba

Keluarga mempunyai komponen2 yg membentuk


organisme keluarga itu.
Komponen2 itu adl anggota keluarga
Sistem keluarga berfungsi untk saling membantu dan
memungkinkan kemandirian setiap anggota keluarga
Apabila ada satu sistem keluarga terganggu/ tdk
berfungsi, mk sistem keluarga akn terganggu pula

Untuk mengetahui sistem keluarga berfungsi


atau tidak, mk dapat mengajukan pertanyaan:
Apakah sistem keluarga menyediakan suatu
susunan yang mendorong tercapainya kebutuhan2
bagi semua anggota keluarga?
Apakah struktur organisasi keluarga
terutamadalam hal psiko-kultural mampu
memenuhi kebutuhan semua anggotanya?
Apabila jawabannya TIDAK, mk keluarga itu
dapat digolongkan TAKFUNGSIONAL.

Menurut Aponte dan Ban Dausen


(1980) ada beberapa
Ketakberfungsian keluarga:

a. Tembusnya batas2 dan aturan dalam


keluarga
Pada keluarga fungsional batas/ aturan
keluarga dimengerti dan sifatnya fleksibel.
Penyebab pertama, pada keluarga
takfungsional terjadi sebaliknya.

Akibat terjadi campur aduk perilaku,


menyebabkan rendahnya toleransi untuk
menjunjung kreativitas, kemandirian , dan
terhambatnya perkembangan2 anggota
keluarga.
Contoh:
Sebagai isteri yg sudah berumah tangga
namun rendah rasa tanggung jawab.
Seorang anak telah tamat SMA, tapi masih
bersikap anak mami dan sulit untuk
mandiri.

Penyebab kedua, salah dalam menerapkan


kasih sayang shg batas atau aturan dlm
keluarga mjd tdk berfungsi.
Contoh:
Masing2 anggota keluarga bertindak
sendiri2
Tdk ada kebersamaan
Artinya aturan keluarga sudah hilang sama
sekali.

b. Terjadi Blok-blok dalam Keluarga


Dalam keluarga takfungsional sering
terjadi blok-blok.
Dalam hal ini isteri membentuk Blok
dengan Ibunya untuk melawan suaminya.
Pada keluarga besar, misalnya anak laki2
memihak ibu ketika terjadi pertengkaran
antara ayah dan ibu, anak laki2 itu malah
menyerang ayahnya dg tujuan untuk
membela ibunya.

Keluarga yang terdiri dari dua blok

dyad
Keluarga yang terdiri dari tiga blok

triad

c. Menurunnya Kewibawaan
Jika kewibawaan orang tua/suami sudah
hilang, atau orang tua/suami terlalu otoriter
mk keluarga itu tdk akan berfungsi lagi.
Contoh:
Isteri mjd penguasa di rumah tangga dimana
seorang suami patuh saja dg segala
kehendaknya.
Itu berarti wibawa seorang suami telah
hilang dan scr otomatis kelrga itu tdk
fungsional lg

Demikian juga jk seorang anak


perempuan menyuruh Ibunya
membersihkan rumah karena teman2nya
akan datang, berarti wibawa sbg seorang
Ibu telah hilang karena sudah diperintah
oleh seorang anak.
Ini bisa terjadi dg berbagai alasan,
mungkin dg latar belakang profesi
pekerjaan si anak yang jauh lebih tinggi
dg gaji tinggi shg bisa membutakan mata
hatinya thd sang Ibu.

Masalah kewibawaan berawal sejak dini,


sejak rumah tangga mulai dibangun, atau
sejak anak2 masih kecil.
Kasih sayang yang tak pada tempatnya
adalah sumber utama merosotnya
kewibawaan suami atau orang tua.
Orang tua/ suami yg otoriter (berkuasa)
mrpkn sumber ketakberfungsian keluarga.
Karena pada situasi ini, biasanya kreativitas
akan mati, dan scr otomatis anggota
keluarga akan pasif dlm segala hal.

2. Keluarga Materialistik
Gejolak dan kekacauan keluarga lebih
menakutkan daripada ketakberfungsian
komponen2 sistem keluarga.
Namun, hal ini tetap menjadi awal dari
kekacauan keluarga.
Maksudnya, tujuan keluarga itu adl
mengumpulkan harta benda dengan asumsi
bahwa hal itu akan membahagiakan
keluarganya tujuh turunan.

Karena suami/ayah kurang penghasilannya, mk Ibu


terjun ke luar rumah untuk mencari nafkah
Akibatnya, anak2 di asuh dan dididik oleh
pembantu yang notabene berpendidikan kurang.
Shg anak2 kehilangan perhatian dan kasih sayang,
shg ketika mereka sudah menginjak remaja ,
mereka sering menemukan perhatian dan kasih
sayang diluar rumah.
Hasil pengamatan dari beberapa Lembaga
Penitipan anak, menunjukkan bahwa sebagian
besar anak2 yg menghuni tempat tsb adl berasal
dr keluarga yg orang tua mereka amat sibuk di
luar rumah.

3. Isteri Berkuasa
Islam mengajarkan bahwa laki2 adl
pemimpin thd perempuan atau suami atas
isteri dan anak2nya.
Namun, dalam perjalanan hidup
materialistik, kadang2 suami yg rendah
pendidikan, derajat dan penghasilan
biasanya mjd bulan2an isteri.
Karena isteri mempunyai kualitas yg serba
tinggi, mk merasa berkuasa atas suami dan
rumah tangga.

Rumah tangga yg demikian sering menjadi


ajang pertentangan dan pertengkaran
Akibatnya anak2 kehilangan kendali.
Kehilangan kendali juga disebabkan anak2
terpengaruh oleh lingkungan sosial yg buruk
shg kewibawaan orang tua menurun dimata
anak2.

4. Keharmonisan Hubungan Seksual


Rata2 keluarga Stress menyebabkan
hubungan seksual tdk harmonis dan tdk
memuaskan
Mereka jarang membicarakannya karena
malu atau menganggap tidak perlu.
Suami isteri sering mendiamkan persoalan
yg penting itu, akibatnya jarak antara
mereka makin membesar.

Faktor stress bersumber dari konflik


kejiwaan antara suami isteri.
Konflik bermacam2 sebabnya, namun
penyebab utamanya adl kurangnya toleransi
dan penghargaan pada masing2.
Emosional adl penyulut utama dlm konflik.
Jk konflik tdk terpecahkan, mk suami
isteri akan terus-terusan stres.

Ada juga faktor impotensi klinis yg disebabkan


gangguan faal tubuh dan seringnya melakukan onani
di waktu masih muda.
Apabila penyakit ini ditunjang oleh tekanan jiwa
maka orang itu akan mengalami impotensi berat.
Disamping itu, sehubungan dg perkembangan
zaman, sering masalah kesucian laki2 dan wanita
mjd pertanyaan.
Yaitu, apakah mereka tertular penyakit kelamin
atau mengalami infertilitas?
Kecurigaan ttg hal tsb akn dpt diatasi dg
pemeriksaan dini sebelum memasuki jenjang
pernikahan.

B. SITUASI GLOBAL
Masyarakat Islam sangat terkejut
ketika muncul usul dari Negara2
Barat melalui PBB dalam Sidang
ICPD (International Conference
on Population and Development)
Bulan Desember th 2000 yg lalu
di Kairo.

Usulannya adalah agar PBB mengakui hal2


berikut ini:
1.Pengakuan thd keluarga homo dan lesbi
2.Mengesahkan pergaulan free-sex (seks
bebas)
3.Mengakui keluarga single-parent, yaitu Ibu
yang memelihara anak Jadah (zinah) disahkan
sebagai keluarga
4.Dituntut pengakuan masyarakat dunia thd
aborsi (pengguguran kandungan).

Jelas sekali apabila usulan2 tsb diterima


masyarakat dunia termasuk Islam, mk
berarti keluarga sudah hancur.
Namun kejadian itu akan terus berlangsung
terus
Sebagai contoh: kehamilan wanita diluar
nikah amat sering terjadi di masyarakat
kita bahkan di sekeliling kita.
Bahkan karena pengaruh film2 barat,
perilaku tsb hampir dianggap biasa oleh
pasangan2 yg berpacaran, dan mereka
merasa bebas melakukan hubungan seks di
tanpa nikah/ ikatan perkawinan.

Masalah kita adl BAGAIMANA


MENGANTISIPASINYA?????
KUNCI SUKSES ANTISIPASI Terletak pada:
1.Kekuatan Keluarga, dimana anak dan remaja
merasa betah dirumah, sayang pd orang tuanya,
taat beribadah, dan selalu berkomunikasi dg
keluarganya mengenai persoalan pribadi dan seks
2.Membatasi film2 Barat yg tdk mendidik dan
merugikan Islam, mslnya dg
memperluasninformasi ttg seks dan pernikahan
thd remaja melalui diskusi, seminar dan
penyuluhan di sekolah2 dan masyarakat umum.

C. KEKACAUAN KELUARGA
Kehidupan keluarga dijaman kemajuan
industri dan teknologi mengalami berbagai
cobaan.
Cobaan yang dimaksud bukan hanya karena
faktor ekonomi, akan tetapi lebih banyak
pada faktor sosial-psikologis.
Keluarga kaya belum tentu luput dari
masalah sosial-psikologis yg kemungkinan
lebih banyak.

Sebab-sebab Keretakan Keluarga


Broken home sudah mjd istilah populer
dikalangan masyarakat kita.
Demikian populernya, jk ada kasus suami-isteri
bertengkat, atau anak kabur dari rumah, sudah
dikatakan bahwa telah terjadi broken home.
Padahal, belum tentu telah tjd broken home.
Seberapa besar kuantitas dan kualitas
peristiwa dan perilaku negatif anggota
keluarga yg berdampak bisa menjurus kepada
kehancuran dan perceraian di keluarga

Secara Sistematis, sebabsebab keretakan keluarga,


ada 2 faktor besar, yaitu:
1. faktor Internal
2. faktor Eksternal

1. Faktor Internal
Beban psikologis Ayah/ Ibu yg berat
(Psychological overloaded), seperti tekanan
(stres) ditempat kerja, kesulitan keuangan
keluarga, dsb.
Tafsiran dan perlakuan thd perilaku
marah2 dsb.
Kecurigaan suami/isteri bahwa salah satu
diantara mereka diduga berselingkuh dll.

Sikap egoistis dan kurang demokratis


salah satu orang tua misalnya suka
mengatur suami atau isteri, memaksakan
pendapat thd anak, sok berkuasa
(otoriter), kurang suka berdialog atau
berdiskusi ttg masalah keluarga, lalu
orang tua (ayah atau ibu) mengambil
keputusan sendiri tanpa musyawarah shg
menyinggung perasaan anggota keluarga
yg lain.

2. Faktor Eksternal
Campur tangan pihak ketiga dalam
masalah keluarga
Pergaulan yg negatif anggota keluarga,
dalam hal ini perilaku dari luar
dikembangkan scr negatif thd keluarga.
Kebiasaan isteri bergunjing di rumah
orang lain
Kebiasaan berjudi akan berakibat
kekacauan keluarga.

UPAYA PREVENTIF
Setiap orang menginginkan keluarga bahagia.
Definisi keluarga bahagi ini sangat beragam
karena dasar filsafat, norma, nilai, dan agama
yg dianut beragam pula.
Namun satu hal yg perlu diingat, bahwa setip
anggota keluarga membutuhkan kasih sayang,
perhatian, dorongan, kegembiraan, dan
ketenangan batin.

Orang tua sebagai pembimbing anak2,


sudah seharusnya lebih bijak dalam
menciptakan keluarga seperti itu, akan
tetapi sering terjadi bahwa biang
kekacauan keluarga bersumber dari orang
tua, karena orang tua tdk memahami
persyaratan2 mjd orang tua bijak.

Syarat menjadi Orang Tua Bijak:


Pertama, mampu berkomunikasi secara empati,
menghargai, dan mendorong.
a.Komunikasi yang empati
Yaitu suatu dialog dua arah antara orang tua dg
anak, dimana orang tua berusaha memahami apa
yang dirasakan, dialami, dan dipikirkn oleh anak
Demikian pula, ayah harus mampu
berkomunikasi yg empati dg Ibu dan begitupun
sebaliknya

Dg begitu anak akan meniru pula dalam


berkomunikasi scr empati thd saudara dan
teman2nya
b.Mengahargai anak
Menghargai anak merupakan Vitamin bagi
perkembangannya.
Sebaliknya, sifat2 yg merendahkan,
melecehkan, dan menekan merupakan racun
bagi perkembangan kejiwaan anak.
Menghargai anak harus disesuaikan dengan
keadaan/ harus tepat momentnya.

c. Mendorong Anak
Adl upaya orang tua agar anak2 maju sesuai
bakat, kemampuan dan kepribadiannya.
Dengan demikian anak akan berkembang
secara optimal.

Kedua, orang tua teladan : yaitu sesuai


kata dengan perbuatan (konsisten) serta
menguasai nilai agama dan
melaksanakannya, dan berjiwa sosial.
a. Konsisten atau sesuai kata dg
perbuatan, memberikan teladan kuat thd
anak, shg anakpun akan konsisten.
Sebaliknya, jika orang tua sering
menyimpang dari aturan mk anak2pun
akan tumbuh mjd suka berbohong,
menipu, dan jauh dari nilai2 agama.

b. Menguasai agama dan pelaksanaannya amat


penting bagi keluarga. Jika orang tua taan
beragama, niscaya akan berdampak positif
thd anak.
c. Berjiwa sosial yaitu orang tua memberi
teladan bagaimana berebuat baik thd
sesama, menyantuni fakir miskin, dan
selalu bersikap baik thd keluarga dan
tetangga.

Ketiga, Dialog adl upaya orang tua untuk


senantiasa membuka dialog dengan anggota
keluarganya, terutama kepada anak2nya.
Dengan cara itu, terbuka kemungkinan anak
menyatakan perasaan, pengalaman, dan
pemikirannya, karena dialog berarti
membuka kesempatan bagi anak untuk
berbagi (sharing), apa2 yg mjd tekanan
perasaan, keinginan2, cita2, dan bahkan
sesuatu yg bersifat rahasia.

Keempat, Humor: dikeluarga sesekali


terjadi humor yg mungkin berasal dari
ayah, ibu, atau anak2. orang tua yg selalu
serius akan membuat suasana keluarga
sepi, kaku dan membosankan.
Suasana rumah yg seperti ini dapat
menyebabkan stress, dan anak2 lebih
suka keluar rumah.

Kelima, Adil: orang tua bijak adl yg adil thd


anak2nya.
Adil dalam hal apa?????
Terutama kasih sayang,perhatian dan
perlakuan.
Memang 100% adil sulit untuk dilakukan,
karena berbagai faktor seperti
subyektivitas, waktu dan kesempatan
Namun, orang tua harus berusaha selalu
untuk adil dalam membagi kasih sayang
dan perhatian.

THANKS
FOR YOUR
ATTENTION!!!

Anda mungkin juga menyukai