Anda di halaman 1dari 15

Apresiasi:

a. Empatik : menilai baik/tidak baiknya KS bds


penglihatan mata (indrawi)
b. Estetik : Menilai sisi keindahan seni melalui
pengamatan disertai dengan perasaan yang mendalam
c. Kritis
: Apresiasi analitis, shg hasilnya lebih jelas
dan akurat
APRESIASI SENI

APRESIASI SENI
OLEH:eko triwanti
Seni selalu hidup dan berkembang di tengah tengah kehidupan masyarakat sejak zaman lampau
sampai zaman yang akan datang, baik di desa maupun di kota di lingkungan miskin maupun
kaya.
Seni selalu tumbuh selama ada manusia, karena seni adalah kebudayaan yang mengandung nilai
indah, sedangkan manusia menyukai pada hal keindahan.
Karena beragamnya nilai seni, maka banyak orang berusaha memberi batasan batasan
mengenai seni dengan maksud untuk mempermudah orang memahami dan menilai seni.
1.2. TUJUAN
1.mengetahui adanya hasil karya seni baik dalam negeri maupun manca
2.mengetahui hakikat seni yang tumbuh di kalngan masyarakat
3.mengetahui berbagai macam aliran seni yang ada
4.mengetahui berbagai jenis karya seni rupa
A.SENI
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat
sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri
peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni
adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan
medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau
perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman
mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul

untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
B.APRESIASI SENI
Kata apresiasi berarti penghargaan (penilaian) terhadap sesuatu, apresiasi karya kerajinan
tangan dan kesenian dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami, mengerti,
menikmati keindahan suatu karya seni dan dapat memberikan penilaian secara mendalam
terhadap karya seni yang diamati.
Tujuan untuk mengembangkan kreasi, rasa estetis dan penyempurnaan hidup. Apresiasi kerajinan
tangan dan kesenian perlu diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas karya seni dan
penyelenggaraan pergelaran dan pameran. Dalam mengapresiasi karya perlu kriteria-kriteria
karya seni yang berbobot, sehingga hasil karya seni yang keluar mempunyai kualitas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Agar dapat menilai, menghargai suatu karya maka pengamat haruslah memahami beberapa
masalah di antaranya :
a. Jenis karyanya
b. Jenis media yang digunakan
c. Karya seni tersebut beraliran (paham atau panduan)
d. Karya seni diciptakan dengan tujuan
Selain itu ada beberapa nilai yang harus diperhatikan yaitu
a. Nilai penginderaan (apresiasi empatik)
b. Nilai perasaan (apresiasi estetis)
c. Nilai pengamatan (apresiasi kritis)
Ketiga hal di atas memiliki penilaian dari sudut pandang yang berlainan dan memiliki tingkatan
yang berbeda dalam memberi penilaian.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan apresiasi dalam seni lukis adalah sebagai
berikut :
a. tema
b. bahan
c. komposisi
d. kemiripan
e. penyelesaian
C.ESTETIKA
Estetika muncul pertama kali pada pertengahan abad ke-18, melalui seorang filsuf Jerman,
Alexander Baumgarten. Sang filsuf memaksudkan estetika sebagai ranah pengetahuan sensoris,
pengetahuan rasa yang berbeda dari pengetahuan logika, sebelum akhirnya ia sampai kepada
penggunaan istilah tersebut dalam kaitan dengan persepsi atas rasa keindahan, khususnya
keindahan karya seni. (Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, Yunani Kuno, yang
berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara indrawi). Emmanuel Kant
melanjutkan penggunaan istilah tersebut dengan menerapkannya untuk menilai keindahan baik
yang terdapat dalam karya seni maupun dalam alam. Seiring perjalanan waktu, konsep estetika
kemudian berkembang lebih luas. Estetika bukan melulu kualifikasi atas penilaian-penilaian atau
evaluasi-evaluasi belaka, melainkan pula menyangkut penelusuran sifat-sifat dan

manfaat/kegunaan, ragam penyikapan, pengalaman-pengalaman, dan penikmatan atas nilai-nilai


keindahan tersebut. Bahkan kemudian penerapannya tidak lagi dibatasi oleh bingkai konsepsi
keindahan semata-mata. Domain estetika menjadi jauh lebih luas ketimbang sekadar penikmatan
karya-karya seni secara estetik sekalipun.
D.SENI PRIMITIF
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, dengan tingkat kehidupan manusia pada
masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya
disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka
menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjaan berburu binatang. Di
bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi
sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan
binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding
goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira
Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang
berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi
perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari
perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni
premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada
warna merah, coklat, hitam, dan putih.
E.SENI DEKORASI / INTERIOR / EKSTERIOR
Seni dekorasi adalah seni menghias (bahasa Inggris to decorate) yang berart nenghias. Sesuai
dengan arti katanya maka seni dekorasi digunakan untuk menghias sesuatu agar tampak
harmonis.
Yang termasuk seni dekorasi dua dimensi antara lain adalah,
1.Motif hias,
Jenis hiasan yang digunakan sebagai hiasan-hiasan tertentu.
motif hias geometris.-==.I aw
2. seni lukis hias
Seni lukis yang dipergunakan untuk mendekorasi suatu ruangan . seperti ruangan rumah, kantor,
wisma, hotel dsb.
F.SENI KLASIK
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa
seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu,
kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya
keindahan di dalam perkembangan peradaban.
G.REKLAME
Reklame berasal dari bahasa Latin reclamare, yang berartseruan yang berulang-ulang. Reklame
terdiri dari beberapa jenis.

Ditinjau dari media yang digunakan, reklame dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.Reklame Visual
Reklame visual adalah seruan berulang-ulang yang menitikberatkan aspek visual (penglihatan)
dalam penyampaiannya. Artinya, reklame tersebut terutama bertujuan untuk dilihat. Dalam
perkembangannya, reklame visual ini memiliki beberapa bentuk. Hal ini tentu disesuaikan
dengan kebutuhan yang ungin dipenuhi.
a.Poster
Poster adalah reklame berbentuk gambar dan tulisan yang dibuat di atas selembar kertas lebar.
Poster biasnya ditempel di tempat-tempat umum dan mudah dilihat orang.
b.Selebaran
Selebaran dlh reklame yang berbentuk gmbar dan tulisan pada lembaran kertas. Lembaranlembaran ini biasnya disebarkan langsung kepada calon konsumen oleh petugas khusus dengan
cara menebarkan dari mobil.
c.Buklet
Buklet adalah reklame yang dibuat menyerupai buku dengan jumlah halaman lebih dari dua
lembar. Buklet dapat pula berupa lembaran panjang yang dapat dilipat-lipat menyerupai buku.
d.Embalase
Embalase dalah reklame yang terdapat pada kemasan (monster) benda yang diperdagangkan.
Dengan kt lain, bungkus suatu produk mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai
kemasan produk itu sendiri. Kedua, sebagai daya penarik (reklame) kepada konsumen.
e.Mobile
Mobile adalah reklame yang digantungkan.
f.Etalase
Etalase adalah reklame tiga dimensi yang diletakkan di bagian depan took atau di pinggir-pinggir
jalan.
g.Iklan
Iklan adalah reklame yang dipasang di media cetak seperti Koran, majalah, tabloid dan
sebagainya
h.Spanduk
Spanduk adalah reklame yang dibuat pada selembar kain.
2.Reklame Audio
Reklame audio adalah seruan berulang-ulang yang menggunakan suara sebagai alat
penyebarannya.
3.Reklame Audio-Visual
Reklame Audio visual adalh serum berulang-ulang yang menitikberatkan aspek suara dan rupa
sebagai alat penyampaian.
Sedangkan ditinjau dari sifat dan tujuannya, reklame dapt dikelompokkan atas 2 jenis:
1. Reklame Komersial
Reklame Komersial adalah seruan berulang-ulang yang semata-mata bertujuan untuk menjaring
konsumen sebanyak-banyaknya, dan keuntungan material sebesar-besarnya. Karena sifatnya
yang mengutamakan keuntungan material, reklame ini sering berlebihan dalam menyampaikan
informasi.

2.Reklame Nonkomersial
Reklame Nonkomersial adalah seruan berulang-ulang yang digunakan bukan untuk mengeruk
keunyungan material sebesar-besarnya. Reklame ini lazim digunakan untuk mempengaruhi
perilaku, tata nilai, dan merangsang terciptanya suatu kondisi tertentu, dan sebagainya.
H.ART GALERI
Galeri Seni Rupa adalah suatu wadah seni bagi para seniman maupun bagi masyarakat. Galeri
disini tidak hanya sekedar berfungsi sebagai ruang pamer karya seni dari para seniman, tetapi
juga sebagai ruang apresiasi bagi seni dan publik (masyarakat).
Keberadaan Galeri dewasa ini semakin berkembang dengan adanya tuntutan dari masyarakat
berupa pemberian layanan bagi masyarakat dalam bidang seni yang dapat ditampung dalam
suatu bangunan yakni Galeri Seni Rupa.
Perancangan Galeri Seni Rupa dengan penerapan prinsip Green Architecture pada bangunan dan
lingkungan diharapkan dapat mendukung fungsi dari bangunan galeri itu sendiri. Salah satu
unsur yang penting dari bangunan ini adalah sebuah wadah yang dapat memberikan fasilitas baik
luar maupun dalam bangunan yang menerapkan prinsip penghawaan dan pencahayaan alami
sehingga dapat mengestimasi dari pengeluaran keseluruhan dari biaya serta peletakan tata
vegetasi yang merespon iklim setempat. Pengadaan vegetasi-vegetasi sebagai oase pada site
sebagai filter dari keberadaan site pada kawasan tengah kota.
Aplikasi desain di antaranya adalah penyebaran taman-taman di sekeliling bangunan dapat
menjadi pemandangan tersendiri bagi tiap pelaku yang datang dan melakukan aktivitas di dalam
bangunan pada site ini. Pengolahan pola-pola vegetasi, perkerasan, pemakaian elemen air,
material terbentuk dari perpaduan antara garis bangunan, garis batas site, dan garis dari pola
paving di area utama.
I.GAMBAR PERSPEKTIF
Semua sistem perspektif berpangkal pada dua metode dasar, yaitu gambar bebas tangan (free
hand) dan gambar terukur. Gambar perspektif terukur dipakai untuk mengartikan suatu bentuk
benda atau objek dengan akurat. Untuk metode ini dipergunakan alat-alat gambar, dan skalaskala ukuran diambil langsung dari gambar rencana. Gambar bebas tangan dipakai untuk
memberikan penjelasan (detail) sebuah gambar. Kedudukan-kedudukan objek didapat dari suatu
kombinasi kerja tebak (sistem kira-kira) dan konstruksi dengan perkiraan yang hampir tepat. Di
sini tidak dibutuhkan ukuran yang pasti dan tepat.
Perspektif Satu Titik Hilang
Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena
keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang
termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah
terdistorsi.
Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan
secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang
menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis
melintang yang memiliki sudut selain 0o dan 90o terhadap garis normal/cakrawala).
Perspektif satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman yang
menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya satu titik hilang di

mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta satu titik ukur yang berperan pula
sebagai titik diagonal (lihat gambar).
Gambar perspektif satu titik hilang sangat membantu dalam proses awal dan pengembangan
gagasan sebuah desain, namun jarang sekali digunakan para desainer untuk presentasi akhir
sebuah desain.
Perspektif Satu Titik Metode Garis Tanah
Metode garis tanah banyak digunakan karena relatif paling praktis dan garis-garis konstruksinya
sederhana. Akan tetapi metode ini terbatas penggunaannya untuk ruangan geometris sederhana
berbentuk kotak dengan arah pandangan harus selalu frontal (tegak lurus) terhadap salah satu
bidang dinding datar dalam ruangan
Metode ini menggunakan perpanjangan garis tanah sebagai garis ukur untuk menerapkan
ukuran-ukuran sebenarnya yang sejajar dengan garis sumbu pandangan.
Bidang A.B.B1.A1 (salah satu dinding ruangan) yang mendasari gambar perspektif ruangan.
Pada perpanjangan garis tanah (ke kiri maupun ke kanan) garis BD diukurkan (dalam gambar =
BD1).
Dari titik D1 ditarik garis yang tgak lurus terhadap garis BD dan perpanjangan garis ini
memotong garis horison pada titik TU yang berfungsi sebagai titik ukur bagi semua ukuran
kedalaman lainnya.
2. Perspektif Dua Titik Hilang
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang
terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang
memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek
atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar
terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk
kemudian ditarik garis dari titik hilang.
Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan
ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang
terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik
hilang kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45o, semua garis yang secara nyata
terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang.
Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu
garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut (dianjurkan
menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut).
Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif
dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding
metode perspektif yang lainnya.
Perspektif Dua Titik Hilang Metode Titik Ukur
Garis AB merupakan garis batas pandangan terhadap ruangan yang akan digambar. Letak dan
posisinya ditentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Titik mata M dan tinggi cakrawala diatas garis tanah juga ditentukan sendiri. Dari titik M ditarik
dua garis lurus yang membentuk sudut siku-siku (saling tegak lurus), kedua garis memotong
garis cakrawala pada dua titik hilang (H3 dan H4) dengan letak yang juga ditentukan sendiri.
Titik U1 dan U2 berfungsi sebagai titik ukur.

Pada garis A1.A atau B1.B diukurkan tinggi langit-langit ruangan, tinggi pintu dan semua ukuran
lain ke arah vertikal yang diperlukan.
Dengan mengukurkan potongan garis p1, p2, p3 dan p4 pada garis A1-B1 dan
menghubungkannya dengan titik ukur yang sesuai (U1 atau U2) maka titik-titik yang diinginkan
akan ditemukan dan gambar perspektif ruangan dapat digambarkan dalam kerangka bidang
A1.B1.TL.C.
Perspektif Dua Titik Hilang Metode Garis Ukur
Seperti halnya pada metode titik ukur, pada metode ini letak garis AB, tinggi cakrawala dan letak
titik hilang ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan.
Prinsip metode ini:
Dari titik yang ingin ditemukan dalam perspektif ditarik dua garis yang masing-masing sejajar
dengan dua dinding ruangan yang tergambar pada denah. Kemudian titik-titik potong yang
terjadi dengan garis AB diproyeksikan ke garis tanah dan diteruskan ke titik hilang yang sesuai.
Titik potong kedua garis proyeksi ini adalah titik yang dicari dalam gambar perspektif. Contoh:
lihat konstruksi garis untuk menemukan titik C pada gambar perspektif (=C1).
Titik L adalah ketinggian langit-langit ruangan, sedangkan titik P adalah ketinggian pintu. Kedua
ukuran ini dan ukuran lain ke arah vertikal dapat diukurkan pada garis B1.L atau garis A1.A2.
Bidang A1.B1.L.A2 adalah bidang batas pandangan perspektif terhadap ruangan yang digambar.
3. Perspektif Tiga Titik Hilang
Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi
desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang
terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah
garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis
berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang
memiliki sudut yang sama, yaitu 60o (lihat gambar).
Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir
semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif
tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu,
perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang
berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang (lihat gambar).
Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran
sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik
hilang biasa disebut penglihatan mata burung bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala,
dan penglihatan mata semut atau penglihatan mata kodok bila titik hilang berada di atas garis
cakrawala.
J.HIASAN ORNAMEN
Ornamen dalam bahasa Latin mempunyai arti menghiasi. Dalam Ensiklopedia Indonesia,
ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya; ornamen dibuat
pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot , pakaian) dan arsitektur. Ornamen
merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai
hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara implisit menyangkut segi segi
keindahaan, misalnya untuk menambah keindaahan suatu barang sehingga lebih bagus dan

menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksudmaksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup ) dari manusia
atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-benda yang diterapinya memiliki arti dan makna
yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.
Pada perkembangan perkembangan lebih lanjut, pemanfaatan ornamen di samping memiliki
maksud maksud tertentu dan pada waktu yang lebih kekinian ( saat sekarang ) banyak
penekannya hanya sekedar sebagai penghias saja, dengan demikian ornamen betul-betul
merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai
hiasan semata. Dengan demikian jelas bahwa tugas dan fungsi ornamen adalah sebagai penghias
suatu objek, dan apabila ornamen tersebut diletakkan atau diterapkan pada benda lain akan
memiliki nilai tambah pada benda tersebut. Apakah akan menambah indah, antik, angker, cantik,
dan atau predikat yang lain lagi. Tentunya dalam cakupan yang sesuai dengan bagaimana dan di
mana suatu ornamen harus di gunakan.
Ternyata pengertiannya tidak semudah itu, sebab dalam ornamen menyangkut masalah-masalah
lain yang lebih kompleks dan luas. Karena dalam hubungannya perlu diuraikan tentang motif,
atau tema maupun pola-pola yang di kenakan pada benda-benda seni, bangunan, dan pada
permukaan apa saja tanpa memandang kepentingannya bagi struktur dan fungsinya. Selanjutnya
apabila diteliti lebih mendalam dari pembahasan di atas, cakupan ornamen menjadi sangat luas.
Karena sesuatu yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari benda yang
ditempatinya berarti disebut sebagai ornamen.
Pengertian ini akan lebih menyulitkan dalam memahami apabila ingin mengembangkannya, dan
tidaklah sepenuhnya pengertian ornamen tidaklah demikian, sebab ornamen memiliki ciri, sifat
dan karakter yang sangat khusus. Sehubungan dengan itu, bila dibandingkan persoalan-persoalan
berikut ini dalam sebuah kelompok ornamen, sebuah patung yang berdiri sendiri bisa berubah
menjadi suatu unit bila di letakkan di taman kota atau ditempatkan pada pintu-pintu masuk
gedung / bangunan. Begitu juga seandainya sebuah lukisan yang di pasang pada dinding suatu
ruangan/ruang tamu beserta mebel-mebelnya yang begitu serasi, membuat suasana ruangan
tersebut menjadi lebih menarik dan indah. Dari uraian di atas jelas fungsi patung, lukisan serta
mebel-mebel adalah sebagai hiasan pada taman kota, ruang tamu, maupun pintu gerbang, jadi
dengan demikian patung, lukisan, patung dan mebel tadi dapat diartikan sebagai ornamen dari
taman kota, ruang tamu maupun pintu gerbang tersebut. Namun perlu di ketahui bahwa hal yang
demikian itu bukanlah yang di maksud dengan ornamen sesungguhnya, sebagai mana yang saya
maksudkan. Contoh lain, ada sebuah mebel yang di dalamnya terdapat ukiran-ukiran yang
melilit-lilit ke seluruh bagian mebel, atau ukirannya hanya pada beberapa bagian saja. Dalam
kasus ini mudah dijelaskan kedudukan ukiran tadi, yaitu sebagai hiasan atau ornamen dari mebel
tersebut. Sejalan dengan itu, adalah sama persoalannya bila gelang, kalung, liontin di anggap
sebagai ornamen dari orang yang memakainya, padahal di sisi lain benda-benda perhiasan
tersebut juga terdapat ornamen yang menghiasinya. Pengertian di atas agak cukup menyulitkan
dalam menarik kesimpulan yang memadai, terlebih lagi apabila dikaitkan dengan pengertian
dekorasi. Sebab arti dari dekorasi juga menghiasi, sekalipun demikian dapat di pahami bahwa
pada umumnya pengertian ornamen dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan,
namun tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena dekorasi dalam banyak hal
lebih menekankan pada penerapan-penerapan yang bersifat khusus, misalnya dekorasi interior,
dekorasi panggung. Dalam menanggapi masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka
pemikiran kita apabila menyadari bahwa ornamen dapat menjadi elemen atau unsur dekorasi,
tetapi tidak untuk sebaliknya ( dekorasi sebagai unsur ornamen ). Oleh sebab itu pengertian

ornament akan bergantung dari sudut mana kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik
kesimpulan menurut sudut pandangnya.
Dalam membahas ornamen tentu tidak akan terlepas dari pola dan motif karena pola dan motif
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ornamen. Pola dalam bahasa Inggris di sebut
pattern, H.W. Fowler dan F.G Fowler pola disebut decorativedesign as executed on carpet,
wall paper, clots etc, sedangkan Herbert Read menjelaskan pola sebagai penyebaran garis dan
warna dalam suatu bentuk ulangan tertentu. Dalam ensiklopedia Indonesia, dijelaskan bahwa
motiflah yang menjadi pangkal tema dari suatu buah kesenian. Sejalan dari pendapat di atas
kalau di gambarkan, apabila ada garis lengkung ( hanya sebagai contoh) maka garis tersebut
disebut sebagai motif, yaitu motif garis lengkung, kalau garis lengkung tadi diulang secara
simetris, maka akan diperoleh gambar lain yaitu gambar ke dua, merupakan sebuah pola ysng di
dapat dengan menggunakan motif garis lengkung tadi, selanjutnya apabila gambar ke dua tadi
motif dan di ulang-ulang menjadi gambar ke tiga, maka gambar tersebut dapat di sebut sebagai
pola atas motif yang ke dua tadi, demikian seterusnya. Jadi dari satu jenis motif betapapun
sederhananya, sebagaimana garis lengkung yang dijadikan contoh tadi, setelah mengalami
pengulangan dapatlah diperoleh sebuah pola, bahkan tidak hanya sebuah saja, tetapi akan
bergantung pada kemungkinan kreativitas seseorang dalam merangkainya. Selanjutnya apabila
pola yang telah diperolehnya tadi diterapkan atau dijadikan hiasan pada suatu benda, misalnya
dengan jalan di ukir ( contoh: pada sebuah kursi ), maka kedudukan pola tadi ialah sebagai
ornament dari kursi tersebut.Sampai di sini jelaslah bahwa motiflah yang menjadi pangkal atau
pokok dari suatu pola, di mana setelah motif itu mengalami proses penyusunan dan dibuat secara
berulang-ulang akan diperoleh sebuah pola. Kemudian setelah pola tadi diterapkan pada benda
lain maka jadilah suatu ornamen.
K.MAESTRO
Dalam seni lukis, sang maestro sering dikaitkan dengan orang yang benar-benar sangat
memahami dan mempunyai pengalaman dalam bidang melukis. Di Indonesia kerap disebut-sebut
nama almarhum pelukis Affandi sebagai maestro.
Tetapi bagaimana dengan pelukis kenamaan Indonesia lainnya seperti Basuki Abdullah, Abdullah
Suryobroto mungkin karena alirannya berbeda dengan Affandi, jarang disebut-sebut sebagai
maestro.
L.IMAJINASI
Imajinasi merupakan daya khayal seorang seniman. Suatu karya seni dapat dinilai melalui
imajinasi sang pencipta. Beragam ide maupun imajinasi dapat dituangkan dalam karya seni lukis.
Dengan imajinasi berbeda dari soerang seniman melahirkan banyak aliran.
M.ADVERTISING
Satu rahasia terbesar dalam dunia periklanan. Seperti telah dijelaskan bahwa periklanan adalah
bisnis ide. Untuk masuk ke bidang ini, hal yang paling utama adalah mempunyai cita rasa visual
yang tinggi. Sebuah bidang karya yang secara visual berantakan akan merusak sebuah konsep
yang kuat. Oleh karena itulah seorang pengarah seni diperlukan. Untuk mengemas sebuah
dagangan sehingga konsumen mau membelinya.
Secara akademis, ada beberapa jalan yang bisa diambil untuk mengasahnya. Desain Grafis
adalah pilihan yang paling umum. Di dalam seni grafis dapat mempelajari teknik-teknik dasar
grafis yang akan membantu kita untuk memperindah karya mulai dari tipografi, teori warna

hingga komunikasi visual. Pilihan lain adalah Fotografi. Seorang pengarah seni yang baik adalah
seseorang yang mempunyai mata yang tajam secara visual. Dia harus tahu teknik pencahayaan
yang baik, tata letak yang rapi (ataupun yang berantakan) dan tentunya bagaimana
menggabungkan semua elemen visual dalam sebuah karya. Itulah yang mengharuskan seorang
pengarah seni untuk menguasai minimal kedua bidang di atas. harus sangat . Dalam arti kata,
sewaktu membuat sebuah karya, dia harus sangat teliti dalam setiap detilnya. Heading, kerning,
leading dan ing-ing lainnya. Itulah yang membuatnya bekerja semalaman sementara si penulis
naskah tidur di sofa ruang televise lantai 3.
N.SENI GRAFIS
Seni grafis adalah salah satu bidang seni rupa yang bergerak pada bidang pencetakan, baik
pencetakan yang berupa teknik manual maupun yang sudah digital, diantara keduanya samasama grafis istilahnya namun dalam takaran seni perlu dibahas lebih lanjut. Seni grafis secara
kasar dapat digolongkan ke dalam salah satu seni murni, hal ini didasarkan atas tujuan dan fungsi
yang dibawa, yaitu untuk memenuhi kepuasan atau untuk mengekspresikan diri.
Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan cepat. Meski
demikian secara dasar teknik-teknik yang dipergunakan sama dengan berbagai teknik yang sudah
lama digunakan seperti relief print, intaglio print, dan sebagainya, hanya saja ada beberapa
aplikasi baru yang dapat digunakan dalam pembuatan seni grafis yang tidak jarang hasil yang
dicapai lebih memuaskan. Aplikasi tersebut berupa pemanfaatan media komputerisasi sebagai
sarana desain juga sarana pemudah pencetakan melalui digital printing.
Pemanfaatan media komputeisasi ini merupakan pemicu awal munculnya anggapan bahwa seni
grafis mulai bergeser dari fungsi awalnya sebagai seni murni menjadi fungsi seni terapan
bersanding dengan seni kriya dan desain. Anggapan pergeseran ini didasarkan pada tujuan
pembutan karya itu sendiri, dengan munculnya media komputer maka kemudahan dalam hal
pencapaian kuantitas yang diinginkan semakin menjanjikan sehingga semakin menggiurkan para
seniman grafis ( pada mulanya) untuk terjun dalam dunia marketing. Selain dikuatkan oleh
berbagai kemudahan tersebut pergeseran juga didorong oleh kebutuhan hidup yang semakin
pelik disertai penyediaan peralatan untuk komputerisasi yang tidak murah.
Namun dalam hal ini tidak semuanya teknik grafis dapat dipukul rata dengan komputerisasi
secara absolut, ada tiga teknik dari 4 teknik yang tidak dapat menggunakan teknik komputerisasi,
yaitu teknik cetak tinggi, cetak dalam, dan cetak datar. Adapun cetak sablon dapat diganti dengan
komputerisasi dikarenakan konsep dasar sablon adalah penciptaan karya 2 D tanpa tekstur, dan
tanpa degradasi yang detail yang kesemua itu dapat dilakukan oleh komputer dengan mudah dan
hasil yang lebih memuaskan (memakai software pendukung seperti corel,adobe,auto cad,dsb)
Guru Besar Seni Grafis Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Setiawan Sabana,
mengungkapkan,berkembangnysa seni rupa, khususnya seni grafis, tidak independen. Banyak
faktor lain yang memengaruhi, terutama infrastruktur atau teknik dan bahan dasar pembentuk
media seni.
Setiawan menegaskan, seni grafis berhak berkembang dan sejajar dengan seni rupa lainnya.
Seni tidak bisa dikotak-kotakkan dalam arus utama tertentu. Janganlah kita batasi dan
persoalkan medianya. Yang penting, isinya. Seni grafis yang konvensional sekalipun tidak bisa
menutup diri dari perubahan zaman. Kontemporerisasi menjadi pilihan. Sebab, sejatinya negara
ini memang tidak punya akar tradisi seni grafis. Kalau kita terus mengacu ke Eropa, kapan kita
akan mengejar, ( Kompas, 20 Maret 2007). Sehingga dalam kaitannya dengan media yang
dipakai dalam pengungkapan kreatifitas seni grafis seharusnya tidak perlu diperdebatkan, yang

utama adalah seni grafis yang meng-indonesia.


Kajian singkat di atas adalah secarik pembahasan terkait muncullah istilah seni murni dan seni
terapan. Keduanya adalah sama-sama seni hanya saja karena perbedaan tujuan dan
perkembangan teknologilah istilah tersebut muncul. Teknologi adalah ikon terpenting yang
memunculkan istilah tersebut. Teknologi adalah ikon modern, juga modernisasi. Semakin
canggih teknologi semakin modern, dan itulah modernisasi. Modernisasi adalah sebuah upaya
menyesuaikan kebiasaan dengan konstelasi ( gaya atau tren) dunia (Jim Supangkat). Konstelasi
abad modern pada awalnya didominasi pemikiran Eropa Barat dan Amerika. Namun dalam era
globalisasi, formasi konstelasi dunia ditentukan pola perkembangan negara-negara maju. Kedua
tahap itu pada kenyataannya mengakibatkan sebuah penyeragaman dunia.
Seni grafis secara tidak langsung ( pada teknik tertentu) mulai menjamah modernisasi ( seni
grafis modern). Hal ini ditandai dengan munculnya teknik-teknik kreatif baru sebagaimana Rolf
Nesch (1893-1975), yang mendapat pengakuan internasional untuk teknik grafis logam, dan artis
Smi John Savio (1902-1938), dengan cetakan kayunya. Stanley Hayter Atelier 17 di Paris, yang
berspesialisasi dalam teknik mencetak banyak warna hanya dengan menggunakan satu pelat.
Berbagai teknik baru mulai diperkenalkan pada tahun 1970, termasuk cetakan di atas kain sutra,
dan kebangkitan seni sketsa baik yang mengandung arti kiasan maupun tidak. Tahun 1970
seringkali dianggap sebagai jaman keemasan seni grafis, Nama yang patut diperhitungkan dalam
beberapa tahun terakhir termasuk Bjorn-Willy Mortensen (1941-1993), Per Kleiva (b1933) dan
Anders Kjr (1940).) Dengan munculnya seni grafis modern maka ajang kreatifitas seniman
garfis tidak dapat dibendung karena konsep dasar seni modern adalah unsur kreatifitas untuk
memunculkan sesuatu yang baru. Sehingg a peluang kemunculan seni grafis terapan semakin
besar. Hal ini ditandai dengan kemunculan omzet digital printing dan sablon yang digelar dalam
pasar komersial. Padahal konsep dasar seni (termasuk seni rupa- seni grafis) terkait estetika seni
itu sendiri terletak pada nilainya, sedang nilai itu tidak dapat dikurskan dalam bentuk nominal
secara pasti karena nilai itu adalah hal abstrak yang tidak memiliki batasan. Kalaupun karya seni
itu dapat dipasarkan maka harga yang didapat adalah biaya operasional dan ongkos seniman atau
pencipta, bukan harga dari nilai yang dimiliki karya tersebut. Selain hal itu terdapat manipulasi
nilai karya seni grafis yang semakin mempertajam munculnya seni grafis terapan yaitu karya
yang disandarkan pada permintaan pasar bukan pada kepuasan ekspresi pencipta.
Penggolongan Seni Grafis Berdasarkan Teknik Penggolongan seni grafis berdasarkan teknik ini
dikarenakan perbedaan acuan dan persyaratan yang harus dimiliki masing-masing teknik.
Adapun teknik-teknik tersebut adalah teknik cetak tinggi ( Relief Print), teknik seni cetak datar
(Surface screen), teknik cetak dalam ( intaglio print) dan tekni cetak saring( silk -screen).
O.POSTER
Poster adalah iklan warna berukuran besar yang dicetak pada selembar kertas dan ditempatkan
pada panel, dinding atau ke jendela.
Berdasarkan segi penempatannya poster terbagi dua yaitu :
1. Poster Dalam, yaitu poster yang digunakan / diletakkan dalam suatu ruangan tertutup (indoor).
2. Poster Luar, yaitu poster yang ditempelkan atau diletakkan biasanya di luar ruangan (outdoor).
Berdasarkan Segi Tujuannya
1. Poster Sosial : untuk mendukung program-program yang direncanakan.
2. Poster Komersial : berisi pesan menawarkan produk untuk membujuk orang supaya
mengambil keputusan / membeli.

P.KARIKATUR
Jenis gambar yang merupakan coretan-coretan yang menitik beratkan pada karakter obyeknya.
Gambar ilustrasi jenis ini bersifat ejekan, sindiran, dan kritikan yang dibuat lucu.
Q.SKETSA
Sketsa merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar ringan, semata-mata garis
besar atau belum selesai. Kerap kali sebagai percobaan bahkan sebagai tanda untuk mengingatingat. Dalam penerapannya biasanya sebagai catatan singkat tanpa bagian bagian kecil yang
mengemukakan gagasan tertentu. Pada umumnya merupakan rencana kasar seperti permainan
ringan, mirip dengan musik ataupun artikel. Ini semua dalah hasil ekspresi yang artistik. Pada
umumnya menggunakan garis.
Seni sketsa sudah banyak dibicarakan orang lewat koran koran atau pameran tertentu. Dalam
hal ini bukan merupakan barang baru. Akan tetapi sudah merupakan tradisi sejak seni lukis ada.
Seni sketsa adalah seni yang pertama lahir, lihatlah lukisan lukisan kuno yang terdapat di guagua Altamira di Perancis Selatan, demikian juga pada gua gua Leang Leang Sulawesi Selatan
dan gua Abba di Irian Barat merupakan garis sketsa yang magis.
Pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat seorang kritikus terkenal Herbert Read berkata
Sesungguhnya dari libatan historis, jenis seni rupa yang pertama adalah jenis senirupa dari guagua, bermula dari garis-garis kontur. Seni rupa bertolak dari keinginan untuk menggaris-garis.
Demikian juga yang terdapat pada anak-anak.
Seni rupa dibuat demi pemuasan pribadi seniman merupakan kesan dari karakteristik hidup dan
gerak melalui media yang sangat sederhana, bahkan tanpa persiapan. Terdiri dari bahan kertas
dan semua jenis tinta hitam dengan alat-alat pena, kuas, bambu, lidi yang disesuaikan dengan
kebutuhan teknis.
Dewasa ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta adanya teknologi dari hasil-hasil industri,
memungkinkan timbul bahan-bahan baru yang dapat mengembangkan seni sketsa.
Menurut Kusnadi, seorang kritikus dan pelukis, sketsa dapat dibedakan dua hal. Pertama sketsa
yang berdiri sendiri, atau yang biasa disebut seni murni. Ini semata-mata merupakan seni sketsa,
sedangkan sketsa Voor Studi dibuat berdasarkan sketsa. Ini merupakan rencana-rencana, bagan
yang harus disempurnakan, misalnya dalam menggambar model atau desain. Sebelum dikerjakan
harus dibuat rencananya seperti gambar arsitektur.
Bila kita amati terdapat garis-garis sketsa yang tegas dan jelas. Di Indonesia dapat kita lihat pada
pelukis Affandi dan Sudjojono bahkan seorang Affandi tak suka kehilangan sketsanya karena
sangat beriwayat, mengandung makna vitalitas dan kegairahan.
Perkembangan lebih lanjut dalam seni lukis anak-anak, misalnya sketsa banyak kita jumpai pada
lukisan mereka dengan keluwesan dan tanpa pretensi apa-apa, kecuali menggaris secara spontan.
Garis merupakan alat yang vital sebagai ungkapan kesan imajinasinya. Sebagai sarana studi skill
atau keterampilan dalam organ-organ formal dan non formal education kita, sketsa sangat
penting.
Ternyata sketsa merupakan seni garis yang sangat sensitif dan sangat sederhana, sebagai sarana
yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu obyek tanpa maksud tujuan.
R.SENI ILUSTRASI

lustrasi dalam bahasa Inggris disebut dengan Illustration.


Dalam bahasa latin adalah illustrare yang berarti menjelaskan atau menerangkan sesuatu. Dalam
seni rupa illustrasi dipergunakan untuk memperjelas suatu cerita atau artikel dengan gambar
gambar. Oleh karena itu dalam menggambar seni ilustrasi di samping mempunyai daya tarik,
gambar ilustrasi juga harus jelas, sederhana, mudah dimengerti, dan dapat mewakili isi cerita
yang terkandung di dalam cerita atau artikel.
S.KESATUAN
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya
kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah
prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut,
arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
T.KESEIMBANGAN
Keseimbangan dalam karya seni rupa adalah kesamaan dari unsur unsur yang berlawanan
tetapi saling memerlukan karena dapat menciptakan satu kesatuan. Ada beberapa pola dalam
menentukan keseimbangan, yaitu:
1) Keseimbangan Simetris yaitu menggambarkan dua bentuk, ukuran dan
jarak yang sama dalam sebuah komposisi
2) Keseimbangan asimetris yaitui menggambarkan sebuah komposisi
yang bentuk. Ukuran dan jaraknya tidak sama antara satu dengan
yang lainnya
3) Keseimbangan segi tiga yaitu menggambarkan sebuah komposisi yang
mempunyai /mengesankansegitiga
4) Keseimbangan sentral yaitu menggambarkan sebuah komposisi yang
memusat di tengah tengah (berpusat di suatu titik)
U.OPTIK ART
Victor Vasarely (1906-1997), seniman Perancis kelahiran Hungaria, dikenal karena karya-karya
abstrak-geometrisnya yang habis-habisan memanfaatkan susunan bentuk geometris, nada dan
warna, untuk menghasilkan ilusi visual yang mengagumkan. Karya-karyanya memberi inspirasi
bagi sejumlah seniman lain untuk mengembangkan pendekatan ilusi visual yang kemudian
dikenal dengan istilah Optic Art.
V.SUREALIS
Aliran surealis mulai dikenal luas sejak tahun 1936. Surealisme merupakan aliran dan gerakan
yang sangat Prancis, saat itu dilahirkan gerakan surealis yang dikenal Manifesto Surealisme
atas prakarsa Andre Berenton. Gerakan ini pada dasarnya adalah gerakan kesusastraan yang
mengekspresikan statement pemberontakan terhadap kaum borjuis (kaum kelas atas) Prancis.
Saat itu seni dikonotasikan sebagai objek yang harus berselera tinggi dan hanya diciptakan untuk
memenuhi selera dan keinginan para bangsawan. Gerakan ini mengekspresikan ketidaksetujuan
mereka secara verbal dan melalui tulisan. Aliran ini juga menjelaskan prinsip otomatisme murni,
suatu ekspresi dari bawah alam sadar manusia atau lebih menyerupai sebuah mimpi. Surealisme
juga dikenal sebagai lukisan mimpi yang didominasi dengan teknik ilusi. Ali

ran ini bukan rekaman dari sebuah mimpi, melainkan menyerupai sebuah perjalanan ke suatu
ruang dan dimensi seperti seseorang yang memasuki sebuah mimpi.
W.NATURALIS
Naturalisme yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) berciri seniman berusaha melukiskan
segala sesuatu sesuai dengan natural atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata
seniman. Supaya lukisan yang dibuat benar benar mirip atau persis dengan nyata, maka
susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti
mungkin, setepat setepatnya. Di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis
dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme
pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan
pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari
gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah
ditimbulkan manusia terhadap alam.
X.IMPERS / EKSPRESI ONISME
Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan kesan. Seniman
seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus
atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan
terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya
dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio (Soegeng Toekio dkk, 1987:38).
Seniman-seniman penganut aliran impresionis hanya berpendapat bahwa cahaya dan bayangan
tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan gerakan sumber cahaya (matahari), oleh
karena itu mereka tidak mau melukis di dalam studio. Mereka lari ke jalan raya, ke ladang, tepi
sungai dan sebagainya. Hasil yang perlu dicatat dari aliran ini ialah dilukiskannya hal-hal yang
belum pernah dilukiskan oleh seniman-seniman akademik, misalnya mereka melukiskan kabutkabut, hujan badai, fatamorgana, gerakan-gerakan satu objek dan lain-lain. Warna-warna yang
dipakainyapun menjadi semakin cerah dibandingkan dengan warna yang digunakan seniman
akademik yang semakin gelap (Soegeng Toekio dkk, 1987:39).
Corak dekoratif telah hadir dalam bentuk-bentuk seni asli Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
peninggalan hasil seni budaya tempo dulu, seperti totem Papua, rumah Gorga Batak, ataupun
corak batik lurik Jawa.
Corak dekoratif tidak tampil secara murni. Dekoratif bisa menjadi maksimal dan bisa menjadi
minimal. Dekoratif bisa menjelma dalam unsur komposisi secara teknik, bumbu dekorasi
sebuah objek pokok yang bisa saja mengarah kepada realis, surealis, atau bahkan abstrak.
Dekoratif juga bisa meliputi elemen yang mendukung, dan tidak selalu menjadi pokok dalam
sebuah karya. (Herry Dim___)
Y.DEKORATIF
Corak dekoratif telah hadir dalam bentuk-bentuk seni asli Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
peninggalan hasil seni budaya tempo dulu, seperti totem Papua, rumah Gorga Batak, ataupun
corak batik lurik Jawa.
Corak dekoratif tidak tampil secara murni. Dekoratif bisa menjadi maksimal dan bisa menjadi
minimal. Dekoratif bisa menjelma dalam unsur komposisi secara teknik, bumbu dekorasi

sebuah objek pokok yang bisa saja mengarah kepada realis, surealis, atau bahkan abstrak.
Dekoratif juga bisa meliputi elemen yang mendukung, dan tidak selalu menjadi pokok dalam
sebuah karya. (Herry Dim___)
Z.MURAL
Mural adalah cara menggambar atau melukis diatas media dinding, tembok atau permukaan luas
yang bersifat permanen lainnya.
Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat
dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan
media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat
lain yang dapat menghasilkan gambar.
1.5.5.7.PENUTUP
SIMPULAN
Seni merupakan hal yang indah dan akan hidup di tengah tengah masyarakat. Seni akan
berkembang selama masyarakat ada.
Dengan keanekaragaman aliran yang ada, seniman mampu berkreasi sesuai dengan aliran
maupun daya imajinasi.
Secara umum, factor factor dari luar negeri sangat mempengaruhi dunia seni di Indonesia.
Seperti gejolak seni modern yang mengutamakan kepentingan individualis.
SARAN
1.para seniman hendaknya memperhatikan dunia seni baik dalam negeri maupun luar negeri
untuk membuka wawasan.
2.dalam berkarya, seniman hendakya memperhatikan nilai nilai seta norma norma budaya
dalam membuat karya seni.
1.5.5.8.DAFTAR PUSTAKA
hasil unduh internet
www. Google. Com
Kepustakaan buku-buku seni

Like this:
Suka
Be the first to like this post.

Anda mungkin juga menyukai