Anda di halaman 1dari 27

AUDIT SEKTOR

PEMERINTAHAN DAN
STANDAR KEUANGAN
NEGARA

Anggota Kelompok
Hanif Fadhlillah

041113011
Mario Erik E.
041113039
Mariyanto W.
041113062
Alief Vidisyah N.
041113070
Nikolas Dio P.
041113115
Bramianto M.
041113201

POKOK-POKOK AUDIT KEUANGAN


NEGARA
Definisi Audit Keuangan Negara :
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara.
Audit keuangan negara merupakan unsur pokok bagi terciptanya
akuntabilitas publik.
Akuntabilitas diperlukan untuk mengetahui :
Pelaksanaan program yang dibiayai uang negara
Tingkat kepatuhan kepada perundang-undangan
Keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas

Jenis Audit Keuangan Negara :

Bertujuan untuk memberikan


keyakinan
yang
memadai
(reasonable
assurance) apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia atau basis
akuntansi
komprehensif
selain
prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Hasil auditnya berupa opini.

1. Audit Keuangan,

2. Audit Kinerja, yaitu audit atas pengelolaan keuangan

negara yang meliputi aspek keekonomisan, efisiensi,


dan efektivitas, serta menguji kepatuhan kepada
ketentuan perundang-undangan dan pengendalian
internal. Hasil auditnya berupa temuan, kesimpulan
dan rekomendasi.
3. Audit Dengan Tujuan Tertentu, yaitu eksaminasi
(examination), review, dan prosedur yang disepakati
(aggred-upon procedures). Misal : Audit Investigasi,
Audit Sistem Pengendalian Internal. Hasil audit :
Kesimpulan mengenai asersi (semua hal yang
diaudit).

AUDIT INTERNAL SEKTOR PUBLIK


Audit internal adalah audit yang dilakukan
oleh pihak dari dalam organisasi audit.
Pengertian organisasi audit dalam hal ini
harus dilihat dengan sudut pandang yang
tepat. Organisasi audit misalnya adalah
pemerintah daerah, kementerian negara,
lembaga negara, perusahaan, atau bahkan
pemerintah pusat.

Peran dan Kontribusi Auditor


Internal Sektor Publik
Menurut the International Standard for the
Professional Practice of Internal Auditing,
peran yang dimainkan oleh auditor internal
dibagi menjadi dua kategori utama; jasa
assurance dan jasa konsultansi.

Jasa assurance
Merupakan penilaian obyektif auditor
internal atas bukti untuk memberikan
pendapat atau kesimpulan independen
mengenai proses, sistem atau subyek
masalah lain.

Jasa konsultansi
Merupakan pemberian saran, dan
umumnya dilakukan atas permintaan
khusus dari klien (para auditi).

Sesuai definisi dari the Institute of Internal Auditors (IIA), jasa


assurance dan konsultasi tersebut dimaksudkan untuk
membantu organisasi mencapai tujuannya, dilakukan melalui
pendekatan sistematis dan teratur terhadap efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian dan proses tata kelola.
Mengenai ketentuan yang mengatur peran inspektorat
pemerintah daerah yang cenderung hanya sebagai auditor
dapat dipahami, karena yang menetapkan aturan adalah
penguasa yang cenderung membutuhkan umpan balik dalam
bentuk hasil pengawasan (assurance). Namun untuk
meningkatkan nilai tambah dari inspektorat, kiranya perlu pula
dipertimbangkan pengembangan jasa auditor internal pada sisi
lain (klien/auditi), yaitu jasa konsultansi.

Pengembangan jasa konsultansi ini dimaksudkan agar


auditor internal memberi manfaat yang optimal bagi
organisasi, sehingga kehadirannya benarbenar dirasakan
sebagai kebutuhan, tidak hanya oleh penguasa/pimpinan,
tetapi juga oleh para auditi. Nilai tambah ini diperlukan,
mengingat posisi auditor internal yang hanya menjalankan
fungsi staf, yang tidak menghasilkan output yang memiliki
nilai uang, tidak seperti Dirjen Pajak/Dinas Pendapatan yang
bertugas menagih pajak dan menghasilkan penerimaan
uang bagi kas negara/daerah.

Disamping memberikan jasa audit (tepatnya assurance) dan


jasa konsultansi, auditor internal juga dapat berperan dalam
berbagai hal lain yang memberikan nilai tambah bagi
organisasi:
Memberikan masukan kepada pimpinan mengenai berbagai

hal terkait dengan pelaksanaan fungsi manajemen, mulai


dari perencanaan sampai pada penyusunan laporan
pertanggung jawaban keuangan pemerintah daerah.
Sebagai counterpart (pendamping) auditor eksternal (BPK

dan/atau kantor akuntan publik yang ditunjuk) dan pejabat


pengawas pemerintah lainnya yang melakukan pengawasan
di lingkungan pemerintah daerah tempat dia bekerja.
Pejabat Pengawas Pemerintah lainnya tersebut meliputi;
BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen/Unit Pengawasan
LPND.

Dalam hal tertentu, bila independensi, kompetensi dan


kecermatan profesional inspektorat daerah dalam
melaksanakan tugas dipandang memenuhi syarat,
dimungkinkan hasil pengawasannya akan dimanfaatkan
oleh auditor eksternal, sebagai pendukung terhadap laporan
audit yang akan diterbitkannya. Dengan demikian, luas
pemeriksaan oleh auditor eksternal dapat dikurangi dan
biaya auditnya dapat lebih efisien.

Manfaat Audit Internal bagi


Manajemen
Beberapa manfaat yang seharusnya dapat diambil
oleh manajemen dari adanya audit internal:

Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat


diawasi sendiri oleh manajemen
Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko
Memvalidasi laporan ke manajemen senior
Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis
Membantu proses pengambilan keputusan
Menganalisis masa depan-bukan hanya masa lalu
Membantu manajer mengelola perusahaan

Independensi Auditor Internal


Independensi dalam Program Audit
Bebas dari intervensi manajerial atas program audit
Bebas dari intervensi atas prosedur audit
Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan

audit selain yang memang disyaratkan untuk


sebuah proses audit
Independensi dalam Verifikasi
Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa
aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit
yang dilakukan.
Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan
manajemen selama verifikasi

Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha

membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi


perolehan barang bukti
Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat
proses audit
Independesi dalam Pelaporan
Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau
signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan
Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang
signifikan dalam laporan audit
Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan
dalam melaporkan fakta, opini, rekomendasi
Bebas dari segala usaha untuk meniadakan
pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam
laporan audit internal

Tanggung
diaudit) :

jawab

auditan/auditee

(manajemen

yang

1. Mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif, dan


transfaran, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
2. Merancang dan mengimplementasikan pengendalian internal.
3. Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan
negara secara tepat waktu.
4. Menindaklanjuti rekomendasi BPK, dan memantau pelaksanaan tindaklanjut
tersebut.

Setiap kerugian negara baik langsung maupun tidak langsung karena perbuatan
melanggar hukum harus diganti oleh pihak yang bersalah dengan dikenakan Tuntutan
Perbendaharaan (bila pelakunya bendaharawan) atau Tuntutan Ganti Rugi (bila
pelaku bukan bendaharawan).
Semua kasus kerugian negara harus dilaporkan kepada BPK, bila terjadi kasus pidana
BPK memproses dan melimpahkannya kepada aparat berwenang (misal kepolisian,
kejaksaan, atau KPK).

Tanggung jawab Auditor :


1. Merencanakan dan melaksanakan audit.
2. Memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik
serta
menjunjung
tinggi integritas, obyektivitas, dan
independensi.
3. Menghargai dan memelihara kepercayaan
mempertahankan profesionalisme.

publik,

dan

Tangung jawab Organisasi Auditor :


4.
5.
6.
7.

Mempertahankan independensi (objektivitas)


Menggunakan
pertimbangan
profesional
(professional
judgement)
Menugaskan auditor yang kompeten
Melaksanakan
peer-review
untuk
menjamin
sistem
pengendalian mutu organisasi auditor.

Standar audit yang digunakan :


Standar Pemeriksanaan Keuangan Negara

(SPKN)
Standar Lain yang disusun dengan mengacu
kepada SPKN

TAHAPAN/PROSES AUDIT SEKTOR PUBLIK


Secara umum, tujuan audit adalah untuk menyediakan informasi bagi para
pengambil keputusan (pengguna laporan keuangan), dengan keyakinan yang
memadai mengenai :
1. Kewajaran penyajian laporan keuangan pemerintah (Audit Keuangan)
2. Keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan keuangan negara
(audit Kinerja)
3. Simpulan atas suatu hal pada bidang keuangan, atau pengendalian internal,
atau bidang lain dari suatu investigasi (Audit dengan Tujuan Tertentu)

Untuk mencapai tujuan ini, proses audit sektor publik terbagi menjadi empat
tahap, yaitu :
4. Merencanakan audit untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cara
yang paling efisien.
5. Mengevaluasi efektivitas pengendalian internal auditan.
6. Menguji asersi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan menguji
ketaatan pada undang-undang atau peraturan yang mengikat.
7. Melaporkan hasil audit.

BUKTI AUDIT
Bukti fisik yaitu benda yang secara fisik dapat

dilihat, diraba, atau dirasakan, seperti tanah,


bangunan, mesin dan peralatan, persediaan,
dan sebagainya.
Bukti dokumentasi yaitu dokumen atau

catatan yang mewakili keberadaan dan


keabsahan transaksi/kejadian yang terkait
dengan laporan yang diuji. Bukti dokumentasi
dapat berasal dari luar atau diciptakan sendiri
melalui sistem di dalam organisasi.

Bukti akuntansi, meliputi catatan/buku-buku, seperti

buku kas umum, buku kas pembantu, termasuk buku


besar (ledger), sub-ledger (kartu-kartu), yang
digunakan untuk merekam bukti dokumentasi dalam
rangka menunjang proses penyusunan laporan.
Pernyataan dari manajemen atau stafnya yang

dibuat secara tertulis, baik yang diperoleh melalui


wawancara maupun dari jawaban tertulis terhadap
daftar pertanyaan (questionnaire) yang disampaikan
auditor.
Bukti analisis, yaitu hasil analisis yang dibuat oleh

auditor terkait dengan data yang dikumpulkannya


melalui proses audit yang dilakukan.

PEMBUKTIAN DALAM AUDIT


Observasi yaitu teknik audit yang dilakukan

melalui peninjauan lapangan.


Penghitungan fisik atau lebih dikenal dengan

stock-opname, yaitu melakukan penghitungan


data fisik yang berada dibawah penguasaan
auditi.
Penelaahan dokumen, yaitu penelitian

terhadap dokumen yang berfungsi sebagai


pendukung informasi yang disajikan dalam
laporan yang diaudit.

Pengujian perhitungan dalam rangka menguji

kebenaran angka-angka baik angka-angka pada


dokumen pendukung maupun angka-angka yang
disajikan dalam laporan.
Konfirmasi yaitu kegiatan untuk memperoleh

pernyataan tertulis atas permasalahan tertentu


dari pihak eksternal.
Wawancara yaitu metode pengumpulan bukti

dengan melakukan wawancara dengan pihak


yang perlu dimintai pernyataan. Hasilnya
didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk
rekaman atau tulisan.

LAPORAN HASIL AUDIT


Akhir dari proses audit ditutup dengan
penyusunan laporan yang berfungsi sebagai
media untuk mengkomunikasikan hasil audit
kepada para penggunanya. Biasanya format (layout) laporan auditor internal sudah ditetapkan
dalam bentuk yang baku, memuat dasar
penugasan, lingkup dan tujuan audit, periode
yang diperiksa, informasi umum tentang auditi,
kebijakan akuntansi untuk laporan audit
keuangan, dan gambaran umum tentang
pelaksanaan kegiatan operasional yang diuji pada
audit kepatuhan dan audit operasional.

LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL


PEMERINTAH DAERAH
Dalam penulisan laporan audit internal
pemerintah daerah perlu diperhatikan norma
pelaporan yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2007,
tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik
Pejabat Pengawas Pemerintah, antara lain;
laporan hasil pengawasan secara tertulis
dapat disajikan dalam bentuk Nota
Dinas/Surat dan Laporan Hasil Pengawasan
Lengkap.

Laporan Hasil Pengawasan Lengkap:


Berisi laporan hasil pengawasan yang diuraikan secara

lengkap atas semua permasalahan yang ditemukan


berdasarkan bukti/fakta yang cukup, kompeten dan relevan.
Mengungkapkan permasalahan yang disajikan menggunakan

analisis berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan tertentu


harus berdasarkan fakta/data yang valid dari instansi yang
diawasi dan/atau sumber informasi yang independen.
Dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang

berwenang, yaitu pejabat pemberi perintah dan pejabat lain


yang terkait dan/atau memerlukan laporan hasil pengawasan
itu.

Anda mungkin juga menyukai