dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu
dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer,
hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang
melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya
sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan
sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan
sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan
penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian
terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan
menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus
berlanjut tanpa henti.
Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batua sedimen itu bisa berasal dari batuan
apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen itu sendiri
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut
ada 3 macam:
1.
Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan
mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan
menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah
menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2.
Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl
akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh
yang nyata adalah hujan asam yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3.
Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang
dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan
dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan
akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah
untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui
beberapa cara:
1.
Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung
jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di
permukaan tanah.
2.
Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati
dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3.
Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya
yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4.
Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu
memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut,
angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan
terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan
secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan
seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di
batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling
bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang
ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses
ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan
mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut
menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi
pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis.
Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya
perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat
pecahan batuan dan fosil
mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersamasama.
Pada kerak bumi yang
dan suhu yang sangat
sering disebut proses
3.
cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan
tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini
metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses
metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1.
Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2.
Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma
sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma
yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak
bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak
bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak
bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan
yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk
ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang
terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu
apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri
berikut:
1.
Butirannya
mengalami
sebagai
2.
Umumnya
memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang
terkandung dalam batuan atau yang sering disebut gas bubble.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma
ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami
proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral
yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu
jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada USA yang merupakan
batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini
tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri
berikut:
1.
2.
Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami
proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai
penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga
keseimbangan batuan yang ada di bumi.
Referensi :
Batuan Beku (Igneous Rock)Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Menurut
beberapateori tentang terjadinya bumi, pada suatu waktu lalu bumi berupa massa cair yang dinamakan magma. Magmaini
selanjutnya membeku membentuk lapisan kerak bumi, dan sebagian besar batuan kerak bumi menjadi jenisbatuan beku. Pada
kenyataannya, 80% batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.Berdasarkan tempat terbentuknya magma
beku, batuan beku dibagi menjadi tiga macam.1 ) B a t u a n B e k u D a l a m ( P l u t o n i k / A b i s i k ) B a t u a n b e k u d a l a m ,
t e r j a d i d a r i p e m b e k u a n m a g m a y a n g berlangsungperlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit,dan gabbro.2 ) B a t u a n B e k u G a n g / K o r o k B a t u a n b e k u k o r o k , t e r j a d i
d a r i m a g m a y a n g m e m b e k u d i l o r o n g a n t a r a sarang magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami prosespembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak
semua besar.Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.3 ) B a t u a n B e k u
L u a r / L e l e h a n B a t u a n b e k u l u a r a t a u b a t u a n b e k u l e l e h a n t e r j a d i d a r i s e b a g i a n m a g m a yang
membeku setelah sampai di permukaan bumi. Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorit, andesit,obsidin, scoria, dan bumice
atau batu apung.b. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)Batuan beku yang telah terbentuk pada permukaan bumi mengalami
pelapukan. Bagian-bagian yang lepasdiangkut oleh aliran air, angin atau cairan gletser, dan kemudian diendapkan. Endapan
tersebut disebut sedimendan masih lunak, karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras dan disebut batuan
sedimen.Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, sebagaiberiku t.
1) Batuan sedimen klasti k yai tu ba tuan asal yan g menga lami pen ghancuran secara mekanis dari ukuran besar
menjadi ukuran kecil, kemudian mengendap membentuk batuan endapanklastik. Contoh umum batuan endapan klastik adalah
batuan pasir dan batu lempung (Shale).2) Batuan sedimen kimiawi yaitu batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti
penguapan, pelarutan,dehidrasi, dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara tidak langsung adalah
batuansedimen kapur yang dinamakan stalaktit dan stalagmit yang terdapat di gua-gua kapur,3)Batuan sedimen organik yaitu
batuan yang terjadi karena selama proses pengen- dapannya mendapatbantuan dari organis- me, yaitu sisa-sisa rumah atau
bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar lautseperti kerang, dan terumbu karang.Berdasarkan tenaga yang me- ngangkut,
batuan sedimen dibe- dakan menjadi 4, sebagai berikut.a) Batuan sedimen aeris atau aeolis, terbentuk oleh tenaga angin, misalnya
tanah los;b) Batuan sedimen glasial, ter- bentuk oleh tenaga es, misal- nya morena;c) Batuan sedimen aquatis, ter- bentuk oleh
tenaga air, misal- nya breksi dan konglomerat;d) Batuan sedimen marine, ter- bentuk oleh tenaga air laut misalnya batu karang.c.
Batuan Malihan (Metamorphic Rock)Batuan malihan terbentuk karena adanya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang
terjadi secarabersamaan pada batuan sedimen. Contoh batuan malihan adalah marmer dari batu kapur dan antrasit dari batubara.
ialah batuan yang terjadi karena magma yang berupa zat cair pijar mengalami pendinginan danmenjadi beku.B e r d a s a r k a n t e m p a t
p e m b e k u a n n y a , b a t u a n b e k u d i b a g i m e n j a d i t i g a , y a i t u : a ) b a t u a n b e k u dalam (plutonik atau abisik),
tempat pembekuan magmadi bagian dalam litosfer (di dalam bumi); b)batuan beku gang atau korok, tempat pembekuannyadi
saluranmagma (dia trema) dan pada rekahan li to sfer; c)batuan beku luar atau lelehan, tempa t pembekuannya di
permukaanbumi.
Batuan sedimen (endapan)
ialah batuan yang diangkut oleh aliran air, angin, atau cairangletser kemudian diendapkan di tempat lain. Akibat proses diagenesis (gaya kimia dan fisis)batuan
sedimen menjadi keras. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibagi tiga,yaitu sebagai berikut.a)b)c)Batuan sedimen klastik, yaitu sedimen yang
susunan kimianya sama dengan batuan asal. Ketikadiangkut hanya mengalami peng- hancuran dari besar menjadi kecil saja. Misalnya, kerikil, pasir,lumpur (berasal
dari batu-batu besar di gunung, masuk ke sungai lalu terbawa air dan salingmembentur yang akhirnya menjadi kecil, susunan kimianya masih sama dengan batuan
asal).Batuan sedimen kimiawi, yaitu sedimen yang terjadi karena proses kimia, pelarutan, penguapan,dan oksidasi. Misalnya, batu gamping (CaCO3) menjadi larutan
air kapur Ca (HCO3)2 yangdisebabkan oleh air hujan yang mengandung CO2. Larutan kapur ini sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur di atas gua menjadi
stalaktit dan di dasar gua menjadi stalagmit.Pembentukannya disebabkan pelarutan dan penguapan H2O dan CO2. Proses kimianya adalah
CaCO3 + H2O + CO2Ca (HCO3)2. Contoh lainnya ialah garam dapur dan gipsum yang merupakanhasil penguapan air laut. Batuan
sedimen organik, yaitu sedimen yang terjadi selama prosespengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa
rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang,tulang belulang, kotoran burung (guano) yang
menggunung di Peru, dan lapisan humus di hutan.Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen dibagi 4 (empat), yaitu
sebagaiberikut. a)Batuan sedimen aeolik (aerik), yaitu batuan sedimen yang terbentukoleh tenaga angin yang mengangkutnya dan diendapkan
di tempatlain, misalnya tanah los. b)Batuan sedimen akuatik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk olehtenaga air mengalir yang
mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya breksi dankonglomerat. Breksi adalah batuan sedimen yang terdiri dari puing-puing
yang bersudut tajam danterekat satu sama lainnya. Konglomerat adalah batuan yang bundar dan terekat satu samalainnya.c)Batuan sedimen
gla sial , yai tu ba tuan sedimen ya ng terben tuk oleh tenaga gletser (es) yan g mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain,
misalnya morena yang berasal dari lerenggunung, terbawa gletser dan diendapkan di kaki gunung.d)Ba tuan sed imen marin , yai tu ba tuan
sed imen yan g terbentu k oleh tena ga air laut (gelombang dan arus) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain,
misalnya pasir putihdan pasir besi di pantai.Beberapa macam lingkungan tempat sedimen klastik diendapkan adalah sebagai berikut. a)Lingkungan aluvial,
yaitu lingkungan sungai, misalnya endapan pasirdi dasar dan ke lokan alur sungai. b)Lingkun gan delta , yai tu di muara
sun ga i, misaln ya maca m- macamd e l t a ( p a s i r d a n l u m p u r ) . c ) L i n g k u n g a n g u r u n , m i s a l n y a
g u r u n p a s i r . d ) L i n g k u n g a n g l a s i a l (daerah es), misalnya timbunan morena. e)Lingkungan laut dangkal, misalnya
sisa organismelaut, terumbukarang, dan endapan lumpur dari darat. 3)
Batuan metamorf (malihan atau berubah sifat)
ialah batuan beku atausedimen yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (meta- morfosis). Penyebabperubahan itu adalah suhu atau
tekanan yang meningkat dan adanya penambahan zat lain kedalam batuan asal. Ada beberapa macam metamorfosis, yaitu sebagai berikut.a)Me tamorfo sis
termal a tau kontak a tau sentuh, ya itu prose s batuan me tamorf yan g terbentuk karena perubahan suhu, misalnya marmer
terjadi dari batu kapur dan antrasit terjadi dari batubara.Metamo rfosi s ter mal, terdi ri dari : (1)p yr ometamorfosi s, ya itu prose s
ba tuan ya ng san ga t tinggi, m i s a l n y a m a r m e r d a n a n t r a s i t ; ( 2 ) p n e u m a t o l y s i s , y a i t u p r o s e s b a t u a n
m e t a m o r f t e r b e n t u k karenagas-gas dari magma yang sedang naik dapat mengubah batuan sekeliling dan membentukmineralmineral baru, misalnya pembentukan biji timah di Bangka;(3)hidro termal , yai tu proses batuan me tamorf yan g terbentu k
karena larutan panas, bukan ga s yang memprosesnya, misal- nya andesit diubah menjadi propilit.Metamorfosis dinamo, yaitu
proses batuan metamorf yang terbentuk karena adanya perubahantekanan, misalnya batu sabak dan batu bara. Metamorfosis
regional, yaitu proses batuanmetamorf yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersama-sama, misalnyabatuan gneis, sabak,
dan serpih.Batuan metamorf ini akan melebur (melting) menjadi magma kembali apabila suhu dan tekananpada batuan metamorf meningkat terus.
Demikian terus-menerus dan silih berganti, prosesbatuan ini disebut siklus atau daur batuan (lihat gambar 3.1).
a . B a t u a n B e k u ( I g n e o u s R o c k )
Batuan beku atau
igneous rock
berasal dari bahasa latin
inis
yangberartiapi (
fire
). Batuan beku merupakan batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalammaupun di atas permukaan bumi sehingga tekstur yang
terbentuk sangat bergantung kondisipembekuannya.Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan semakin lama semakin dingin danpada
akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan bekudalam atau batuan intrusi
(plutonis
). Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambatsehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur
phaneritis
.Sementara itu, ada pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi sehingga dikenaldengan nama batuan beku luar atau batuan ekstrusi (batuan
vulkanis). Batuan vulkanis dengancepat sekali membeku sehingga jenis kristal batuannya besar, bersifat halus, dan sulit dilihatdengan mata telanjang. Batuan
dengan mineral halus disebut tekstur
aphanitis
.Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam adalah
granit, granodiorit, diorit,andesit, gabro, basal, batu kaca (obsidian)
, batu apung, dan
konglomerat
.
b. BatuanSedimenBatuan endapan
(sedimen) adalah jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materihasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil
erosi terdiriatas berbagai jenis partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara pengangkutannya
, batuan dibedakan manjadi tiga macam, yaitu batuanbeku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
1) Berdasarkan Tempat Pembekuannya
J
e
n
i
B
a
t
u
a
n
C
i
c
i
r
i
C
o
n
t
b
a
t
u
a
n
s
r
o
i
h
Kita sudah mengetahui bahwa di bumi ada tiga jenis batuan, yaitu : batuan beku, batuan sediment, dan batuan metamorf.
Ketiga jenis batuan ini dapat berubah menjadi batuan yang lainnya karena adanya factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor
tersebut diantaranya, Pelapukan dan Erosi. Pelapukan dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungannya; seperti suhu, zat kimia,
dan makhluk hidup lainnya. Ada tiga macam pelapukan, yaitu : pelapukan secara fisika, kimia, dan biologi.
1. Pelapukan secara fisika.
perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahanrekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses- proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi
bagian yang lebih kecil lagi
2. Pelapukan secara kimia.
beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping.
Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah hujan asam yang sangat
mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi.
Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara
biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar
tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang
lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan tersebut akan menjadi lebih
kecil sehingga mudah untuk berpindah tempat. Perpindahan tempat itu
disebut dengan erosi. Proses ini dapat terjadi melalui berbagai cara,
diantaranya: akibat grafitasi, air, angin dan glasier.
1. Akibat grafitasi.
akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui
tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air.
air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang
lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang
kecil ini.
3.Akibat angin.
selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di
daerah gurun.
4. Akibat glasier.
sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan
batuan yang ada.
Sekarang saya akan menjelaskan mengenai perubanhan batuan-batuan
tersebut atau disebut dengan siklus batuan.
Saya tidak bisa menentukan dari mana proses ini dimulai, tapi menurut beberapa sumber mengatakan tahap pertama dimulai dari
batuan tersebut masih dalam bentuk magma yang ada di perut bumi
Tahap pertama, magma yang berada di perut bumi mengalami pengkristalan dan ada juga yang keluar ke permukaan
bumi. Magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami pendinginan karena suhu lingkungannya lebih rendah. Setelah
mengalami pengkristalan dan pendinginan mama berubah menjadi batuan beku.
kecil-kecil jadi mudah berpindah. Perpindahan itu disebut erosi. Namun tak selamanya pecahan-pecahan tersebut terbawa akibat
erosi. Misalnya seperti angina yang akan berkurang tiupannya, dan glesier akan berkurang alirannya. Akibatnya pecahan-pecahan
tersebut akan mengalami pengendapan. Proses ini disebut sedimentasi. Selama proses berlangsung, pecahan akan diendapkan
secara berlapis dimana pecahan yang lebih berat akan diendapkan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan yang lebih ringan dan
begitu seterusnya.
Tahap selanjutnya adalah proses metamorfisme. Pada proses metamorfisme ini semua batuan baik batuan beku
maupun batuan sediment akan berubah menjadi batuan metamorf. Hal itu terjadi karena pengaruh dari lngkungannya, yaitu suhu,
tekanan dan kondisinya sehingga terjadi perubahan struktur menjadi batuan metamorf.
Batuan metamorf akan mengalami tekanan dan akan semakin dalam posisinya. Semakin dalam dan mendapat tekanan
dan suhu yang tinggi kemungkinan melebur menjadi magma sangatlah besar. Magma yang terbentuk kembali mengalami
kristalisasi dan sebagian keluar ke permukaan bumi dan mengalami pendinginan kembali. Begitu seterusnya dan siklus berulang.
Siklus Batuan Tahap II
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Info and Rating
Follow
I Gede Gegiranang...
Follow Us!
scribd.com/scribd
twitter.com/scribd
facebook.com/scribd
About
Press
Blog
Partners
Scribd 101
Web Stuff
Support
FAQ
Developers / API
Jobs
Terms
Copyright
Privacy
:: Sebagai pengantar untuk memudahkan pemahaman kita, batuan dapat diartikan sebagai kumpulan satu atau lebih mineral,
meskipun ada beberapa catatan mengenai definisi ini. (Contoh: Obsidian adalah sepenuhnya tersusun oleh gelas volkanik yang
tidak memiliki struktur kristal, batubara dan batugamping terumbu terbentuk dari penguraian material organic dan tidak mengandung
mineral).
Ada tiga jenis batuan yang umum dikenal:
1. Batuan beku, terbentuk dari pembekuan magma atau lava (lava adalah magma yang sampai keluar ke permukaan bumi).
2. Batuan sedimen, terbentuk dari presipitasi kimiawi dari butiran mineral, atau proses sedimentasi dan sementasi fragmen batuan
lain, tumbuhan atau hewan, yang ditransportasikan oleh medium air, angin atau es ke suatu cekungan pengendapan.
3. Batuan metamorf, terbentuk pada batuan asal (baik batuan beku atau batuan sedimen) yang mengalami temperatur dan tekanan
yang tinggi, mengakibatkan perubahan komposisi dan tekstur mineralnya.
Sebenarnya ada satu lagi jenis batuan, yaitu batuan volkanik (seperti; tuf dan batulapili). Hanya saja, masih terdapat perbedaan
pendapat mengenai apakah batuan volkanik termasuk ke dalam batuan beku atau termasuk kelompok batuan tersendiri atau justru
batuan beku yang harus dimasukkan ke dalam kelompok batuan volkanik. (pusing? coba tanya dosen aja yach!)
Semua jenis batuan terhubung dalam sebuah model siklus batuan, yang pertama kali dikemukakan oleh James Hutton. Pada model
di atas, semua jenis batuan dapat terbentuk, terubahkan, terurai/lapuk dan tererosi serta terbentuk kembali dari satu jenis batuan
menjadi jenis batuan lain, secara berulang seperti sebuah siklus. Sebagai contoh, magma yang membeku membentuk batuan beku.
Batuan beku ini dapat mengalami pengangkatan, tersingkap di permukaan dan mengalami pelapukan dan erosi. Batuan ini terurai
menjadi fragmen atau sedimen yang tertransportasi dan terendapkan pada suatu cekungan pengendapan. Sedimen ini kemudian
mengalami litifikasi (pembatuan) melalui proses kompaksi (penekanan massa sedimen yang terendapkan di atasnya), atau proses
sementasi alamiah dari presipitasi mineral di dalam air, kemudian membentuk batuan sedimen.
Bila batuan sedimen mengalami tekanan dan temperature yang tinggi, batuan ini akan berubah (bentuk, warna, densitas dan
komposisi) menjadi batuan metamorf. Bila batuan metamorf ini mengalami pemanasan hingga titik leburnya, maka akan kembali
membentuk magma. Seperti itulah gambaran ideal suatu siklus batuan.
:: Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami
dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu
dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer,
hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang
melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya
sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan
sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan
sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan
penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian
terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan
menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus
berlanjut tanpa henti
::