Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG OPTIK

LKM 03
EKSPLORASI SIFAT- SIFAT GELOMBANG PADA BIDANG

Oleh:
1. Nuriska Ela Safitri
(12030654057)
2. Muflihatul Abadiyah
(12030654224)
3. Moch. Martha Ayuhans (12030654226)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN IPA

2015
EKSPLORASI SIFAT-SIFAT GELOMBANG PADA BIDANG
Nuriska Ela Safitri, Muflihatul Abadiyah, Mochamat Martha Ayuhans

Universitas Negeri Surabaya


ABSTRAK
Kami telah melakukan percobaan dengan judul Pembiasan Eksplorasi Sifat-sifat Gelombang
pada Bidang pada hari Rabu tanggal 22 April 2015 di Laboratorium prodi Pendidikan IPA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unesa. Praktikum ini bertujuan untuk
Mendeskripsikan (gambar dan verbal) sifat-sifat gelombang air (pemantulan, pembiasan,
interferensi, dan difraksi). Adapun prosedur untuk melakukan percobaan ini ialah dengan
merangkai struktur tangki riak, mengisi air pada kaca tangki, memantulkan bandul yang
berada pada balok diatas kaca tangki,mengambil hasil pengamatan dari pengamatan
peristiwa sifat pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi, kemudian menggambar
hasil pengamtan pada jertas dan menganalisis hasil pengamatan yang diperoleh.. Adapun
variabel yang kami gunakan adalah variabel manipulasi pada sifat pemantulan yaitu jarak
bandul (pemantul) pada dinding; variabel manipulasi pada sifat pembiasan yaitu banyaknya
kaca; variabel manipulasi pada sifat interferensi yaitu jarak antar bandul (pemantul);
variabel manipulasi sifat difraksi yaitu jarak celah, variabel kontrolnya yaitu tangki riak dan
kertas manila, serta variabel responnya yaitu gambar gelombang yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, sifat pemantulan diperoleh bahwa semakin
besar jarak bandul dari dinding maka gelombang pantul terlihat samar, jarak gelombang
pantul dari dinding semakin bsar, dan kelengkungan semakin besar (hamper rata). Sifat
pembiasan diperoleh bahwa semakin banyak jumlah kaca maka jarak gelombang
sesungguhnya dengan gelomnang bias terlihat semakin besar. Sifat interfernsi diperoleh
bahwa interfernsi saling menguatkan terjadi ketika jarak antar bandul sebesar 9,5 dan 20,5
cm, dan interferensi melemahkan terjadi ketika jarak antar bandul sebesar 15,0 cm. terakhir,
sifat difraksi diperoleh bahwa semakin sempit jarak celah maka gelombang gejala difraksi
terlihat semakin jelas dan semakin kecil pula gelombang yang melewati celah.
Kata kunci : Pemantulan, Pembiasan, Interferensi, Difraksi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah gerak bolak-balik (osilasi) yang bergerak tanpa membawa partikel
medium (perantara) bersamanya. Gelombang terjadi karena adanya sumber getaran yang
bergerak terus menerus. Gelombang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
gelombang pada air. Ketika air disentuh dengan jari, maka akan terbentuk gelombang di
sekitar jari.
Terdapat empat gejala umum atau sifat pada gelombang yaitu pemantulan,
pembiasan, difraksi, dan interferensi. Sifat pada gelombang ini merupakan ciri ketika
terdapat gelombang yang timbul dengan adanya sumber getaran. Sifat gelombang dapat
dilihat dengan mudah di alam seperti gelombang pada air ketika terdapat benda yang masuk
dalam air. Selain dapat terlihat di alam, sifat gelombang dapat sengaja dibuat. Salah satu alat
untuk mendeskripsikan sifat gelombang adalah tangki riak. Eksplorasi sifat pada tangki riak
dapat membuktikan adanya sifat-sifat gelombang pada air.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut, yaitu :
1. Bagaimana gejala pemantulan gelombang pada air dengan menggunakan tangki riak?
2. Bagaimana gejala pembiasan gelombang pada air dengan menggunakan tangki riak?
3. Bagaimana gejala interferansi atau penggabungan gelombang pada air dengan
menggunakan tangki riak?
4. Bagaimana gejala defraksi gelombang pada air dengan menggunakan tangki riak?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah:
1. Mendeskripsikan gejala pemantulan gelombang air dengan menggunakan tangki riak.
2. Mendeskripsikan gejala pembiasan gelombang air dengan menggunakan tangki riak.
3. Mendeskripsikan gejala interferansi atau penggabungan gelombang air dengan
menggunakan tangki riak.
4. Mendeskripsikan gejala defraksi gelombang air dengan menggunakan tangki riak.
D. Hipotesis
1. Jika semakin besar jarak bandul dengan dinding pantul, maka gelombang pantul terlihat
samar, jarak gelombang pantul dari dinding semakin besar, serta kelengkungan
gelombang pantul yang dihasilkan semakin samar dan hamper rata (tidak membentuk
lenkung).

2. Jika semakin banyak/ tinggi jumlah kaca, maka jarak anatara gelombang yang
sesungguhnya dan gelombang pantul yang dibiaskan semakin besar.
3. Jika terbentuk garis pada pusat gelombang interferensi, maka membuktikan adanya
gejala interferensi. Gejala interferensi ada 2, saling menguatkan dan melemahkan. Jika
terbentuk garis lurus yang jelas, maka terbentuk interferensi saling menguatkan. Jika
terbentuk garis lurus putus-putus, maka terbentuk interferensi melemahkan.
4. Jika semakin kecil jarak celah, maka gejala difraksi terlihat semakin jelas dan semakin
kecil pula gelombang yang melewati celah.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tangki Riak (Ripple Tank)
Untuk mempelajari sifat pada gelombang dapat dilakukan kegiatan percobaan
mengamati gelombang yang terjadi di permukaan air dengan menggunakan tangki riak atau
tangki gelombang (ripple tank). Pada dasarnya tangki riak terdiri atas tangki air yang
dasarnya terbuat dari kaca, motor listrik sebagai sumber getar yang diletakkan di atas papan
penggetar dan akan menggetarkan papan penggetar yang berupa plat/keping untuk
pembangkit gelombang lurus dan pembangkit berbentuk bola kecil untuk membangkitkan
gelombang lingkaran. Frekuensi gelombang dapat diatur (diubah-ubah) dengan cara
mengatur kecepatan motor dengan mengatur besar-kecilnya tegangan pada power supply.
Selain itu, sebuah lampu diletakkan di atas tangki riak untuk menyinari permukaan
logam. Sinar lampu akan menghasilkan bayangan gelombang pada kerts putih. Di bawah
tangki riak diletakkan kertas putih untuk mengamati bentuk gelombang pada permukaan air.
Puncak dan dasar gelombang akan terlihat pada kertas putih (layar) berupa garis gelap dan
terang.

Gambar 1. Tangki Riak


Sumber: http://fisikazone.com

Gambar 2. Gelombang air pada tangki riak saat logam penggerak digerakkan
Sumber: http://ricopermana29.blogspot.com

Sebelum membicarakan sifat gelombang, akan dibahas mengenai pengertian front


gelombang atau muka gelombang dan sinar gelombang. Apabila menggunakan keping getar,
maka pada permukaan air akan terlihat garis lurus yang bergerak ke tepi dan jika
menggunakan bola sebagai penggetarnya, maka pada permukaan timbul lingkaran-lingkaran
yang bergerak ke tepi. Sekumpulan garis-garis atau lingkaran-lingkaran itu yang dinamakan
front gelombang atau muka gelombang. Jadi, muka gelombang didefinisikan sebagai tempat
sekumpulan titik yang mempunyai fase yang sama pada gelombang (Anonim, 2014). Muka
gelombang dapat berbentuk garis lurus atau lingkaran.

Gambar 3. Muka gelombang


Sumber: http://fisikazone.com

Tempat kedudukkan titik yang mempunyai fase yang sama mempunyai jarak 1, 2,
3, dan seterusnya, sehingga jarak antar front gelombang yang saling berdekatan sebesar 1
gambar diatas. Muka gelombang lurus seperti ditunjukkan dalam gambar. Setiap gelombang

merambat menurut arah tertentu. Arah rambatan gelombang disebut sinar gelombang. Sinar
gelombang arahnya selalu tegak lurus dengan muka gelombang (Anonim, 2014).
B. Sifat-Sifat Gelombang pada Bidang
Sifat-sifat gelombang pada bidang terdiri dari pemantulan, pembiasan, difraksi, dan
interferensi. Sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Pemantulan gelombang (Refleksi)
Untuk mengamati pemantulan gelombang dapat dilakukan dengan menempatkan
balok kaca atau logam pada tangki riak sebagai penghalang gelombang yang
mempunyai muka gelombang lurus. Sinar gelombang tersebut akan dipantulkan pada
saat mengenai dinding penghalang tersebut. Dalam pemantulan gelombang tersebut
berlaku hukum pemantulan gelombang, yaitu:
Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang.
Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang
datar.
Ketika sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang atau sampai di ujung
medium yang dirambatinya, paling tidak sebagian dari gelombang tersebut terpantul
(Giancoli, 2001). Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau
sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan
bidang batas antara dua medium. Muka gelombang merupakan tempat kedudukan titiktitik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya tegak lurus arah
gelombang dan dapat mempunyai bentuk.
Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan hukum
pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul, kita peroleh bayangan O adalah I.
Titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka gelombang pantul adalah
lingkaran-lingkaran yang berpusat di I, seperti ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Pantulan
gelombang air

2. Pembiasan gelombang (Refraksi)

Sumber:
http://garinihasna.blogspot.com

Untuk

mempelajari

pembiasan

gelombang

dapat

dilakukan

dengan

menempatkan balok kaca/logam pada tangki riak yang seluruhnya berada di dalam air,
sehingga akan membedakan kedalaman permukaan air dalam tangki riak. Hal ini untuk
menggambarkan adanya dua medium rambatan gelombang, permukaan dalam
menggambarkan medium yang rapat dan permukaan air yang dangkal menggambarkan
medium yang kurang rapat. Sinar gelombang yang melewati bidang batas antara
kedalaman air terlihat dibelokkan/dibiaskan di mana front gelombangnya menjadi lebih
rapat. Hal ini menunjukkan adanya perubahan panjang gelombang, akan tetapi
frekuensinya tetap yaitu sama dengan frekuensi sumber getarnya. Dalam pembiasan
gelombang berlaku hukum pembiasan yang menyatakan :
Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap

Secara umum sering dituliskan :

dengan :
i = sudut datang gelombang (derajat atau radian)
r = sudut bias gelombang (derajat atau radian)
1 = panjang gelombang pada medium 1 (m)
2 = panjang gelombang pada medium 2 (m)
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
n2.1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena
frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (=v/f) juga tetap untuk
gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua
medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari udara
ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di udara lebih besar

daripada cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh karena (=v/f), maka panjang
gelombang cahaya di udara juga lebih besar daripada panjang gelombang cahaya di
dalam air. Perhatikan sebanding denganv. Makin besar nilai v, maka makin besar
nilai , demikian juga sebaliknya.

Gambar 5. Perbedaan kerapatan gelombang pada saat terjadi pembiasan


Sumber: http://fisikon.com

Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti


diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus mengenai
bidang batas antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki riak.
Ketik gelombang mengenai perbatasan sebagian energi dipantulkan dan sebagian
diteruskan atau diserap. Ketika gelombang dua atau tiga dimensi yang merambat ada
satu medium menyebrangi perbatasan ke medium dimana kecepatannya berbeda,
gelombang yang ditransmisikan bisa merambat dengan arah yang berbeda dari
gelombang datang (Giancoli, 2001).

Gambar 6. Pembiasan pensil di dalam air


Sumber: hnumhaq.wordpress.com

Bila dalam perambatannya, sebuah gelombang melewati bidang batas dua


medium, maka arah gelombang datang tersebut akan mengalami pembelokkan, arah
pembelokkan gelombang ini disebut dengan pembiasan. Hukum Snellius menyebutkan,
bila gelombang datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka
gelombang akan dibiaskan mendekati garis normal, dan sebaliknya.

3. Interferensi pada gelombang


Untuk menunjukkan gejala interferensi gelombang dapat dipergunakan dua
sumber getar berbentuk bola atau sumber getar berupa keping/plat yang diberi dua
lubang/celah di mana celah tersebut dapat dianggap sebagai sumber getaran
(gelombang). Untuk mengamati gejala interferensi gelombang agar teramati dengan
jelas, maka kedua gelombang yang berinterferensi tersebut harus merupakan dua
gelombang yang koheren. Dua gelombang disebut koheren apabila kedua gelombang
tersebut memiliki frekuensi dan amplitude yang sama serta memiliki selisih fase yang
tetap/ konstan (Neutron, 2013).

Gambar 7. Inferensi gelombang pada tangki riak


Sumber: http://fisikazone.com

Dua gelombang disebut .sefase. jika kedua gelombang tersebut memiliki


frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah simpangan yang sama
pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut
memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan
yang berlawanan.
Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi jika pertemunan
kedua gelombang saling menguatkan, disebut interf reusi maksimum atau interferensi

konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang
sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi
minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan
tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase. Jika dua gelombang sefase dan dua
gelombang berlawanan fase mengalami interferensi, akan didapatkan seperti gambar
dibawah ini:

Gambar 8. Interferensi pada gelombang


Sumber: https://suryatika.wordpress.com

Gambar diatas menunjukkan pola interferensi yang ditunjukkan tangki riak, di


mana garis tebal/tidak terputus adalah hasil interferensi yang bersifat konstruktif,
sedangkan garis putusputus menunjukkan interferensi yang bersifat destruktif (Neutron,
2013).
4. Difraksi gelombang
Untuk menunjukkan adanya difraksi gelombang dapat dilakukan dengan
meletakkan penghalang yang mempunyai celah pada tangki riak. Lebar celah tersebut
dapat diatur. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan/penyebaran (lenturan)
gelombang jika gelombang tersebut melalui celah. Gelombang-gelombang menyebar
sewaktu merambat dan ketika menemui penghalang, gelombang ini berbelok
mengitarinya dan memasuki daerah berikutnya (Giancoli, 2001).

Gambar 9. Difraksi pada gelombang air


Sumber: http://physics.tneutron.com

Gejala difraksi akan semakin tampak jelas apabila lebar celah semakin sempit.
Dengan sifat inilah ruangan dalam rumah kita menjadi terang pada siang hari
dikarenakan ada lubang kecil pada genting. Serta suara alunan musik dari tape recorder
dapat sampai ke ruangan lain, meskipun kamar tempat tape tersebut pintunya tertutup
rapat.

Gambar 10. Difraksi dengan lebar celah yang berbeda


Sumber: http://physics.tneutron.com

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Rancangan Percobaan

Gambar 1. Rancangan Percobaan


B. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No
1
2
3
4
5
6

Nama
Tangki riak
Power supply
Kertas manila
Selotip
Air
Kamera ponsel

Spesifikasi
Standar
Putih
Standar
Min 2 Mp, autofocus

Jumlah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 liter
1 buah

C. Variabel Percobaan
a. Variabel Manipulasi :
Pemantulan : letak bandul
Pembiasan
: tinggi kaca
Interferensi : jarak bandul
Difraksi
: jarak celah
Definisi operasional variabel:
Pemantulan : letak bandul ini adalah letaj bandul terhadap dinding
Pembiasan
: tinggi kaca yang digunakan untuk membiaskan
Interferensi : jarak antar bandul
Difraksi
: jarak celah antara dua penghalang
b. Variabel Kontrol
: tangki riak dan kertas manila
Definisi operasional variabel:
- Tangki riak adalah tangki yang digunakan untuk meletakkan alat-alat lain untuk
mengeksplorasikan sifat-sifat gelombang pada bidang
- Kertas manila digunakan untuk mengamati bayangan yang terjadi.
c. Variabel Respon : gambar gelombang yang dihasilkan

Definisi operasional variabel:


- Gambar gelombang yang dihasilkan meliputi gambar pembiasan, pemantulan,
interferensi, dan difraksi.
D. Langkah Percobaan
1. Merangkai tangki riak seperti dengan rancangan pengamatan.
2. Mengisi tangkai riak dengan air pada bagian papan yang telah disiapkan sampai
kedalaman air mencapai 1,5 m.
3. Menghubungkan tangkai riak dengan power supply sehingga lampu dan motor bergerak.
Pengamatan pemantulan
4. Menempatkan balok kaca atau logam dengan posisi vertical sebagai penghalang dalam
tangki riak.
5. Mengamati bayangan yang terjadi pada air yang terlihat di kertas manila.
Pengamatan pembiasan
6. Menempatkan balok kaca atau logam pada tangki riak dengan posisi horizontal dan
tercelup seluruhnya.
7. Mengamati bayangan yang terjadi pada air yang terlihat di kertas manila.
Pengamatan interferensi
8. Menempatkan sumber getar berbentuk bola atau plat yang koheren.
9. Mengamati bayangan yang terjadi pada air yang terlihat di kertas manila.
Pengamatan difraksi
10. Menempatkan dua penghalang berupa balok kaca atau logam dengan memberi celah
selebar 1 cm.
11. Mengamati bayangan yang terjadi pada air yang terlihat di kertas manila.

BAB IV
DATA, ANALISIS, dan DISKUSI
A. Data
No

Sifat
Gelombang

Keterangan

1.

4 cm dari
dinding

Pemantulan

6 cm dari
dinding

8 cm dari
dinding

2.

Pembiasan

2 kaca

Gambar
Teori

Pengamatan

No

Sifat
Gelombang

Keterangan

3 kaca

4 kaca

3.

Interferensi
Jarak antar
bandul 9,5
cm

Jarak antar
bandul 15,0
cm

Gambar
Teori

Pengamatan

No

Sifat
Gelombang

Keterangan
Jarak antar
bandul 20,5
cm

4.

Jarak celah
1 cm

Jarak celah
2 cm
Defraksi

Jarak celah
2,5 cm

B. Analisis

Gambar
Teori

Pengamatan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, pada percobaan sifat cahaya
pemantulan, bentuk gelombang air saat diberi penghalang yang berjarak 4 cm dari bandul
terjadi pemantulan yaitu gelombang air yang berbentuk lingkaran berlapis-lapis ketika
mengenai dinding penghalang akan memantul dengan bentuk setengah lingkaran yang
menghadap terbalik atau berlawanan arah dari gelombang datang dan terdapat garis lurus di
tengah gelombang setengah lingkaran tersebut. Gelombang pantul yang terbentuk dari
dinding penghalang semakin jelas, namun gelombang tersebut semakin samar dan
menghilang saat mengarah ke bandul. Sama halnya dengan pemantulan pada jarak 6 cm dan
8 cm. Perbedaan antara ketiganya terlihat pada gelombang pantul yang terbentuk.
Pemantulan pada jarak 4 cm mempunyai gelombang pantul yang paling samar atau
mengarah ke bandul (gelombang pantul maksimal) yang jaraknya paling dekat dengan
gelombang datang, semakin lebar jarak dinding maka semakin lebar pula jarak yang
terbentuk.
Pada percobaan sifat pembiasan cahaya, pada percobaan pembiasan dengan 2 kaca
(medium tipis), bentuk gelombang datang maupun bentuk gelombang saat gelombang
melewati kaca tetap berbentuk setengah lingkaran. Akan tetapi gelombang air yang melewati
kaca akan terlihat seolah-olah seperti patah atau tidak bersambungan seperti membengkok
ke dalam. Patahan tersebut mengarah ke dalam saat berada di atas kaca. Bentuk patahan ini
terlihat lebih jelas pada percobaan pembiasan dengan 3 kaca dan 4 kaca (medium tebal).
Pada percobaan sifat cahaya difraksi, gelombang air saat melewati celah 1 cm
bentuknya menjadi terpotong di dalam celah dan saat diteruskan keluar celah akan
membentuk gelombang baru setengah lingkaran sesuai dengan lebar celah. Semakin keluar,
gelombang baru ini akan membentuk setengah lingkaran yang lebih besar. Sama halnya
dengan gelombang yang melewati celah 2 cm dan 2,5 cm. Perbedaannya terletak pada
diameter setengah lingkaran dari gelombang baru yang terbentuk. Gelombang yang
melewati celah 1 cm memiliki gelombang baru yang diameter setengah lingkarannya paling
kecil, pada celah 2 cm diameternya lebih besar dan pada celah 2,5 cm yang paling besar.
Pada percobaan sifat interferensi cahaya dengan jarak antara bandul 9,5 cm, garisgaris lurus yang terbentuk sangat jelas dan jaraknya cukup rapat, sedangkan saat jarak antara
bandul 15 cm garis lurus tersebut semakin berkurang dan jaraknya lebih renggang. Terlebih
ketika pada jarak antara bandul 20,5 cm garis lurusnya paling sedikit dan jaraknya semakin

renggang. Gelombang yang dihasilkan dari dua bandul tersebut keduanya menjadi merambat
saling mendekat. Di antara pertemuan kedua gelombang terdapat garis lurus yang
membentuk pola belah ketupat (garis pada kanan dan kiri mengecil dan garis tengah
semakin panjang). Hal ini terjadi pada ketiga jarak interferensi, mulai dari jarak 9,5 cm, 15
cm, sampai 20,5 cm. Namun perbedaan yang muncul yaitu garis lurus yang terbentuk di
tengah pertemuan kedua gelombang.
C. Diskusi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan teori yang
ada. Pada pemantulan bentuk gelombang air saat diberi penghalang yang berjarak 4 cm dari
bandul terjadi pemantulan yaitu gelombang air yang berbentuk lingkaran berlapis-lapis
ketika mengenai dinding penghalang akan memantul dengan bentuk setengah lingkaran yang
berlawanan arah dari gelombang datang dan terdapat garis lurus di tengah gelombang
setengah lingkaran tersebut. Bentuk setengah lingkaran yang berlawanan arah dari
gelombang datang berasal dari bentuk gelombang air yang melingkar dan garis lurus di
tengah gelombang setengah lingkaran tersebut merupakan gelombang pantul dari dinding.
Gelombang datang yang mencapai dinding memberikan gaya pada dinding, selanjutnya
dinding akan memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah (Hukum III Newton).
Gaya inilah yang membangkitkan pantulan yang terbalik. Gelombang pantul yang terbentuk
dari dinding penghalang semakin jelas, namun gelombang tersebut semakin samar dan
menghilang saat mengarah ke bandul. Hal ini dikarenakan adanya sinar yang menunjukkan
arah gerak, sinar selalu tegak lurus terhadap muka gelombang (puncak gelombang).
Gelombang di dekat sumber berbentuk melingkar atau bulat karena pengaruh bentuk bandul.
Semakin jauh dari sumber, muka gelombang kehilangan hampir semua lengkungan sehingga
hampir lurus atau rata dan bentuknya semakin samar. Perbedaan antara ketiga jarak pantul
terlihat pada gelombang pantul yang terbentuk. Pemantulan pada jarak 4 cm mempunyai
gelombang pantul yang paling samar atau mengarah ke bandul (gelombang pantul
maksimal) yang jaraknya paling dekat dengan gelombang datang, semakin lebar jarak
dinding maka jarak yang terbentuk semakin lebar pula. Hal ini sesuai dengan hukum
pantulan yang menyatakan bahwa sudut pantulan sama dengan sudut datang. Ketika jarak
pantul 4 cm, maka sudut pantul yang dibentuk semakin dekat sehingga gelombang pantul

masih terlihat jelas. Semakin lebar jarak yang dibentuk antara sumber gelombang dan
dinding, maka semakin samar gelombang pantul yang terbentuk.
Pada percobaan pembiasan dengan 2 kaca (medium tipis), gelombang yang melewati
kaca terlihat seperti patah, membengkok kearah dalam. Bentuk patahan ini terlihat lebih
jelas pada percobaan pembiasan dengan 3 kaca dan 4 kaca (medium tebal). Ketika
gelombang yang merambat pada satu medium menyeberangi perbatasan ke medium dengan
kecepatan berbeda, Kecepatan berkurang pada air dangkal dan gelombang mengalami
pembiasan. Saat kecepatan berkurang sedikit demi sedikit, gelombang mengalami
pembiasan sedikit demi sedikit. Gelombang yang melewati kaca memiliki kecepatan yang
lebih kecil daripada medium air. Kecepatan gelombang ini semakin berkurang saat melewati
medium kaca yang tebal (3 kaca dan 4 kaca), sehingga perubahan arah gelombang akan
semakin terlihat jelas.
Pada percobaan interferensi, gelombang yang dihasilkan dari dua bandul merambat
saling mendekat. Terjadinya interferensi ini disebabkan ketika dua gelombang merambat
pada bagian yang sama dalam ruang pada saat yang sama. Di antara pertemuan kedua
gelombang terdapat garis lurus yang membentuk pola belah ketupat (garis pada kanan dan
kiri mengecil dan garis tengah semakin panjang). Hal ini dikarenakan pada beberapa bagian
pertemuan antara dua gelombang, puncak dari satu gelombang berulang-ulang bertemu
dengan puncak dari gelombang yang lain (lembah bertemu lembah). Ini merupakan
interferensi konstruktif dan air secara kontinu berosilasi ke atas dan ke bawah dengan
amplitudo yang lebih besar daripada masing-masing gelombang jika terpisah. Pada tempat
yang lain, terjadi interferensi destruktif ketika air sebenarnya tidak bergerak ke atas dan ke
bawah sama sekali (tempat dimana puncak satu gelombang bertemu dengan lembah
gelombang yang lainnya, dan sebaliknya). Adanya garis-garis lurus di tengah pertemuan dua
gelombang merupakan resultan antara dua gelombang saat berinterferensi destruktif.
Perbedaan yang muncul pada ketiga jarak interferensi yaitu garis lurus yang terbentuk di
tengah pertemuan kedua gelombang. Saat jarak 9,5 cm garis-garis lurus yang terbentuk
sangat jelas dan jaraknya cukup rapat, sedangkan saat jarak 15 cm garis lurus tersebut
semakin berkurang dan garis tersebut berupa garis putus-putus. Pada jarak ini terjadi
interferensi saling melemahkan. Terlebih ketika pada jarak 20,5 cm garis lurusnya paling
sedikit dan jaraknya semakin renggang. Hal ini disebabkan semakin dekat jarak interferensi,

maka semakin jelas dan semakin banyak interferensi destruktif yang terjadi. Sama halnya
dengan interferensi konstruktifnya. Interferensi hanya terjadi untuk energi yang dibawa oleh
gelombang, tidak untuk energi yang dibawa oleh partikel materi.
Untuk percobaan difraksi, gelombang air saat melewati celah bentuknya menjadi
terpotong di dalam celah tersebut dan saat diteruskan keluar celah akan membentuk
gelombang baru setengah lingkaran yang diameternya seperti lebar celah. Semakin keluar,
gelombang baru ini akan membentuk setengah lingkaran yang lebih besar. Hal ini terjadi
karena gelombang-gelombang menyebar sewaktu merambat dan ketika menemui celah
sempit, gelombang akan berbelok mengitarinya dan memasuki daerah berikuutnya.
Perbedaan antara gelombang yang melewati ketiga celah yaitu 1 cm, 2 cm, dan 2,5 cm yang
terletak pada diameter setengah lingkaran dari gelombang baru yang terbentuk. Gelombang
yang melewati celah 1 cm memiliki gelombang baru yang diameter setengah lingkarannya
paling kecil, pada celah 2 cm diameternya lebih besar dan pada celah 2,5 cm yang paling
besar. Hal ini dapat terjadi karena besarnya difraksi bergantung pada panjang gelombang dan
ukuran celah. Besar kecilnya celah mempengaruhi jelas tidaknya gejala difraksi yang
terbentuk. Semakin sempit celah, maka gejala difraksi yang terbentuk semakin jelas. Jika
panjang gelombang jauh lebih besar dari benda tersebut, maka akan membentuk gelombang
baru berupa garis lengkung. Gelombang yang dipantulkan melewati celah jumlahnya sangat
sedikit (tidak sama dengan jumlah gelombang datang). Difraksi hanya terjadi untuk energi
yang dibawa oleh gelombang, tidak untuk energi yang dibawa oleh partikel materi.
D.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Percobaan tentang eksplorasi sifat-sifat gelombang pada bidang meliputu sifat
pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Percobaan sifat pemantulan diperoleh
bahwa semakin besar jarak bandul dari dinding, maka gelombang pantul yang terbentuk
terlihat lebih samar, jarak gelombang pantul yang terbentuk semakin jauh dari dinding, serta
kelengkungan gelobang pantul terlihat semakin lebar. Pada percobaan sifat pembiasan,
diperoleh bahwa semakin banyak/ semakin besar ketinggian kaca maka jarak pergeseran
gelombang yang dibiaskan semakin besar. Pada percobaan interferensi diperoleh 2 jenis
gelombang interferensi, yaitu interferensi saling menguatkan dan interferensi melemahkan.
Interferensi saling menguatkan terjadi ketika jarak antar bandul 9,5 cm dan 20,5 cm, hal ini
dibuktikan dengan adanya garis lurus yang terbentuk pada pusat gelombang interferensi.
Sedangkan interferensi melemahkan terjadi pada jarak antar bandul 15,0 cm, hal ini
dibuktikan dengan adanya garis putus-putus pada pusat gelombang interferensi. Pada
percobaan difraksi, diperoleh bahwa semakin kecil jarak celah maka gejala difraksi terlihat
semakin jelas dan semakin kecil pula gelombang yang melewati celah.
B. Saran
Percobaan tentang eksplorasi sifat-sifta gelombang pada bidang dibutuhkan
keterampilan menggunakan alat. Sehingga praktikan harus terampil dalam menggunakan
alat tangki riak. Selain itu, alat lain yang perlu lebih di perhatikan yaitu kamera. Untuk
memperoleh gambar yang terlihat baik dan jelas, maka dibutuhkan kamera yang memiliki
tingkat autofocus yang tinggi sehingga dapat diperoleh gambar hasil percobaan dengan
mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Getaran dan Gelombang. (Online),


(https://hnumhaq.wordpress.com/category/getaran-dan-gelombang/, diakses 26 Maret
2015).
Anonim. 2013. Sifat-Sifat Gelombang. (Online), (http://fourable7.blogspot.com/2013/09/sifatsifat-gelombang.html, diakses 26 Maret 2015).
Anonim. 2014. Sifat-Sifat Gelombang. (Online), (http://fisikazone.com/sifat-sifat-gelombang/,
diakses 26 Maret 2015).
Anonim. 2015. Sifat-Sifat Gelombang. (Online), (http://fisikon.com/kelas3/index.php?
option=com_content&view=article&id=27:sifat-sifat-gelombang-pembiasan-gelombang,
diakses 26 Maret 2015).
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Alih bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta:
Erlangga.
Neutron, Taufiqullah. 2015. interferensi dan Difraksi Gelombang. (Online),
(http://physics.tneutron.com/2015/02/interferensi-dan-difraksi-gelombang.html, diakses 27
Maret 2015).
Suryatika. 2010. Sifat-Sifat Gelombang. (Online),
(https://suryatika.wordpress.com/gelombang/1-3-sifat-sifat-gelombang/, diakses 27 Maret
2015).
TIM. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Tuty. 2010. Eksperimen Gelombang. (Online), ( http://tutyphysics.blogspot.com/, diakses 26
Maret 2015).

Anda mungkin juga menyukai