Disusun oleh :
1. Asih Maryani
2. Bahirotul Ulum
3. Riska Qistiana
4. Sri Handayani
5. Novi Anaswati
6. Punti Bela Antika
7. Riski Pawitrasari
8. Tri Utami Apriani
9. Yudha Rahmawan
10. Sita Meifita
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Congestive Heart Failure (CHF)/gagal jantung adalah keadaan patofisiologik di mana
jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan.
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau
Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak
Corwin)
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompa
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasitubuh untuk keperluan
metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke
volume
berlebihan-pembebanan
diastolic
(diastolic
overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan
menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip
Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya
regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas
tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
Semua situasi diatas dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab yang
spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain:
- Gagal jantung kiri
- Hipertensi paru
- PPOM
C. Manifestasi Klinis
Dispneu atau perasaan sulit bernafas. Ini disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan
akibat kongesti vaskuler paru-paru yang mengurangi kelenturan paru-paru.
Dispnoe pada saat berbaring. Disebabkan oleh redistribusi aliran darah dan bagian-bagian
tubuh yang di bawah ke arah sirkulasi sentral.
Dispneu nocturnal paroksismal atau mendadak terbangun karena dispneu, dipacu oleh
perkembangan edema paru-paru interstitial
Batuk non produktif terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama pada posisi
berbaring.
Ronchi akibat transudasi cairan paru-paru.
Demam ringan dan keringat yang berlebihan akibat dari vasokontriksi kulit menghambat
kemampuan tubuh untuk melepas panas.
Kulit pucat, vasokontriksi perifer akibatnya darah dialihkan dari organ-organ non vital
demi mempertahankan fungsi ke jantung, otak, dan lain-lain. Akibat penurunan lebih
lanjut dari curah jantung dan meningkatkan kadar Hb rendah, sianosis.
Kelemahan dan keletihan akibat perfusi yang kurang dari otot-otot rangka.
Terdengar/terjadi selama diastolik. Bunyi gallop ventrikel atau S3 awal dan disebabkan
oleh
pengisian
cepat
pada
ventrikel
yang
tidak
luntur
jantung
membesar
perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder
akibat dilatasi ruang.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat;
meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal
sistem
rennin-angiotensin-aldosteron
dan
hipertrofi
ventrikel.
akibat aktivasi
Ketiga
respon
ini
beban sistol
Kontraktilitas
preload
kebutuhan metabolisme
beban kerja jantung
Beban jantung
backward failure
pelepasan RAA
edema paru
Metabolisme sel
Intoleransi aktifitas
edema
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan
pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T
persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurisme
ventricular.
2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.
3. Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi,
Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel
F.
istirahat
Terapi farmakologis :
- Glikosida jantung dan digitalis
- Diuretik
- Vasodilator
G. KOMPLIKASI
- Syok kardiogenik
- Episode tramboemboli
- Efusi dan tamponade pericardium
BAB II
Seven Jump
dititrasi untuk mencapai efek yang diinginkan. Dosis 3 g/Kg/menit atau kurang,
menstimulasi vasodilatasi arteriol ginjal dan dapat memperbaiki fungsi ginjal.
Peningkatan kontraktilitas miokardium disebabkan oleh dosis 3-10 g/Kg/menit.
i. Cardiomegali: suatu kondisi yang ditandai oleh pembesaran jantung, baik karena otot
jantung menebal atau ruang jantung yang membesar, biasanya akibat jantung harus
terus menerus bekerja lebih keras dari normal, seperti yang terjadi dengan tekanan
darah tinggi.
j. Edema pulmonum : akumulasi cairan pada ruang udara dan parenkim paru, akibatnya
pertukaran gas terganggu dan kegagalan pernafasan. Penyebabnya kegagalan pompa
ventrikel kiri jantung, kelainan katub mitral, aorta (kardiogenik), cidera pada paru dan
parenkim paru atau pembuluh darah paru atau over hidrasi (non kardiogenik).
k. Kelainan katub mitral insuefisiensi : keadaan dimana terdapat refluk darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katub mitral tidak menutup
secara sempurna. Kelainan katub mitalis yang disebabkan karena tidak dapat
menutupnya katub dengan semprna pada saat sistol.
2. Identifikasi masalah
1. Kenapa pada kasus CHF terjadi sesak nafas ?
2. Kenapa pada pasien CHF mudah lelah?
3. Kenapa pada kasus CHF dapat terjadi peningkatan tensi?
4. Mengapa pada kasus CHF hasil EKG menunjukan Atrial Fibrilasi Normo?
5. Diet untuk pasien CHF adalah?
6. Mengapa bisa terjadi kenaikan JVP pada kasus CHF?
7. Mengapa terdapat bunyi jantung gallop?
8. Mengapa bungi jantung 1 dan 2 tidak teratur?
9. Berapa liter terapi O2 yang dibutuhkan untuk pasien CHF?
10. Apa saja indikasi dari pasien yang dirujuk ke ICU oleh dokter?
11. Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan oleh pasien CHF?
12. Apa penatalaksanaan untuk pasien CHF?
3. Brainstorming
1. Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas
maka terjadi kekurangan oksigen dalam jaringan maka paru-paru akan melakukan
kompensasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen perifer dengan meningkatkan
respirasi rate.
2. Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme.
3. Karena terdapat Cardiomegali yaitusuatu kondisi yang ditandai oleh pembesaran
jantung, baik karena otot jantung menebal atau ruang jantung yang membesar,
biasanya akibat jantung harus terus menerus bekerja lebih keras dari normal, seperti
yang terjadi dengan tekanan darah tinggi.
4. Terjadi irreguleritas absolute-interval yang tidak sama antara gelombang R dan Tidak
terdapat gelombang P yang normal mendahului setiap komplek QRS. Kejadian AF
disebabkan karena terjadi pembesaran ruang-ruang jantung, termasuk atrium tempat
permulaan terjadi konduksi aliran jantung (SA node).
5. Pembatasan Natrium, pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah atau
mengurangi edema.