PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING THINK-PAIRSHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII
SMP NEGERI 1 TERIAK
DISUSUN OLEH :
A. Judul Penelitian
Pengaruh Model Cooperative Learning Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di kelas VIII SMP Negeri 1 Teriak
B. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian
besar siswa baik dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.Guru
matematika terkesan galak dan suasana kelas menjadi sangat membosankan bila diajar
oleh guru yang di dipandang demikian oleh siswanya.Metode yang diajarkan pun
sangat konvensional sekali.Bahkan di kurikulum 2013 ini pun masih sering terjadi
praktik mengajar dengan menggunakan metode konvensional.Hal ini dilihat dari
beberapa survei beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.Mungkin
memang bukanlah hal yang mudah untuk langsung menerapkan teori-teori yang
tercantum dalam kurikulum tersebut.
Metode konvensional yang kerap digunakan guru dalam mengajar dapat
memberikan efek seperti kebosanan atau kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.Inilah pemicu rendahnya minat dan ketertarikan
sebagai penyebab
Teriak?
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Hasil Belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan Model Cooperative Learning Think-Pair-Share lebih
baik daripada Siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada materi volume
prisma segitiga di Kelas VIII SMP Negeri 1 Teriak .
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan melakukan penelitian,diharapkan peneliti akan berhasil dalam upaya
ikut memajukan ilmu tersebut yakni dengan menguji hipotesis yang disusun
berdasarkan studi pustaka yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru kelas dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
khususnya materi volume prisma segitiga
b) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika khususnya materi volume prisma
segitiga
c) Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi
pembaca untuk menggali informasi tentang penelitian menggunakan
Model Cooperative Learning Think-Pair-Share
H. Definisi Operasional
Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap
istilah yang dipergunakan, untuk itu perlu dijelaskan maksud-maksud dari istilah yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Model Cooperative Learning Think-Pair-Share
Model Think Pair Share atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa (Trianto, 2012: 61).Dalam pembelajaran yang dirancang dalam penelitian
ini,siswa akan melalui 3 langkah.Langkah pertama yaitu siswa diberi waktu untuk
berpikir mengenai materi yang ditugaskan oleh guru ( think ) ,langkah kedua siswa
akan berdiskusi dengan pasangannya(pair) mengenai hasil pemikirannya yang
dilakukan pada langkah 1,terakhir siswa berpasang-pasangan akan berbagi dengan
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan (shared). Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai
sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
2. Pembelajaran Konvensional
Dalam penelitian ini yang dimaksud pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang
cenderung pada belajar hafalan dan jarang melibatkan peran aktif siswa dalam
pembelajaran di kelas.
3. Hasil Belajar Siswa
Menurut pendapat Sudjana (2009:22) hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar .Hasil
belajar siswa dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar mengikuti pembelajaran dengan Model
Cooperative Learning Think-Pair-Share yang berupa skor nilai yang mencakup
ranah kognitif.
4. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika menurut Dienes dalam Herman Hudojo (2005 :56)
adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi
yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di
dalamnya.
Pembelajaran matematika dalam penelitian ini yaitu belajar tentang konsep
dan struktur matematika yang terdapat dalam materi khususnya materi volume
prisma segitiga di kelas VIII SMP semester genap dengan menggunakan Model
Cooperative Learning Think-Pair-Share.
I. Kajian Teori
a. Model Cooperative Learning Think Pair Share
Model Think Pair Share atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa (Trianto, 2012: 61). Model Think Pair Share ini berkembang dari penelitian
belajar kooperatif dan waktu tunggu. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan
prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi waktu lebih banyak
siswa untuk berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Arends (dalam Trianto
2011: 61) menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan satu cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Menurut Trianto dalam bukunya
Model model Pembelajarn Inovatif Berorientasi Konstruktivis menjelaskan langkahlangkah Think Pair Share yaitu sebagai berikut:
Langkah 1 : berpikir (thinking)
Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta siswa menggunakan waktu beberpa menit untuk berpikir sendiri. Siswa
membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian dari
berpikir.
Langkah 2 : berpasangan (pair)
Selanjutnya siswa diminta berpasangan oleh guru dan mendiskusikan apa yang telah
mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban
jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah
khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau
5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : berbagi (share)
Pada langkah akhir, guru meminta siswa untuk berpasang- pasangan untuk berbagi
dengan dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar
sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan Lie (2002: 46)
mengemukakan bahwa kelebihan dari kelompok berpasangan (kelompok yang teridiri
dari 2 orang siswa) adalah (1) akan meningkatkan pasrtisipasi siswa; (2) cocok untuk
tugas sederhana; (3) lebih banyak memberi kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok; (4) interaksi lebih mudah; (5) lebih mudah dan cepat
membentuk kelompok; (6) teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Model Think Pair Share berdampakbaik
pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Untuk memaksimalkan peran siswa pada
proses pembelajaran maka perlu adanya media pembelajaran.
b. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional menurut Doantasa yasa 2008:1) merupakan suatu
istilah
dalam
pembelajaran
yang
lazim
diterapkan
dalam
pembelajaran
a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi
(materi peserta didikan) yang telah tercapai sebelumnya. Tingkah laku operasional
khusus, yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain; menyebutkan, menjelaskan
kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, mendefinisikan.
2) Pemahaman (comprehention)
Pemahaman merupakan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.
Tingkah laku operasional khusus, yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain;
membedakan, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan, memperkirakan, memberi
contoh, mengubah, membuat rangkuman, menuliskan kembali, melukiskan dengan
kata-kata sendiri.
3) Penerapan (aplikasi)
Aplikasi mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta didikan yang telah
dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit. Tingkah laku operasional khusus, yang
berisikan
tife
hasil
belajar
ini
antara
lain;
menghitung,
memecahkan,
5) Sintesis
Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan kemampuan bagianbagian dalam
rangka membentuk struktur yang baru. Tingkah laku operasional khusus, yang
berisikan tipe hasil belajar ini antara lain; mengkategorikan, menggabungkan,
menghimpun, menyusun, mencipta, merancang, mengkonstruksi, mengorganisasi
kembali, merevisi, menyimpulkan,menghubungkan, mensistematis.
6) Penilaian (evaluasi)
Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi
peserta didikan (pernyataan, novel, puisi, laporan) untuk tujuan tertentu. Tingkah laku
operasional khusus, yang berisikan hasil belajar ini antara lain; menilai,
membandingkan, mempertimbangkan, mempertentangkan, menyarankan, mengeritik,
menyimpulakan, mendukung, menberikan pendapat.Konsep tersebut mengalami
perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi.
Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi
taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata
kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori
masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah
kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja.
Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena
Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.Setiap
kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata
kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut.
Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini
1)
Mengingat
mengurutkan,
menjelaskan,
mengidentifikasi,
Menerapkan
melaksanakan,
menggunakan,
menjalankan,
melakukan,
struktur, mengkerangkakan,
menyusun
outline,
mengintegrasikan,
d. Pembelajaran Matematika
Dalam dunia pendidikan, istilah belajar merupakan hal yang sangat umum.
Berikut pendapat beberapa ahli mengenai definisi belajar. Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:21) belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang telah
diperolehnya dan praktik yang dilakukannya senada dengan yang menyatakan
Fontana dalam Erman Suherman, dkk (2001:8) bahwa belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagi hasil pengalaman. menurut
konsep sosiologi, belajar merupakan pusat dari seseorang dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
Menurut Muhibbin Syah (1997:89) belajar merupakan kegiatan yang
berproses
dan
merupakan
unsur
yang
sangat
fundamental
dalam
setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses yang dialami
siswa, baik ketika siswa berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri. Sedangkan menurut Arends (2007:11) belajar adalah kegiatan
sosial dan kultural tempat pelajar mengkonstruksikan makna yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pengetahuan sebelumnya dan peristiwa belajar baru. Dari berbagai
pengertian diatas dapat disimpulkan, belajar merupakan suatu proses memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan. Melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang baik.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Pembelajaran adalah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid (Saiful Sagala, 2009:61) dan dijelaskan dalam
BNSP (2007: 23)
bahwa pembelajaran adalah usaha sengaja, terarah serta bertujuan untuk seseorang
atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain
(termasuk peserta didik) dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini
merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik.
Menurut Erman Suherman, dkk (2003: 8) dalam arti sempit, proses
pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti
dari proses pembelajaran adalah proses interaksi seorang siswa dengan lingkungan
sekolah, seperti guru, sumber/
fasilitas, dan teman-teman sesama siswa.
Pola interaksi antara guru dengan siswa pada hakekatnya
merupakan hubungan antar dua pihak yang setara, yaitu antara manusia yang tengah
mendewasakan diri, meskipun yang satu telah ada pada tahap yang seharusnya lebih
maju dalam aspek akal, moral, maupun emosional. Adapun tahapan dalam
pembelajaran menurut Gagne (dalam Made Wena, 2009: 236), yaitu:
1) Menarik perhatian;
2) Memberitahukan tujuan pembelajaran;
3) Merangsang ingatan pada prasyarat belajar;
4) Menyajikan bahan perangsang;
5) Memberikan bimbingan belajar;
6) Menampilkan unjuk kerja;
7) Memberi balikan;
8) Menilai unjuk kerja;
9) Meningkatkan retensi dan alih belajar.
Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
Yang artinya: apakah matematika itu? Dapat dijawab secara berbeda-beda tergantung
pada bilamana pertanyaan itu dijawabnya, siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah
yang dipandang termausk dalam matematika. Dengan demikian matematika
mempunyai banyak pengertian tergantung pada sudut pandangan mana seseorang
melihatnya, bisa dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda.
Ruseffendi, dalam Erman Suherman dkk, (2003:16) menyatakan bahwa
matematika sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses
dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman siswa
berdasarkan realitas atau kenyataan yang ada, karena matematika sebagai aktivitas
manusia kemudian pengalaman itu diproses dengan penalaran, diolah secara analisis
dan sintesis dengan penalaran di dalam pengetahuan sehingga sampailah pada suatu
kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Senada dengan pendapat Ruseffendi,
Courant dan Robbin dalam Erman Suherman dkk, (2003:18) menyatakan bahwa
untuk dapat mengetahui apa matematika itu sebenarnya, seseorang harus mempelajari
sendiri
ilmu
matematika
itu,
yaitu
dengan
mempelajari,
mengkaji,
dan
J. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar yang mengikuti
pembelajaran dengan Model Cooperative Learning Think-Pair-Share lebih baik
daripada Siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada materi volume
prisma segitiga di Kelas VIII SMP Negeri 1 Teriak
K. Metode Penelitian
a. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk desain Quasi Experiment.Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih,kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Sugiyono,2014:74)
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti
berikut:
O1 X O2
Keterangan
:
O3 X O4
X = Treatmen / perlakuan (variabel independen)
O = Observasi (variabel dependen)
untuk
dipelajarai
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya
yang
tidak
jauh
berbeda.Sehingga
diharapkan
sampel
latihan
serta
alat
lain
yang
digunakan
untuk
mengukur
untuk soal pretest maupun postest dengan materi volume prisma segitiga lurus
dan merupakan soal essay.
b. Penulisan Instrumen
Menurut Arikunto (2013:209) prosedur yang ditempuh dalam pengadaan
instrumen yang baik adalah:
1. Perencanaan,meliputi rumusan
tujuan,menentukan
variabel,kategorisasi
untuk
mengukur
apa
yang
seharusnya
diukur
pengujian
validitas
internal
dengan
menguji
validitas
4. Jika data berdistribusi tidak normal ataupun berasal dari populasi yang tidak
homogen maka dapat digunakan uji pada statistik nonparametris yaitu uji MannWhitney U-Test
n (n +1)
1= n1 n2 + 1 1
R 1
2
dan
U
N. Daftar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi.
2013.
2= n 1 n2 +
Prosedur
n2 (n2 +1)
R2
2
U
Penelitian,Suatu
pendekatan
Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.
Hadari, Nawawi. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogjakarta:Gajahmada
University Press
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Sugiyono.
2014.
Metode
penelitian
Kualitatif
Kuantitatif
,dan
R&D.Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian,Bandung:Alfabeta BSNP. 2006. Standar Isi
dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI.
Jakarta: BP Cipta Jaya.
Trianto. 2011. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Pustaka Pelajar