Anda di halaman 1dari 87

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stategi pemasaran menjabarkan program pemasaran untuk mencapai
sasaran perusahaan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan atas
logika

itu

unit

bisnis

diharapkan

bisa

mencapai

sasaran-sasaran

pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan tentang


biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran, dan
hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi
persaingan yang dihadapi (Kotler, 2000).
Strategi pemasaran juga menjadi salah satu faktor penentu
perkembangan dan pertumbuhan industri otomotif yang sangat pesat
khususnya kendaraan roda dua (motor). Hal ini ditandai dengan terus
bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki masyarakat dan terlihat pada
mobilitas kendaraan yang berada di jalan-jalan kota besar seperti Makassar.
Industri otomotif dapat dilihat dari berbagai dimensi yang cukup luas. Ruang
lingkup bisnis otomotif bisa mencakup dimensi investasi, manajemen,
marketing, pembelanjaan dan transaksi lainnya yang menjadi faktor utama
dalam proses pertukaran uang dan barang. Khususnya industri otomotif motor
sangatlah nampak perkembangannya, motor lahir dengan berbagai merek,
model, type, warna, spesifikasi lainnya. Semua ini sejalan dengan terus
meningkatnya mobilitas dan aktivitas penduduk diberbagai aspek. Ini
menunjukkan bahwa dalam industri otomotif motor mengalami persaingan

yang sangat ketat. Masalah tersebut di satu sisi merupakan ancaman (threats),
tetapi disisi lain merupakan peluang (opportunity) bisnis baru.
Kondisi tersebut jika diamati dari dimensi bisnis dan aktivitas
pemasaran memiliki pengaruh besar dalam merumuskan kebijakan bisnis
industri otomotif di masa datang. Kebijakan strategi pemasaran merupakan
alternatif. Kajian strategi pemasaran yang sangat penting adalah menganalisis
perilaku konsumen untuk strategy targeting dan positioning nya.
Hal utama yang menjadi dasar perlu adanya pemasaran bagi
perusahaan adalah karena produk yang dihasilkannya tidak bisa mencari
konsumennya sendiri. Oleh karena itu, di setiap koorporat selalu terdapat
bidang khusus yang menangani distribusi produk mereka agar sampai ke
tangan konsumen. Divisi tersebut dinamakan divisi pemasaran, yang di
dalamnya termasuk bagian penjualan.
Semakin ketatnya kompetisi di antara perusahaan, menjadikan bidang
pemasaran ini mendapat perhatian sangat serius para ahli, karena ia menjadi
semacam roh bagi sebuah koorporat. Betapa pun bagusnya sebuah produk,
tanpa didukung pemasaran yang memadai, akan menjadi sia-sia. Kualitas
sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi konsumen, tetapi tanpa
didukung model pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke tangan
konsumen.
Suzuki Daya adalah salah satu dealer motor yang menjual produk
motor-motor Suzuki, seperti motor Suzuki Next, motor Suzuki Shogun, motor
Suzuki Satria Fu 150, motor Suzuki Address, motor Suzuki Titan, dan motor

Suzuki Shooter, mengalami suatu masalah terjadinya penurunan tingkat


penjualan pada produk motor yang dijualnya. Hal ini bisa disebabkan karena
strategi pemasaran yang dilakukan kurang tepat. Untuk itu diperlukan strategi
pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan penjualan kendaraan
motornya. Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan
semua lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Strategi pemasaran
sangat spesifik bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan faktor internal dan
eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan. Berdasarkan uraian
mengenai kondisi di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
sebagai tugas akhir dengan judul: Perumusan Strategi Pemasaran Dengan
Mengintegrasikan Analisa SWOT dan AHP Sebagai Upaya Peningkatan
Penjualan (Studi Kasus Pada Suzuki Daya).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
perumusan strategi yang dapat dilakukan Suzuki Daya untuk
meningkatkan

penjualannya

dengan

mengintegrasikan

analisis SWOT dan AHP ?


C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan model strategi
pemasaran yang baik dalam upaya meningkatkan penjualan pada Suzuki
Daya.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna/ dimanfaatkan untuk :
1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi wawasan serta
menambah

khasanah

kepustakaan

khususnya

di

bidang

perilaku

konsumen.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
sebagai bahan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam
menerapkan strategi pemasaraan yang efektif.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
penulis dapatkan di bangku kuliah di dalam kondisi praktis yang ada di
masyarakat, terutama dibidang pemasaran tentang faktor bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian.
E. Asumsi dan Batasan Penelitian
Batasan-batasan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada pegawai dan pimpinan Suzuki Daya yang
merupakan bagian yang penting bagi perusahaan .
2. Penulis hanya menjelaskan metode pemasaran yang paling baik untuk
meningkatkan penjualan motor dan menarik perhatian konsumen.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan landasan utama dalam bisnis dan masyarakat.

Kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dan


mengkombinasikannya dengan kondisi pasar merupakan kegiatan utama bagi
suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan agar tetap eksis.
Sedangkan pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong
(2000), adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
Pengertian pemasaran dari kedua pendapat di atas menerangkan
bahwa kegiatan pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang sangat
luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan
kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula dan
berakhir pada konsumen. Bagi perusahaan yang berorientasi pada konsumen
(pasar), maka kegiatan pemasaran akan bermula dan berakhir pada konsumen.
Artinya dimulai dari menentukan apa yang diinginkan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan seperti yang tercermin
dalam konsep pemasaran.
Konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan Irawan
(2000) dalam Arifin (2013). Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa kepuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dari konsep
pemasaran diatas jelaslah bahwa perusahaan harus mampu memberikan
kepuasan kepada konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi

kebutuhannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.


B. Pengertian Bauran Pemasaran
Menurut Lupiyoadi (2006) dalam Arifin (2013), Bauran pemasaran
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran
dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Ada empat inti bauran
pemasaran, yaitu : product, Price, Place, dan Promotion, tetapi kemudian
ditambah lagi dengan People, Process, dan Customer Service.
Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan
suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan
kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variabel
variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian
oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan tanggapan
yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut
perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya.

C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian secara organisasi
tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta penyampaian
kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efesien dibandingkan
pesaing.
Konsep pemasaran dinyatakan dengan cara yang berwarna-warni seperti :
1. Kami mewujudkan keinginan anda

2. Terbang untuk melayani


3. Kami tidak puas sebelum anda puas
4. Dan kami bisa melebihi harapan anda (Kotler & Amstrong, 2005:21).
Konsep pemasaran dan konsep penjualan mempunyai pengertian yang
berbeda. Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam keluar. Konsep
itu sendiri dimulai dengan pabrik, berfokus pada produk perusahaan yang
sudah ada dan melakukan penjualan dan promosi besar-besaran untuk
memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan laba. Sebaliknya konsep
pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Konsep itu memusatkan
perhatian penuh pada penaklukan pelanggan mendapatkan penjualan jangka
pendek.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, konsep pemasaran
merupakan proses pendistribusian barang yang dilakukan dari luar ke dalam
supaya memperoleh laba dan kepuasan pelanggan. Pelanggan itu sendiri
adalah orang yang paling penting dalam perusahaan, pelanggan itu sendiri
tidak tergantung pada kita. Kita tergantung pada pelanggan.
D. Teknik-Teknik Pemasaran
Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam memasarkan produk yang
dihasilkan baik itu barang maupun jasa sangat dibutuhkan teknik pemasaran
yang baik dan tepat, sebab teknik dalam memasarkan sebuah produk
merupakan ujung tombak bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Teknik pemasaran adalah cara atau langkah-langkah dalam
melakukan penjualan suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang

untuk mencapai penjualannya. Soesarsono Widjandi, (1988:46) dalam Arifin


(2013).
Pendapat lain mengatakan, teknik pemasaran adalah suatu cara yang
dilakukan oleh penjual untuk mempengaruhi pembeli. Bambang Sudarmaji,
(2004:33) dalam Arifin (2013).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
pemasaran adalah langkah-langkah atau cara-cara seseorang atau lembaga
perusahaan dalam melakukan penjualan produk barang atau jasa. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan kegiatan pemasaran
antara lain :
1. Kemitraan
Teknik ini dilakukan dengan kerja sama dengan badan-badan baik
perorangan maupun badan usaha lainnya untuk memasarkan hasil produksi
yang bersifat barang atau jasa dari perusahaan pemroduksian keperusahaan
distributor. Perusahaan pemroduksian juga dapat melakukan proses
pemasaran dengan menggunakan saluran distribusi yang dikelola oleh
perusahaan tersebut pada bagian pemasaran atau departemen yang
ditunjuk.
2. Penjualan langsung
Proses ini biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa seperti perusahaan
asuransi, proses dan teknik pemasaran dilakukan secara langsung melalui
bagian-bagian teknik yang dilakukan agar hasil produksi dari perusahaan
dapat dipergunakan oleh pengguna jasa produk.
3. Suplier

Proses ini dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan pemasaran


produk perusahaan langsung, contoh perusahaan kerja sama dengan agenagen yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai pemasar produk dari
perusahaan pemroduksi.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemasaran
Dalam melakukan proses pemasaran perusahaan terkadang mengalami
hambatan dan rintangan yang disebabkan adanya beberapa faktor. Adapun
beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran
dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang memproduksi barang
(fisik) maupun perusahaan yang memproduksi jasa (non fisik) antara lain :
1. Organisasi
Faktor ini biasanya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri yang
memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Dalam suatu
organisasi perusahaan diharapkan saling memberikan kerjasama yang baik
antara bagian-bagian atau devisi-devisi yang ada dalam perusahaan
sehingga dapat memberikan keuntungan bagi seluruh bagian-bagian yang
dalam perusahaan.
2. Manajemen
Perusahaan dalam

menerapkan

manajemen

sudah

semestinya

diperhitungkan dan dianalisis dengan baik agar tujuan perusahaan dapat


tercapai serta berkembang dengan baik dimasa mendatang.
3. Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan
Proses ini dimungkinkan adanya hubungan yang baik antar karyawan
dengan perusahaan tersebut, dengan adanya hubungan yang baik antar
karyawan dalam perusahaan akan memberikan dampak yang baik.

10

4. Kebijakan pemerintah
Dalam perkembangan suatu perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa sudah semestinya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang ada. Jika produk perusahaan yang telah beredar di masyarakat
bertentangan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang diterapkan
maka perusahaan tersebut akan mengalami kendala dalam memasarkan
produknya kepada konsumen. Sebaliknya bagi kebijakan pemerintah yang
tidak memberikan relevansi dan dukungan bagi perusahaan, maka
perusahaan juga akan mengalami kendala dalam melakukan kegiatan
pemasaran. Hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah bagi
perusahaan seperti:
a. Legalitas Perusahaan
Perusahaan perlu melakukan bahwa perusahaan itu adalah perusahaan
yang telah memperoleh ijin resmi dalam melakukan kegiatan produksi,
memasarkan produknya serta terdaftar secara sah oleh pemerintah
mengenai keberadaan usahanya.
b. Sertifikasi produk
Produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus mendapatkan
sertifikat produk dan disahkan oleh pihak yang berwenang sebelum
produk-produk itu dipasarkan ke konsumen.
F. Fungsi Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang ditetapkan dan dijalankan perusahaan
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap dengan


informasinya.

11

Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang dari

konsumen dan calon konsumen.


Menciptakan produk yang dapat

memenuhi

kebutuhan-kebutuhan

konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu membedakan


perusahaan dari pesaing.

G. Analisis SWOT
1. Pengertian SWOT
Dalam strategi pemasaran terdapat suatu metode yaitu analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities and threats) yang dirancang khusus
untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan
perusahaan. Analisis SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Secara internal, kerangka kerjanya menguraikan kekuatan dan
kelemahan pada dimensi kunci misalnya kinerja keuangan dan sumber daya,
yaitu : sumber daya manusia, fasilitas dan kapasitas produksi, pangsa pasar,
persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, harga dan ketersediaan produk,
organisasi komunikasi . Penilaian terhadap lingkungan eksternal termasuk
informasi pasar (pelanggan dan persaingan), kondisi ekonomi, tren sosial,
teknologi dan peraturan pemerintah. Ketika semua dijalankan dengan benar,
analisis SWOT dapat mengarahkan proses pembuatan rencana strategis yang
baik. Analisis SWOT dapat bermanfaat dalam menemukan keunggulan
strategis yang dapat dieksploitasi dalam strategi pemasaran perusahaan.
Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisis
SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang

12

ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang


mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi
oleh organisasi.

2. Komponen Analisis SWOT


Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. Strengths (S), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam


organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (W), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (O), merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (T), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Kombinasi Strategi Analisis SWOT


Kombinasi strategi dari Matrik SWOT adalah sebagai berikut :
a. Strategi SO
Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.

13

b. Strategi ST
Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
4. Tujuan Penarapan SWOT di Perusahaan
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan

untuk

memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga


dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan
sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa
terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukan analisis SWOT adalah dimana setiap produk
yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam
penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle
product). Konsep daur hidup dirujuk berdasarkan keadaan realitas yang
terjadi di pasar, bahwa konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam
memakai suatu produk. Seperti pada gambar dibawah ini :

14

Gambar 2.1. Daur Hidup Produk


Gambar diatas merupakan tahapan yang paling berbahaya karena
tingkat prtumbuhan laba dan laju pertumbuhan penjualan yang mulai
menurun sehingga diharapkan wirausahawan melakukan peluncuran
produk baru atau Repositioning produk baru. Strategi yang dubutuhkan
adalah pengembangan produk baru. Berdasarkan daur hidup produk, maka
diharapkan wirausahawan mulai berhati-hati dalam memulai bisnisnya dan
mengelola usahanya mengingat bisnis dan produk juga mempunyai daur
hidup. Tahapan

yang

paling

riskan

adalah

tahapan

pengenalan

(introduction) sebuah produk dan bisnis karena akan mempengaruhi hidup


dan matinya sebuah usaha hal ini dikarenakan tingkat kontribusi laba yang
belum cukup dan yang sering terjadi adalah seorang wirausahawan
menanamkan seluruh modalnya pada investasi awal dan lupa bahwa dalam
tahap pengenalan akan membutuhkan modal cadangan untuk menutup
kekurangan dana yang disebabkan karena laba tidak cukup menutupi biaya
yang telah dikeluarkan.
5. Model Analisis SWOT

15

Dalam rangka menciptakan suatu analisis SWOT yang baik dan


tepat maka perlu kiranya dibuat suatu model analisis SWOT yang
representative. Penafsiran representative disini adalah bagaimana suatu
kasus yang akan dikaji dilihat berdasarkan ruang lingkup dari aktivitas
kegiatan, atau dengan kata lain kita melakukan penyesuaian analisa
berdasarkan kondisi yang ada. Misalnya untuk perusahaan manufaktur dan
perbankan, tentu ini dua bentuk analisa yang berbeda dan mempengaruhi
terjadinya perubahan bentuk model analisa yang akan diterapkan.
Untuk menyusun suatu formula SWOT yang representative adalah dengan
menempatkan tahapan tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan Faktor-faktor Strategis Eksternal dan Internal suatu
Perusahaan.
Untuk menganalisa secara lebih dalam tentang SWOT, maka
perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam
analisis SWOT, yaitu:
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and
threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi
kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam
pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan
industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro
environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment) dan
lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik,
hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
2. Faktor Internal

16

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and


weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi

terbentuknya

pembuatan

keputusan

(decision

making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam


manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia,

penelitian

dan

pengembangan,

sistem

informasi

manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).


b. Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan
Pendekatan Matrik SWOT
Pada tahap ini selanjutnya dilakukan analisis dan penentuan
keputusan dengan menempatkan pendekatan matrik SWOT. Dimana
setiap hubungan tersebut diberikan solusi strategi yang harus dilakukan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Tabel 2.1. Format Menganalisis dan Menentukan Keputusan Strategis dengan


Pendekatan Matrik SWOT

Opportunities (O)
(Peluang)
Weaknesses (W)
(Ancaman)

Strengths (S)
(Kekuatan)
Strategi untuk
SO
Strategi untuk
ST

Threats (T)
(Kelemahan)
Strategi untuk
WO
Strategi untuk
WT

17

Dalam hal ini Iskandar Putong mengatakan bahwa, berdasarkan


nilai peringkat dan pembobotan yang kemudian dikalikan akan
diperoleh hasil kombinasi antara beberapa situasi sebagai berikut:
1. (Kekuatan, Kesempatan atau S,O) artinya perusahaan menentukan
strategi berdasarkan kombinasi kekuatan dan kesempatan yang bisa
memanfaatkan kekuatan untuk menggunakan peluang sebaikbaiknya.
2. (Kelemahan, Kesempatan atau W,O) artinya perusahaan harus
membuat strategi bagaimana meminimalkan kelemahan yang selalu
muncul dalam perusahan dengan memanfaatkan peluang yang
menguntungkan.
3. (Kekuatan, Ancaman

atau

S,T)

artinya

perusahaan

bisa

memanfaatkan kekuatan baik dalam hal management, sistem


pemasaran maupun kemampuan financial untuk mengatasi ancaman.
4. (Kelemahan, Ancaman atau W,T) artinya perusahaan harus
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
H. Analytical Hierarchy Process (AHP)
1. Pengertian Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan
oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School pada tahun 1970an, yang digunakan mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai
alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. AHP adalah suatu metode
yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas dalam
ancangannya terhadap suatu masalah (dibuat sesuai dengan masing-masing
pemakai). Kekuatan AHP terletak pada struktur hierarkinya sendiri yang

18

memungkinkan seseorang memasukkan semua faktor penting, dan


mengaturnya dari atas ke bawah mulai dengan yang paling penting
ketingkat yang berisi alternatif, untuk dipilih mana yang terbaik.
(Saaty,1993).
Kelebihan AHP ini adalah kemampuannya jika dihadapkan pada
situasi yang kompleks atau berkerangka dimana data informasi statistik
dari masalah yang dihadapi sedikit. Data yang ada hanya bersifat kualitatif
yang didasarkan pada persepsi, pengalaman atau intuisi. Jadi, masalah
tersebut dapat dirasakan dan diamati namun kelengkapan data numerik
tidak menunjang untuk dimodelkan secara kuantitatif. (Suyono dan Mukti,
2009).
2. Prinsip Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan persoalan dengan Metode AHP, ada
beberapa prinsip dasar yang harus dipahami (Mulyono ,2004 : 335-337) :
a. Decomposition,
Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan persoalan yang
utuh menjadi unsur- unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan
keputusan dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap
unsur unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan yang
lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan
yang ada. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan complete
dan incomplete. Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada

19

suatu tingkat berhubungan dengan semua elemen pada tingkat


berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete adalah kebalikan
dari complete.
Bentuk struktur dekomposisi yakni :
Tingkat pertama

: Tujuan keputusan (goal)

Tingkat kedua

: Kriteria - kriteria

Tingkat ketiga

: Alternatif-alternatif

Gambar 2.2. Hirarki keputusan dari AHP


b. Comparative Judgement
Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan metode
AHP. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut
matriks pairwise comparisonya itu matriks perbandingan berpasangan
yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria.
Skala preferensi dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah
sampai dengan skala 9 tingkatan paling tinggi. Untuk skala

20

perbandingan berpasangan disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 2.2. Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan

Definisi

Sama pentingnya dibanding dengan yang lain

Moderat pentingnya dibanding yang lain

Kuat pentingnya dibanding yang lain

Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain

Ekstrim pentingnya dibanding yang lain

2,4,6,8

Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan


Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas

Reciprocal

dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai


kebalikannya ketika dibanding dengan i

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma


reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j,

maka elemen j harus sama dengan

1
3

kali pentingnya dibanding

elemen i. Disamping itu, bila dua elemen dibandingkan menghasilkan


angka 1 berarti sama penting.
c. Synthesis ofpriority
Pada prinsip ini menyajikan matrik spairwise comparison yang

21

kemudian dicari eigen vektornya untuk mendapatkan local priority.


Karena matrik spairwise comparison terdapat pada setiap tingkat,
maka untuk mendapatkan globalpriorty dapat dilakukan sintesa
diantara local priority.
d. Logical consistency
Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini dapat
dicapai dengan mengagresikan seluruh vektor eigen yang diperoleh
dari tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite
tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
3. Tahapan tahapan AHP
Tahapan tahapan pengambilan keputusan dengan Metode AHP adalah
sebagai berikut:
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,
dilanjutkan dengan kriteria - kriteria, sub kriteria dan alternatif alternatif pilihan yang ingin diurutkan.
c. Membentuk
matriks perbandingan berpasangan yang
menggambarkan kontribusi relatif

atau pengaruh setiap elemen

terhadap masing - masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya.


Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari
pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya.
d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen
didalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap
kolom.
e. Menghitung nilai eigenvector dan menguji konsistensinya, jika tidak

22

konsisten pengambil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen


vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang
diperoleh dengan menggunakan matlab maupun manual.
f. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan
berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen.
Langkah ini mensintesis pilihan dan penentuan prioritas elemen
elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
h. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100
maka penilaian harus diulang kembali.
4. Menetapkan Prioritas
Dalam menetapkan

prioritas

dilakukan

dengan

menyusun

perbandingan berpasangan yaitu membandingkan seluruh elemen untuk


setiap hirarki. Apabila dalam suatu subsistem operasi terdapat n elemen
operasi yaitu A1, A2, , An maka hasil perbandingan dari elemen
elemen operasi tersebut akan membentuk matriks A berukuran n n
sebagai berikut :
Tabel 2.3. Matriks Perbandingan Berpasangan
A1

A2

An

A1

a11

a12

a1n

A2

a21

a12

a2n

An

an1

an2

Amn

Matriks An n merupakan matriks reciprocal, yang diasumsikan terdapat n

23

elemen yaitu w1, w2, ..., wn yang membentuk perbandingan. Nilai


perbandingan secara berpasangan antara wi, wj dipresentasikan dalam
sebuah matriks wi, wj = aij dengan ij = 1,2,3,,n sedangkan nilai aij
merupakan nilai matriks hasil perbandingan yang mencerminkan nilai
kepentingan Ai terhadap Aj bersangkutan sehingga diperoleh matriks yang
dinormalisasi. Nilai aij = 1, untuk i = j (diagonal matrik memiliki nilai 1),
atau apabila antara elemen operasi Ai dengan Aj memiliki tingkat
kepentingan yang sama maka nilai aij = aji = 1. Bila vektor pembobotan
elemen elemen operasi dinyatakan dengan W, dengan W = (w1, w2,
,wn ), maka intensitas kepentingan elemen operasi A1 terhadap A2 adalah

w1
w2 =

12, sehingga matriks perbandingan berpasangan dapat

dinyatakan sebagai berikut.


Tabel 2.4. Matriks Perbandingan Intensitas Kepentingan Elemen Operasi

24

Berdasarkan

matriks

perbandingan

berpasangan

maka

dilakukan

normalisasi dengan langkah langkah sebagai berikut :


a. Bobot setiap kolom j dijumlahkan, total nilai kolom dilambangkan
dengan Sij
b. Nilai setiap kolom dibagi dengan total nilai kolomnya. Hasil dari
pembagian itu dilambangkan dengan Vij.

c. Selanjutnya dengan menghitung vektor prioritas relatif dari setiap


kriteria dengan merata ratakan bobot yang sudah dinormalisasi
dengan baris ke-i prioritas kriteria ke-I dilambangkan dengan Pi.
5. Menentukan Eigen value dan Eigen vektor
Untuk setiap perbandingan antara kriteria kriteria yang berada
dalam satu tingkatan dengan tujuan untuk mengetahui kriteria mana yang
paling disukai atau yang penting maka dapat disajikan dalam sebuah
matriks perbandingan dalam setiap

level atau tingkatan. Nilai eigen

vektor merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini mensintesis pilihan


dan penentuan prioritas elemen - elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai pencapaian tujuan. Untuk mengetahui pembahasan lebih lengkap
tentang eigen vektor dan eigen value maka akan diberikan definisi definisi sebagai berikut :
a. Matriks
Matriks ialah susunan berbentuk empat persegi panjang dari elemen
elemen (bilangan) yang terdiri dari beberapa baris dan kolom dibatasi

25

dengan tanda kurung, seperti berikut :

Dimana (aij), i, j = 1,2,3,...,n


Matriks diatas disebut matriks tingkat m x n, yang terdiri dari m baris
dan n kolom. Setiap aij disebut elemen atau unsur dari matriks itu,
sedang indeksi dan j berturut turut menyatakan baris dan kolom.
Pasangan bilangan (m,n) disebut dimensi (ukuran dan bentuk) dari
matriks itu.
Vektor n dimensi atau Rn
b.
Secara matematis suatu vektor ditentukan ujung vektornya yang
dinyatakan sengan bilangan riil (a,b) dalam ruang dua. Secara umum
pengertian ini dapat diperluas dalam ruang n, (n bilangan positif)
atau Rn. Jadi suatu vektor dalam Rn dinyatakan dengan baris-n riil
(a1,a2,a3,...,an). Koordinat barisan-n bilangan ini berturut-turut disebut
dengan koordinat pertama, kedua sampai koordinat ke-n yang
semuanya disebut dengan komponen komponen vektor itu. Jika
barisan ini berupa bilangan kompleks maka ruang disebut ruang
kompleks berdimensi n atau Cn. Suatu himpunan dari barisan-n
bilangan yang dinyatakan dengan Rn disebut ruang berdimensi n.
Suatu vektor di Rn ditulis dengan x = (x1,x2,...,xn) dimana bilanganbilangan riil x1, i = 1,2,3,...,n disebut komponen komponen dari
vektor.
c. Eigen value dan Eigen vektor
Definisi : Jika A adalah matriks m x n, maka vektor tak nol x

26

didalam Rn dinamakan vektor eigen dari A jika Ax adalah kelipatan


skalar dari x ; yakni
Ax = x
Untuk suatu skalar dinamakan nilai eigen (eigenvalue) dari A dan x
dikatakan vektor eigen yang bersesuaian dengan . Untuk mencari
nilai eigen dari matriks A yang berukuran nxn maka dituliskan
kembali Ax = x sebagai Ax =x atau secara ekivalen.
(I A) x = 0
Supaya menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan tak nol
jika dan hanya jika
Det (I A) = 0
Ini dinamakan persamaan karakteristik A; skalar yang memenuhi
persamaan ini adalah nilai dari eigen A.
d. Interpretasi Geometrik dari vektor Eigen
Definisi : T : Rn
Rn adalah operator linear, maka skalar disebut
sebagai nilai eigen dari T, jika terdapat x yang tak nol dari Rn
sehingga Tx = x; vektor-vektor x taknol tersebut meemnuhi
persamaan ini disebut vektor eigen dari T yang terkait dengan . Jika
nilai adalah nilai eigen dari A, dan x adalah suatu vektor eigen
yang terkait maka Ax = x, sehingga perkalian A memetakan x ke
dalam suatu perkalian skalar dengan dirinya sendiri. Pada R2dan R3,
ini berarti perkalian A memetakan setiap vektor eigen x kesuatu
vektor ysng terletak pada garis yang sama dengan x.
Jika diketahui perbandingan elemen Ai dengan Aj adalah maka
secara teoritis matriks tersebut berciri positif berkebalikan, yakni a ij = 1/ij.
Bobot yang dicari dinyatakan dalam vektor w = (w1,w2,w3, ...,wn). Nilai wn
menyatakan bobot kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada
subsistem tersebut. Jika ij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap

27

faktor j dan ik menyatakan derajat kepentingan dari faktor j terhadap


faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan i terhadap
faktor k harus sama dengan ij.jk atau jika ij.jk = ik untuk semua i, j, k.
Untuk suatu matriks konsisten dengan vektor w, maka elemen ij dapat
ditulis :

Jadi, matriks konsistennya adalah :

Seperti yang diuraikan diatas, maka untuk pairwise comparison matrix


diuraikan menjadi:

Dari persamaan tersebut diatas dapat dilihat bahwa :

Dengan demikian untuk matriks perbandingan berpasangan yang


konsisten menjadi :

28

Persamaan tersebut ekuivalen dengan bentuk persamaan matriks dibawah


ini :
Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa w adalah eigen
vektor dari matriks A dengan nilai eigen n. Perlu diketahui bahwa n
merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks
dapat ditulis sebagai berikut :

Tetapi pada prakteknya tidak dapat dijamin bahwa :

Salah satu penyebabnya yaitu karena unsur manusia (decision maker)


tidak selalu dapat konsisten mutlak dalam mengekspresikan preferensi
terhadap elemen elemen yang dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa
penilaian yang diberikan untuk setiap elemen persoalan pada suatu level
hirarki dapat saja tidak konsisten (inconsistent).
6. Menghitung Indeks Konsistensi

29

Dalam Penilaian matriks berpasangan seringkali menyebabkan


perubahan kecil nilai aij

yang menyebabkan perubahan nilai eigen

maksimum. Penyimpangan nilai eigen maksimum merupakan perubahan


ukuran konsistensi. Indikator terhadap konsistensi diukur melalui indeks
konsistensi sebagai berikut :

AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan


konsistensi ratio (CR) yang dirumuskan:

Suatu tingkat konsistensi yang tertentu diperlukan dalam penentuan


prioritas untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Nilai CR 0,100 adalah
konsisten jika tidak maka perlu dilakukan revisi. Dibawah ini tabel dari
nilai random indeks :
Tabel 2.5. Tabel Nilai Random Indeks (RI)
N

RI

0,000

0,000

0,580

0,900

1,120

1,240

1,320

1,410

10

11

12

13

14

15

RI

1,450

1,490

1,510

1,480

1,560

1,570

1,590

30

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
Salah satu komponen paling penting dari sebuah penelitian adalah
tempat penelitian dalam hal ini adalah sebuah perusahaan. Perusahaan yang
menjadi objek penulisan adalah Suzuki Daya yang berlokasi di Jl. Perintis
Daya Makassar. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama kurang lebih
1 bulan yaitu pada bulan November sampai dengan Desember 2014.
B. Sumber Data
Untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini, maka data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dengan melakukan pengamatan dan wawancara terhadap General
Manager Suzuki Daya, serta menyebarkan angket kepada pegawai Suzuki
Daya. Data yang diperoleh berupa data mengenai produk dan layanan yang
ditawarkan, program promosi, dan proses pelayanan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan dokumen
tertulis yang diperoleh dari pihak Suzuki Daya. Data sekunder ini bersifat
internal dimana informasi yang diperoleh secara langsung dari pihak
General Manager Suzuki Daya. Data tersebut berupa data penjualan,
harga, dan data karyawan.
C. Metode Penelitian
Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan

31

suatu faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang
didapatkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner ( Angket )
Dalam penelitian ini kuesioner (angket) yang diberikan kepada
responden digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh data.
Metode angket digunakan karena lebih praktis dan dapat dibagikan secara
serentak kepada responden. Selain itu instrumen atau angket dapat
dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan bagi
semua responden diberi pertanyaan yang sama. Adapun jenis kuesioner
yang dibagikan adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan penyebaran kuesioner terbuka yang berupa beberapa
pertanyaan

yang

harus

dijawab

oleh

pegawai

yang

telah

berpengalaman, yakni minimal memiliki 3 tahun pengalaman kerja di


Suzuki Daya.
2. Memberikan kuesioner rating untuk mengetahui rating dari tiap tiap
kriteria yang didapatkan dari penyebaran kuesioner pertama. Jawaban
yang dipakai dalam kuisioner ini biasanya terdiri dari pilihan, sangat
baik, baik, netral (standar), tidak baik, dan sangat tidak baik. Untuk itu
peneliti memilih untuk memberikan jawaban yang terdiri dari :
a. Sangat baik

:5

b. Baik

:4

c. Netral (standar)

:3

32

d. Tidak baik

:2

e. Sangat tidak baik

:1

3. Untuk mendapatkan bobot dari kriteria yang sudah didapatkan dari


kuesioner pertama maka dilakukan penyebaran kuesioner perbandingan
berpasangan yaitu membandingkan seluruh kriteria. Untuk skala
perbandingan berpasangan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Skala Perbandingan Berpasangan
Tingkat
Kepentingan
Definisi
1
Sama Penting
3
5
7
9

2,4,6,8

Sedikit Lebih
Penting
Lebih Penting
Jauh Lebih
Penting
Mutlak lebih
penting
Nilai tengah

Kebalikan

Keterangan
Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar
terhadap tujuan
Pengalaman dan penilaian sedikit lebih memihak satu
elemen dibandingkan elemen pasangannya
Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu
elemen dibandingkan elemen pasangannya
Satu elemen sangat disukai dan dominan terlihat
dalam praktek
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap
elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi
yang mungkin menguatkan
Diberikan apabila terdapat keraguan penilaian antara
dua tingkat kepentingan yang berdekatan
Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka
dibandingkan dengan aktifitas j maka j mempunyai
nilai kebalikannya dengan i

2. Studi Pustaka
Yaitu digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya,

33

Arikunto (2002). Metode ini dipilih untuk memudahkan peneliti dalam


memperoleh informasi yang diperlukan, karena data yang diambil berupa
gambaran umum Suzuki Daya.
3. Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
secara

langsung

dengan

pihak-pihak

yang

berhubungan

dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian guna mendapatkan data dan


keterangan yang berlandaskan kepada tujuan penelitian.
4. Observasi
Observasi yaitu dengan melihat secara langsung objek penelitian agar bisa
mendapatkan info yang sesungguhnya mengenai objek penelitian tersebut.
D. Alat Analisis
1.

Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)


Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Suzuki Daya.
Tahap analisis dilakukan dengan membuat matrik IFAS (Internal Strategy
Factors Analyis Summary) dan matrik EFAS (Eksternal Strategy Factors
Analyis Summary). Matrik IFAS disusun berdasarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan matrik EFAS
disusun berdasarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
Setelah diketahui nilai dari matrik IFAS dan matrik EFAS, maka
tahap selanjutnya adalah melihat posisi perusahaan berdasarkan nilai
matrik IFAS dan matrik EFAS pada matrik IE (Internal Esternal) yang

34

digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang dapat digunakan


oleh perusahaan.
2.

Analisis AHP
Langkah-langkah dan prosedur dalam menyelesaikan persoalan
dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan permasalahan dan menentukan tujuan.
Masalah yang dihadapi pada Suzuki Daya.
b. Membuat hirarki.
Masalah disusun dalam suatu hirarki yang diawali dengan tujuan
umum, dilanjutkan dengan subtujuan subtujuan, kriteria dan
kemungkinan alternatif - alternatif pada tingkatan kriteria yang paling
bawah.
c. Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner
Penyusunan penyebaran kuesioner perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons) yang telah disusun kepada responden yang dianggap ahli
(expert) dilakukan.
d. Melakukan perbandingan berpasangan.
Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil
keputusan

dengan

menilai

tingkat

kepentingan

suatu

elemen

dibandingkan elemen lainnya. Matriks perbandingan dapat dilihat pada


Tabel 3.2. Matriks ini menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh
setiap elemen terhadap masing masing tujuan atau kriteria yang
setingkat diatasnya. Dimana nilai perbadingan Ai terhadap elemen Aj
adalah aij. Nilai a ditentukan oleh aturan:
1. Jika aij = , maka aji = 1/, 0.
2. Jika Ai mempunyai tingkat kepentingan relatif yang sama dengan Aj,
maka aij = aji =1.

35

3. Hal yang khusus, aii = 1, untuk semua i.


Tabel 3.2. Matrik perbandingan berpasangan
C

A1

A2

An

Nilai perbadingan ini ditentukan oleh skala kuantitatif yang


dikemukakan oleh Saaty. Skala ini dimulai dari 1 hingga 9.
Perbandingan dilakukan hingga diperoleh judgment seluruhnya
sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang
dibandingkan.
e. Menentukan Prioritas
Penyusunan prioritas dilakukan untuk tiap elemen masalah pada
tingkat hirarki. Proses ini akan menghasilkan bobot atau kontribusi
kriteria terhadap pencapaian tujuan. Prioritas ditentukan oleh kriteria
yang mempunyai bobot paling tinggi. Bobot yang dicari dinyatakan
dalam vektor W = (W1, W2,, Wn). Nilai Wn menyatakan bobot
relatif kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub sistem
tersebut.
f. Menentukan tingkat konsistensi, pada keadaan sebenarnya akan terjadi
3.

ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang.


Tahap Penganalisaan Serta Penarikan Kesimpulan dan Saran
Pada

tahap

ini,

dilakukan

penganalisaan

terhadap

hasil

pengintegrasian antara SWOT dan AHP yang kemudian melakukan

36

penarikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh yang disesuaikan


dengan tujuan dari penelitian ini. Selanjutnya mencoba memberikan saranIdentifikasi Ma
mengenai penerapan dari hasil penelitian, yang diharapkan bisa digunakan
perusahaan untuk mengoptimalkan penjualannya.
Penyebaran Kuesioner rating kepada 8 pegawai yang berpengalaman

Penyebaran Kuesioner Kepada responden Expert

Perolehan Data Berupa Data Primer dan Data Se

E. Flow Chart Penelitian

37

Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian


F. Kerangka Berfikir
Suzuki Daya

Penurunan Penjualan
Analisis Pemasaran

Analisis SWOT

Kekuatan,
Kelemahan, Peluang
dan Ancaman

Analisis AHP

Pengidentifikasian
atribut-atribut
dengan Metode AHP

38

Penyusunan Struktur
Alternatif Strategi
Pemasaran (Metode
AHP)

Pemasaran Yang Dapat


Dilakukan Untuk
Meningkatan Penjualan

Gambar 3.2. Kerangka Berfikir

IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


A. Pengumpulan Data
1. Tentang bidang usaha Suzuki Daya Motor
Suzuki Daya Makassar didirikan pada tanggal 02 maret 1998 yang
beralamatkan dijalan perintis kemerdekaan km 14 di Makassar, Sulawesi
Selatan. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang otomotif, khusus pada bidang penjualan, perawatan dan
pengadaan spare part (suku cadang).
Suzuki Daya Motor merupakan salah satu dealer resmi sepeda
motor merek Suzuki. Sebagai dealer resmi, perusahaan ini memegang izin
untuk melakukan penjualan sepeda motor Suzuki di Makassar. Produk
yang ditawarkan ialah sepeda motor dengan beberapa tipe, seperti matic,
moped, dan sport dengan volume silinder mulai dari 110 cc, 125 cc,
hingga 150 cc. Selain itu, perusahaan ini juga melakukan penjualan spare

39

part motor Suzuki, serta perusahaan ini juga memberikan layanan


perawatan terhadap pelanggan sepeda motor Suzuki.
2. Data Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Untuk menganalisa pemasaran Suzuki Daya Makassar konsep yang
dianggap efektif adalah dengan menggunakan konsep Marketing Mix P7,
yaitu:
a. Product
b. Promotion
c. Price
d. Partisipant (People)
e. Process
f. Place
g. Physical Evidence
Berikut uraian unsur-unsur dari Marketing Mix pada Suzuki Daya
di Makassar sebagai berikut :
a.

Produk (Product)
Produk yang ada baik berupa barang dan jasa sampai saat ini pada
Suzuki Daya yaitu:
1) Sepeda Motor merk Suzuki
2) Bengkel resmi sepeda motor merk Suzuki .
3) Suku cadang (spare part) sepeda motor merk Suzuki .
Adapun gambaran umum produk barang dan jasa adalah
sebagai berikut:

40

1.

Sepeda motor merk Suzuki dijual dengan cara Cash ataupun

Kredit. Ada beberapa macam tipe merk motor Suzuki yang di


perdagangkan seperti Suzuki Thunder, untuk jenis sepeda motor
bebek ada Satria FU, Titan, dan Shooter dan untuk sepeda motor
matic sendiri ada Suzuki Next, Suzuki Skywave, Suzuki Sky Drive
dan Addrees.
2.

Pelayanan Jasa Bengkel Sepeda Motor Suzuki pada Suzuki

Daya terbilang baik dan memadai, perlengkapan untuk service


motor dan kinerja pegawai juga sangat memuaskan bagi
konsumen. Selain pelayanan barang tentu saja pelayanan jasa juga
sangat penting, keramahan dan kemampuan pegawai dalam
melayani konsumen serta dalam pengerjaan kendaraan konsumen
akan membuat kepuasaan pelanggan meningkat dan akan
memunculkan loyalitas dari konsumen.
3.

Suku cadang (Spare Part) asli motor Suzuki adalah salah satu

produk unggulan dari Suzuki Daya. Dengan hanya menjual spare


part asli motor merk Suzuki maka para konsumen sudah tidak lagi
bingung mencari tempat atau bengkel resmi asli motor merk
Suzuki yang menjual spare part asli motor Suzuki. Dilengkapi
dengan beberapa sertifikat yang menunjukkan keaslian spare part
juga sangat penting dan Suzuki Daya telah mengantongi sertifikat
tersebut.
b. Promosi (Promotion)

41

Bentuk-bentuk promosi pemasaran yang dilakukan oleh Suzuki


Daya dalam meningkatkan jumlah penjualannya, yaitu:
1. Periklanan
Adapun kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Suzuki Daya
dengan berbagai macam cara diantaranya melalui media cetak seperti
surat kabar, maupun media luar ruangan seperti baliho dan spanduk.
2.

Personal Selling
Aktivitas promosi Personal Selling dilakukan oleh sales person
untuk memperkenalkan produk kepada pelanggan yang datang ke
dealer Suzuki Daya. Personal selling ini berupa pemaparan atau
presentasi tentang produk yang ada di Suzuki Daya.

c. Harga (Price)
Harga tarif produk dan jasa yang diberikan sebagai sosialisasi
sangat menentukan keberhasilan pemasaran, jika harga tarif rendah
dibarengi dengan tingginya kualitas pelayanan barang dan jasa, maka
konsumen akan lebih tertarik menggunakan jasa dan membeli motor
Suzuki di Suzuki Daya Motor.
Tabel 4.1. Daftar Harga Motor Baru pada Suzuki Daya Makassar
Merk
Suzuki Satria Fu
Next
Address
Titan
Shooter
Shogun
Sumber Data : Suzuki Daya

Harga
20.430.000,14.185.000,14.700.000,14.200.000,15.140.000,16.230.000,2014

42

d. Analisa SDM (People/Partisipant)


Tabel 4.2. Daftar Tingkat Pendidikan Karyawan Suzuki Daya Motor
Makassar
Tingkat Pendidikan Karyawan Pada Suzuki Daya Makassar
Perguruan Tinggi ( Sarjana dan Diploma )

21.3%

SMA atau SMK


78,7%
Sumber Data : Suzuki Daya Motor, 2014
Pelayanan konsumen yang menjadi pelanggan Suzuki Daya saat
ini dilakukan oleh karyawan sejumlah 21 orang. Umumnya karyawan
senior sebanyak 57,2 % berumur 30 60 tahun sedang sisanya 42,8 %
berumur 19 30 tahun. Tingkat pendidikan karyawan Suzuki Daya 21,3
% dari Perguruan Tinggi (sarjana dan diploma), 78,7 % pendidikan
SMA atau SMK.
Tingkat pendidikan tersebut mengakibatkan dua dampak,
yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dimana dampak positifnya
adalah pelayanan yang diberikan berkualitas karena dilayani oleh
karyawan yang berpengalaman sehingga Suzuki Daya Motor akan
lebih disenangi konsumen sedangkan dampak negatifnya yaitu perlunya
karyawan mekanik yang lulusan SMA atau SMK mengikuti job
training yang diselenggrakan oleh Suzuki Motor secara langsung
dalam skala domestik.
e.

Analisa Proses (Process)


Proses pelayanan yang diberikan kepada konsumen, dimulai
sejak konsumen datang ke dealer. Ketika calon pelanggan ini

43

berkonsultasi tentang produk yang ingin dibeli, pada saat itulah front
liner (sales person) menawarkan produk yang disertai dengan
penjelasan tentang produknya, fitur yang dimilikinya, harga dan
potongannya, serta fasilitas bengkel dan spare part. Selain itu, Suzuki
Daya juga menyediakan line telepon yang dapat digunakan oleh calon
pelanggan untuk berkonsultasi mengenai produk yang ada di Suzuki
Daya.
f.

Tempat (Place)
Suzuki Daya berada tepat di Jl. Perintis Daya, Makassar.
Dari lokasi ini dapat diketahui bahwa letak Suzuki Daya cukup
strategis dalam persaingan dealer dan bengkel motor dikota
Makassar. Di sekitar lokasi tersebut terdapat pusat kegiatan ekonomi
masyarakat berupa kompleks pasar tradisional, pasar modern, dan
kompleks ruko.
Disekitar ruko Suzuki Daya terdapat kompleks pemukiman
penduduk. Di jalan poros Perintis Daya Makassar sendiri terdapat
juga pedagang pedagang pinggir jalan seperti warung makan, bahan
pokok dan sebagainya.
Sepanjang hari jalan ini banyak dilalui kendaraan yang lalu
lalang, karena Jl. Perintis Daya termasuk juga jalan utama yang dilalui
oleh banyak kendaraan pada saat hari hari sibuk (hari normal bekerja).

g.

Lingkungan Fisik (Physical Evidence)


Dealer Suzuki Daya memiliki gedung yang terdiri dari tempat

44

penjualan motor (showroom), bengkel, dan gudang spare part.


Showroom terdapat di bagian depan dealer, dan bengkel terdapat di
bagian samping showroom, sementara gudang sparepart terletak di
bagian belakang dealer.

3.

Analisa Strategi SWOT dan AHP Suzuki Daya Motor


1.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran Suzuki Daya
Motor.

Analisis

ini

didasarkan

pada

logika

yang

dapat

memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities),


namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Berdasarkan hasil dari
penyebaran kuesioner terbuka yang telah dibagikan, diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Suzuki Daya,
sebagai berikut.
v Faktor Internal yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan
yang berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan.
a. Kekuatan, terdiri dari :
1. Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya
2. Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor
Suzuki
3. Harga yang bersaing
4. Memiliki produk unggulan
5. Lokasi dealer yang strategis

45

b. Kelemahan, terdiri dari :


1. Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain
2. Promosi yang masih kurang gencar
3. Varian di masing-masing jenis produk masih kurang
4. Produk Suzuki kurang diminati oleh masyarakat
5. Harga jual kembali produk jatuh
v Faktor Eksternal yang berasal dari luar lingkungan perusahaan
berupa peluang dan ancaman.
1. Peluang, terdiri dari :
1. Kebutuhan masyarakat Makassar akan kendaraan roda dua yang
semakin tinggi
2. Masyarakat Daya lebih banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya
3. Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi yang sesuai dengan
kondisi perekonomian di Masyarakat
4. Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan oleh leasing yang
berkualitas dan terpercaya
5. Trayek angkutan umum yang terbatas
2. Ancaman, terdiri dari :
1. Kenaikan harga BBM
2. Jumlah dealer yang semakin banyak
3. Ketatnya persaingan dengan produk lain

46

4. Trend masyarakat yang cepat berubah


5. Paradigma masyarakat mengenai keunggulan produk merek lain

dibandingkan dengan Suzuki


Tabel 4.3. Analisis SWOT pada Suzuki Daya Motor Makassar

FAKATOR INTERAL

KEKUATAN
S1 Sebagai Main Dealer produk
Suzuki terbesar di Daya
S2 Berpengalaman dalam bisnis jasa
penjualan sepeda motor Suzuki
S3 Harga yang bersaing
S4 Memiliki produk unggulan
S5 Lokasi dealer yang strategis

KELEMAHAN
W1 Perbedaan harga spare part
Suzuki dengan produk lain
W2 Promosi yang masih kurang
gencar
W3 Varian di masing-masing jenis
produk masih kurang
W4 Produk Suzuki kurang
diminati oleh masyarakat
W5 Harga jual kembali produk
jatuh

47

PELUANG

ANCAMAN

FAKATOR EKSTERAL

O1 Kebutuhan masyarakat

T1 Kenaikan harga BBM

Makassar akan kendaraan roda

T2 Jumlah dealer yang semakin

dua yang semakin tinggi


O2 Masyarakat Daya lebih banyak
memilih kendaraan bermotor

banyak
T3 Ketatnya persaingan
T4 Trend masyarakat yang cepat

sebagai sarana pekerjaannya


O3 Sepeda motor merupakan

berubah
T5 Paradigma masyarakat

kendaraan pribadi yang sesuai

mengenai perbandingan

dengan kondisi perekonomian

keunggulan antara produk

di Masyarakat

Suzuki dengan produk merek

O4 Adanya sarana perkreditan yang

lain

ditawarkan oleh leasing yang


berkualitas dan terpercaya
O5 Trayek angkutan umum yang
terbatas
2. Analisis Hirarki Proses (AHP)
Untuk pembobotannya digunakan Analisis Hirarki Proses dengan
cara Key Performance Indicator. Adapun data kepentingan perbandingan
berpasangan antar KPI Strengths dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.4. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Strengths
KRITERI

S1

S2

S3

S4

S5

S1

1/3

S2

1/3

1/5

S3

1/3

1/5

S4

1/5

1/3

1/5

48

S5

Tabel 4.5. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Weaknesses


KRITERI

W1

W2

W3

W4

W5

W1

1/3

1/5

1/7

W2

1/5

W3

W4

W5

1/3

1/3

1/3

1/7

Tabel 4.6. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Opportunities


KRITERI

O1

O2

O3

O4

O5

O1

1/3

1/3

O2

O3

O4

1/3

1/3

O5

1/3

1/3

1/5

1/3

Tabel 4.7. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria KPI Threats

49

KRITERI

T1

T2

T3

T4

T5

T1

T2

1/3

1/3

T3

1/3

1/3

T4

1/3

1/5

1/3

T5

B. Pengolahan Data
Setelah

dilakukan

pengumpulan

data,

selanjutnya

dilakukan

pengolahan terhadap data tersebut. Adapun langkah pengolahan data didalam


penelitian ini adalah dengan menentukan bobot KPI dan rasio konsistensi.
Dalam penentuan bobot pada setiap KPI, dilakukan dengan cara
menggunakan matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison)
yang telah dibagikan sebelumnya. Adapun langkah pengolahan data didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Penjumlahan Matriks

Perbandingan

Berpasangan

Antara Kriteria.
Tabel 4.8. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria
Strengths
KRITERI

S1

S2

S3

S4

S5

S1

3,00

3,00

5,00

0,33

S2

0,33

3,00

0,2

S3

0,33

0,2

50

S4

0,2

0,33

0,2

S5

3,00

5,00

5,00

5,00

Jumlah

4,86

10,33

11,00

15,00

1,93

Tabel 4.9. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria


Weaknesses
KRITERI
A

W1

W2

W3

W4

W5

W1

0,33

0,2

0,14

3,00

W2

3,00

0,2

3,00

W3

5,00

3,00

W4

7,00

5,00

7,00

W5

0,33

0,33

0,33

0,14

Jumlah

16,33

7,66

3,53

2,48

17,00

51

Tabel 4.10. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria


Opportunities

KRITERIA

O1

O2

O3

O4

O5

O1

O,33

0,33

3,00

O2

3,00

3,00

3,00

O3

3,00

3,00

5,00

O4

0,33

0,33

3,00

O5

0,33

0,33

0,2

0,33

Jumlah

8,33

2,99

2,86

8,33

15,00

Tabel 4.11. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antara Kriteria


Threats
KRITERI
T1

T2

T3

T4

T5

T1

3,00

3,00

T2

0,33

3,00

5,00

0,33

T3

0,33

0,33

T4

0,33

0,2

3,00

0,33

T5

3,00

3,00

Jumlah

3,66

7,53

9,00

12,33

3,66

52

Untuk

menghitung

bobot

dari

matriks

perbandingan

berpasangan antar kriteria, terlebih dahulu dilakukan penjumlahan


pada masing-masing kolom seperti yang terlihat pada tabel diatas.
contoh perhitungan jumlah untuk kolom Strength adalah 1 + 0,33 +
0,33 + 0,2 + 3,00 = 4,86.
2.

Pembagian

Tiap

Kriteria

dengan

Matriks

Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria


Setelah dilakukan penjumlahan, setiap kriteria dibagi dengan
hasil penjumlahan yang telah didapatkan. Contohnya untuk baris

Strength dan kolom Strength, diperoleh dari

1
4,86

0,205

seperti yang terlihat pada tabel 4.12. Bobot dihitung dengan mencari
nilai rata-rata dari tiap baris pada matriks perbandingan berpasangan.
Tabel 4.12. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan
Antar Kriteria Strengths
KRITERI
S1

S2

S3

S4

S5

Bobot

S1

0,205

0,290

0,272

0,333

0,170

0,254

S2

0,067

0,096

0,090

0,2

0,103

0,111

S3

0,067

0,096

0,090

0,066

0,103

0,084

S4

0,041

0,031

0,090

0,066

0,103

0,066

S5

0,617

0,484

0,454

0,333

0,518

0,481

53

Jumlah

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

Tabel 4.13. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan


Antar Kriteria Weaknesses

KRITERIA

W1

W2

W3

W4

W5

Bobot

W1

0,061

0,043

0,056

0,056

0,176

0,078

W2

0,183

0,130

0,283

0,080

0,176

O,170

W3

0,306

0,130

0,283

0,403

0,176

0,259

W4

0,428

0,652

0,283

0,043

0,411

0,435

W5

0,020

0,043

0,093

0,056

0,058

0,058

Jumlah

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

Tabel 4.14. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan


Antar Kriteria Opportunities
KRITERI
O1

O2

O3

O4

O5

Bobot

0,120

0,110

0,115

0,120

0,2

0,133

A
O1

54

O2

0,360

0,334

0,349

0,360

0,2

0,320

O3

0,360

0,334

0,349

0,360

0,336

0,347

O4

0,120

0,110

0,115

0,120

0,2

0,133

O5

0,039

0,110

0,069

0,039

0,066

0,064

Jumlah

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

Tabel 4.15. Pembagian Tiap Kriteria dengan Matriks Perbandingan Berpasangan


Antar Kriteria Threats

KRITERIA

T1

T2

T3

T4

T5

Bobot

T1

0,273

0,398

0,111

0,243

0,273

0,259

T2

0,090

0,132

0,333

0,405

0,090

0,210

T3

0,273

0,043

0,111

0,026

0,273

0,145

T4

0,090

0,026

0,333

0,081

0,090

0,124

T5

0,273

0,398

0,111

0,243

0,273

0,259

Jumlah

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

3.

Menghitung Konsistensi Rasio


Langkah selanjutnya yaitu menghitung konsistensi rasio, dimana
perhitungan konsistensinya adalah sebagai berikut :
A

x B

= C

Tabel 4.16. Konsistensi Rasio Strengths


1

3,00

3,00

5,00

0,33

0,254

1,327

0,33

3,00

0,2

0,111

0,572

55

0,33

0,2

0,084

0,440

0,2

0,33

0,2

0,066

0,332

3,00

5,00

5,00

5,00

0,481

2,548

Tabel 4.17. Konsistensi Rasio Weaknesses


1

0,33

0,2

0,14

3,00

0,078

0,419

3,00

0,2

3,00

O,170

0,924

5,00

3,00

0,259

7,00

5,00

7,00

0,435

2,496

0,33

0,33

0,33

0,14

0,058

0,284

1,428

Tabel 4.18. Konsistensi Rasio Opportunities


1

O,33

0,33

3,00

0,133

0,677

3,00

3,00

3,00

0,320

1,657

3,00

3,00

5,00

0,347

= 1,785

0,33

0,33

3,00

0,133

0,677

0,33

0,33

0,2

0,33

0,064

0,064

Tabel 4.19. Konsistensi Rasio Threats


1

3,00

3,00

0,259

0,269

0,33

3,00

5,00

0,33

0,210

0,171

0,33

0,33

0,145

= 0,168

56

0,33

0,2

3,00

0,33

0,124

0,109

3,00

3,00

0,259

0,269

4.

Menghitung Consistency Vector


Setelah diperoleh perhitungan konsistensi diatas, dilakukan
perhitungan Consistency Vector sebagai berikut:
1. Consistency Vektor Strength
1,327

0,254

= 5,224

0,572

0,111

= 5,153

0,440

0,084

= 5,238

0,332

0,066

= 5,030

2,548

0,481

= 5,297

2. Consistency Vektor Weaknesses


0,419

0,078

= 5,371

0,924

O,170

= 5,435

1,428

0,259

= 5,513

2,496

0,435

= 5,737

0,284

0,058

= 4,896

3. Consistency Vektor Opportunities


0,677

0,133

= 5,090

57

1,657

0,320

= 5,178

1,785

0,347

= 5,144

0,677

0,133

= 5,090

0,064

0,064

= 1,000

4. Consistency Vektor Threats


0,269

0,259

= 1,038

0,171

0,210

= 0,814

0,168

0,145

= 1,158

0,109

0,124

= 0,879

0,269

0,259

= 1,038

Maka rata-rata Consistency Vector (mak), yaitu:


1. Strengths

maks =

5,224 +5,153+5,238+5,030+5,297
5

= 5,188

2. Weaknesses

maks =

5,371+5,435+5,513+5,737+ 4,896
5

3. Opportunities

= 5,390

58

maks =

5,090+5,178+ 5,144+5,090+1,000
5

= 4,300

1,038+ 0,814+1,158+0,879+1,038
5

= 0,985

4. Threats

maks =

5. Menghitung Consistency Index dan Consistency Ratio


n adalah jumlah orde matriks, pada kasus ini adalah matriks berorde 5,
maka Consistency Index-nya dengan menggunakan persamaan (2)
adalah :
1. Strengths
5,1885
4
2.

= 0,047

Weaknesses
5,3905
= 0,097
4

3. Opportunities
4,3005
=
4

0,174

4. Threats
0,9855
4

1,003

Langkah selanjutnya adalah menghitung Consistency Ratio


(CR), dimana Random Index (RI) dengan n = 5 adalah 1,12 yang
diperoleh dari tabel random indeks (dapat dilihat pada tabel 2.5), maka
nilai CR adalah :
1. Strengths

59

0,047
1,12

= 0,042

2. Weaknesses
0,097
CR = 1,12

= 0,087

CR =

3. Opportunities
0,174
CR =
1,12

= 0,156

4. Threats
CR =

1,003
1,12

= 0,896

Hasil perolehan nilai diatas adalah CR < 0,1 maka dapat disimpulkan
bahwa narasumber pada kuesioner ini konsisten terhadap jawabannya.

Tabel 4.20. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)


Faktor-Faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Skor

1. Memiliki produk unggulan

0,066

0,132

2. Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor


Suzuki

0,111

0,333

3. Harga yang bersaing

0,084

0,252

4. Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya

0,254

1,016

5. Lokasi dealer yang strategis

0,481

1,924

Kekuatan (Strengths)

Sub Total

1,000

3,657

Kelemahan (Weaknesses)
1. Varian di masing-masing jenis produk masih kurang

0,259

0,518

2. Promosi yang masih kurang gencar

O,170

0,340

60

3. Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain

0,078

0,234

4. Produk Suzuki kurang diminati oleh masyarakat

0,435

1,305

5. Harga jual kembali produk jatuh

0,058

0,174

Sub Total

1,000

2,571

Total

2,000

6,228

Tabel 4.21. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)


Faktor-Faktor Strategi Eksternal

Bobot

Rating

Skor

1. Trayek angkutan umum yang terbatas

0,064

0,192

2. Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan


oleh leasing yang berkualitas dan terpercaya

0,133

0,399

3. Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi


yang sesuai dengan kondisi perekonomian di
Masyarakat

0,347

1,388

4. Kebutuhan masyarakat Makassar akan


kendaraan roda dua yang semakin tinggi
5. Masyarakat Daya lebih banyak memilih
kendaraan
bermotor
sebagai
sarana
pekerjaannya

0,133

0,532

0,320

1,280

Sub Total

1,000

Peluang (Opportunities)

3,791

Ancaman (Threats)
1. Trend masyarakat yang cepat berubah

0,124

0,372

2. Jumlah dealer yang semakin banyak

0,210

0,840

3. Ketatnya persaingan dengan produk lain

0,145

0,580

4. Paradigma

0,259

1,036

masyarakat

mengenai

61

perbandingan keunggulan antara


Suzuki dengan produk merek lain
5. Kenaikan harga BBM

produk
0,259

1,295

Sub Total

1,000

4,123

Total

2,000

7,914

V.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Menganalisis IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS


(Eksternal Factors Analysis Summary)
Dari hasil analisis IFAS pada Tabel 4.20, faktor Strengths
mempunyai total skor 3,657. Skor tertinggi (sebesar 1,924) pada
kriteria Strengths ialah Lokasi dealer yang strategis. Ini berarti
bahwa lokasi dealer yang strategis merupakan kekuatan utama Suzuki
Daya. Sedangkan Weaknesses mempunyai total skor 2,571. Skor
tertinggi (sebesar 1,305) pada kriteria Weaknesses ialah Masyarakat
lebih tertarik produk lain selain Suzuki. Ini berarti bahwa kriteria
tersebut merupakan kelemahan utama Suzuki Daya. Seperti halnya
pada IFAS, maka pada faktor-faktor strategis eksternal EFAS juga
dilakukan identifikasi yang hasilnya ada pada Tabel 4.21.
Analisis Tabel 4.21. menunjukkan bahwa untuk faktorfaktor Opportunity total skornya 3,791. Skor tertinggi (sebesar 1,388)
pada kriteria Opportunity ialah Sepeda motor merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai dengan kondisi perekonomian di Masyarakat. Ini
berarti bahwa kriteria tersebut merupakan peluang utama Suzuki Daya.

62

Sedangkan Threats mempunyai total skor 4,123. Skor tertinggi (sebesar


1,295) pada kriteria Threats ialah Kenaikan harga BBM. Ini berarti
bahwa kenaikan harga BBM merupakan ancaman terbesar Suzuki Daya.
Berdasarkan data pada kasus diatas maka selanjutnya dapat membuat analisis
SWOT untuk faktor internal dan eksternal serta strategi matrik SWOT.
Tabel 5.1. Matriks SWOT Suzuki Daya Motor Makassar
IFAS (Internal Strategi
Analysis Factor)

STRENGTH (S)
Kekuatan Internal
1. Sebagai Main Dealer
produk Suzuki terbesar di
Daya
2. Berpengalaman dalam
bisnis jasa penjualan
sepeda motor Suzuki
3. Harga yang bersaing
4. Memiliki produk
unggulan
5. Lokasi dealer yang

Strategi

Kelemahan Internal
1. Perbedaan harga spare part
Suzuki dengan produk lain
2. Promosi yang masih
kurang gencar
3. Varian di masing-masing
jenis produk masih kurang
4. Produk Suzuki kurang
diminati oleh masyarakat
5. Harga jual kembali produk

strategis

EFAS (Eksternal

WEAKNESS (W)

jatuh
Analysis

Factor)
OPPORTUNIES (O)
Peluang Eksternal
1. Kebutuhan

STRATEGI SO
Mempergencar

promosi Memperkenalkan keunggulan

masyarakat Makassar

sekitar

akan kendaraan roda

memberikan DP rendah dan lain

dua yang semakin

angsuran ringan

tinggi
2. Masyarakat Daya
lebih banyak memilih
kendaraan bermotor

dealer

STRATEGI WO

dengan Suzuki dibandingkan produk

63

sebagai sarana
pekerjaannya
3. Sepeda motor
merupakan kendaraan
pribadi yang sesuai
dengan kondisi
Tabel 5.1. (Lanjutan) Matriks SWOT Suzuki Daya Motor Makassar
perekonomian di
Masyarakat
4. Adanya sarana
pengkreditan
yang ditawarkan
oleh leasing yang
berkualitas dan
terpercaya
5. Trayek angkutan
umum yang
terbatas
TREATH (T) Ancaman

STRATEGI ST

STRATEGI WT

Eksternal
1. Kenaikan harga BBM

Melakukan kerjasama

Mengusulkan adanya

2. Jumlah dealer yang

dengan perusahaan

varian terbaru yang

sekitar dealer dengan

berteknologi tinggi ke

mempromosikan produk

Divisi Produsen pusat

semakin banyak
3. Ketatnya persaingan
dengan produk lain
4. Trend masyarakat
yang cepat berubah
5. Paradigma masyarakat
mengenai

Suzuki yang irit BBM

64

perbandingan
keunggulan antara
produk Suzuki dengan
produk merek lain

B. Merumuskan Strategi Pemasaran dari Hasil Intergrasi Analisis


SWOT dan AHP
Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal
maka dapat dirumuskan kedalam analisis SWOT yang telah
diintegrasikan dengan AHP yang menggambarkan setiap kekuatan,
kelemahan, kesempatan serta tantangan dari Suzuki Daya. Berdasarkan
kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman, empat set
alternatif strategis yang dapat diambil oleh manager perusahaan dalam
menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
1. Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
artinya perusahaan menentukan strategi berdasarkan kombinasi
kekuatan dan kesempatan yang bisa memanfaatkan kekuatan untuk
menggunakan peluang sebaik-baiknya. Adapun strategi SO yang
dapat diambil perusahaan adalah dengan mempergencar promosi sekitar
dealer dengan memberikan DP rendah dan angsuran ringan. Terutama
lebih mendekatkan masyarakat sekitar dealer terhadap produk Suzuki,

65

yakni dengan menghadirkan promosi DP rendah dengan cara


memberikan Cash Back dan angsuran ringan kepada konsumen
melalui pamplet/baliho dan penyebaran brosur.

2.

Strategi WO (Weaknesses Opportunities)


Artinya

perusahaan

harus

membuat

strategi

bagaimana

meminimalkan kelemahan yang selalu muncul dalam perusahaan dengan


memanfaatkan peluang yang menguntungkan. Adapun strategi yang dapat
meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang adalah dengan
memperkenalkan keunggulan Suzuki dibandingkan produk lain dengan
mengadakan, mengikuti atau sebagai sponsor di berbagai event, promosi
melalui media cetak dan media jejaring sosial dalam hal spesifikasi, serta
mengembangkan segmentasi pasar hingga menengah-kebawah dengan
mengadakan kerja sama dengan pihak leasing.
3.

Strategi ST (Strengths - Threats)


Artinya perusahaan bisa memanfaatkan kekuatan baik dalam hal
management, sistem pemasaran maupun kemampuan finansial untuk
mengatasi ancaman. Yaitu melakukan kerjasama dengan perusahaan sekitar
dealer untuk mempromosikan produk Suzuki, khusus untuk varian yang
irit BBM kepada masyarakat. Adapun tempat promosinya baik itu berupa
toko seperti Indomaret, Alfa, Circle K, serta developer pasar moderen sentral

66

Daya.
4. Strategi WT (Weaknesses - Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Untuk meminimalkan serta menghindari ancaman Suzuki Daya seharusnya
mengusulkan adanya varian terbaru yang berteknologi tinggi ke Showroom
Pusat, agar dengan adanya varian baru yang lebih inovatif dan irit BBM
sehingga dapat menarik minat konsumen untuk beralih ke produk Suzuki
dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
Berdasarakan hasil analisis SWOT, Suzuki Daya memiliki
kekuatan yang dapat dipakai pada strategi tertentu serta memanfaatkan
peluang yang tepat serta secara bersamaan meminimalkan atau
menghindari kelemahan dan ancaman yang ada. Posisi ini sangat
menguntungkan perusahaan dengan memperbaiki kondisi diatas rata-rata
kemampuan sehingga Suzuki Daya dapat mengendalikan para pesaing
yang ada maupun pesaing yang terbilang kuat. Di dalam pandangan
konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi,
serta merupakan filosofi yang menarik. Tujuan perusahaan ini dicapai
melaui keputusan konsumen yang diperoleh setelah kebutuhan dan
keinginan konsumen di penuhi melalui produk yang di hasilkan oleh
perusahaaan.

67

VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan Suzuki Daya
dapat memprioritaskan strategi strategi berikut :
a. Strategi Strengths Opportunities
Mempergencar promosi sekitar dealer dengan menghadirkan promosi
DP rendah dengan cara memberikan Cash Back dan angsuran ringan
kepada konsumen melalui pamplet/baliho dan penyebaran brosur.
b. Strategi Weaknesses Opportunities
Memperkenalkan keunggulan Suzuki dibandingkan produk lain dengan
mengadakan, mengikuti atau sebagai sponsor di berbagai event, promosi
melalui media cetak dan media jejaring sosial, serta melakukan kerjasama
dengan pihak leasing.
c. Strategi Strengths Threats
Melakukan kerja sama dengan perusahaan sekitar dealer, baik itu berupa
toko seperti indomaret, alfa, circle K, serta developer pasar sentral Daya
untuk melakukan promosi produk Suzuki khusus untuk varian yang irit
terhadap BBM.
d. Strategi Weaknesses Threats

68

Mengusulkan adanya varian terbaru yang berteknologi tinggi ke Showroom


Pusat, agar dengan adanya varian baru yang lebih inovatif dan irit BBM
sehingga dapat menarik minat konsumen untuk beralih ke produk Suzuki
dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
B. Saran
Saran penulis kepada Suzuki Daya agar dapat meningkatkan penjualan
dan dapat bersaing dengan para kompetitor serta dapat mengatasi ancaman
dan kelemahan memanfaatkan peluang dan mempertahankan yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Sebaiknya promosi yang dilakukan perusahaan lebih variatif, inovatif, dan
kreatif sehingga menarik minat calon konsumen, serta memanfaatkan
perusahaan sekitar dalam melakukan promosi.
2. Diharapkan perusahaan dapat memberikan kemudahan dalam hal
pembelian bagi konsumen kelas bawah dengan cara memberikan angsuran
yang ringan.
3. Diharapkan perusahaan dapat menyampaikan keinginan para konsumen
terhadap pengembangan teknologi kebagian divisi produsen, sehingga
produk Suzuki dapat lebih bersaing dengan produk lainnya.

69

DAFTAR PUSTAKA

Afrillita, N. (2013). Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran


Sepeda Motor pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda. Administrasi
Bisnis, 56-70.
Arifin, A. S. (2013). Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian
Motor Merek Suzuki Pada PT. Sinar Galesong Pratama Makassar. Skripsi
Teknik Industri Universitas Hasanuddin.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Munadi, F. A. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor pada CV Turangga Mas Motor. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma.
Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Saaty, T. L., 1993. Decision Making for Leader: The Analytical Hierarchy
Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy. Ltd. :
Pittsburgh

70

Lampiran 1
Data Penjualan Motor Baru Pada Suzuki Daya 2009-2014
Tahun

Volume Penjualan

2009

630 Unit

2010

604 Unit

2011

750 Unit

2012

671 Unit

2013

687 Unit

2014

642 Unit

Jumlah

3984 Unit

Sumber : Suzuki Daya, 2014

71

Lampiran 2
KUESIONER TERBUKA FAKTOR INTERNAL dan EKSTERNAL
Identitas diri Anda
Jabatan

Tanggal pengisian

Penulis adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Hasanuddin


angkatan 2009 dengan jenjang S1 semester akhir dan saat ini sedang dalam
penyusunan skripsi. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu
dalam menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner dibawah ini.
Keterangan : Data-data hasil kuesioner ini tidak akan disebarluaskan atau
digunakan untuk keperluan komersil kepada pihak manapun. Data hanya akan
digunakan untuk penulisan skripsi dalam Universitas Hasanuddin. Pihak yang
terlibat dalam penelitian ini adalah Muhammad Sandi Arif (penulis) serta
Universitas Hasanuddin.

72

Dilihat dari faktor internal perusahaan :


1. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi kekuatan dari Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................

2. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi kelemahan Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................

73

Dilihat dari faktor eksternal perusahaan :


1. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi peluang dari Suzuki Daya
dalam menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................

2. Menurut pendapat Bapak / Ibu, apa yang menjadi ancaman Suzuki Daya dalam
menjalankan perusahaan khususnya dalam kegiatan pemasarannya ?
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................

74

.................................................................
Lampiran 3
Kuesioner Internal dan Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk
Mengetahui Nilai Rating Setiap kriteria
Identitas diri Anda
Jabatan

Tanggal pengisian

Kuesioner ini bertujuan untuk mencari nilai rating setiap elemen- elemen yang ada
pada tiap faktor internal dan eksternal.
Petunjuk pengisian
Pada setiap bagian terdapat kriteria yang mempengaruhi penjualan perusahaan.
Anda diminta untuk memberikan nilai rating pada elemen yang ada.
Nilai yang digunakan untuk memberi rating adalah :

Nilai Rating

Keterangan

Sangat Baik

Baik

Netral (Standar)

Tidak Baik

Sangat Tidak Baik

75

Kuesioner Internal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Kekuatan


(Strengths)
Faktor Strategis
Sebagai Main Dealer produk Suzuki terbesar di Daya
Berpengalaman dalam bisnis jasa penjualan sepeda motor Suzuki
Harga yang bersaing
Memiliki produk unggulan
Lokasi dealer yang strategis
Total

Rating

Kuesioner Internal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Kelemahan


(Weaknesses)
Faktor Strategis
Perbedaan harga spare part Suzuki dengan produk lain
Promosi yang masih kurang gencar
Varian di masing-masing jenis produk masih kurang
Masyarakat lebih tertarik produk lain selain Suzuki
Harga jual kembali produk jatuh
Total

Rating

Kuesioner Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Peluang


(Opportunities)
Faktor Strategis
Kebutuhan masyarakat Makassar akan kendaraan roda dua
yang semakin tinggi
Masyarakat Daya lebih banyak memilih kendaraan bermotor
sebagai sarana pekerjaannya

Rating

76

Sepeda motor merupakan kendaraan pribadi yang sesuai


dengan kondisi perekonomian di Masyarakat
Adanya sarana perkreditan yang ditawarkan oleh leasing yang
berkualitas dan terpercaya
Trayek angkutan umum yang terbatas
Total

Kuesioner Eksternal Factor Analysis Strategy Untuk Mengetahui Ancaman


(Threats)
Faktor Strategis
Kenaikan harga BBM
Jumlah dealer yang semakin banyak
Ketatnya persaingan dengan produk lain
Trend masyarakat yang cepat berubah
Trayek angkutan umum yang terbatas
Total

Lampiran 4
Kuesioner Perbandingan Berpasangan
Identitas diri Anda
Jabatan

Tanggal pengisian

Kuesioner ini bertujuan untuk mencari tingkat kepentingan elemen- elemen yang
ada pada Key Performance Indicator terhadap peningkatan penjualan perusahaan.
Petunjuk pengisian

Rating

77

Pada setiap bagian terdapat kriteria yang mempengaruhi penjualan perusahaan.


Anda diminta untuk membandingkan elemen yang ada pada setiap bagian
berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap pengaruh penjualan yang dimiliki
perusahaan.
Nilai yang digunakan untuk memberi perbandingan adalah :
Tingkat
Kepentingan

Definisi

Keterangan

Sama Penting

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar


terhadap tujuan

Sedikit Lebih
Penting

Pengalaman dan penilaian sedikit lebih memihak satu


elemen dibandingkan elemen pasangannya

Lebih Penting

Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu


elemen dibandingkan elemen pasangannya

Jauh Lebih
Penting

Satu elemen sangat disukai dan dominan terlihat


dalam praktek

Mutlak lebih
penting

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap


elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi
yang mungkin menguatkan

2,4,6,8

Nilai tengah

Diberikan apabila terdapat keraguan penilaian antara


dua tingkat kepentingan yang berdekatan

Kebalikan

Contoh pengisian kuesioner :

Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka


dibandingkan dengan aktifitas j maka j mempunyai
nilai kebalikannya dengan i

78

1. Pada contoh yang pertama ini menunjukkan bahwa Kekuatan

itu

mempunyai nilai 7 (artinya jauh lebih penting) dibandingkan dengan


Kelemahan
Strengt
9

Weakne

Opportuniti
9

es

Threats
2. Pada contoh ke 2 ini menunjukkan bahwa Ancaman mempunyai nilai 5
(artinya lebih penting) dibandingkan Peluang

3. Pada contoh 3 ini menunjukkan bahwa penilaian Sebagai Main Dealer


produk Suzuki terbesar di Daya berada antara skala sangat lebih
penting (7) dan mutlak lebih penting (9) dibandingkan Harga yang
bersaing
Sebagai
Main Dealer
produk
Suzuki
terbesar di
Daya

Ha
be

79

KPI KEKUATAN (STRENGTH)


Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI STRENGTH
dibawah

ini :

Sebagai Main
Dealer produk
Suzuki
terbesar di
Daya
Sebagai Main
Dealer produk
Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berpengalama
n dalam bisnis
jasa penjualan
sepeda motor
Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Harga yang

80

terbesar di
Daya

bersaing

Sebagai Main
Dealer produk
Suzuki
terbesar di
Daya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Memiliki
produk
unggulan

Sebagai Main
Dealer produk
Suzuki
terbesar di
Daya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Lokasi dealer
yang strategis

Berpengalama
n dalam bisnis
jasa penjualan
sepeda motor
Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2

2 3 4 5 6 7 8 9

Harga yang
bersaing

Berpengalama
n dalam bisnis
jasa penjualan
sepeda motor
Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berpengalama
n dalam bisnis
jasa penjualan
sepeda motor
Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lokasi dealer
yang strategis

Harga yang
bersaing

Harga yang
bersaing

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Memiliki
produk
unggulan

Memiliki
produk
unggulan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi dealer
yang strategis

81

Memiliki
produk
unggulan

Lokasi dealer
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 yang strategis

KPI KELEMAHAN (WEAKNESSES)

Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI WEAKNESSES


dibawah

ini :

82

Perbedaan
harga spare
part Suzuki
dengan produk
lain
Perbedaan
harga spare
part Suzuki
dengan produk
lain
Perbedaan
harga spare
part Suzuki
dengan produk
lain
Perbedaan
harga spare
part Suzuki
dengan produk
lain

Promosi yang
masih kurang
gencar

Promosi yang
masih kurang
gencar

Promosi yang
masih kurang
gencar

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Promosi yang
masih kurang
gencar

Varian di
masing-masing
jenis produk
masih kurang

Masyarakat
lebih tertarik
produk lain
selain Suzuki

Harga jual
kembali produk
jatuh

Varian di
masing-masing
jenis produk
masih kurang

Masyarakat
lebih tertarik
produk lain
selain Suzuki

Harga jual
kembali produk
jatuh

83

Varian di
masing-masing
jenis produk
masih kurang
Varian di
masing-masing
jenis produk
masih kurang
Masyarakat
lebih tertarik
produk lain
selain Suzuki

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Masyarakat
lebih tertarik
produk lain
selain Suzuki

Harga jual
kembali produk
jatuh

KPI PELUANG (OPPORTUNITIES)


Harap

diisi

nilai

yang

OPPORTUNITIES dibawah

menyatakan
ini :

perbandingan

dari

KPI

Harga jual
kembali produk
jatuh

84

Kebutuhan
masyarakat
Makassar akan
kendaraan roda
dua yang
semakin tinggi

Kebutuhan
masyarakat
Makassar akan
kendaraan roda
dua yang
semakin tinggi

Kebutuhan
masyarakat
Makassar akan
kendaraan roda
dua yang
semakin tinggi
Kebutuhan
masyarakat
Makassar akan
kendaraan roda
dua yang
semakin tinggi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Masyarakat
Daya lebih
banyak memilih
kendaraan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5
bermotor
sebagai sarana
pekerjaannya

Masyarakat
Daya lebih
banyak memilih
kendaraan
bermotor
sebagai sarana
pekerjaannya

Sepeda motor
merupakan
kendaraan
pribadi yang
sesuai dengan
kondisi
perekonomian
di Masyarakat

Adanya sarana
perkreditan
yang ditawarkan
oleh leasing
yang berkualitas
dan terpercaya

Trayek
angkutan umum
yang terbatas

Sepeda motor
merupakan
kendaraan
pribadi yang
sesuai dengan
kondisi
perekonomian
di Masyarakat

85

Masyarakat
Daya lebih
banyak memilih
kendaraan
bermotor
sebagai sarana
pekerjaannya
Masyarakat
Daya lebih
banyak memilih
kendaraan
bermotor
sebagai sarana
pekerjaannya
Sepeda motor
merupakan
kendaraan
pribadi yang
sesuai dengan
kondisi
perekonomian
di Masyarakat
Sepeda motor
merupakan
kendaraan
pribadi yang
sesuai dengan
kondisi
perekonomian
di Masyarakat
Adanya sarana
perkreditan
yang
ditawarkan oleh
leasing yang
berkualitas dan
terpercaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

KPI ANCAMAN (THREATS)

Adanya sarana
perkreditan
yang ditawarkan
oleh leasing
yang berkualitas
dan terpercaya

Trayek
angkutan umum
yang terbatas

Adanya sarana
perkreditan
yang ditawarkan
oleh leasing
yang berkualitas
dan terpercaya

Trayek
angkutan umum
yang terbatas

Trayek
angkutan umum
yang terbatas

86

Harap diisi nilai yang menyatakan perbandingan dari KPI THREATS


dibawah

ini :

Kenaikan harga
BBM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Jumlah dealer
yang semakin
banyak

Kenaikan harga
BBM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Ketatnya
persaingan

Kenaikan harga
BBM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Kenaikan harga
BBM

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Jumlah dealer
yang semakin
banyak

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Ketatnya
persaingan

Trend masyaraka
yang cepat
berubah

Jumlah dealer
yang semakin
banyak

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Jumlah dealer
yang semakin
banyak

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Ketatnya
persaingan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Trend masyaraka
yang cepat
berubah
Paradigma
masyarakat
mengenai
perbandingan
keunggulan
antara produk
Suzuki dengan
produk merek
lain

Paradigma
masyarakat
mengenai
perbandingan
keunggulan
antara produk
Suzuki dengan
produk merek
lain
Trend masyaraka
yang cepat
berubah

87

Ketatnya
persaingan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Trend
masyarakat
yang cepat
berubah

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5

Paradigma
masyarakat
mengenai
perbandingan
keunggulan
antara produk
Suzuki dengan
produk merek
lain
Paradigma
masyarakat
mengenai
perbandingan
keunggulan
antara produk
Suzuki dengan
produk merek
lain

Anda mungkin juga menyukai