Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

ANALISA DAN PEMBAHASAN


3.1

Gambaran Umum
Rancang Bangun Pendeteksi Asap Dan Kebakaran Menggunakan Sensor

Suhu Dan Sensor Asap Berbasis Arduino Uno R3 merupakan suatu rancang
bangun alat yang berfungsi untuk melakukan pembuangan karbon monoksida (asap)
yang lebih ditujukan untuk asap rokok dengan tingkat sirkulasi pembuangan asap
yang tedeteksi oleh sensor asap MQ-2. Alat ini juga berfungsi untuk mendeteksi
kebakaran ketika ada kebakaran yang terdeteksi oleh sensor suhu maka pada alat ini
secara otomatis akan menyiram api dengan menggunakan pompa dc elektronik.
3.2

Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram


Dibawah ini adalah diagram blok untuk Rancang Bangun Pendeteksi Asap

Dan Kebakaran Menggunakan Sensor Suhu Dan Sensor Asap Berbasis Arduino
Uno R3
Blok Sumber Tegangan
12 V ,5 V dan Ground

Blok Masukan
SENSOR ASAP MQ-2
ASAP

Blok Proses

Blok Keluaran

*ARDUINO UNO R3

*Led Indikator

*Modul Relay

*Fan

SENSOR LM335

*Pompa Air

SUHU
Gambar 3.1 Blok Diagram

Berdasarkan pada gambar 3.1 dapat dilihat rancangan rangkaian secara detail
Blok diagram yang terdiri dari Blok sumber tegangan,Blok masukan, Blok proses,
dan Blok keluaran. Blok sumber tegangan berfungsi untuk memberikan suplai
tegangan sebesar 12 volt dan 5 volt dengan arus 2 ampere, Blok masukan
menjelaskan tentang masukan untuk Arduino Uno R3 serta media masukannya seperti
sensor asap MQ2 dan sensor luhu LM35, Blok proses menjelaskan proses setelah
masukan masuk dan komponen yang berperan sebagai pemroses masukan, sedangkan
blok keluaran menjelaskan tentang keluaran yang dihasilkan serta media keluarannya.
Secara rinci uraian Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1

Blok Sumber Tegangan


Rancangan blok sumber tegangan Dc merupakan media penyuplai
seluruh tegangan kepada blok masukan, blok proses, dan blok keluaran
supaya rangkaian dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Sumber
tegangan Dc diperoleh dari adaptor Tegangan 12 volt dengan arus 2 ampere
dari adaptor berfungsi untuk memberikan tegangan untuk mengaktifkan
Arduino Uno R3 ,modul relay,lampu dan memberikan supplay tegangan ke
Usb Wireless.

3.2.2

Blok Masukan
A. Sensor Asap MQ 2
Sensor Asap disini adalah berfungsi sebagai media yang mampu
mendeteksi banyak tidaknya kandungan asap rokok yang ada di dalam
ruangan.

Gambar 3.2 Sensor Asap MQ 2


B. Sensor Suhu LM35
Masukan secara otomatis menggunakan sensor suhu yang mendeteksi
keadaan suhu api dengan mendeteksi keadaan suhu di sekitar menjadi
tegangan analog yang nantinya akan diproses pada mikrokontroler.

Gambar 3.3 Sensor Suhu LM35

3.2.3

Blok Proses
Pada blok proses masukan yang berasal dari 2 buah sensor yaitu Sensor asap

MQ2 dan Sensor Suhu LM35 yang akan diproses pada Mikrokontroler. Data dari
masukan diproses sehingga dapat menyalakan kipas secara otomatis dan pompa air
dengan bantuan modul relay sebagai switch otomatis.Pada program yang berada
pada mikrokontroler sudah diatur apabila sensor asap MQ2 mendeteksi asab maka
kipas dan led kuning menyala secara otomatis dan apabila sensor suhu mendeteksi
kebakaran (suhu melebihi 60 drajar celcius) maka led kuning dan pompa air akan
menyala.

Gambar 3.3 Arduino uno R3


3.2.4

Blok Keluaran
A. FAN
Berfungsi untuk mengeluarkan asap yang ada pada ruangan,
dengan cara menghisap dari atas, kemudian ditujukan ke arah luar
gedung.
B. Pompa Air
Berfungsi untuk memompa air jika terjadi kebakaran ketika
suhu dari sensor LM35 dideteksi lebih dari 60 drajat celcius
keatas.
C. Led Indicator
Berfungsi untuk memberi tanda apakah alat bekerja dengan
baik atau tidak dan output apa yang aktif

3.2

Analisa Rangkaian Secara Detail


Pada analisa rangkaian akan dijelaskan secara detail sesuai dengan gambar

rangkaian yang ada pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.2 Rangkaian alat secara keseluruhan


Pada rangkaian Rancang Bangun Pendeteksi Asap Dan Kebakaran
Menggunakan Sensor Suhu Dan Sensor Asap Berbasis Arduino Uno R3
menggunakan tegangan aktifator DC (Direct Current) sebesar +12 volt yang berasal
dari adaptor untuk mengaktifkan otomatisasi yang ada. Tegangan aktivator
dihubungkan dengan IC Regulator ( IC 7805 ) yang dapat menghasilkan output +5

Volt dari inputan 12 Volt. Tegangan aktifator diberikan kepada rangkaian Arduino uno
R3 sebesar 5 Volt.
Pada bagian sensor, terdapat sensor asap MQ-2 dan LM35 yang mampu
mendeteksi banyaknya konsentrasi karbon yang terdapat dalam ruangan. Cara kerja
sensor ini adalah dengan cara mendeteksi banyaknya karbon yang berpengaruh pada
volt yang keluar pada output sensor A atau B. Semakin banyak volt yang terdeteksi,
maka semakin tinggi volt yang keluar pada volt output A atau B pada sensor.
Kemudian, banyaknya keluaran volt pada port output A atau B akan di proses secara
ADC ( Analog to Digital Conveter ) yang terdapat pada port A mikrokontroller
ATMEGA8535.
Selanjutnya, pada IC Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan komponen yang
digunakan sebagai pengendali / pemroses baik input yang diberikan maupun output
yang dihasilkan. Pada IC Mikrokontroler dipasang beberapa komponen pada port
port tertentu. Pada port XTAL1 ( Kristal1 ) dipasang komponen kapasitor polar 10F
dua buah yang dipasang secara paralel. Kegunaan komponen tersebut yaitu sebagai
penstabil clock yang dihasilkan oleh kristal. Sedangkan kristal sendiri digunakan
sebagai penghasil clock dan juga dapat digunakan sebagai pengatur delay/waktu
tunda. Clock ibarat jantung bagi mikrokontroler yang sering disebut minsys
( Minimum System ). Pada port RST ( Reset ) merupakan port yang biasanya
digunakan untuk mengembalikan program yang sudah dijalankan ke posisi semula.
Biasanya berbentuk tombol, sehingga port ini bisa digunakan dan bisa juga tidak
digunakan. Nantinya keluaran dari minsyss melalui masing masing port yang telah
ditentukan kegunaannya. Pada rangkaian ini, PORTA.0 digunakan sebagai input
sensor asap MQ-2, PORTB.0 digunakan untuk mengandalikan motor servo, PORTC.0
s/d PORTC.3 difungsikan sebagai output pengandali fan, PORTC.5 sebagai PWM
( Pulse Width Modulation ) untuk mengendalikan cepat tidaknya putaran fan, &
PORTD sebagai port LCD ( Liquid Crystal Display ).

Kemudian, untuk mengendalikan putaran fan digunakan IC motor driver


L293D, IC ini memiliki 4 input dan 4 output. Kelebihan IC ini adalah kemampuan
mengontrol rotor fan dengan beda potensial yang dapat diatur dan pemberian
banyaknya frekuensi logika 1 yang dapat diatur melalui port enable 1 & enable 2. jika
input yang diberikan dari mikrokontroller ke IC L293D sebesar +5 volt, maka volt
yang di keluarkan adalah sebesar +12 volt yang didapat pada kaki VS.
Dari pernyataan-pernyataan pada paragraf sebelumnya didapatkan output
berupa tampilan LCD yang merupakan indikator untuk menampilkan konsentrasi
asap dan tingkatan sistem pembuangan yang disesuaikan dengan konsentrasi asap
yang terdeteksi. Kemudian, FAN yang kecepatan perputarannya dipengaruhi oleh
banyaknya asap yang terdeteksi, & Motor Servo yang derajatnya juga dipengaruhi
oleh banyaknya konsentrasi asap yang terdeteksi, motor servo disini berfungsi
sebagai pembuka ventilasi pembuangan asap rokok.

3.2.1 Flowchart

N
DAYA =
HIDUP

SELESAI

ASAP= <20
PPM?

FAN = BERHENTI
MOTOR SERVO = 0O
LCD = EXHAUST OFF

FAN = BERHENTI
MOTOR SERVO = 0O
LCD = EXHAUST OFF

ASAP= 20
PPM ?
N

ASAP= <20
PPM ?

FAN = BERHENTI
MOTOR SERVO = 0O
LCD = EXHAUST OFF

ASAP= <20
PPM ?

FAN = BERHENTI
MOTOR SERVO = 0O
LCD = EXHAUST OFF

Gambar 3.3 Diagram flowchart alat

3.3 Analisa Program

int reading = 0;
int sensorsuhu = A0;
int sensorgas=A1;
int relaykipas=7;
int relaypompa=6;
int ledijo=13;
int ledkuning=12;
int ledmerah=11;
void setup() {
pinMode(relaykipas,OUTPUT);
pinMode(relaypompa,OUTPUT);
pinMode(ledijo,OUTPUT);
pinMode(relaykipas,OUTPUT);
pinMode(relaypompa,OUTPUT);
}
void loop() {
int reading = analogRead(sensorsuhu);
int readinggas = analogRead(sensorgas);
int readingsuhu=reading/2;
if (readingsuhu < 50 && readinggas < 750){
digitalWrite(ledijo,HIGH);
digitalWrite(ledkuning,LOW);
digitalWrite(ledmerah,LOW);
digitalWrite(relaykipas,LOW);
digitalWrite(relaypompa,LOW);
}
if (readingsuhu > 50 && readinggas < 750)

{
digitalWrite(ledijo,LOW);
digitalWrite(ledkuning,HIGH);
digitalWrite(ledmerah,LOW);
digitalWrite(relaykipas,LOW);
digitalWrite(relaypompa,HIGH);
}
if (readingsuhu < 50 && readinggas > 750)
{
digitalWrite(ledijo,LOW);
digitalWrite(ledkuning,HIGH);
digitalWrite(ledmerah,LOW);
digitalWrite(relaykipas,HIGH);
digitalWrite(relaypompa,LOW);
}
if (readingsuhu > 50 && readinggas > 750)
{
digitalWrite(ledijo,LOW);
digitalWrite(ledkuning,LOW);
digitalWrite(ledmerah,HIGH);
digitalWrite(relaykipas,HIGH);
digitalWrite(relaypompa,HIGH);
}
}

3.4 Proses Download


Program Obyek yang merupakan hasil dari proses assembly dapat
didownload ke dalam sistem mikrokontroler menggunakan Programmer ISP

melalui ISP Port. Proses pemrograman dapat menggunakan ISP Cable atau DUISP untuk computer yang menggunakan Port USB.
Berikut langkah-langkah dalam download program pada Code Vision AVR:
1.

Panggil Program Code Vision dan panggil salah satu project yang ada pada
folder CVAVR/Examples sebagai contoh project.

2.

Pastikan project yang diambil menggunakan mikrokontroler yang sama


dengan target.

3.

Apabila berbeda, pilih Tools kemudian Code Wizard Project dan sesuaikan
jenis mikrokontroler yang digunakan.

4.

Pilih File kemudian generate save and exit. Simpan nama filebaru sesuai
ekstensi yang sudah ditentukan oleh Wizzard.

5.

Pilih Project kemudian configure dan After make. Aktifkan Program the
Chip agar proses programming langsung dijalankan saat proses compile
selesai.

6.

Klik OK dan klik Project Make sehingga proses compile dijalankan dan
selanjutnya Code Vision akan menanyakan apakahproses programming
dilakukan.

7.

Klik Program the Chip dan proses programming akan segera dilakukan.

3.5 Analisa Hasil


Saat dilakukan pengujian alat dan pengambilan data, alat bekerja dengan
baik sebagaimana dijelaskan pada alur program & flowchart. Kemudian,
didapat hasil sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Tabel Output
LCD

FAN

Motor Servo

ASAP= ( <20 ) ppm


EXHAUST OFF

TIDAK BERPUTAR

POSISI 0 O

ASAP=( >=20 s/d 60 ) ppm


EXHAUST LEVEL 1

BERPUTAR
PELAN

POSISI 30 O

ASAP=( >=60 s/d 200 ) ppm


EXHAUST LEVEL 2

BERPUTAR
SEDANG

POSISI 60 O

ASAP=( >=60 s/d 200 ) ppm


EXHAUST LEVEL 3

BERPUTAR CEPAT

D. Kondisi 1, Asap < 20 ppm

Fan Diam nilai

Ventilasi Tertutup, Posisi Motor


Servo 0o
Gambar 3.4 Exhaust OFF

E. Kondisi 2, Asap = > 20 s/d 60 ppm

POSISI 90 O

Fan Diam nilai

Ventilasi Terbuka, Posisi Motor


Servo 30o
F. Kondisi 3, Asap =Gambar
> 60 s/d
ppmlevel 1
3.5200
Exhaust

Fan Diam nilai

Ventilasi Terbuka, Posisi Motor


Servo 60o
Gambar 3.6 Exhaust level 2

G. Kondisi 4, Asap > 200 ppm

Fan Diam nilai

Ventilasi Terbuka, Posisi Motor


o
Servo 90Gambar
3.7 Exhaust level 3
3.6 Cara Pengoperasian alat
Berikut adalah cara mengoperasikan alat otomatisasi system
pembuangan asap rokok di ruangan tertutup.
Hal-hal yang harus disiapkan :
1. Adaptor +12V / baterai +9V

2. Penghasil Asap
3. Korek Api
Langkah-langkah untuk megoperasikan alat :
1.

Hubungkan catu daya ke konektor catu daya pada mikrokontroller.

2.

Sulut rokok dengan korek api.

3.

Buka pintu yang terdapat pada alat.

4.

Masukkan rokok yang sudah disulut tadi dan tempatkan ke dalam asbak

5.

kecil yang ada di dalamnya.

6.

Tutup pintu, biarkan sensor bekerja untuk mendeteksi asap rokok dan
kemudian terhisap oleh fan, kemudian ventilasi akan mengarahkan asap
rokok keluar.

Anda mungkin juga menyukai