: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
: Angiospermae (berbiji tertutup)
: Farinosae (Bromeliales)
: Bromiliaceae
: Ananas
: Ananas comosus (L) Merr
Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang
bergetah sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan
bagian tengah batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian
tepinya. Berdasarkan hasil penelitian Muniarti (2006) buah nenas yang masih hijau atau
belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nenas segar
yang sudah matang. Penelitian yang lain menunjukkan buah yang matang karena diperam
memiliki kandungan yang lebih sedikit dibandingkan buah yang masih hijau. Kandungan
enzim bromelain ini pun berbeda-beda pada tiap bagian buah nenas. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
No
Bagian Buah
0,060-0,080
0,080-0,125
Kulit Buah
0,050-0,075
Tangkai Buah
0.040-0,060
0,040-0,060
0,050-0,070
tahun ke tahun, diperkirakan tiap tahun peningkatan mencapai 10-15% per tahun
(amalia,2009)
Nenas (ananas comosus var comosus) , merupakan tumbuhan monokotil dari famili
Bromelianceae, dan merupakan buah tropis dan subtropis, dan dapat diterima di seluruh
dunia baik sebagai buah segar maupun olahan. Buah ini mengandung enzim proteolitik,
yang dikenal dengan nama umum bromelin, merupakan sub produk dari tanaman nenas.
Bromelin tergolong dalam kelompok enzim protease sulfihidril. Bromelin tidak saja
digunakan secara luas dalam industri makanan, tetapi juga telah dimanfaatkan dalam
bidang kesehatan untuk berbagai keperluan, seperti mengatasi radang, menghilangkan
nyeri, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan penyerapan obat, meningkatkan
immunitas, peningkatan kardiovaskuer dan sirkulasi, anti tumor (costa, 2009). Selain itu
bromelin memiliki potensi untuk pengobatan osteoarthritis. Manfaat ain enzim ini adalah
dapat menghidrolisis protein, protease atau peptida sehingga dapat digunakan untuk
melunakkan daging. Dengan manfaat bromelin yang bgitu luas, maka pihak australia
mengimpor bahan baku berupa batang nanas senilai $ 15 Juta pertahun untuk kepentingan
industrinya (wuryanti, 2004).
: 33.500
2. Titik isoelektrik
: pH 9.55
3. pH optimum
: 6-8
4. Suhu optimum
: 500 C
5. Aktivitas spesifik
6. Warna
Aktivitas enzim bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kematangan buah, pH,
konsentrasi dan waktu (Pujiadi, 2006).
2.2.1. Kematangan Buah
Semakin matang buah nanas, enzim bromelin dalam buah nanas semakin kurang
aktif. Hal ini disebabkan pada waktu pematangan buah terjadi pembentukan senyawa yang
dapat merusak sebagian struktur enzim yang mengakibatkan keaktivan enzim bromelin
5
berkurang. Selain itu, buah yang masak menunjukkan pH 3,0-3,5 dan pada suasana asam
sebagian enzim bromelin terdenaturasi atau mengalami perubahan konformasi struktur,
sehingga keaktivannya berkurang.
2.2.2. Pengaruh pH
Aktivitas enzim bromelin optimum pada pH 6,5, dimana enzim mempunyai
konformasi yang bagus dan mempunyai aktivitas yang maksimum. Apabila pH yang
digunakan terlalu tingi atau terlalu rendah akan terjadi perubahan konformasi yaitu terjadi
denaturasi protein yang menyebabkan kecepatan katalitas menurun serta dapat
menginaktivasi enzim (Whitaker, 2000).
2.2.3. Pengaruh Suhu
Suhu optimum untuk enzim bromelin adalah 500 C, diatas atau dibawah suhu
tersebut keaktivan enzim menurun atau lebih rendah. Hal ini karena dibawah suhu optimum
energy kinetik molekul substrat maupun enzim cukup rendah, sehingga kemungkinan
substrat dan enzim untuk bertemu dan bereaksi menjadi kecil dan kecepatan reaksi menjadi
rendah. Suhu optimum suatu enzim sanga dipengaruhi oleh kemurnian enzim tersebut
(Gautamm et al. 2010).
Terdapat bagian aktif dari enzim bromelin, secara sederhana digambarkannya deretan asam
amino pada pusat aktif dari enzim bromelin sebagai berikut :
Cys Gly Ala Cys* - Try
Dalam hal ini Cys* merupakan bagian aktif dari bromelin (Brooks, 2000).
2.3 Isolasi Enzim Bromelin
Isolasi enzim bromelin dari nanas biasanya menggunakan dua cara yaitu :
2.3.1. Isolasi Enzim Bromelin dengan Menggunakan Aseton
Langkah kerja isolasi enzim bromelin dengan menggunakan aseton secara
sederhana adalah sebagai berikut (Ciptadi, 2001) :
a. Menyiapkan dan membersihkan nanas (batang, buah) dan memotongnya menjadi bagian
yang terkecil
b. Memblender bagian tersebut dengan menambahkan es batu agar enzim tidak rusak
c. Memisahkan filtrat dari ampas dengan penyaringan
d. Mendinginkan filtrat selama 3 jam
e. Larutan ditambahkan aseton dingin dengan kadar 30 %, 50% dan 70%
f. Diendapkan dengan menggunakan sentrifuge selama 15 atau 30 menit
g. Memisahkan endapan yang terbentuk. Filtrat ditambahkan ammonium sulfat dengan
kadar 40 % dan disentrifuge sehingga di dapat endapan kedua. Kemudian filtrate
ditambahkan ammonium sulfat dengan kadar 60%, kemudian disentrifuge
h. Endapan kemudian di uji kadar proteinnya. Penentuan kadar protein enzim dari endapan
2.3.2. Isolasi Enzim Bromelin dengan Menggunakan Ammonium Sulfat
Isolasi dengan menggunakan ammonium sulfat secara sederhan adalah sebagai
berikut (Ciptadi, 2011) :
a. Menyiapkan dan membersihkan nanas
b. Memotong nanas dan menambahkan buffer fosfat dengan pH 7, kemudian diblender
c. Menyaring dan mengambil filtrate dan mendinginkannya selama 15 menit
d. Menambahkan ammonium sulfat dengan kadar 20% kemudia didinginkan selama 15
menit
7
e. Larutan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm dan suhu 00 C
f. Memisahkan endapan yang terbentuk. Filtrate ditambahkan ammonium sulfat dengan
kadar
Selain dengan menggunakan teknik tersebut, untuk menjaga mutu dari enzim
bromelin dapat mengunakan immobilisasi bromelin. Hal ini dikarenakan immobilisasi enzim
lebih resisten terhadap terjadinya denaturasi, lebih mudah untuk dlakukan perubahan atau
modifikasi, dan dapat digunakan kembali. Ada beberapa metode yang digunakan dalam
aplikasi metode immobiliasasi enzim bromelin, salah satunya yang paling efektif yaitu pada
penelitian yang dilakukan oleh (Gupta, 2006) dengan dilakukan immobilisasi secara kovalen
kedalam permukaan butiran kitosan yang kemudian diserap dan tanpa mengatur jarak rantai
alkil pada perbedaan panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH, panas, dan
stabilitas penyimpanan dari immobilisasi enzim bromelin lebih tinggi dari pada bromelin
bebas. Oleh karena itu enzim bromelin dapat dimodifikasi dengan mudah sehingga enzim
bromelin dapat ditingkatkan kualitasnya selain itu agar mutu dari enzim bromelin tetap
terjaga.
Air
Pencucian
Kotoran
Pencacahan
Pemerasan
Ampas
kering
Dekantasi
Pulp
Decanter
Penyaringan I
Tanki Filter
Penyaringan II
Tanki Ekstrak
Tanki Penyimpanan
Ultrafiltrasi
Permeate
Surge Tank
Pengeringan
Produk
Gambar 2. Skema proses produksi enzim bromelin di PT. Bromelain Enzyme, Lampung
Dari hasil pengumpulan data yang didapatkan mengenai tugas khusus, akan dilakukan studi
literature untuk membandingkan kesesuaian yang terjadi di perusahaan dengan literature.
Kemudian dilakukan penulisan laporan untuk melaporkan hasil dari pelaksanaan PKL.
3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PKL
Rencana kegiatan yang akan dilaksananakan selama PKL dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana kegiatan praktek kerja lapang
Waktu Pelaksanaan
Juli minggu keNo
Rencana Kegiatan
1.
Orientasi Pabrik
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Menganalisa Sample Ulangan ke 3
13.
14.
15.
1
16.
1
17.
18.
II
III
IV
Agustus minggu
keI
II
III
IV
12