Laporan Kasus Psikiatri STEVEN
Laporan Kasus Psikiatri STEVEN
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun Oleh :
Steven Matuali (07120110055)
Pembimbing :
dr. Waskita Roan, Sp KJ
: 1122249
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Bangsa/suku
Agama
: Tn. Y
: Pria
: 42 tahun
: WNI/ Sunda
: Islam
Pendidikan terakhir
: D III
Pekerjaan
: Belum bekerja
Status Pernikahan
: Belum menikah
Alamat
: Pondok Karya
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh dari:
- Autoanamnesis (pada tanggal 11 April 2015 di aula Sanatorium
-
Dharmawangsa).
Alloanamnesis dengan perawat Tn. S dan Ibu. U (13 April 2015) di
Sanatorium Dharmawangsa.
A. Keluhan utama
Pada saat terakhir masuk Sanatorium Dharmawangsa, keluarga pasien
mengeluhkan pasien sering merokok dan tidak bisa menahan keinginannya
untuk merokok selama bulan puasa.
sering berkata bahwa dirinya lagi ingin sendiri dan tidak ingin di ganggu.
Pasien sering terlihat mondar-mandir khususnya di aula, saat pasien sedang
mondar-mandir
pasien
terkadang
berhenti,
membungkukan
badan,
a. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sekolah dasar sampai sekolah
menengah atas dengan lancar. Pasien melanjutkan pendidikan ke
jenjang kuliah (analis) dan berhenti pada semester enam.
b. Riwayat Pekerjaan
Ayah
pasien
menjabat
dulu
sebagai
Puranawirawan TNI AU
Kakak pasien (anak pertama) bekerja sebagai Polwan
Adik pasien (anak ketiga) bekerja sebagai bidan
Adik pasien (anak keempat) bekerja sebagai perawat
F. Situasi Kehidupan Ekonomi Sekarang
Pasien belum memiliki mata pencaharian dan tinggal bersama dengan
kedua orang tua. Berdasarkan alloanamnesis ditemukan bahwa keluarga
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas
: Miskin
b. Kontinuitas
: Tidak terganggu
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ada
2. Isi pikir
Tidak ada gangguan pada isi pikir pasien. Namun dulu ada riwayat
waham.
F. Fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognisi)
1. Sensorium/Taraf Kesadaran dan Kesigapan
- Kesadaran Neurologis : Kompos Mentis
- Kesadaran Psikiatrik : Terganggu (adanya halusinasi)
2. Fungsi Kognitif
- Intelegensi
: Baik.
- Kemampuan Informasi : Tidak terganggu
- Orientasi
Orientasi waktu
: Tidak terganggu
Pasien mengetahui hari saat wawancara.
Orientasi tempat : Tidak terganggu
Pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium
Dharmawangsa
Orientasi orang
: Tidak terganggu
Pasien mengingat dokter yang merawatnya dan nama pasien
lain.
- Daya ingat
Jangka panjang
: Tidak dilakukan
Jangka menengah : Tidak dilakukan
Jangka pendek
: Tidak dilakukan
Daya ingat segera : Tidak dilakukan
- Konsentrasi dan Perhatian
Tidak dilakukan
- Kemampuan Membaca dan Menulis
Tidak dilakukan
- Kemampuan Visuospasial
Tidak dilakukan
- Pikiran Abstrak
Tidak dilakukan
- Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Kemampuan menolong diri pasien buruk. Pasien sering
diingatkan untuk mandi dan jarang ganti baju, namun pasien masi
mampu untuk makan sendiri
G. Pengendalian Impuls
:
Terganggu karena pasien pernah mencium pasien laki-laki lain.
Perilaku psikososial abulia.
H. Judgement dan Tilikan:
IV.
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
B. Status Neurologik
Rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Peningkatan TIK
: (-), tidak ada nyeri kepala, muntah proyektil (-)
N. Craniales
: tidak dilakukan
Pupil
: Tidak dilakukan
Sensibilitas
: Tidak dilakukan
Motorik
: Tidak dilakukan
Fungsi Serebelum & Koordinasi
: Tidak terganggu
Fungsi Luhur
: Bahasa dan kognitif tidak terganggu
Refleks fisiologis
: Tidak dilakukan
Refleks patologis
: Tidak dilakukan
Kesan
: Kondisi medis secara umum dalam batas normal
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Juni 2014
- Darah Rutin
Hemoglobin
: 13.6 mg/dl
Leukosit
: 6.1 rb/ul
- Hitung jenis
Basofil
: 0%
Eosinofil
: 2%
Neutrofil batang : 2%
Neutrofil segmen : 65%
Limfosit
: 30%
Monosit
: 2%
- LED
: 32 mm/jam
- Jumlah Trombosit : 241 rb/ul
- Fungsi Hati
Protein Total
Albumin
Globulin
SGOT
SGPT
- Lemak
Trigliserida
Total cholesterol
HDL
LDL
- Karbohidrat
Glukosa puasa
: 7.6
: 4.6
:3
: 23 U/L
: 37 U/L
: 247 mg/dl
: 244 mg/dl
: 48 mg/dl
: 147 mg/dl
: 108 mg/dl
- Fungsi ginjal
Ureum
Creatinin
BUN
- Lain-lain
Asam urat
VI.
: 32 mg/dl
: 1 mg/dl
: 15 mg/dl
: 4.9 mg/dl
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna, kasus ini digolongkan dalam
skizofrenia paranoid (F20.0)
Diagnosis skizofrenia pada pasien ditegakkan dengan:
Halusinasi Visual
bisikan-bisikan.
Waham Curiga
3. Sosial/Keluarga/Budaya
Keluarga belum dapat menerima kepulangan pasien padahal pasien
sempat boleh dipulangkan.
X.
PROGNOSIS
A . Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik:
o Pasien tidak mengalami gangguan mental organik.
o Pasien sudah membaik bila dibandingkan dengan riwayat penyakit
sebelumnya.
o Pasien rajin mengkonsumsi obat.
B . Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :
o Gejala pasien sudah muncul terus menerus walaupun dengan
pengobatan yang teratur khususnya gejala negatif pasien.
o Keluarga pasien belum siap menerima kepulangan pasien
Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam.
XI.
TERAPI
A. Psikofarmaka
Persidal (Risperidone)
2mg 2x1 tablet
Sizoril (Clozapine)
100mg 2x1/2 tablet
Fridep (Sertraline)
50 mg 1x1 tablet (pagi)
Hexymer (Trihexyphenidyl HCL) 2mg 3x1 tablet
B. Psikoterapi
Edukasi keluarga
C. Sosioterapi
Bersosialisasi dan mengikuti aktivitas yang ada
XII. DISKUSI
Diagnosis
Diagnosis dari pasien ini adalah skizoparanoid. Berdasarkan gejala pasien
yaitu jarang mandi, miskin berbicara, miskin ide, malas mandi dan malas ganti baju
menujukan gejala negatif pasien dan pasien memiliki gejala halusinasi visual dimana
pasien melihat kursi namun tidak ada, serta pasien memiliki riwayat halusinasi
auditorik dimana pasien mendengar suara dan bisikan-bisikan, dan juga waham curiga
dimana pasien merasa ada yang berniat jahat terhadap dirinya, sering senyum-senyum
sendiri dan berbicara sendiri. Serta disfungsi sosial dan pekerjaan, dan hal ini telah
berlangsung lebih dari 6 bulan.
A. Gejala-gejala yang khas: Dua atau lebih dari gejala berikut yang bermakna
dalam periode satu bulan (atau kurang jika berhasil diterapi), yaitu waham,
halusinasi, pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau
incohorensia), perilaku janggal atau katatonik, dan adanya gejala negatif (spt
afek datar,alogia,abulia). Catatan : Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan
jika waham-nya janggal atau jika halusinasinya berupa suara yang terus
menerus mengomentari tingkah laku atau pikiran yang bersangkutan atau
berisi dua (atau lebih) suara-suara yang saling bercakap-cakap.
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan: Satu atau lebih dari area fungsional utama
menunjukkan penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset
dalam suatu rentang waktu yang bermakna sejak onset gangguan (atau bila
onset pada masa anak-anak atau remaja terdapat kegagalan pencapaian tingkat
interpersonal, akademik atau okupasilainnya) seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal atau perawatan diri.
C. Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya enam
bulan. Periode enam bulan ini meliputi satu bulan gejala-gejala fase aktif yang
memenuhi kriteria A (atau kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga
mencakup fase prodromal atau residual. Selama berlangsung. fase prodormal
atau residual ini, tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai
gejala-gejala negatif saja atau lebih dari atau dua dari gejala-gejala dalam
kriteria A dalam bentuk yang lebih ringan (seperti kepercayaan kepercayaan
ganjil, pengalaman perseptual yang tidak biasa).
D. Penyingkiran skizofektif dan gangguan mood: Gangguan skizoafektif dan
mood dengan gambaran psikotik dikesampingkan karena: (1) tidak ada
episode depresi, mania atau campuran keduanya yang terjadi bersamaan
dengan gejala-gelala fase aktif, (2) jika episode mood terjadi intra fase aktif
maka perlangsungannya relatif singkat dibanding periode fase aktif dan
residual.
E. Penyingkiran kondisi medis dan zat: Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek
fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang
disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.
F. Hubungan dengan suatu gangguan perkembangan pervasif: Jika terdapat
riwayat autistik atau gangguan pervasif lainnya maka tambahan diagnosa
skizofernia hanya dibuat bila juga terdapat delusi atau halusinasi yang
menonjol dalam waktu sedikitnya satu bulan (atau kurang jika berhasil
diterapi).
Skizofrenia paranoid jika preokupasi pada satu waham atau lebih atau sering
berhalusinasi auditorik.
Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III :- Harus ada sedikitnya satu gejala
berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas):
a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya;
b) - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
- delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau- delusion of passivity = waham tentang dirinya
tak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya =
secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus);
- delusional perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) halusinasi auditorik :- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari
dunia lain).
- Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau
Pasien menerima dua obat anti psikotik atipikal yaitu Persidal (Risperidone)
dan Sizoril (Clozapine). Obat anti psikotik atipikal baik digunakan untuk pasien yang
memiliki gejala positif dan negatif karena bekerja terhadap dopamine D2 receptors
juga terhadap serotonin 5 HT2 receptors dan memiliki efek samping yang minimal.
Untuk meminimalkan sindrom ekstrapiramidal yang dapat muncul akibat pemberian
obat antipsikosis, maka pasien diberikan Hexymer (Trihexyphenidyl HCL). Karena
pasien juga memiliki gejala depresi maka pasien diberikan obat anti depresi SSRI
Fridep (Sertraline) karena memiliki efek samping yang minimal.
XIII. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Subjective
: Pasien tidak memiliki keluhan
Objective
: Ditemukan adanya halusinasi visual dan serta gejala negatif,
Assessment
Planning