Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang atas rahmat-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DEMOKRASI. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah PENGANTAR ILMU
POLITIK.
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi mengingat kemampuan yang penulis miliki. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang sejarah demokrasi yang penulis hasilkan dari berbagai sumber buku,
makalah ini disusun oleh penulis dengan cermat dan penuh dengan kesabaran dan dengan
pertolongan Tuhan makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengharapkan semoga pembaca dapat mendapatkan wawasan yang lebih
luas setelah membaca makalah ini. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran dan kritiknya demi perbaikan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan
kepada Dosen yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

MAKASSAR, 13 OKTOBER 2015

Pengantar Ilmu Politik Page 1

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
B. Sejarah Perkembangan Demokrasi
C. Demokrasi dan Pluralitas Elit
D. Prinsip-prinsip Demokrasi
E. Perkembangan Demokrasi Indonesia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Ilmu Politik Page 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia telah banyak menganut system pemerintahan pada awalnya. Namun,
dari semua system pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai
saat ini adalah system pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannyasistem demokrasi Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah
menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang
dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Ada tiga jenis demokrasi yang pernah ada diindonesia yaitu Demokrasi
Parlementer/Liberal(1950-1959),Demokrasi
Terpimpin(1959-1966),Demokrasi
Pancasila(1967-1998).Tiga model demokrasi ini telah memberikan pengalaman
kepada bangsa Indonesia dalam menerapkan kehidupan demokrasi.Setelah reformasi
demokrasi yang diterapkan Indonesia semakin diakui oleh dunia luar.
Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa presiden
Soeharto dikenal dengan nama demokrasi pancasila.Perkembangan demokrasi telah
mengembangkan minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia
politik,masyarakat boleh ikut serta dalam pengambilan keputusan untuk
mengeluarkan pendapat,Pancasila sebagai ideologi Negara harus diterapkan dalam
kehidupan berdemokrasi.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi kekuasaan
politik Negara (eksekutif,yudikatif dan legislatife) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga Negara agar bisa saling mengawasi dan saling mengontrol antara yang satu
dengan yang lain.
Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebsan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa
Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di
Indonesia. Hal itu biasa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan
berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya
merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

Pengantar Ilmu Politik Page 3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian Demokrasi !
2. Bagaimana sejarah perkembangan Demokrasi ?
3. Apa saja yang menjadi Prinsip-Prinsip Demokrasi ?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar kita dapat mengetahui bahwa demokrasi bertujuan untuk memberikan
keadilan, pemberian yang sepadan pada setiap orang sesuai hak-haknya tidak
hanya pada hal-hal yang negative.
2. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
3. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi secara benar di era reformasi
seperti sekarang ini.
4. Untuk menetapkan bagaimana sikap bangsa Indonesia mengatur hidup dan
sikap berdemokrasi seharusnya.
5. Agar kita menjadi manusia yang demokrasi yang selalu menghargai pendapat
orang lain, tenggang rasa dan bertanggung jawab dalam menjadi warga negara
yang baik.
D. MANFAAT
Kekuasaan negara berada di tangan rakyat dan dilakukan dengan system perwakilan,
dan adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan mamfaat.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
1. Kesetaraan sebagai warga negara untuk memperlakukan semua orang atau
warga negara adalah sama sederajat tidak dibeda-bedakan.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum semakin besar suara rakyat dan
menentukan kebijakan,semakin besar pula kemungkinan kebijakan
yang
mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat
3. Pluralisme dan kompromi, mengandalkan debat terbuka,persuasi,dan
kompromi penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengamsumsikan
adanya perbedaan-perbedaan pendapat pendapat dan kepentingan pada
sebagai
besar masalah kebijakan.
4. menjamin hak-hak dasar,sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi
masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan social tidak dapat
terwujud tanpa
kebebasan-kebebasan.
5. pembaruan kehidupan social,kebijakan-kebijakan yang telah using secara rutin
dan penggantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengantar Ilmu Politik Page 4

A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi berasal fari bahas Yunani, demos dan cratein. Demos artinya
rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein artinya kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi demokrasi berarti keadaan negara di mana dalam sistem
pemerintahannya, kedaulatan di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat.
Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau
masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu. Pemerintahan di negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat setiap warga negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.
Demokrasi adalah suatu system pemerintahan dimana kekuasaan terletak
pada mayoritas rakyat dan pelaksanaanya dilakukan melalui wakil-wakil yang
terpilih.Kekuasaan ini juga dilaksanakan dalam konteks jaminan atas hak-hak
minoritas.Sebuah ungkapan yang terkenal untuk menggambarkan demokrasi ialah
government of people, by people, for people.Di dalam demokrasi, setiap warga
negara mempunyai andil dalam menentukan hukum kandatipun ukuran andil
untuk masing-masing warga berlainan.
Demokrasi bertujuan untuk memnerikan keadilan, pemberian yang
sepadan pada setiap orang sesuai hak-haknya. Biarpun keadilan yang utuh itu
jarang benar-benar tercapai, jika hukum sudah digariskan secara jelas, masuk
akal, dan cukup manusiawi, maka kebanyakan orang niscaya akan mendukung
hukum tersebut beserta mengingginkan di perkuatnya aturan-aturan yang
dimaksud. Demokrasi didasarkan pada asumsi tentang aktifnya tentang
pentingnya asal usul-usul kebijakan yang mendasar. Pemerintah harus memiliki
otoritas akan tetapi, kekuatan itu tidak berarti kejahatan. Kekuasaan yang tidak
bertanggung jawab digunakan untuk kepentingan kelompok yang memiliki
kekuasaan tersebut.
Untuk berlangsungnya system demokrasi secara memuaskan diperlukan
beberapa persyaratan tertentu yaitu, pepmilih yang terdidik perasaan yang
bernegara, kesempatan yang luas untuk membicarakan isu-isu kenegaraan,
keharusan untuk memilih orang-orang yang berwatak baik yang terlatih dalam
menangani urusan-urusan public distribusi kemakmuran yang lebih merata.
Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Pengantar Ilmu Politik Page 5

2. Kranemburg
Demokrasi berasal dari kata Yunani, demos dan cratos. Demos (rakyat) dan
cratos (pemerintahan). Jadi demokrasi berarti cara memerintah rakyat.
3. Charles Costello
Demokrasi adalah sistem social dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
4. Koentjoro Poerbopranoto
Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini
berarti suatu sistem
5. Harris Soche
Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat pada
rakyat.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI
Sistem demokrasi yang terdapat di negara-kota (City-state) Yunani Kuno
(abad ke-6 sampai abad ke-3 SM) merupakan demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga
negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Gagasan demokrasi
Yunani boleh dikatakan hilang dari muka dunia Barat waktu bangsa Romawi,
yang sedikit banyak masih kenal kebudayaan Yunani, dikalahkan oleh suku
bangsa Eropa Barat dan benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400).
Diman pada abad ini dicirikan oleh struktur social yang feudal (hubungan antara
vassal dan lord); yang kehidupan social serta spiritualnya dikuasai oleh Paus dan
pejabat-pejabat agaa lainnya; yang kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan
kekuasaan antara para bangsawan satu sama lain. Abad pertengahan menghasilkan
suatu dokumen yaitu Magna Charta (piagam besar) (1215). Magna Charta
merupakan semi kontrak antara beberapa bangsawan dan Raja John dari Inggris
dimana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk
mengakui dan menjamin beberapa hak dan privileges dari bawahannya sebagai
imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang dan sebagainya.
Sebelum abad pertengahan berakhir dan pada permulaan abad ke-16 di
Eropa Barat muncul negara-negara nasional (nasional state) dalam bentuk yang
modern. Ada dua kejadian yang muncul yaitu Renaissance (1350-1600) yang
terutama terpengaruh di Eropa Selatan seperti Italia, dan Reformasi (1500-1650)
yang mendapat banyak pengikutnya di Eropa Utara seperti di Jerman dan Swiss.
Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat kepada

Pengantar Ilmu Politik Page 6

kesusastraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang selama Abad Pertengahan telah
disisihkan. Aliran ini membelokkan perhatian yang tadinya semata-mata
diarahkan kepada tulisan-tulisan keagamaan ke arah soal-soal keduniawian dan
mengakibatkan timbulnya pandangan-pandangan baru. Reformasi serta terangperang agama yang menyususl akhirnya menyebabkan manusia berhasil
melepaskan diri dari penguasaan Gereja, baik dibidang spiritual dalam bentuk
dogma, maupun di bidang social dan politik.
Pada hakikatnya teori-teori kontrak social merupakan usaha untuk
mendobrak dasar dari pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik
rakyat. Filsuf-filsuf yang mencetuskan gagasan ini antara lain John Locke dari
Inggris (1632-1704) dan Montesquieu dari Prancis (1689-1755). Menurut John
Locke hak-hak politik mencakup ha katas hidup, ha katas kebebasan, dan hak
untuk mempunyai miliki (life, libety and property). Montesquieu mencoba
menyusun suatu system yang dapat menjamin hak-hak politik itu, yang kemudian
dikenal dengan istilah Trias Politika
Sebagai akibat dari pergolakan tersebut, maka pada akhir abad ke-19
gagasan mengenai demokrasi mendapat wujud yang konkret sebagai program dan
system politik. Demokrasi pada tahap ini semata-mata bersifat politis dan
mendasarkan dirinya atas asas-asas kemerdekaan individu, kesamaan hak (equel
rights), serta hak pilih untuk semua warga negara (universal suffrage).
Mungkin tidak terlalu tepat untuk mengidentikkan pendapat para ahli
Eropa Barat tentang teori elit politik dengan faisme, karena mereka jelas-jelas
menghadapkan sikap yang anti demokrasi dan anti sosialis dengan fasisme.
Bahwa Pareto bukan seorang fasis dapat terlihat dari ketegasannya untuk
mempertahankan hak mogok dan konsistensinya pada kebebasan mengemukakan
pendapat sebagai hal yang esensial bagi pencarian kebenaran. Dia
mengidentikkan demokrasi dengan korupsi, mesin politik serta gangterisme.
Mosca juga adalah orang sangat tidak senang dengan demokrasi walau
bukan seorang fasis. Dia tidak mempunyai pandangan sinis terhadap idealisme
dan humanisme seperti Pareto, dan lebih menyukai pengaruh yang lebih kompleks
dari kebiasaan-kebiasaan bertindak atas suatu perintah, agama dan patriotism pada
penggunaan kekerasan secara sewenang-wenang. Mosca menyukai pemerintahan
konstitusional yang mentri kabinetnya bertanggung jawab kepada kepala negara.
Menurut dia ini adalah siste yang paling baik dibumi karena membantu
pertumbuhankebebasan secara maksimal. Dia merupakan orang yang berpendapat
bahwa demokrasi, semenjak demokrasi hanya mewakilkan kepentingan dari
kelompok mayoritas yang lemah, tampaknya berbahaya bagi kemerdekaan. Burns
tidaklah keliru ketika mengatakan bahwa Mosca termasuk dalam kubu

Pengantar Ilmu Politik Page 7

pemikiran konservatif dari Cavour, Bismarck dan Hegel daripada kelompok


totalitarian, dan bahwa demokrasi yang ditentangnya adalah demokrasi absolut
Roesseau dan bukannya demokrasi liberal yang telah ada di Swiss, Inggris dan
Amerika Serikat.
Michel sama sekali menentang sosialisme, tetapi tidak demikian pada
demokrasi. Dia adalah seorang demokrat sesuai dengan kesukaannya, bahkan jika
dia ingin realistis mengenai hal ini. penyebab utama oligarki dalam partai-partai
demokratis, tegasnya, adalah karenadidirikan dalam teknik kepemimpinan
yang tak bisa habis, oleh karenanya dia menegaskan keyakinannya atas
demokrasi, dalam artian pemerintahan oleh rakyat.
Dengan mengetahui bahwa demokrasi tidak mempunyai peluang untuk
benar-benar berhasil,dia lebih menyukai bentuk monarki turun-temurun, yang
dipandangnya sebagai inferior bahkan pada kediktatoran-kediktatoran demagog
yang paling bergolak.Menurut Michels kelemahan terbesar demokrasi yaitu
menjadi karakter massa, kebodohan serta ketidakberdayaan mereka, satu-satunya
jalan keluar adalah mengusahakan peningkatan tarap pendidikan massa dan
merancang beberapa control atas kecenderungan-kecenderungan oligarkis
C. DEMOKRASI DAN PLURALITAS ELIT
Generasi teoritisi elitism politik berikutnya, mengalir melitasi Samudera
Atlantik, mencoba membangun sebuah teori baru tentang demokrasi yang dapat
diselaraskan kembali dengan teori elit politik. Mereka membangun sebuah
konsepsi tentang demokrasi sebagai suatu system politik dimana partai-partai
politik berlomba untuk mendapatkan suara massa pemilih, elitnya relative
terbuka dan direkrut atas dasar kualitas dan massa penduduk dapat
berpartisipasi dalam mengatur masyarakat, setidaknya dalam hal kebebasan untuk
memilih elit tandingan. Karl Mannheim (1893-1974), yang dalam tulisan-tulisan
awalnya telah menghubungkan teori-teori elit dengan fasisme dan anti
intelektualisme, memegang peran penting dalam usaha penyelarasan ini. Selama
masih cukup bagi demokrasi bahwa warga negara secara individual, meskipun
dicegah untuk menjalankan peran pemerintah secara langsung selamanya, paling
tidak mempunyai keinginan untuk aspirasi mereka dapat terasakan pada interval
tertentu. Dalam suatu negara demokrasi, yang diperintah dapat selalu bertindak
untuk mengganti para pemimpin mereka atau untuk memaksanya mengambil
keputusan-keputusan atas dasar kepentingan masyarakat banyak.
Joseph Schumpeter (1883-1950) tentunya lebih realistis daripada Michels
dalam aplikasinya atas pandangan empiris yang sama menuju perumusan kembali
keyakinan demokrasi. Demokrasi, tulis Schumpeter, muncul dengan system
ekonomi kapitalis dan secara kausal berhubungan dengan hal itu dan oleh

Pengantar Ilmu Politik Page 8

karenanya dimengerti dalam konteks tersebut. Peran rakyat dalam suatu


masyarakat demokratis adalah tidak untuk memerintah, atau bahkan untuk
menjalankan keputusan-keputusan umum atas kebanyakan masalah politik,
katanya. Bagi Schumpeter, demokrasi secara sederhana adalah suatu mekanisme
untuk pemilihan dan memberikan kekuasaanpada pemerintah, bukan suatu jenis
masyarakat dan bukan juga seperangkat tujuan moral. Suatu mekanisme yang
mengandung suatu kompetisi antara satu atau lebih kelompok para politisi yang
terpilih sendiri yang terpilih sendiri, yang terorganisasikan dalam partai politik,
bagi suara yang akan mencerahkan mereka untuk memerintah sampai pemilihan
berikutnya.
D. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Beberapa prinsip-prinsip demokrasi antara lain sebagai berikut:


a) Adanya pembagian kekuasaan
Untuk tidak timbulnya diktatorisme, kekuasaan dipisahkan atau
dibagi-bagi antara pembuat undang-undang dengan pelaksana undangundang, agar terjadi saling mengawasi.
b) Adanya pemilihan umum yang bebas
Untuk terpilihnya pemimpin pemerintahan yang dikehendaki oleh
rakyat atau anggota-anggota lembaga perwakilan yang akan mewakili
suara rakyat itu sendiri perlu senantisa pemilihan umum yang tidak di
pengaruhi (bebas).
c) Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan
setiap lapisan masyarakat harus memiliki kebebasan berbicara, kebebasan
beribadah dan kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing.
d) Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum
Untuk tidak timbulnya Negara yang tidak berasarkan kekuasaan
belaka,maka hukum hendaknya ditempatkn pada rujukan tertinggi, dengan
demikian warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan.
e) Adanya pers yang bebas
Untuk menjamin kehidupan pers di Negara yang demokratis, pers
situ sendiri harus bebas menyuarakan hatu nuraninya baik penyampaian
kritik terhadap pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat.
f) Adanya beberapa partai politik
Untuk tidak timbul diktator partai, diperlukan beberapa partai
politik yang bebas bersaing dalam mengemukakan kepentingan

Pengantar Ilmu Politik Page 9

g)

h)

i)

j)

masyarakat dalam Negara tersebut. Hal ini dibuktikan dengan vokalnya


para anggota parlemen dan bebasnya mereka dari kekhawatiran reccal
organisasi yang mengurusnya.
Adanya musyawarah
Untuk menyelesaikan konflik seperti timbulnya protes dan
demonstrasi, diselesaikan dengan musyawarah dan negoisasi bukan
penekanan serta intimidasi.
Adanya pemerintahan yang konstitusional
Untuk mencegah timbulnya Negara yang bersifat absolutisme,
yaitu kekuasaan yang tidak terbatas, maka pemerintahan harus
berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar).
Adanya pengawasan terhadap administrasi Negara
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan
mencapai tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya
mutlak diperlukan adanya pengawasan terhadap jalannya dan pengaturan
terhadap jalannya administrasi Negara itu sendiri.
Adanya perlindungan terhadap hak asasi
Untuk melindungi harkat kemanusiaan, diperlukan perlindungan
hak asasi sepanjang memperhatikan nilai-nilai luhur moral dan agama.

E. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA


Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam tiga masa yaitu :
1. Masa Demokrasi Liberal (1945-1959)
Di Indonesia demokrasi liberal berlangsung sejak 3 november
1945, yaitu sejak sistem multi partai berlaku. Demokrasi liberal dikenal
pula sebagai demokrasi parlementer, oleh karena berlangsung dalam
sistem pemerintahan parlementer ketika berlakunya UUD1945 periode
pertama, konstitusi RIS dan UUDS 1950. Dengan demikian demokrasi
liberal secara formal berakhir pada tanggal 5 juli 1959, sedang secara

Pengantar Ilmu Politik Page 10

material berakhir pada saat gagasan demokrasi terpimpin dilaksanakan,


melalui pidato presiden didepan Konstituante tanggal 10 N0vember 1956
atau pada saat konsepsi presiden tanggal 21 februari 1957 dengan
dibentuknya dewan nasional.
Dalam periode demokrasi periode liberal ada beberapa hal yang
secara pasti dikatakan telah melekat dan mewarnai prosesnya yaitu
sebagai berikut:
a. Penyaluran tuntutan
Tuntutan terlihat sangat intens dan melebihi kapasistas
sistem yang hidup,terutama kapasitas atau kemampuan mesin
politik resmi. Melalui sistem multipartai yang berkelebihan,
penyaluran input sangat besar, namun kesiapan kelembagaan
belum seimbang untuk menampungnya.
b. Pemeliharaan kontinuitas nilai
Keyakinan atas hak asasi manusia demikian tingginya,
sehingga menumbuhkan kesempatan dan kebebasan luas dengan
segala eksesnya. Ideologisme atau aliran pemikiran ideologis
bertarung dengan aliran pemikiran ideologis bertarung dengan
aliran pemikiran pragmatic. Aliran pragmatic diilhami oleh paham
social-demokrat sedang yang ideologik diilhami oleh
nasionalisme-radikal.
c. Kapabilitas
d. Kekayaan alam dan manusia Indonesia ketika itu masih potensial
sifatnya dan belum didayagunakan secara maksimal.Namun
beberapa kabinet, sesuai dengan sifat pragmatic yang
mengilhaminya, lebih menekankan pada pengolahan potensi tadi
dan mengambil tindakan pengaturan distribusi. Dalam cabinet
yang berrientasi pragmatik tadi, usaha bidang perekonomian lebih
diarahkan pada pola ekonomi bebas, sedangkan pada kabinet yang
lebih bertitik tolak Ideologis, kapabilitas simboliklah yang
menonjol.
e. Integrasi vertical
Terjadi hubungan antara elit dengan massa berdasarkan
pola integrasi aliran.Integrasi aliran.integrasi ini tidak selalu harus
berarti bahwa prosesnya dari atas ke bawah saja, melainkan juga
dari massa ke kalangan elit berdasarkan pola paternalistic.
f. Integrasi horizontal
Agar sukar mengatakan bahwa antara elit politik yang satu
dengan yang elit politik lainnya terjalin integrasi yang dapat
dibanggakan. Kendati pun pernah terjadi semacam integrasi

Pengantar Ilmu Politik Page 11

kejiwaan antarelit. Tetapi akhirnya juga berproses ke arah


disentegrasi juga. Di lain pihak, pertentangan antar elit itu bersifat
menajam dan terbuka. Kategori elit Indonesia yang disebut
penghimpun solidaritas lebih menampak dalam periode demokrasi
liberal itu.
g. Gaya politik
Bersifat idiologis, artinya lebih menitik beratkan faktor
yang menitik beratkan faktor yang membedakan. Sebabnya ialah
karena ideologi cenderung bersifat kaku dan tidak kompromistik
atau reformistik. Adanya kelompok-kelompok yang mengukuhi
ideology secara berlainan, bahkan bertentangan. Gaya politik yang
ideologik dalam konstituante ini oleh elitnya masing-masing
dibawa ke tengah rakyat, sehingga timbul ketegangan dan
perpecahan dalam masyarakat.
h. Kepemimpinan
Berasal dari angkatan sumpah pemuda yang lebih
cenderung, belum permisif untuk meninggalkan pikiran-pikiran
paternal, primordial terhadap aliran, agama suku, atau kedaerahan.
i. Tingkat stabilita
Akibat berinteraksinya variable yang diuraikan yang
kemudian menjadi sebab utama keterlambatan pembangunan.
2. Masa Demokrasi terpimpin (1959-1965)
Dalam periode demokrasi terpimpin ini pemikiran ala demokrasi
barat banyak
ditinggalakan. Tokoh politik(Soekarno) yang memegang
pimpinan nasional ketika itu menyatakan bahwa Demokrasi-Liberal
(Demokrasi Parlementer) tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Prosedur pemungutan suara dalam lembaga perwakilan rakyat
dinyatakannya pula sebagai tidak efektif dan ia kemudian
memperkenalkan apa yang disebut musyawarah untuk mufakat.
Sistem multipartai oleh tokoh politik tersebut dinyatakan sebagai
salah satu penyebab inefektivitas pengambilan keputusan,karena
masyarakat lebih didorong kearah bentuk yang fragmentaris.
Untuk merealisasikan demokras-Terpimpin ini, kemudian dibentuk
badan yang disebut Front Nasional. Periode ini disebut pula periode
pelaksanaan UUD 1945 dalam keadaan ekstra ordiner, disebut demikian
karena terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
a) Penyaluran Tuntunan
Dalam periode ini pun masih berlanjut bearnya tuntutan
yang melebihi kapasitas
sistem.Setelah penyederhanaan
kepartaian dan pembentukan Fornt Nasional tersebut, diperoleh lah

Pengantar Ilmu Politik Page 12

b)

c)

d)

e)

suatu stabilitas. Kadar stabilitas ini dapat dinilai sebagai berwatak


semu oleh karena ternyata kemudian tidak meletakkan dasar yang
kuat dalam proses pergantian pemimpin nasional, titik berat
stabilitas itu lebih mengandalkan pada adanya tokoh politik yang
dapat mengelola Fornt Nasional tersebut.
Pemeliharaan dan Kontinuitas Nila
Sesuai dengan orientasi menuju satu nilai mutlak, maka
secara konsisten pula hak asasi manusia sering dikesampingkan,
karena konfigurasi yang sebenarnya dalam Fornt Nasional tersebut
masih mengembangkan aneka ideology masing-masing
anggotanya, yaitu partai politik maka konflik kecil yang
terselubung muncul keluar. Bahwa tidak terjadi konflik ideologi
yang lebih terbuka adalah karena pengaruh tokoh politik dalam
menjaga keseimbangan antar ideologi tersebut masih cukup efektif.
Yang lebih berkecamuk ialah konflik kejiwaan yang akhirnya
meledak dan mengakibatkan hancurnya nilai sistemnya sendiri.
Integrasi Vertikal
Dengan adanya intensifikasi pembangunan bangsa maka
sifat primordial (daerah, kesukuan) dan pola aliran yang ada
sebelumnya, secara formal dibatasi. Oleh karna itu, hubungan anta
relit atau massa tetap lebih bersifat arus dari atas ke bawah, atas
dasarpola saluran konvensional, nyatalah dalam hal ini
paternalisme dapat hidup lebih subur.
Integrasi Horisontal
Pertentangan antar elit tertentu diisolir dan diasingkan
secara politis. Dalam pertarungan ini elit yang bisa menghimpun
solidaritaslah yang dapat muncul diarena politik, sehingga elit
administrator tersisihkan. Partai sasionalis Indonesia dan masyumi
sebagai wadah kaum Sosialis-Demokrat dan Islam modernis yang
juga berintikan tenaga administrator kemudian dipotong garis
hidupnya.
Gaya Politik
Ideologi masih tetap mewarnai periode ini,walaupun sudah
dibatasi secara formal tentang syarat-syarat dan penyederhanaan
kepartaian. Tokoh politik memperkenalkan gagasan Nasionalisme,
Agama, dan Komunisme (Nasakom). Kompetisi nasakom masih
dibenarkan, karena dalam kondisi tersebut tokoh politik dapat
memelihara keseimbangan. Ketika kepercayaan terhadap tokoh
politik itu meluntur, yaitu pada saaat dan sesudah G-30-S/PKI
meletus. Sementara tokoh politik itu berkuasa, pengaturan soal-

Pengantar Ilmu Politik Page 13

soal kemasyarakatan dan politik lebih cenderung dilakuka secara


paksaan. Hal ini dibuktikan oleh merajalelanya terror mental
dengan memberikan predikat kontra revolusi kepada aliran-aliran
yang tidak setuju dengan nilai-nilai yang mutlak tersebut.
f) Kepemimpinan
Para pemimpin berasal dari angkatan 1928 dan angkatan
1945 dengan tokoh politik Soekarno sebagai titik pusatnya,
kepemimpinan tokoh politik ini mencari kambing hitam. Karena
sifat karismatik dan paternalistiknya, tokoh politik ini dapat
menengahi dan kemudian memperoleh dukungan dari pihak-pihak
yang bertikai, baik dengan sukarela maupun karena terpaksa,
dengan dialektika pihak yang kurang kemampuannya akan
tersingkir dari gelanggang politik dan yang kuat akan merajainya.
g) Tingkat Stabilitas
Stabilitas, ditinjau dari segi tersedianya jangka waktu yang
cukup lama untuk melaksanakan program pemerintahan dan
kontinuitas pemerintahan, sebenarnya cukup dapat memerlukan
prestasi pembangunan. Tapi pada waktu itu tidak terjadi
pelimpahan pembangunan ekonomi terhadap bidang politiknya,
sebabnya tidak lain karena justru pembangunan ekonomi ini tidak
menjadi titik berat kebijaksanaan pemerintah.
3. Masa Demokrasi-Pancasila(1945 Sampai sekarang)
Penelaahan terhadap Demokrasi-Pancasila tentu tidak dapat
bersifat final disini, karena masih terus berjalan dan berproses, pada tahun
1968 yaitu pada awal Demokrasi-Pancasila ini diperkenalkan dan mulai
dikembangkan. Oleh karna itu, semua hal yang dikemukakan disini
semata-mata hanya dalam usaha mencari format Demokrasi-Pancasila
tersebut.
Praktek-praktek mekanisme Demokrasi-Pancasila masih mungkin
berkembang dan berubah, atau mungkin belum merupakan bentuk hasil
proses yang optimal, sebagai sistem politik di Indonesia, jelas dapat
diamati seolah-olah apa yang berlaku pada dua periode yang lampau
berulang kembali dalam sistem Demokrasi-Pancasila yang masih encari
bentuk ini.
(i) Penyaluran Tuntutan
Dalam periode Demorasi-Pancasila ini penyaluran berbagai
tuntutan yang hidup dalam masyarakat menunjukkan keseiimbangan.
Melalui hasil penyederhanaan sistem kepartaian muncullah satu kekuatan
politik yang dominan. Banyak akibat yang ditumbuhkan oleh pola
penyaluran tuntutan semacam ini, yang dalam kenyataannya disalurkan

Pengantar Ilmu Politik Page 14

secara formal melalui tiga kekuatan sosial-politik, yaitu Golongan karya,


Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia dll. Secara
material penyaluran tuntutan lebih dikendalikan oleh koalisi besar antara
Golkar dan ABRI, penyaluran tuntutan atas dasar gaya pragmatik, yang
dilakukan bersamaan dengan kemampuan perlindungan militer. Melalui
pemilihan umum yang bebas dan rahasia dilakukan secara periodik diduga
penyaluran aspirasi tersebut tidak terganggu akibat masih adanya sistem
pengangkatan lembaga perwalian.
(ii) Pemeliharaan dan Kontinuitas Nilai
Hak asasi manusia berkali-kali ditegaskan oleh pemerintah bahwa
hak itu mengandung pula kewajiban asasi setiap anggota masyarakat.
Dengan demikian disamping ada partisipasi, tentu pula ada mobilisasi.
Ideologisme yang mengganas dalam dua sistem politik sebelumnya
sekarang sudah dapat didinginkan atau setidak-tidaknya tak lagi menjadi
cirri penyelenggaraan kontinuitas berbagai kekuatan politik yang ada.
Gaya pragmatic lebih ditonjolkan, sehingga konflik boleh dikatakan
menurun.
Struktur pemerintahan lebih dikokohkan yang merupakan hasil
perjuangan orde baru, sesuai dengan jargon:melaksanakan pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Penyelenggaraan kontinuitas
nilai dalam bidang pemerintaha, menumbuhkan kelugasan yang
diwujudkan dalam cara pemberian mandate, toleransi dan konsensi politik
kepada pimpinan nasional.
(iii)
Integrasi Vertikal
Adanya saluran antara elit dengan massa dan sebaliknya, begitu
pula yang terlihat dengan adanya hubungan antara perencana dengan
mereka yang direncanakan, antara pemimpin dengan mereka yang
dipimpin, antara pengelola dan mereka yang dikelola melalui berbagai
saluran. Komunikasi dua arah dijalankan untuk mencapai integrasi vertical
antara pemerintah dengan rakyat.
(iv)Integrasi Horisontal
Hubungan antar elit mulai menampak dalam usaha membentuk
consensus nasional dalam menyelenggarakan pembangunan melalui pola
yang jelas.
(v) Gaya Politik
(vi)Gaya yang menonjol ialah gaya intelektual yang pragmatic melalui
penyaluran kepentingan yang berorientasi pada program dan pemecahan
masalah.
(vii) Pola Pembanguan Aparatur Negara

Pengantar Ilmu Politik Page 15

Dijuruskan pada usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada


masyarakat atas dasar asas loyalitas terhadap Negara. Isu tentang aparatur
Negara yang berorientasi pada kepentingan nasinoal demi terjaganya
integritas aparatur kepada Negara tersebut, mendapatkan wadah melalui
organisasi-organisasi profesi diatas. Keterlibatan pegawai negeri sebagai
calon dalam pemilihan umum untuk partai politik rupanya merupakan
tetap sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan tingkah laku politik.
(viii) Tingkat Stabilitas
Stabilitas meningkat melalui pendekatan keamanan disamping
pendekatan yang bersifat meyakinkan dan membujuk masyarakat, yang
hendak dicapai dalam Demokrasi-Pancasila ialah tumbuhnya stablitas
yang dinamik.
Proses demokrasi salah satunya adalah pemilihan umum, pemilihan umum tidak
dilaksanakan menurut asas umum, bebas dan rahasia melainkan berbagai manipulasi dan
tekanan keterlibatan aparatur pemerintah dan diwajibkan untuk memenangkan partai
politik, untuk menjamin pemilihan umum yang adil, bebas dan jujur perlu dilakukan halhal sebagai berikut :
1. Pemilihan umum diselenggarakan sebuah badan yang lepas dari pengaruh pemerintah
yang dibentu UU. Badan ini secara politik diawasi DPR dan secara hukum diawasi oleh
kekuasaan kehakiman.
2.Pegawai negeri dilarang menjadi pemgurus, turut serta dalam kegiatan partai termasuk
berkampanye atau melakukan sesuatu kegiatan untuk memenangkan suatu partai peserta
pemilihan umum.
3.Dibentuk suatu badab independen sebagai pemantau persiapan, persiapan dan
penyelesaian hasil pemilihan umum.
4.Tidak ada pembatasan peserta pemilihan umum, setiap partai dan perorangan dapat
menjadi peserta pemilhan umum kecuali bagi mereka yang karena putusan hakim yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tidak memenuhi syarat turut serta dalam
pemilihan umum.
5.Undang-undang harus menentukan penggunaan dana maksimum oleh partai atau
perorangan untuk kepentingan pemilihan umum.
Selanjutnya penyelenggaraan Negara sangat dititik beratkan pada kekuasaan
eksekutif bahkan dibuat ketentuan baru yang lebih memperkokoh kekuasaan presiden dan
pelembagaan sistem mandataris diluar kehendak UUD 45. Peraturan perundangundangan dan peraturan tata tertib MPR dan DPR kurang memberikan peluang agar

Pengantar Ilmu Politik Page 16

kedua lembaga perwakilan rakyat tersebut berfungsi sebagaimana fungsinya. MPR


diarahkan untuk bersidang hanya dua kali dalam lima tahun (sidang peresmian dan sidang
umum) bada pekerja MPR hanya bekerja untuk menyiapkan sidang MPR bukan sebagai
satuan yang melakukan wewenang tertentu selama MPR tidak dapat bersidang.
Demikian pula pada tingkat infrastruktur, asas demokrasi tidak dapat terlaksana
sebagaimana mestinya, pembatasan jumlah partai, pengndalian pers, berbagai bentuk
sensor preventif merupakan ciri-ciri pelaksanaan Demokrasi pancasila.
Ciri-ciri demokrasi pancasila yaitu:
1. Kedaulatan ada ditangan rakyat
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
4. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban
5. Menghargai hak asasi manusia
6. Tidak mengantut sistem mono partai

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demokrasi merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi.karena demokrasi
merupakan suatu system yang telah dijadikan alternative dalam tatanan aktivitas bermasyrakat
dan bernegara. Dan demokrasi merupakan asas yang fundamental dalam pemerintahan. Secara
etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata dari bahasa yunani, yaitu demos yng
berarti rakyat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan.jadi demokrasi berarti kedaulatan
yang berada ditangan rakyat.
Sistem demokrasi yang terdapat di negara-kota (City-state) Yunani Kuno (abad ke-6
sampai abad ke-3 SM) merupakan demokrasi langsung (direct democracy), yaitu suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas.Gagasan
demokrasi Yunani boleh dikatakan hilang dari muka dunia Barat waktu bangsa Romawi, yang

Pengantar Ilmu Politik Page 17

sedikit banyak masih kenal kebudayaan Yunani, dikalahkan oleh suku bangsa Eropa Barat dan
benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400).
Pada hakikatnya teori-teori kontrak social merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari
pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat. Filsuf-filsuf yang mencetuskan
gagasan ini antara lain John Locke dari Inggris (1632-1704) dan Montesquieu dari Prancis
(1689-1755). Menurut John Locke hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan,
dan hak untuk mempunyai miliki (life, libety and property). Montesquieu mencoba menyusun
suatu system yang dapat menjamin hak-hak politik itu, yang kemudian dikenal dengan istilah
Trias Politika.
Adapun prinsip-prinsip demokrasi yaitu :
1. Adanya pembagian kekuasaan
2. Adanya pemilihan umum yang bebas
3. Adanya kebebasan individu
4. Adanya kebebasan individu
5. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
6. Adanya pers yang bebas
7. Adanya beberapa partai politik
8. Adanya musyawarah
9. Adanya pemerintah yang konstitusional

B. SARAN
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah, perlu ada usaha dari semua warga
negara. Yang paling utama, tentu saja adalah:
1. adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi
2. mempraktekannya secara terus-menerus,atau membiasakannya
Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pembelajaran,yaitu belajar dari
pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik
dibandingkan kita. Dalam usaha memprakrikan budaya demokrasi,kita kadang-kadang
mengalami kegagalan disana sini,tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha
memperbaikinya dari hari ke hari.

Pengantar Ilmu Politik Page 18

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo,Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik
https://thynaituthya.wprdpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasiindonesia/ (di akses pada tanggal 10 Oktober 2015)
Kumorotomo,Wahyuni, Etika Administrasi Negara, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Manan, Bagir, Teori dan Politik Konstitusi, Bandung, November 2000.
Syaukani, Imam, Dasar-dasar Politik Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Kantaprawira, Rusadi, Sistem Politik Indonesia, Bandung, 11 Maret 1977.
Isjwara, F., Pengantar Ilmu Politik, Dhiwantara, Bandung, 1967.
Syafie, Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Jatinangor, 27 juli 2001
Varma,SP,Teori Politik Modern,Universitas Rajasthan, New Delhi. 1982

Pengantar Ilmu Politik Page 19

Pengantar Ilmu Politik Page 20

Anda mungkin juga menyukai