Anda di halaman 1dari 9

PUTUSAN

Nomor 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Mahkamah Syariyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara
Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
PEMBANDING, umur/ tgl. Lahir 46 tahun, agama Islam, pekerjaan
wiraswasta, tempat kediaman di Kota Lhokseumawe, dahulu
Tergugat sekarang Pembanding;
Melawan
TERBANDING, umur/ tgl. Lahir 44 tahun, agama Islam,

pekerjaan PNS,

tempat Kediaman di Kota Lhokseumawe, dahulu Penggugat


sekarang Terbanding ;
Mahkamah Syariyah Aceh tersebut ;
Telah mempelajari semua surat yang berkaitan dengan perkara ini ;
DUDUK PERKARA
Mengutip segala
dalam Putusan

uraian tentang hal ini

sebagaimana

Mahkamah Syar'iyah Lhokseumawe

termuat

Nomor 25/Pdt.G /

2015/MS-Lsm tanggal 04 Agustus 2015 Miladiyah bertepatan dengan tanggal


19 Syawal 1436 Hijriyah yang amarnya berbunyi :
-

Mengabulkan gugatan Penggugat ;

Menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat (PEMBANDING)


terhadap Penggugat (TERBANDING) ;

Memerintahkan Panitera Mahkamah Syariyah Lhokseumawe untuk


mengirim satu helai salinan putusan yang telah berkekuatan hukum
tetap kepada Pegawai Pencatatan Nikah / Kantor Urusan Agama
Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe untuk dicatat dalam daftar
yang disediakan untuk itu ;
Hal 1 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara

sebesar

Rp.166.000,- (Seratus enam puluh enam ribu rupiah).


Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Pembanding di
hadapan Panitera Mahkamah Syariyah Lhokseumawe bahwa Pembanding
pada tanggal 13 Agustus 2015 telah mengajukan permohonan banding atas
Putusan Mahkamah Syariyah Lhokseumawe Nomor 25/Pdt.G/2015/ MS-Lsm
tanggal 04 Agustus

2015 M bertepatan dengan tanggal 19 Syawal 1436 H,

dan permohonan banding tersebut

telah diberitahukan kepada pihak

lawan/Terbanding pada tanggal 18 Agustus 2015 ;


Memperhatikan memori banding Pembanding tanggal 17 September
2015 dan kontra memori banding Terbanding tanggal 25 September 2015;
Menimbang, bahwa permohonan banding tersebut telah terdaftar di
dalam buku register Kepaniteraan Mahkamah Syariyah Aceh dengan Nomor
75/Pdt.G/2015/MS-Aceh pada tanggal 08 Oktober 2015, untuk selanjutnya
kepada Majelis Hakim yang ditunjuk sebagai judex factie pada tingkat banding
telah memeriksa dan mempertimbangkan perkara a quo sebagaimana
diuraikan dibawah ini ;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara
ini telah diajukan oleh Pembanding masih dalam tenggang waktu banding
sesuai ketentuan pasal 7 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 20 Tahun
1947 tentang Peradilan Ulang dan permohonan banding a quo telah diajukan
ke Mahkamah Syariyah Aceh dengan tata cara menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku in casu pasal 51 ayat (1) Undang-undang
Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah di ubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, jo pasal 26 ayat (1) Undangundang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, maka
permohonan banding pemohon secara formil harus dinyatakan dapat diterima;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca
dan mempelajari berita acara sidang, pertimbangan hukum dan amar putusan
Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam perkara a quo, maka Majelis Hakim

Hal 2 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

Tingkat Banding akan memberikan pertimbangan dan pendapat sebagaimana


terurai di bawah ini :
Menimbang, bahwa Pembanding dalam memori bandingnya tanggal
17

September

2015

menyampaikan

keberatannya

terhadap

putusan

Mahkamah Syariyah Lhokseumawe, yang pada pokoknya adalah sebagai


berikut :
1. Bahwa keterangan yang disampaikan oleh saksi-saksi Penggugat
setentang rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadi
perselisihan terus menerus adalah tidak benar, karena 2 (dua) orang saksi
yang dihadirkan tersebut masih ada hubungan keluarga dengan
Penggugat sehingga keterangan mereka sangat memihak dan juga saksisaksi tersebut tidak melihat langsung (Testimonium de auditu) hal ini
berbeda dengan keterangan saksi-saksi yang Tergugat hadirkan (SAKSI
T) yang menerangkan perselisihan Penggugat dengan Tergugat masih
dapat didamaikan ;
2. Bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syariyah Lhokseumawe dalam
penerapan hukum tentang pembuktian telah melanggar pasal 145 ayat
(1) huruf a HIR, pasal 172 ayat (1) ke 1 dan pasal 1909 1e KUH Perdata
yang mengatur tidak boleh didengar sebagai saksi mereka yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dalam garis lurus karena sedarah
dan keluarga semenda;
3. Bahwa

Majelis Hakim Mahkamah Syariyah Lhokseumawe telah keliru

menilai keterangan saksi SAKSI I P dan SAKSI II P karena ke dua mereka


ada hubungan keluarga dan juga saksi de auditu karena tidak melihat
kejadian perselisihan tersebut, sehingga keterangan yang mereka berikan
adalah tidak sah sebagai alat bukti;
4. Bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syariyah Lhokseumawe sangat tidak
tepat dalam memberi pertimbangan setentang telah terpenuhi dua alat
bukti yang sah, karena berdasarkan fakta yang terungkap hanyalah
keterangan saksi dari SAKSI III P yang mengetahui adanya percekcokan
antara Penggugat dengan Tergugat maka hal itu telah melanggar pasal

Hal 3 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

169 HIR/pasal 1909 KUH. Perdata yang menyatakan keterangan seorang


saksi saja, tidak dapat dipercaya;
5. Bahwa setentang pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 19 alenia ke
dua dan ke tiga yang pada pokoknya menyatakan telah terpenuhi
ketentuan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam sehingga
perkawinan Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan yang terus
menerus yang tidak mungkin lagi didamaikan adalah sangat tidak adil dan
terkesan terburu-buru, karena pada prinsipnya Terggugat/Pembanding
masih menginginkan hidup bersama, karena hubungan perkawinan kami
sudah berjalan selama 27 tahun dan sudah dikaruniai 6 (enam) orang
anak;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut Majelis
Hakim Tingkat Banding akan memberi pertimbangan sebagai berikut,
meskipun dalam memori banding tersebut banyak kekeliruan seperti untuk
Aceh disebutkan Hukum Acara dengan memakai HIR, yang seharusnya di
luar Jawa dan Madura yang dipakai adalah Reglement Buiten Govesten (RB
g), dan juga kekeliruan tentang penulisan nomor dari pasal-pasal di dalam
KUH. Perdata ;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan Tergugat/Pembanding pada
poin 1 dan 2 Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, bahwa hukum
acara di Pengadilan Agama dan di Aceh di sebut dengan nama Mahkamah
Syariyah pada pasal 54 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 menyebutkan
Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan Agama adalah Hukum Acara
yang berlaku dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur
secara khusus dalam Undang-undang maka oleh karena itu pada Mahkamah
Syariyah terhadap perkara yang ada hubungannya dengan perceraian diatur
khusus dengan ketentuan bahwa untuk mendapatkan putusan perceraian
harus didengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orangorang yang dekat dengan suami istri (Vide pasal 76 Undang-undang Nomor: 7
Tahun 1989 dan pasal 22 angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975), di dalam istilah hukum hal ini biasa disebut dengan Legi Specialis
derogate Legi Generalis, oleh sebab itu dalam perkara a quo saksi dari keluarga
Hal 4 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

dapat diterima, dan Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah benar dalam
penerapan Hukum Acara;
Menimbang, bahwa
pada poin 3 dan

keberatan-keberatan Tergugat/Pembanding

4 maka setentang itu Majelis Hakim Tingkat Banding

berpendapat, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah benar memberi


pertimbangan

terhadap

keterangan

saksi-saksi

yang

diajukan

Penggugat/Terbanding, karena Tergugat/Pembanding sendiri di dalam


Memori Banding halaman 3 telah mengakui kebenaran dari keterangan saksi
Penggugat/Terbanding yang ke tiga bernama SAKSI III P, sehingga
keterangan dari 2 (dua) orang saksi Penggugat/Terbanding lainnya (SAKSI I
P dan SAKSI II P) yang saling mendukung dan bersesuaian, terutama saksi
bernama

SAKSI

II

karena

saksi

sendiri

pernah

mengetahui

Tergugat/Pembanding menceraikan Penggugat/ Terbanding dan saksi sendiri


yang

mengambil

inisiatif

untuk

merujukkan

dan

pada

waktu

itu

Penggugat/Terbanding dalam keadaan hamil anak ke lima;


Menimbang, bahwa saksi-saksi Tergugat/Pembanding ajukan (SAKSI
I T, SAKSI II T dan SAKSI III T) dalam kesaksian bersesuaian juga dengan
keterangan dari saksi-saksi Penggugat/Terbanding. Mereka menerangkan
telah berulang kali mendamaikan rumah tangga Penggugat/Terbanding
dengan Tergugat/Pembanding tetapi tidak berhasil, dan saat ini mereka
sudah pisah kamar, maka dari keterangan-keterangan saksi-saksi tersebut
dihubungkan

juga dengan fakta kejadian di persidangan bahwa antara

Penggugat/ Terbanding dengan Tergugat/Pembanding telah secara maksimal


diusahakan perdamaian
indikasi

bahwa

akan tetapi tidak berhasil, hal itu menjadi satu

rumah

tangga

Penggugat/Terbanding

dengan

Tergugat/Pembanding sudah tidak rukun, oleh karena itu saksi-saksi yang


dihadirkan Penggugat/ Terbanding sudah dapat diterima sebagai alat bukti
yang sempurna, karena sudah mememenuhi syarat formil dan materil dari
pembuktian, dengan demikian keterangan Tergugat/Pembanding
menerangkan

rumah

tangga

Tergugat/Pembanding

yang
dengan

Penggugat/Terbanding dalam keadaan harmonis tidak tebukti maka harus


ditolak ;

Hal 5 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

Menimbang, bahwa setentang tuntutan Penggugat/Terbanding di


dalam Kontra Memori Banding halaman 9 agar Pengadilan membebankan
kepada Tergugat/Pembanding biaya kebutuhan anak-anak sebagai berikut :
1. Biaya pendidikan tingkat kuliah 2 orang anak

Rp 2.400.000,-/bulan

2. Biaya pendidikan untuk 1 orang anak sekolah SMA Rp.

600.000,-/bulan

3. Biaya untuk 1 orang anak tingkat SD

Rp

450.000,-/bulan

4. Biaya kebutuhan makan anak-anak

Rp 1.500.000,-/bulan

Jumlah semua sebesar

Rp 4.950.000,-/bulan;

Menimbang, bahwa tentang tuntutan Penggugat/Terbanding tersebut


Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa dalam hal menuntut
biaya anak dan lain sebagainya sudah ada Hukum Materil yang mengaturnya
secara rinci dengan memberi jalan bahwa tuntutan tentang biaya anak dapat
diajukan bersama-sama dengan

gugatan perceraian, sesuai dengan

ketentuan dalam pasal 86 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989


yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009,
akan tetapi Penggugat/Terbanding menyampaikan tuntutan tersebut di dalam
kontra

memori

banding,

sehingga

Majelis

Hakim

Tingkat

Banding

berpendapat bahwa tuntutan tersebut karena bertentangan dengan hukum


maka tidak perlu dipertimbangkan dan harus dikesampingkan ;
Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat/Terbanding masih pada
halaman 9 kontra memori banding tentang hasil penjualan tanah sebesar Rp
140.000.000,- (seratus empat puluh juta rupiah), kredit pada Bank BPD Aceh
sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah), harga motor yang
Penggugat/Terbanding beli Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), sudah
dijual

yang

keseluruhannya

dilakukan

oleh

Tergugat/Pembanding,

sehubungan dengan itu Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa


tuntutan tersebut termasuk dalam hutang piutang dan bukan kewenangan
Mahkamah Syariyah Aceh karena itu harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang,

bahwa

tuntutan

Penggugat/Terbanding

agar

Mahkamah Syariyah Aceh membebankan biaya perkara ini kepada Tergugat/


Pembanding, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa mengenai
biaya perkara dalam bidang perkawinan sudah sangat jelas dibebankan
Hal 6 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

kepada Penggugat atau Pemohon sebagaimana yang sudah diatur di dalam


pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009,

oleh karena itu

tuntutan Penggugat/Terbanding tersebut tidak perlu dipertimbangkan dan


harus dikesampingkan ;
Menimbang, bahwa putusan Hakim Tingkat Pertama mengenai
perceraian dengan segala pertimbangan hukum yang telah diuraikan di
dalamnya dinilai telah tepat dan benar, karena berdasarkan fakta hukum yang
terungkap

dipersidangan

baik

melalui

jawaban/Pengakuan

Tergugat/

Pembanding serta keterangan saksi-saksi di bawah sumpah yang diajukan


oleh Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding, terbukti bahwa antara
Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding telah terjadi perselisihan
dan pertengkaran terus menerus dan sudah berulang kali didamaikan akan
tetapi tidak berhasil, meskipun Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/
Pembanding masih tinggal satu rumah tetapi sudah pisah kamar sejak selama
lebih kurang 3 (tiga) bulan sampai sekarang, dengan demikian Majelis Hakim
Tingkat Banding berkeyakinan rumah tangga antara Penggugat/Terbanding
dengan Tergugat/Pembanding terbukti sudah pecah tidak ada harapan akan
rukun kembali, terlepas dari siapa yang menjadi penyebab dari perselisihan
tersebut, maka dengan demikian telah terpenuhilah alasan perceraian sesuai
dengan maksud dari ketentuan yang diatur dalam Penjelasan Pasal 39 ayat
(2) huruf f Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf f
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi
Hukum Islam dan bersesuaian pula dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang
menyatakan bahwa cekcok, atau salah satu pihak tidak berniat meneruskan
kehidupan bersama dengan pihak lain, adalah satu indikasi rumah tangga
tersebut tidah lagi rukun atau harmonis. Adapun penyebab dari pihak mana
atau apa yang menjadi latar belakang dari perselisihan dan pertengkaran
yang bersifat pribadi sulit untuk dibuktikan dalam perselisihan rumah tangga
dan tidak menjadi syarat dapat dikabulkan gugatan cerai sepanjang ke dua
unsur tersebut di atas sudah terbukti ;

Hal 7 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,


Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dan dapat menyetujui dasar-dasar
pertimbangan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam memutuskan
perkara ini, dengan mengacu pada beberapa instrument hukum, dan
selanjutnya diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim Tingkat Banding,
oleh karena itu Putusan Mahkamah

Syar'iyah

Lhokseumawe

Nomor

25/Pdt.G/2015/ MS-Lsm tanggal 04 Agustus 2015 M bertepatan dengan


tanggal 19 Syawal 1436 H patut untuk dikuatkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

perubahan kedua

dengan

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat


banding dibebankan kepada Pembanding yang jumlahnya akan disebutkan di
dalam amar putusan ini;
Mengingat semua pasal dalam peraturan perundang-undangan dan
Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini ;
MENGADILI
Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding
dapat diterima ;
Menguatkan Putusan

Mahkamah Syar'iyah Lhokseumawe

Nomor

25/Pdt.G/2015/ MS-Bna tanggal 04 Agustus 2015 Miladiyah bertepatan


dengan tanggal 19 Syawal 1436 Hijriyah ;
Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat
banding sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Tingkat Banding pada hari Selasa Tanggal 10 November 2015 M bertepatan
dengan tanggal 28 Muharram 1437 H oleh kami Drs. H. Rizwan Syamsuddin
Hakim Tinggi Mahkamah

Syariyah

Aceh yang ditunjuk sebagai Ketua

Majelis, Dra. Hj. Zubaidah Hanoum, S.H. dan Drs. Ahmad Husein, masingmasing sebagai Hakim Anggota dan putusan tersebut diucapkan pada hari
Senin tanggal 16 November 2015 M bertepatan dengan tanggal 04 Shafar
1437 H dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis yang didampingi
Hal 8 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

para Hakim Anggota dibantu oleh A. Hadi Syamaun, SH, sebagai Panitera
Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara.

HAKIM ANGGOTA

KETUA MAJELIS

dto

dto

DRA. HJ. ZUBAIDAH HANOUM, S.H.

DRS.H. RIZWAN SYAMSUDDIN

dto
DRS. AHMAD HUSEIN
PANITERA PENGGANTI
dto
A.HADI SYAMAUN, SH.

Perincian Biaya :
1. Biaya Proses
Rp 139.000,2. Biaya Redaksi
Rp
5.000,3. Biaya Materai
Rp
6.000,Jumlah
Rp 150.000,--------(seratus lima puluh ribu rupiah)------Untuk Salinan Yang Sama Bunyinya
Banda Aceh, ------- 2015
PANITERA MAHKAMAH SYARIYAH ACEH

DRS. H. YUSTAN AZIDIN, S.H., M.H.

Hal 9 dari 9 hal. Pts No 75/Pdt.G/2015/MS.Aceh

Anda mungkin juga menyukai