Anda di halaman 1dari 16

PEMASARAN JASA REHABILITASI MEDIK

OLEH :
GUSTI NOOR RIZKI SAPUTRA SARI
NIM

STIE PANCASETIA
PROGRAM PASCA SARJANA

KONSENTRASI MANAJEMEN KESEHATAN


BANJARMASIN
DESEMBER 2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................

BAB III KESIMPULAN............................................................................ 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit bersifat holistik atau
menyeluruh mulai dari pencegahan, penyembuhan hingga pemulihan penyakit.
Saat ini rumah sakit telah mengalami pergeseran tujuan. Awalnya rumah sakit
didirikan dengan tujuan sosial dan berhubungan dengan keagamaan tetapi seiring
dengan berjalannya waktu, tujuan rumah sakit tidak hanya pelayanan sosial tetapi
juga mengarah pada tujuan ekonomi bahkan komersial. Salah satu yang
berpengaruh adalah globalisasi.
Globalisasi merupakan era terjadinya pengalihan kapital dan teknologi dari
negara dengan biaya tenaga kerja mahal ke negara dengan biaya tenaga kerja
murah. Tujuannya untuk meningkatkan daya saing. Globalisasi diperkuat dengan
adanya perjanjian GATS (General Agreement on Trade in Services). Melalui
perjanjian ini ada empat cara liberalisasi perdagangan jasa yaitu pasokan jasa ke
negara lain tanpa harus menjadi penduduk tetap, penduduk membeli jasa di luar

negeri, kehadiran dari cabang, agen atau anak perusahaan asing dan kehadiran
tenaga kerja atau ahli untuk jangka waktu tertentu di suatu negara untuk
mensuplai jasa. Dampak globalisasi menuntut rumah sakit agar melakukan
perubahan dalam manajemen dan organisasi agar mampu bersaing dengan pesaing
lokal, nasional, dan internasional. Dampak tersebut dapat menjadi ancaman dan
juga menjadi peluang. Jika rumah sakit belum siap bersaing dengan rumah sakit
asing maka kehadiran globalisasi akan menjadi ancaman bagi kelangsungan
kegiatan rumah sakit. Tindakan yang dapat diambil adalah dengan menerapkan
building fences yaitu bersikap defensif dan meminta proteksi dan penghambat dari
pemerintah terhadap kehadiran pihak asing seperti pengaturan tenaga kerja asing.
Namun bagi rumah sakit yang siap bersaing baik itu dari segi pelayanan,
sumber daya yang dimiliki dan pemasaran yang kuat akan menerima kehadiran
globalisasi. Tindakan lainnya yang dapat diambil adalah dengan menerapkan
building winmills yaitu melakukan tindakan akomodatif dan memberdayakan
angin perubahan seperti meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dimiliki
oleh rumah sakit dan melakukan aliansi strategis dengan pihak luar negeri.
(Taurany, 2008) Saat ini beberapa rumah sakit dalam negeri telah bekerja sama
dengan rumah sakit asing. Mereka menetapkan standar internasional pada
pelayanan yang diberikan. Hal tersebut merupakan salah satu tindakan yang ambil
untuk menghadapi globalisasi.
Menurut Taurany (2008), solusi terbaik untuk menghadapi globalisasi
adalah dengan menyiapkan daya saing yang tinggi melalui kepemimpinan yang
memicu pada perubahan dan manajemen yang profesional, manajemen perubahan,

peningkatan manajemen mutu, pengembangan sumber daya manusia, sarana dan


teknologi, peningkatan kepuasan konsumen, peningkatan budaya organisasi,
pemasaran yang efektif dan peningkatan mekanisme dan kegiatan mengantisipasi,
memantau dan menganalisis perubahan-perubahan lingkungan yang dampaknya
dapat berupa ancaman dan berupa peluang.
Berdasarkan uraian tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah
dengan pemasaran yang efektif. Rumah sakit yang pada mulanya berorientasi
sebagai produsen produk dan jasa, mulai berorientasi pada pemasaran. Rumah
sakit mulai menempatkan kebutuhan, keinginan dan harapan pasien terhadap
produk dan jasa sebagai nilai pelayanan yang harus dipenuhi.
Menurut Kotler (1996), pemasaran merupakan kunci untuk meraih tujuan
organisasi yang lebih efektif dari pada pesaing karena memadukan kegiatan
pemasaran untuk menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran. Manajemen pemasaran merupakan upaya yang dapat dilakukan agar
utilisasi pelayanan rumah sakit menjadi lebih tinggi sehingga berdampak pada
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Pemasaran rumah sakit merupakan
suatu unsur yang penting. Tujuan pemasaran rumah sakit adalah memperkenalkan
rumah sakit pada masyarakat luas, menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai
fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit pada
masyarakat dan segenap warga rumah sakit, membentuk dan membina citra rumah
sakit melalui kepercayaan dan penghargaan masyarakat terhadap kemampuan
rumah sakit, pemanfaatan sumber daya rumah sakit secara optimal dan disamping
itu rumah sakit juga mengharapkan terjadinya peningkatan penghasilan. Namun

manajemen pemasaran tidak dapat diaplikasikan secara bebas dalam bidang


rumah sakit terutama dalam mengaplikasi promosi. Ada batasan atau etika yang
harus dipatuhi seperti etika promosi rumah sakit.
Dalam hal ini, keefektifan dalam kaitannya dengan meningkatnya utilisasi
pelayanan jasa rumah sakit dengan kata lain banyaknya pasien yang menggunakan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bagaimanapun juga upaya pemasaran yang
dilakukan bertujuan untuk menginformasikan pelayanan kesehatan yang dimiliki
oleh rumah sakit dan pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan utilisasi
pelayanan kesehatan. Evaluasi dapat dilakukan dengan mengukur sejauh mana
bauran pemasaran yang digunakan oleh rumah sakit dalam mempengaruhi pasien
untuk memilih berobat di rumah sakit tertentu sebagai tempat pencarian pelayanan
kesehatan. Evaluasi dapat digunakan pada perencanaan upaya pemasaran dan
upaya promosi pada periode selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI PEMASARAN RUMAH SAKIT


Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang
membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri
menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai
tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain. Sedangkan rumah sakit sebagai salah satu
penyedia pelayanan kesehatan merupakan institusi yang penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.2 KEBIJAKAN DEPKES RI DALAM PEMASARAN RS


Departemen Kesehatan RI memberikan kebijakan dalam pemasaran rumahsakit
yaitu (Darmanto Djojodibroto, 1997:135-137):

1.

Pemasaran rumah sakit dapat dilaksanakan agar utilisasi rumah


sakitmenjadi

lebih

rujukanmedik

dan

tinggi

sehinggga

meluaskan

akhirnya

cakupan

dapat

yang

meningkatkan

selanjutnya

memberi

kontribusiterhadap peningkatan derajat kesehatan penduduk.


2.

Pemasaran

rumah

sakit

hendaknya

tidak

dilepaskan

dari

tujuanpembangunan kesehatan yakni antara lain: meningkatkan cakupan


danmutu pelayanan agar derajat kesehatan penduduk menjadi lebih baik
Pemasaran tidak boleh lepas juga dari dasar-dasar etik kedokteran dan etika
rumah sakit serta ketentuan hukum yang berlaku.
3.

Promosi

yang

berbedadengan

merupakan

promosi

bagian

perusahaan

dari

umum

pemasaran
yang

sudah

mempunyai

pasti
tujuan

mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Promosi rumah sakit harus selalu


penuhkejujuran.

Konsumen

dalam

pelayanan

rumah

sakit

selalu

mempunyaipilihan yang sempit dan sangat tergantung kepada rumah sakit


dandokter. Sifat hakiki ini harus dihayati

2.3. PENTINGNYA PEMASARAN RS


Pentingnya Pemasaran Rumah Sakit :
1. Meningkatnya biaya.
2. Meningkatnya kesadaran pasien.
3. kapada pasien.

4. Meningkatnya rumah sakit milik pemodal.


5. Pemanfatan yang rendah sebagai pemborosan.
6. Duplikasi pelayanan
7. Peningkatan profesionalisme dari staf rumah sakit.
8. Perubahan hubungan dokter dengan pasien.
9. Perhatian pada pencegahan
10. Meningkatnya harapan akan kenyamanan.
11. Pelayanan kesehatan dapat merupakan komoditi bisnis.
2.4.PEMASARAN JASA TERBARU DI RUMAH SAKIT
Sekarang jasa rehabilitasi medik sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena jasa
di bidang rehabilitasi medik itu sendiri adalah pelayanan kesehatan yang mengupayakan
peningkatan kemampuan fungsional pasien sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup.
Dari bidang rehabilitasi medik Rumah Sakit, kami menyediakan layanan dokter
spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, fisioterapi, penyinaran atau laser, USG otot,
terapi ocupasi baik itu untuk orang tua maupun anak-anak, dan terapi wicara baik untuk
orang tua maupun anak-anak.

Pelayanan Fisioterapi

Pelayanan fisioterapi merupakan bagian dari Rehabilitasi Medik dalam


mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan dengan cara pencegahan,
penyembuhan

dan

pemulihan

gangguan

sistem

gerak

dan

fungsi.

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit kami menyediakan sarana dan prasarana


fisioterapi yang memadai standar pelayanan dan tenaga Fisioterapis profesional.
Jenis pelayanan yang tersedia:

1. Manajemen nyeri
2. Meningkatkan kekuatan otot
3. Kontrol bengkak
4. Kontrol kekuatan persendian
5. Kontrol pernafasan
6. Kontrol gangguan jalan
7. Koreksi sikap tubuh

10

Ini
merupakan contoh electrical stimulation ini adalah alat terbaru yang kami miliki.
Alat ini berfungsi untuk mestimulasi saraf-saraf dan otot yang mengalami sakit
atau kelemahan contohnya pasien yang baru mengalami stroke.

11

Ini adalah terapi dengan menggunakan laser. Terapi laser dapat mengatasi
keluhan-keluhan sebagai berikut: Sakit kepala, Nyeri di leher dan punggung,
Nyeri karena peradangan sendi pada bahu, lutut, panggul, pergelangan
tangan dan kaki, rahang, Peradangan tendon (tendinitis), Nyeri otot karena
terkilir, cidera, atau aktivitas otot yang berlebihan, Nyeri pada tumit dan
telapak kaki, Nyeri karena jepitan saraf di pergelangan tangan (Carpal
tunnel Syndrome), Nyeri paska operasi.

USG otot digunakan untuk Meningkatkan konduksi syaraf gerak


maupun rasa dengan meningkatkan ambang rangsang rasa nyeri
(sehingga mengurangi rasa nyeri), Mempengaruhi aktivitas
kontraktil otot rangka, mengurangi aktivitas kram otot yang secara
dapat menyebabkan nyeri dan Meningkatkan aliran darah.

12

Apa itu terapi okupasi?


Terapi okupasi adalah terapi untuk membantu seseorang menguasai keterampilan
motorik halus dengan lebih baik. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan otot-otot kecil yang ada di dalam
tangan.
Contoh kemampuan motorik halus :

menulis dan menggambar

mewarnai

menggunting dan menempel

mengancing baju

mengikat tali sepatu

melipat

dll

Siapa yang membutuhkan terapi okupasi?

anak-anak yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus. Ini


merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang bisa dialami anak
secara umum.

13

anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autisma, down


syndrome, cerebral palsy)

pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan motorik halus, dan terapi


okupasi bisa membantu pasien melatih tangannya lagi

Terapi wicara (speech therapy)


Apa itu terapi wicara? Terapi wicara adalah terapi untuk membantu seseorang
menguasai komunikasi bicara dengan lebih baik. Terapi ini biasa diberikan
kepada:

anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Ini


merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang paling umum
dialami anak, di mana seorang anak masih belum mencapai kemampuan
bicara yang semestinya sudah dikuasai pada usia tertentu. Tentu sebab dari
keadaan ini bisa bermacam-macam, dan harus melalui proses 'screening'
untuk bisa mengevaluasi sebab dan solusinya.

anak-anak dan orang dewasa yang baru selesai menjalani operasi celah
bibir (cleft lip/sumbing) dan celah langit-langit (cleft palate). Dengan
perubahan anatomi sistem bicara, pasien post operasi celah bibir dan
langit-langit sangat penting untuk menjalani terapi wicara untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari operasi tersebut.

14

anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autisma, down


syndrome, tuna rungu, cerebral palsy)

anak-anak/orang dewasa yang mengalami gangguan bicara lainnya : gagap


(stuttering), cadel, dll.

pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan bicara, dan terapi wicara


bisa membantu pasien melatih kemampuan bicaranya lagi
Terapi okupasi dan wicara di Rumah Sakit kami di kerjakan oleh para
terapis yang terpilih karena mereka sudah mengikuti pelatihan khusus
baik untuk mengahadapi orang tua ataupun anak-anak.

15

BAB III
KESIMPULAN

Rumah Sakit kami sudah memiliki pelayanan Rehabilitasi Medik yang


sudah di tangani oleh spesialis kedokteran fisika dan rehabilitasi yang juga
dibantu oleh para terapis yang terpilih dan sudah terlatih. Rehabilitasi Medik kami
melayani fisioterapi, terapi sinar atau laser, USG otot, terapi ocupasi dan wicara.
Dengan adanya layanan Rehabilitasi Medik ini di harapkan dapat membantu
masyarakat dalam mengatasi masalahnya.

16

Anda mungkin juga menyukai