Anda di halaman 1dari 4

ALEL

Dari sudut pandang genetika klasik, alel (dari bahasa Inggris allele) merupakan bentuk
alternatif dari gen dalam kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe). Sebagai ilustrasi, suatu
lokus dapat ditempati gen yang mengatur warna kelopak bunga merah (alel untuk bunga
merah) dan juga alel untuk warna kelopak bunga putih (alel untuk bunga putih). Pada
individu, pasangan alel menentukan genotipe dari individu yang bersangkutan.
Sejalan dengan perkembangan genetika, pengertian alel menjadi lebih luas dan umum. Dalam
arti modern, alel adalah berbagai ekspresi alternatif dari gen atau seberkas DNA, tergantung
tingkat ekspresi genetik yang diamati.

Pada tingkat fenotipe, pengertian alel adalah seperti yang dikemukakan di atas.
Pada tingkat enzim (dalam analisis isoenzim), alel sama dengan isoenzim.

Pada tingkat genom, alel merupakan variasi-variasi yang diperoleh pada panjang
berkas DNA (polimorfisme DNA).

Pada tingkat transkriptom, alel adalah bentuk-bentuk alternatif dari RNA yang
dihasilkan oleh suatu oligo.

Pada tingkat proteom, alel merupakan variasi-variasi yang bisa dihasilkan dalam suatu
keluarga gen.

A. Frekuensi alel
Frekuensi alel adalah proporsi ataupun perbandingan keseluruhan kopi gen yang terdiri dari
suatu varian gen tertentu (alel). Dengan kata lain, ia merupakan jumlah kopi suatu alel
tertentu dibagi dengan jumlah kopi keseluruhan alel pada suatu lokus dalam suatu populasi.
Ia dapat diekspresikan dalam bentuk persentase. Dalam genetika populasi, frekuensi alel
digunakan untuk menggambarkan tingkat keanekaragaman genetik pada suatu individu,
populasi, dan spesies.Apabila diketahui:
1. lokus tertentu pada suatu kromosom beserta gen yang menduduki lokus tersebut
2. suatu populasi berjumlah N individu yang membawa n lokus pada tiap-tiap sel
somatik mereka (contohnya dua lokus pada sel spesies diploid yang mengandung dua
set kromosom)
3. terdapat alel-alel gen yang berbeda
4. terdapat a kopi suatu alel
maka frekuensi alelnya adalah persentase keseluruhan kemunculan lokus tersebut yang
diduduki oleh satu alel tertentu dan frekeunsi satu alelnya adalah a/(n*N).
Sebagai contohnya, jika frekuensi suatu alel adalah 20% pada suatu populasi, maka di antara
anggota-anggota populasi tersebut, satu dari lima kromosomnya akan membawa alel tersebut.
Empat dari limanya akan membawa varian gen lainnya. Perhatikan bahwa untuk gen diploid,
persentase individu yang membawa alel ini dapatlah menjadi hampir dua per lima. Jika alel
terdistribusi secara acak, maka menurut teorema binomial, 32% populasi akan heterozigot
dan 4% sisanya adalah homozigot. Apabila digabungkan, ini berarti bahwa 36% individu

diploid diperkirakan membawa satu alel yang berfrekuensi 20%. Namun, alel hanya
terdistribusi secara acak di bawah asumsi-asumsi tertentu, salah satunya adalah ketiadaan
seleksi. Ketika asumsi-asumsi ini terpenuhi, suatu populasi dikatakan berada dalam
Kesetimbangan Hardy- Weinberg.
Frekuensi keseluruhan alel pada suatu gen sering kali digambarkan sebagai hitogram
distribusi frekuensi alel ataupun spektrum frekuensi alel. Genetika populasi mempelajari
gaya-gaya pendorong yang dapat menyebabkan perubahan distribusi dan frekuensi alel
(dengan kata lain evolusi). Selain seleksi, gaya dorong yang dapat mengubah frekuensi alel
meliputi hanyutan genetik, mutasi, dan migrasi.
B. Faktor Penyebab Perubahan Frekuensi Alel
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa frekuensi alel dapat berubah dengan empat cara
yaitu adanya mutasi, migrasi, aliran gen dan seleksi alam. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai perubahan frekuensi yaitu:
1. Mutasi
Mutasi yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah mutasi gen yang mengakibatkan suatu
alel berubah menjadi alel baru. Mutasi biasanya dari alel dominan menjadi alel resesif, yang
mengakibatkan frekuensi alel dominan dalam populasi berkurang sedikit demi sedikit dan
sebaliknya frekuensi alel resesif bertambah. Meskipun pengaruh mutasi terhadap perubahan
frekuensi alel dalam proses evolusi sangat kecil, peran pentingnya adalah menyediakan
sumber keragaman yang terus-menerus.
2. Migrasi
Migrasi merupakan perpindahan individu baru ke dalam suatu populasi atau keluarnya
individu dari suatu populasi. Dengan kata lain merupakan aliran gen (gene flow) dari suatu
populasi ke populasi lain. Migrasi yang besar dapat menimbulkan perubahan dalam populasi
resipien secara evolusioner. Perubahan frekuensi alel akibat migrasi ditentukan oleh proporsi
migran yang masuk ke dalam populasi asli dan perbedaan frekuensi alel dari kedua populasi
itu. Arti penting migrasi adalah dapat memasukkan ragam genetik ke dalam populasi
sehingga dapat dilakukan seleksi, mencegah isolasi sempurna dari kedua populasi,
perpindahan migran terus menerus dapat mengubah arah evolusi, dan dapat meniadakan
pengaruh penghanyutan genetik dengan introduksi alel baru ke dalam populasi.
3. Seleksi Alam

Seleksi alam yaitu kondisi atau tindakan yang mengakibatkan genotipe tertentu
bertahan dalam populasi sedangkan genotipe lainnya tersingkirkan. Seleksi merupakan
kekuatan utama yang dapat menimbulkan perubahan frekuensi alel dalam populasi. Pengaruh
seleksi dapat diukur dengan membandingkan jumlah individu sebelum dan sesudah seleksi,
dan hal tersebut merupakan ukuran fitness, atau daya hidup, dari suatu genotipe dalam
populasi. Adapun koefisien seleksi (s) adalah ukuran kekuatan yang bekerja pada masingmasing genotipe untuk menurunkan nilai adaptifnya. Koefisien ini merupakan ukuran tingkat
kegagalan suatu genotipe untuk hidup atau berkembangbiak. Hubungan koefisien seleksi
dengan fitness (fitness relatif) suatu individu dalam populasi ditunjukkan dalam formulasi
berikut : s = 1 W.
Seleksi melawan individu homozigot resesif tidak dapat menghilangkan alel resesif
dari suatu populasi, karena individu heterozigot akan bersilang dan menghasilkan individu
homozigot resesif pada generasi berikutnya. Walaupun demikian, seleksi dapat menurunkan
frekuensi alel resesif dalam populasi. Populasi yang frekuensi genotipe resesifnya rendah
tidak berarti bahwa alel resesifnya sedikit, karena sebagian besar alel resesif tersebut terdapat
dalam genotipe karier (heterozigot) bukan dalam genotipe homozigot resesif. Dalam keadaan
ini, sangat sukar untuk menurunkan frekuensi alel resesif dengan membuang genotipe
homozigot resesif, atau dengan mencegah persilangan antar individu homozigot resesif.
4. Hanyutan genetik
Perubahan acak dalam frekuensi alel dan genotip akibat kesalahan dalam pengambilan
sampel dalam suatu populasi kecil disebut dengan hanyutan genetik. Hanyutan genetik
umumnya mengurangi hanyutan keanekaragaman genetik dengan membatasi jumlah alel.
Jika suatu generasi baru memperoleh alelnya secara acak, maka semakin besar jumlah
sampel, semakin baik kumpulan gen generasi sebelumnya akan terwakili. Jika populasi suatu
organisme berukuran kecil, kumpulan gennya yang ada saat ini mungkin tidak terwakili
secara tepat pada generasi berikutnya karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Misalnya
frekuensi alel untuk bunga warna merah muda (A) dan putih (a) berfluktuasi selama beberapa
generasi. Hanya sebagian dari tumbuhan dalam populasi itu yang berhasil menghasilkan
keturunan dan selama beberapa generasi berurutan variasi genetik menjadi berkurang. Inilah
suatu kasus mikroevolusi yang disebabkan oleh hanyutan genetik. Hanyutan genetik yaitu
perubahan dalam kumpulan gen suatu populasi kecil akibat kejadian acak. Hanya faktor
keberuntungan saja yang mengakibatkan hanyutan acak dapat memperbaiki daya adaptasi
populasi itu ke lingkungannya.
Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela
mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi
frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang
berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100 individu hilangnya gen
masih cukup kuat pengaruhnya terhadap frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain
yang berperanan pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang
berbeda.
C. Contoh Kasus Untuk Perubahan Frekuensi
Frekuensi alel untuk genotip AA, Aa, aa
Frekuensi alel A di dalam suatu populasi adalah p. P = fAA + fAa

Frekuensi alel a di dalam suatu populasi adalah q. q = faa + fAa


P+q=1
fA + fa = 1
Anonim.2011.http://pttipb.wordpress.com/category/03-karakteristik-genetikpopulasi /31-konstitusi-genetik-populasi-dan-penyebab-perubahannya/
diakses pada tanggal 10 Juni 2011 pukul 13.15 WIB
Anonim.2011.http://www.scribd.com/doc/8647264/Genetika-populasi diakses
pada tanggal 10 Juni 2011 pukul 13.45 WIB
Boer,Dirvamena.2009.http://dboer.dna.tripod.com/new_pdf/gen1617s_genetik
a_populasi.pdf diakses pada tanggal 10 Juni 2011 pukul 13.00 WIB
Campbell, Reece M. 2003. Biologi jilid 2 edisi kelima. Erlangga. jakarta

Anda mungkin juga menyukai