Undang2 No 3
Undang2 No 3
Mengingat
BAB V
PENYELENGGARA PEMILU RAYA
Pasal 5
Pemilihan pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU diselenggarakan oleh
KPRU, sedangkan pemilihan calon anggota SEMU, calon anggota SEFA, pasangan
calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA , serta calon Ketua HMJ/ HMPS
diselenggarakan oleh KPRF.
BAB VI
KENDARAAN POLITIK
Pasal 6
Dalam mengikuti Pemilu Raya, calon Anggota SEMU, pasangan calon Ketua dan
Wakil Ketua BEMU, calon anggota SEFA, pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMFA, serta calon Ketua HMJ/HMPS harus menggunakan kendaraan politik yang
disebut dengan partai politik mahasiswa.
BAR VII
TINGKAT PEMILIHAN ANGGOTA LEMBAGA INTRA
Pasal 7
1. Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU dipilih oleh mahasiswa di tingkat
Universitas.
2. Calon Anggota SEMU dipilih oleh mahasiswa ditingkat fakultas sesuai Daerah
Pemilihan masing-masing.
3. Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA dipilih oleh mahasiswa di tingkat
Fakultas sesuai Daerah Pemilihan masing-masing.
4. Calon Anggota SEFA dipilih oleh mahasiswa ditingkat fakultas sesuai Daerah
Pemilihan masing-masing.
5. Calon Ketua HMJ/HMPS dipilih oleh mahasiswa ditingkat jurusan sesuai dengan
daerah Pemilihan Masing-masing.
BAB VIII
SISTEM PEMILU RAYA
Pasal 8
Pemilu Raya untuk memilih anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua
HMJ/ HMPS dilaksanakan dengan Sistem Proporsional Terbuka.
BAB IX
DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI
Bagian Pertama
Daerah pemilihan anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta
Ketua HMJ/ HMPS
Pasal 9
1) Pemilihan untuk memilih anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil
Ketua BEMU, anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA
serta Ketua HMJ/HMPS masing-masing ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai
berikut:
a. daerah pemilihan Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU adalah
Universitas;
b. daerah pemilihan anggota SEMU adalah seluruh fakultas-fakultas yang
terdapat di UMM sebagai daerah pemilihan;
c. daerah pemilihan anggota SEFA serta Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMFA adalah fakultas yang bersangkutan sebagai Daerah Pemilihan; dan
d. daerah Pemilihan Ketua HMJ/HMPS adalah Jurusan bersangkutan sebagai
Daerah Pemilihan.
2) Penetapan Daerah Pemilihan Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU oleh
KPRU, sedangkan penetapan Daerah Pemilihan anggota SEMU, anggota SEFA,
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/HMPS oleh
KPRF.
3) Setiap Calon Pemilih wajib memilih di fakultas asalnya masing-masing dan harus
terdaftar aktif sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.
4) bagi mahasiswa twinning program, memilih di salah satu fakultas.
5) Bagi Calon pemilih Pemilihan Umum Raya yang terbukti menggunakan hak
pilihnya selain di fakultas calon pemilih terdaftar, maka Hak Pilih yang di
gunakannya tidah sah.
Bagian Kedua
Jumlah Kursi anggota SEMU dan SEFA
Pasal 10
Jumlah kursi SEMU ditetapkan sebanyak kursi 31
Pasal 11
1) Jumlah anggota SEMU untuk setiap Daerah Pemilihan ditetapkan berdasarkan
jumlah mahasiswa fakultas dibagi dengan jumlah mahasiswa universitas dikalikan
jumlah kursi anggota;
Contoh : A : B * C = D
KET : A (Jumlah Mahasiswa fakultas)
B (Jumlah Mahasiswa universitas)
C (Jumlah Kursi Anggota)
D (Jumlah Kursi Anggota Tiap Fakultas)
2) Jumlah mahasiswa yang tidak memenuhi kuota perolehan jumlah kursi sesuai
dengan pasal 11 ayat (1), perhitungannya ditentukan berdasarkan konsensus
dengan pembagian yang wajar dan berimbang.
Pasal 12
Dengan mengacu pada pasal 11, maka setelah dihitung jumlah kursi SEMU tiap
fakultas adalah:
a. Fakultas Ekonomi
: 5 Kursi
b. Fakultas Teknik
: 5 Kursi
c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: 5 Kursi
d. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan : 5 Kursi
e. Fakultas Hukum
: 2 Kursi
f. Fakultas Psikologi
: 2 Kursi
g. Fakultas Kedokteran
: 1 Kursi
h. Fakultas Pertanian dan Peternakan
: 2 Kursi
i. Fakultas Agama Islam
: 2 Kursi
j. Fakultas Ilmu Kesehatan
: 2 Kursi
Pasal 13
1) Jumlah kursi anggota SEFA ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) kursi dan
sebanyak banyaknya 15 (lima belas) kursi yang merepresentasikan perwakilan
dan seluruh mahasiswa di masing-masing fakultas.
2) Jika jumlah SEFA terpilih kurang dari batas minimal sebagaimana pada ayat 1
maka kebijakan diserahkan kepada pihak dekanat di fakultas masing masing
BAB X
PESERTA PEMILU RAYA DAN TATA CARA PENCALONAN
Pasal 14
Peserta Pemilu Raya adalah Partai Politik Mahasiswa yang diatur berdasarkan
undang-undang partai politik mahasiswa.
Bagian Pertama
Persyaratan Calon Anggota
SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota SEFA,
Pasangan Calon
Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS
Pasal 15
Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Pasangan Ketua dan Wakil Ketua BEMU,
Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA serta Calon
Ketua HMJ/HMPS harus memenuhi syarat:
a. beragama Islam;
b. jujur, terpercaya, cakap dan mampu memimpin;
c. tidak sedang dikenakan sanksi akademik dan atau sanksi kemahasiswaan;
d. prestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 2,75
e. tidak sedang menjabat sebagai ketua umum organisasi lain, baik di dalam kampus
maupun di luar kampus;
f. pada saat pengusulan berlangsung, calon sekurang-kurangnya berada pada
a. Ketua HMJ/HMPS, Anggota SEFA, ketua dan wakil ketua BEMFA minimal
pada semester II (dua) dan maksimal pada semester VI
b. Anggota SEMU, ketua dan wakil ketua BEMU minimal berada pada semester
IV dan maksimal pada semester VIII
g. terdaftar aktif sebagai mahasiswa UMM dalam tahun yang sedang berjalan; dan
h. telah mengikuti dan lulus kegiatan PESMABA dan Student Day.
Pasal 16
Seorang Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU,
Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon
Ketua HMJ/HMPS hanya dapat dicalonkan pada satu Lembaga Intra pada satu
Daerah Pemilihan.
Pasal 17
Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon
Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS selain harus memenuhi syarat calon sebagaimana dimaksud dalam pasal
15, juga dicalonkan oleh Partai Politik Mahasiswa Peserta Pemilu Raya.
Bagian Kedua
Tata Cara Pencalonan
Anggota SEMU, Ketua dan Wakil Ketua BEMU, anggota SEFA, Ketua dan
Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/ HMPS
Pasal 18
1) Setiap Partai Politik Mahasiswa peserta pemilu raya dapat mengajukan Calon
Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota
SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS untuk setiap Daerah Pemilihan.
2) Partai Politik Mahasiswa peserta pemilu raya ditingkat pusat dapat mengajukan
Satu pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, sedangkan Partai Politik
Mahasiswa peserta pemilu raya ditingkat wilayah dapat mencalonkan:
a. anggota SEMU sebanyak-banyaknya sesuai dengan jumlah kursi pada masingmasing daerah pemilihan;
b. anggota SEFA sebanyak-banyaknya sesuai dengan jumlah kursi SEFA di
masing-masing fakultas;
c. satu pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA; dan
d. satu orang calon Ketua HMJ/HMPS.
3) Pengajuan pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU disampaikan kepada
KPRU, sedangkan calon anggota SEMU, calon anggota SEFA, pasangan calon
4)
5)
6)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta calon Ketua HMJ/ HMPS disampaikan
kepada KPRF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
Partai Politik Mahasiswa peserta pemilu raya menyerahkan nama-nama calon
beserta kelengkapan administrasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
KPRU.
Apabila nama Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA,
serta Calon Ketua HMJ/HMPS untuk satu daerah pemilihan belum diserahkan
sampai batas waktu yang telah ditentukan, partai potitik mahasiswa peserta
pemilu raya pada daerah pemilihan yang bersangkutan dinyatakan tidak ikut
pemilu raya.
Paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara, KPRU sudah
mengumumkan nama nama pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU,
sedangkan KPRF mengumumkan calon anggota SEMU, calon anggota SEFA,
pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta calon Ketua HMJ/ HMPS
untuk setiap Daerah Pemilihan.
Pasal 19
Pengurus Partai Politik Mahasiswa Peserta Pemilu Raya yang mengajukan Calon
Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota
SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS wajib menyerahkan:
a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Pengurus
Partai Politik Mahasiswa yang mencalonkannya;
b. surat pernyataan dan tanda tangan kesediaan menjadi Calon Anggota SEMU,
Pasangan Calon Ketua dan wakil Ketua BEMU, Caton Anggota SEFA,
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS;
c. surat kelakuan baik dari Pembantu Dekan III Fakultas masing-masing;
d. daftar riwayat hidup;
e. transkip nilai;
f. foto Copy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM);
g. foto Copy Kartu Hash Studi terakhir (KHS);
h. foto Copy Sertifikat PESMABA dan Student Day; dan
i. foto berwarna 4x6 sebanyak 2 lembar.
Format pengisian data calon sebagaimana dimaksud pada ayat 1 poin (a), (b) dan
(d) ditetapkan oleh KPRU.
Nama calon beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 poin (a), (b)
dan (d) disampaikan kepada KPRU.
Anggota SEMU terpilih diserahkan oleh KPRF kepada KPRU.
Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah batas waktu penyerahan nama calon
sebagaimana dimaksud pada pasal 18 ayat 2 poin (a), (b), (c), dan (d), KPRF dan
KPRU menyampaikan hasil kelengkapan administratif dan keabsahan data calon
kepada Partai Politik Mahasiswa yang bersangkutan.
Apabila seorang calon ditolak karena tidak memenuhi syarat calon sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 poin (a), (b), (c), (d), (e), (f), (g), (h), dan (i) penolakannya
diberikan secara tertulis kepada Pengurus Partai Politik Mahasiswa Peserta Pemilu
Raya dan diberikan kesempatan melengkapi dan/ atau memperbaiki syarat calon
atau mengajukan calon lain bagi Partai Politik Mahasiswa Peserta Pemilu Raya.
Kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki syarat calon atau
mengajukan calon lain sebagaimana ayat (6) dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24
jam setelah pemberitahuan penolakan.
Pasal 20
Nama calon yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, Pasal 16, pasal 17, Pasal 18 dan Pasal 19 ditetapkan dalam rapat pleno
KPRU untuk pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, sedangkan KPRF untuk
calon anggota SEMU, calon anggota SEFA, pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMFA, serta calon Ketua HMJ/HMPS.
Pasal 21
Jenis, bentuk dan ukuran formulir untuk keperluan pencalonan Anggota SEMU,
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan
Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS ditetapkan
oleh KPRU.
BAB XI
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Pertama
Pemberian Suara
Pasal 22
1) Pemilu Raya Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA,
serta Calon Ketua HMJ/HMPS diselenggarakan secara serentak masing-masing
fakultas yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang.
2) Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara bagi Calon Anggota SEMU, Pasangan
Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon
Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS untuk semua
daerah pemilihan ditetapkan oleh KPRU.
Pasal 23
1) Untuk memberikan suara dalam pemilu raya Calon Anggota SEMU, Pasangan
Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon
Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS dibuat surat
suara dan kotak suara Pemilu Raya Calon Anggota SEMU, Pasangan Calon Ketua
dan Wakil Ketua BEMU, Calon Anggota SEFA, Pasangan Calon Ketua dan Wakil
Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS.
2.) Jumlah, jenis, bentuk, ukuran, dan warna surat suara serta kotak suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh KPRU.
Pasal 24
1) Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 yang disediakan di
setiap daerah pemilihan adalah sama dengan jumlah pemilih terdaftar di daerah
pemilihan yang bersangkutan ditambah 2,5% (dua setengah persen).
2) Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
cadangan di setiap TPS untuk mengganti surat suara pemilih yang keliru memilih
pilihannya dan surat suara yang rusak.
3) Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibuat
dalam berita acara pemilihan.
4) Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ditetapkan oleh KPRU.
Pasal 25
1) Pemberian suara untuk Pemilu Raya anggota SEMU dan SEFA dilakukan dengan:
a. memilih anggota SEMU dilakukan dengan memilih nama calon dan/atau
lambang partai politik mahasiswa yang bersangkutan dalam surat suara; dan
b. memilih anggota SEFA dilakukan dengan memilih nama calon dan/atau
lambang partai politik mahasiswa peserta pemilu raya bersangkutan dalam
surat suara.
2) Surat suara pemilihan anggota SEMU dan atau SEFA dianggap sah apabila:
a. memilih satu gambar partai politik mahasiswa dan/atau satu calon anggota
SEMU pada partai politik mahasiswa yang bersangkutan; dan
b. memilih satu gambar partai politik mahasiswa dan/atau satu calon anggota
SEFA pada partai politik mahasiswa yang bersangkutan;
3) Surat Suara dianggap tidak sah apabila:
a. memilih lebih dari satu partai politik mahasiswa;
b. memilih lebih dan satu nama calon anggota SEMU dan/atau SEFA; dan
c. memilih nama calon dan partai politik mahasiswa yang berbeda.
Pasal 26
1) Pemberian suara untuk pemilihan Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU,
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua HMJ/HMPS
dilakukan dengan memilih gambar calon bersangkutan dalam surat suara.
2) Surat suara dianggap sah apabila memilih satu tanda gambar Pasangan Calon
Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA,
serta Calon Ketua HMJ/HMPS.
3) Surat suara dianggap tidak sah apabila:
a. memilih lebih dari satu tanda gambar Pasangan Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS; dan
b. memilih di luar tanda gambar Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU,
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Calon Ketua
HMJ/HMPS.
Pasal 27
1) Pemberian suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 dan pasal 26 dilakukan di
TPS pada hari pemungutan suara.
2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan ditempat yang mudah
dijangkau serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara
langsung, bebas dan rahasia.
Pasal 28
Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan anggota SEMU, Ketua dan
Wakil Ketua BEMU, anggota SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA serta Ketua
HMJ/ HMPS disediakan kotak suara untuk tempat surat suara yang digunakan oleh
pemilih.
Pasal 29
1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara KPRF melakukan:
a. pembukaan kotak suara;
b. pengeluaran seluruh isi kotak suara;
c. pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; dan
d. penghitungan jumlah setiap dokumen dan peralatan.
2) Kegiatan-kegiatan KPRF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri oleh
Partai Politik Mahasiswa peserta Pemilu Raya, Pemantau Pemilu Raya, pengawas
dan seluruh mahasiswa.
3) Kegiatan KPRF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita acara yang
ditandatangani oleh ketua KPRF dan sekurang-kurangnya dua anggota KPRF dan
saksi dari masing-masing partai peserta pemilu.
Pasal 30
1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29, KPRF
memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara;
2) Dalam memberikan suara, pemilih diberi kesempatan oleh KPRF berdasarkan
prinsip urutan kehadiran;
3) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada KPRF, dan KPRF memberikan surat pengganti hanya satu
kali;
4) Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suaranya, pemilih dapat meminta
surat suara pengganti hanya satu kali;
5) Dalam pemberian ganti kertas suara yang rusak atau keliru dalam pemberian
suara, surat suara yang rusak atau keliru dikembalikan kepada KPRF sebagai
bukti dalam pembuatan Berita Acara Pemilihan;
6) Penentuan waktu dimulai dan berakhirnya pemberian suara ditetapkan oleh KPRF.
Bagian Kedua
Penghitungan Suara
Pasal 31
1) Penghitungan suara TPS dilakukan oleh KPRF setelah pemungutan suara
berakhir.
2) Sebelum penghitungan suara dimulai, KPRF menghitung:
a. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilihan
untuk TPS;
b. jumlah surat suara yang tidak terpakai;
c. jumlah surat suara yang dikembalikan karena digunakan secara keliru;
d. jumlah surat suara yang rusak; dan
e. jumlah surat suara tambahan yang digunakan, dibuat berita acara yang
ditandatangani oleh ketua KPRF dan sekurang-kurangnya dua anggota KPRF.
3) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPRF dan dapat dihadiri oleh utusan
saksi partai politik mahasiswa dan masyarakat mahasiswa.
4) Utusan partai politik mahasiswa peserta pemilu raya harus membawa surat
mandat dari partai politik mahasiswa peserta pemilu raya yang bersangkutan dan
menyerahkan kepada anggota KPRF.
5) Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan semua yang
hadir dapat menyaksikan secara jelas proses perhitungan suara.
6) Segera setelah selesai penghitungan suara, KPRF membuat berita acara hasil
penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua dan sekurang-kurangnya dua
anggota KPRF dan minimal 50% dari saksi partai politik mahasiswa peserta
pemilu raya, dengan dihadiri oleh pemantau pemilu raya, pengawas dan
masyarakat mahasiswa.
7) KPRF dapat memberikan satu lembar berita acara hasil penghitungan suara
kepada utusan saksi partai politik mahasiswa peserta pemilu raya yang hadir.
8) KPRF menyerahkan berita acara hasil penghitungan suara, surat dan alat
kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada Ketua
KPRF segera setelah selesai penghitungan suara.
Pasal 32
1) KPRF membuat berita acara mengenai hasil pemungutan dan penghitungan suara
serta surat suara dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan
suara.
2) KPRF menyerahkan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
KPRU.
Pasal 33
1) Pengecekan atas kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara
oleh KPRF dapat dihadiri utusan partai politik mahasiswa peserta pemilu raya,
pemantau pemilu raya, pengawas dan masyarakat mahasiswa.
2) Hasil pengecekan atas kelengkapan administrasi pemungutan dan peritungan
suara dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua KPRF dan minimal
50% dari saksi partai politik mahasiswa peserta pemilu raya, dengan dihadiri oleh
pemantau pemilu raya dan masyarakat mahasiswa.
Pasal 34
1) Rekapitulasi perolehan suara pemilu raya anggota SEMU, Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, anggota SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/
HMPS dilakukan oleh KPRF, berdasarkan berita acara hasil perolehan suara yang
dilakukan oleh KPRF, dapat dihadiri oleh perwakilan partai politik mahasiswa
peserta pemilu raya, pemantau pemilu raya dan masyarakat mahasiswa.
2) Perwakilan partai politik mahasiswa peserta pemilu raya yang hadir sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 harus membawa surat mandat dan pengurus partai politik
mahasiswa peserta pemilu raya setempat dan menyerahkan kepada KPRF.
3) Proses penetapan rekapitulasi perolehan suara Pemilu Raya anggota SEMU,
Ketua dan Wakil Ketua BEMU, anggota SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA,
serta Ketua HMJ/ HMPS dilakukan di tempat dan keadaan yang memungkinkan
semua hadir dapat menyaksikan proses rekapitulasi perolehan suara.
4) KPRF membuat berita acara perolehan suara anggota SEMU, Ketua dan Wakil
Ketua BEMU, anggota SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/
HMPS terpilih yang ditandatangani oleh sekurang-kurangnya +1 (setengah plus
satu) anggota KPRF dalam rapat pleno.
Pasal 35
Penetapan hasil penghitungan suara untuk Ketua dan wakil ketua BEMU terpilih
dilakukan dalam rapat pleno KPRU, sedangkan anggota SEMU terpilih, anggota
SEFA terpilih, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA terpilih, serta Ketua HMJ/ HMPS
terpilih dilakukan dalam rapat pleno KPRF dan dapat dihadiri perwakilan partai
politik mahasiswa peserta pemilu raya dan masyarakat mahasiswa.
Pasal 36
I) Tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS ditetapkan
oleh KPRF.
2) Format berita acara penerimaan hasil perhitungan suara ditetapkan oleh KPRF
BAB XII
PENETAPAN CALON TERPILIH
Bagian Pertama
Anggota SEMU DAN SEFA
Pasal 37
1) Penentuan perolehan jumlah kursi anggota SEMU ditetapkan dengan jumlah
perolehan suara sah terbanyak calon anggota SEMU dan atau akumulasi
perolehan suara sah partai politik mahasiswa yang mencalonkannya sesuai dengan
jumlah kursi di masing-masing fakultas.
2) Penentuan perolehan jumlah anggota SEFA ditetapkan dengan alur:
a. Tahap satu, angka BPP (Bilangan Pembagi Pemilih) yang dihitung dengan
membagi suara sah pemilih di fakultas dengan jumlah maksimal kursi SEFA
sebagaimana dimaksud pasal 13
b. Tahap dua, Jika tahap satu tidak memenuhi syarat maksimal kursi anggota
SEFA maka akan dilakukan distribusi suara partai pada calon anggota sefa
partai yang bersangkutan hingga memenuhi anggka BPP
c. Tahap tiga, jika tahap dua tidak memenuhi syarat maksimal kursi anggota
SEFA maka, setiap partai mendapatkan jatah kursi tambahan anggota sefa
yang dihitung dengan membagi suara sisa dengan angka BPP
3) suara sisa yang terdapat pada ayat 2 poin c, adalah sisa hasil distribusi suara partai
di tahap ke 2 ditampah dengan suara calon sefa yg tidak memenubi anggka BPP
pada tahap ke 2.
4) Apabila angka hasil pembagian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 poin c lebih
dari (setengah) angka hasil pembagian tersebut dibulatkan ke atas
Pasal 38
1) Dalam menentukan pembagian jumlah kursi untuk menetapkan calon terpilih
anggota SEMU dan SEFA, partai politik mahasiswa perserta pemilu raya tidak
dibenarkan mengadakan perjanjian gabungan suara.
2) Daftar calon tetap dan tiap partai politik mahasiswa peserta pemilu raya yang
dimaksud dalam ayat (1) di atas adalah daftar calon tetap yang telah diserahkan
bersamaan dengan pendaftaran partai politik mahasiswa dan nama masing-masing
calon.
Pasal 39
1) Penetapan calon terpilih anggota SEMU dan anggota SEFA dilakukan dalam rapat
pleno KPRF dan dihadiri oleh wakil partai politik mahasiswa peserta pemilu raya,
pemantau pemilu raya, dan masyarakat mahasiswa.
2) Hasil penetapan calon terpilih anggota SEMU dan anggota SEFA, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh KPRF kepada masyarakat mahasiswa
melalui media yang tersedia untuk mendapatkan tanggapan/ pengaduan.
3) Tanggapan / pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
sudah diterima oleh KPRF dalam jangka waktu 2 (dua) hari terhitung sejak
penetapan calon terpilih.
Bagian Kedua
Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua
HMJ/HMPS
Pasal 40
1) Penetapan Ketua dan Wakil Ketua BEMU terpilih, Ketua dan Wakil Ketua
BEMFA terpilih, serta Ketua HMJ/HMPS terpilih didasarkan pada nama calon
yang memperoleh suara terbanyak peringkat pertama di daerah pemilihan yang
bersangkutan.
2) Dalam hal perolehan suara calon terpilih terdapat jumlah suara yang sama, untuk
menentukan calon terpilih, diadakan satu kali pemilihan ulang untuk mendapatkan
perbedaan jumlah suara.
3) Apabila dalam pemilihan ulang tetap menghasilkan jumlah suara yang sama maka
untuk pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEMU ditentukan sidang pleno SEMU
terpilih dan untuk pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua
HMJ/HMPS dalam sidang Umum SEFA terpilih.
Pasal 41
1) Penetapan anggota SEMU terpilih, Ketua dan Wakil Ketua BEMU terpilih,
anggota SEFA terpilih, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA terpilih, serta Ketua
HMJ/HMPS terpilih dilakukan dalam rapat pleno KPRF dan dapat dihadiri oleh
masyarakat mahasiswa.
2) Hasil penetapan calon terpilih Ketua dan Wakil Ketua BEMU, Ketua dan Wakil
Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/HMPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diumumkan oleh KPRF kepada masyarakat mahasiswa melalui media yang
tersedia untuk mendapatkan tanggapan/ pengaduan.
3) Tanggapan/pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sudah diterima
KPRF dalam jangka waktu 2 (dua) hari terhitung sejak penetapan calon terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
4) Tindakan dan proses penyelesaian pengaduan dan tanggapan ditetapkan oleh
KPRU.
BAB XIII
PENGUMUMAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM RAYA DAN
PEMBERITAHUAN PENETAPAN TERPILIH
Pasal 42
Pengumuman penetapan hasil pemilu raya anggota SEMU, Ketua dan Wakil Ketua
BEMU, anggota SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA, serta Ketua HMJ/ HMPS
dilakukan secara keseluruhan oleh KPRU selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah
penghitungan surat suara.
Pasal 43
1) KPRF sesuai dengan kewenangannya menetapkan nama anggota SEMU dan
SEFA terpilih.
2) KPRF menetapkan Ketua dan Wakil Ketua BEMFA serta Ketua HMJ/HMPS
terpilih.
3) KPRU menetapkan Ketua dan Wakil Ketua BEMU terpilih.
BAB XIV
KAMPANYE PEMILIHAN UMUM RAYA DAN
DANA PEMILIHAN UMUM RAYA
Bagian Pertama
Kampanye Pemilu Raya
Pasal 44
1) Dalam menyelenggarakan pemilu raya, dapat diadakan kampanye pemilu raya.
2) Dalam kampanye pemilu raya, mahasiswa mempunyai kebebasan untuk
menghadiri kampanye pemilu raya.
3) Kampanye Pemilu Raya dilakukan oleh calon dan/atau partai politik mahasiswa
peserta pemilu raya.
4) Kegiatan kampanye pemilu raya dilakukan sejak penetapan calon anggota SEMU,
calon anggota SEFA, pasangan calon Ketua dan wakil ketua BEMFA, serta Ketua
HMJ/ HMPS sesuai jadwal yang ditetapkan oleh KPRF, sedangkan kampanye
pemilu raya pada calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU ditetapkan oleh KPRU.
5) Tema dan materi kampanye pemilu raya berisi program setiap calon dan/atau
program partai politik mahasiswa yang ditawarkan kepada pemilih, yang
disesuaikan dengan lingkup dan kondisi daerah tempat kampanye pemilu raya
diselenggarakan.
6) Penyampaian materi kampanye pemilu raya disampaikan dengan cara sopan,
tertib dan tidak memancing emosi masyarakat mahasiswa.
7) Tata cara pelaksanaan kampanye pemilu raya pasangan calon Ketua dan Wakil
Ketua BEMU ditetapkan oleh KPRU, sedangkan kampanye pemilu raya calon
anggota SEMU, calon anggota SEFA, pasangan calon Ketua dan wakil ketua
BEMFA, serta calon Ketua HMJ/ HMPS ditetapkan oleh KPRF.
Pasal 45
Bentuk kampanye pemilu raya:
a. dialogis;
b. monologis;
c. penyebaran bahan kampanye pemilu raya kepada Mahasiswa; dan
d. pemasangan alat peraga di Universitas Muhammadiyah Malang.
Pasal 46
Alat peraga kampanye pemilu raya sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 point (d)
harus sudah dibersihkan paling lambat sehari sebelum hari pemungutan suara.
Bagian kedua
Larangan kampanye
Pasal 47
Dalam kampanye pemilu raya dilarang:
a. menghina seseorang, agama suku, ras, golongan, calon dan atau partai politik
mahasiswa perserta pemilu raya yang lain;
b. menghasut dan mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat mahasiswa;
Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
terbukti terdapat satu atau lebih keadaan sebagai berikut:
a) pembukaan kotak suara dan atau berkas pemungutan dan perhitungan suara
tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan lembaga intra;
b) lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali pada
TPS yang sama atau TPS berbeda.
c) KPRF dan/atau panitia teknis merusak dengan cara tertentu lebih dari surat
suara yang sudah digunakan oleh pemilih sehingga surat suara tersebut
menjadi tidak sah
d) kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara dan penghitungan
suara tidak dapat digunakan.
e) penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
f) pengawas dan pemantau pemilu raya serta mahasiswa tidak dapat
menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas; dan
g) penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang
telah ditentukan.
Pasal 53
Pemungutan suara dan perhitungan suara ulang dilaksanakan selambat-lambatnya 1
(satu) hari sesudah hari pemungutan suara.
Pasal 54
1) Pelaksanaan pemungutan suara susulan diputuskan oleh KPRU.
2) Pemungutan suara susulan harus dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sesudah pemungutan suara.
Pasal 55
Tata cara pelaksanaan pemungutan suara ulang, penghitungan suara ulang, dan
penghitungan suara susulan ditetapkan oleh KPRU sebagaimana diatur dalam
undang-undang yang berlaku.
Pasal 56
1) Pemilu Raya susulan di suatu daerah pemilihan dilakukan apabila seluruh proses
penyelenggaraan pemilu raya di daerah pemilihan dapat dilakukan, pelaksanaan
pemilu raya dimulai dan penyelenggaraan yang terhenti.
2) Pemilu Raya ulang di suatu daerah pemilihan dilakukan apabila seluruh proses
penyelenggaraan pemilu raya di daerah pemilihan tidak dapat dilakukan,
pelaksanaan pemilu raya di daerah pemilihan sejak tahap awal.
Pasal 57
Pelaksanaan Pemilu Raya Susulan atau Pemilu Raya Ulang ditetapkan oleh KPRU.
BAB XVI
HAK MEMILIH
Pasal 58
Untuk dapat menggunakan hak pilihnya mahasiswa yang bersangkutan harus
mendaftarkan diri dengan menunjukan identitas yang membuktikan bahwa yang
bersangkutan benar-benar mahasiswa UMM.
Pasal 50
Mahasiswa yang mempunyai hak memilih pada hari pemungutan suara untuk pemilu
raya adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif Universitas
Muhammadiyah Malang dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan atau
Kartu Studi Mahasiswa (KSM).
BAB XVII
KAMPANYE PEMILU RAYA DAN
DANA KAMPANYE PEMILU RAYA
Bagian Pertama
BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 59
Ketentuan yang belum diatur dalam peraturan perundangan ini berkaitan dengan
pelaksanaan Pemilu Raya di Universitas Muhammadiyah Malang akan diatur
selanjutnya.
Pasal 60
Agar di ketahui setiap mahasiswa, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Lembaga Intra Universitas Muhammadiyah
Malang
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 61
Dengan berlakunya undang-undang ini, aturan tentang pemilihan umum yang
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 62
1) Undang-undang ini mulai berlaku sejak di sahkan
2) Apabila dalam jangka waktu 3x24 jam sejak UU ditetapkan dalam rapat pleno
SEM-U tidak disahkan oleh BEM-U, maka UU dianggap sah.
Disahkan di
: Malang ,
Ditetapkan di : Malang,
Pada Tanggal : 07 MEI 2015
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
Disetujui di : Malang,
Pada Tanggal: 07 MEI 2015
Pembantu Rektor III UMM