EKONOMI TEKNIK
PS TEKNIK PERTANIAN @Syiah Kuala University
TUJUAN
Setelah mempelajari Bab ini diharapkan dapat memahami:
PERHITUNGAN BUNGA
Untuk menghitung besarnya principal, interest rate, dan jangka waktu dapat
diselesaikan dengan:
5
P = B/i.n
i = B/p.n
n = B/P.i
S=P+B
atau S = P + (P.i.n)
Di mana S = jumlah penerimaan.
PR 1.
Hitunglah nilai-nilai yang tidak diketahui dalam tabel berikut dengan menggunakan
compound interest :
No
Principal
Interest Rate
Time
Interest
Amount
(Modal)
(Tingkat Bunga)
(Waktu)
(Bunga)
(Jml
Penerimaan)
6.000.000
18%
2 tahun
(1) ?
(2) ?
(3) ?
20%
(4) ?
250.000
5.250.000
7.000.000
(5) ?
50 hari
(6) ?
7.145.833
Bunga majemuk biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif panjang dan
dalam perhitungan bunga dilakukan lebih dari satu periode.
Bunga majemuk adalah bunga yang terus menjadi modal bila tidak diambil
pada waktunya.
Perhitungan bunga majemuk dilakukan secara reguler dengan interval
tertentu, setiap bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan, atau setiap tahun.
Contoh soal 3:
A meminjamkan uang sebesar Rp. 10.000.000,00 dengan tingkat bunga 12% per
tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan selama 2 tahun. Berapa jumlah
pengembalian setelah 2 tahun?
Jawab:
Diketahui: P = Rp. 10.000.000,00, i = 12%/2= 6% , dan n = 2.2 = 4
S
i 1 100 %
P
log S log P
n = log(1 i )
PR 2.
Apabila Bank A menerima tingkat bunga deposito sebesar 18%
per tahun dan dimajemukkan setiap bulan. Bank B juga
menerima tingkat bunga deposito sebesar 18% per tahun dan
dimajemukkan setiap 6 bulan. Berapa tingkat bunga efektif
(effective rate) pada masing-masing bank tersebut?
Rumus: F = (1+j/m)m di mana F = effective rate
m = frekuensi bunga
majemuk dalam satu
tahun
ANNUITY (Anuitas)
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran dengan jumlah
yang sama besar pada setiap interval pembayaran.
Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval
tergantung pada jumlah pinjaman, jangka waktu, dan
tingkat bunga.
Anuitas dapat dibagi atas dua bagian:
1.
Anuitas Biasa (Simple Annuity)
2.
Anitas Kompleks (Complex Annuity).
ANUITAS BIASA
Anuitas biasa adalah sebuah anuitas yang mempunyai interval
yang sama antara waktu pembayaran dengan waktu
dibungamajemukkan.
Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat
dibagi 3 bagian, yaitu:
1. Ordinary annuity
2. Annuity due
3. Deferred annuity.
Ordinary annuity
12
1 (1 i ) n
{(1 i) n 1}
i
R = An {1 (1 i) n }
R = Sn
n
{(
1
i
)
R = Annuity
i = Tingkat bunga/interval
a. Present Value
Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan
identik dengan nilai awal dari penanaman modal.
Contoh 6: Sebuah perusahaan mencicil pinjaman sebesar Rp 100.000,- pada
setiap akhir bulan selama 6 bulan dengan suku bunga diperhitungkan
sebesar 18% per tahun. Berapakah besarnya present value?
Diketahui: R = Rp. 100.000,-, i= 18%/12 = 0,015, n=6
Rumus : An = R
Catatan: nilai discount factor dari anuitas di atas pada n=6 dan i=1,5%.
{(1 i ) n 1 Sn
PR
16
17
Untuk menentukan jangka waktu dari sebuah anuitas, sama halnya dengan
cara menentukan tingkat bunga.
PR 5. Seorang pegawai negeri menerima uang dari bank sebesar Rp
3.653.298,- dari hasil setoran sebesar Rp 150.000,- pada setiap akhir
kuartal dengan tingkat bunga 15% setahun. Berapa lama pegawai
tersebut telah melakukan setoran untuk mendapatkan sejumlah uang
tersebut?
Diketahui: Sn = Rp 3.653.298,R= Rp 150.000,-
2. Annuity Due
Annuity due adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap
awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang
pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua
dan seterusnya.
Pada formula annuity due ditambahkan satu compounding factor (1+i), baik
untuk present value maupun future value.
Penambahan satu compounding factor pada annuity due adalah sebagai
akibat pembayaran yang dilakukan pada setiap awal interval.
Nilai uang yang dihitung dengan annuity due selalu lebih besar bila
dibandingkan dengan ordinary annuity.
a.
Rumus:
{1 (1 i ) n }
An(ad) = R
(1 i )
i
Atau
Atau
{1 (1 i) ( n 1)
1
An(ad) = R
i
{1 (1 i )
An(ad) = R
u
( n 1)
Sn(ad) =
atau
Sn(ad) =
Atau
Sn(Ad) =
{(1 i ) n 1}
R
(1 i )
i
{(1 i ) n 1 1}
R
1
i
{(1 i ) ( n 1) 1}
R
R
i
Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuity due sama dengan
hubungan yang terdapat pada perhitungan bunga majemuk.
Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran dari
bunga majemuk.
An (ad) = Sn (ad) (1+i)
-n
i
R An
(1 i ) 1
n
{1 (1 i ) }
i
1
R Sn
(
1
i
)
n
{(
1
i
)
Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuity due sama
dengan hubungan yang terdapat pada perhitungan bunga majemuk.
Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran
dari bunga majemuk.
An (ad) = Sn (ad) (1+i)-n
Sn (ad) = An (ad) (1+i)n
Apabila diketahui nilai present value dari annuity due, jumlah penerimaan pada
akhir interval dapat diketahui tanpa menghitung besarnya anuitas pada
setiap interval. Hubungan ini tidak dapat diterapkan pada ordinary annuity
maupun bentuk annuity lainnya, misalnya deferred annuity.
Penentuan anuitas dalam sebuah annuity due dapat diketahui apabila nilai
present value atau future value (jumlah penerimaan) dari transaksi diketahui,
di samping tingkat bunga dan lamanya pinjaman.
Ditanya: n = ?
Jawab:
{1 (1 i ) ( n 1) }
An(ad ) R
R
i
{1 (1 0,015) ( n 1) }
100000000 500000
500000
0
,
015
0
,
015
500000
Pada lampiran 3 pada i=1,5%, nilai 19 tidak tersedia. Nilai yang mendekati
19 pada i=1,5% adalah pada n=22 dengan nilai 18,62082437 dan pada n=23
dengan nilai 19,33086145. Dengan demikian untuk mengembalikan kredit
Sebesar Rp 10 juta membutuhkan waktu 22 bulan lebih:
22 bulan < n < 23 bulan
Gunakan metode interpolasi untuk mengetahui waktu pengembalin secara
pasti.
3. Deferred Annuity
27
{1 (1 i ) n }
t
An(da ) R
(
1
i
)
{(1 i ) 1
Sn(da ) R
Contoh 14: Seorang petani yang membuka usaha dalam bidang peternakan meminjam
uang ke Bank dengan tingkat bunga 12% per tahun dan dimajemukkan setiap kuartal.
Pinjaman tersebut harus dikembalikan secara cicilan mulai pada akhir kuartal ketiga
sebesar Rp 400.000,- selama 5 kali angsuran. Berapa besar jumlah pinjaman?
Present Value
Rumus:
{1 (1 i ) nc }
i
Anc(Oa) R
c
i
{(
1
1
)
1
}
R=Rp 76.015
c = 12/4 = 3
i = 18%/12 = 1,5%
Ditanya: Anc(Oa) = ?
Jawab :
{1 (1 i ) nc }
i
Anc(oa ) R
c
i
{(1 i ) 1}
{1 (1 0,015) 24 }
0,015
Anc(oa ) 76.015
3
0,015
{(1 0,015) 1}
Anc(oa ) 76.015(20,03040533)(0,32838278)
Anc(oa ) Rp.500.000
b. Jumlah Penerimaan
Rumus:
(1 i ) nc 1
Snc(oa ) R
c
{(
1
i
)
Untuk mengubah nilai Anc dan Snc dalam complex ordinary annuity digunakan
rumus berikut:
{(1 i ) n 1}
Sn R
{1 (1 r ) n }
An R
bunga
c. Anuitas, jangka waktu,
dan tingkat
Complex annuity due adalah pembayaran yang dilakukan pada setiap awal
interval. Berbeda dengan simple annuity due, pada complex annuity due
frekuensi bunga majemuk tidak sama dengan frekuensi pembayaran
dalam satu tahun.
Sebagai kompensasi dalam perhitungan harus dikalikan dengan discount factor
c
[i/{1-(1+i) }]
{1 (1 i ) n }
i
c
Anc(ad ) R
(
1
i
)
c
i
(1 i ) 1
{(1 r ) n 1}
i
c
Snc(ad ) R
(
1
i
)
c
i
(1 i ) 1
Untuk menghitung tingkat bunga, jangka waktu, dan anuitas sama dengan cara
menghitung pada complex ordinary annuity.
i
ct
Anc(da ) R
(
1
i
)
c
i
(1 i ) 1
(1 r ) nc 1
i
Snc(da ) R
c
i
(1 i ) 1
{(1 i ) c 1
i
ct
R Anc(da )
(1 i )
nc
i
{1 (1 i )
{(1 0,06) 2 1}
0,06
2 .2
R 800.000
(1 0,06)
10
0,06
{1 (1 0,06)
R 800.000(0,13586795)(2,06)(1,262477)
R Rp.282.682,