Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ,Mendeskripsikan otonomi daerah
kabupaten kayong utara.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Perekonomian
indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Kabupaten Kayong Utara (KKU) menjadi daerah otonomi baru (DOB) paling berhasil
di Indonesia. Awalnya daerah terbelakang menjelma daerah dengan pemenuhan sarana dan
prasarana wilayah dianggap paling cepat di antara DOB di Indonesia.
Hal ini terungkap di rapat fasilitasi pembinaan daerah otonomi baru dalam rangka
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah, diselenggarakan Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) di Hotel Grand Mahkota Kota Pontianak, Kamis (20/6) sore.
Kegiatan dibuka Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya SE MM. Dihadiri Direktur
Penataan Daerah Otonomi Khusus Daerah Otonomi Baru Kemendagri, Ir H Boytenjuri CES.
Kemudian staf Sesditjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
(DPOD) Kemendagri, Aprianto Susilo. Kemudian bupati, walikota, maupun yang diwakili
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DOB yang ada di Kalbar maupun di luar Kalbar
Kabupaten Kayong Utara saat kali pertama mekar cukup memprihatinkan, namun kini
menjelma menjadi daerah yang cukup maju dan berkembang. Hebatnya, kabupaten Ketapang
yang menjadi daerah induk, juga makin pesat pembangunannya. Ini layak jadi contoh bagi
daerah lain di Indonesia, daerah induk dan pemekaran sama-sama lebih cepat kemajuannya,
khususnya dalam peningkat kesejahteraan warganya masing-masing, tegas Ir H Boytenjuri
CES, Direktur Penataan Daerah Otonomi Khusus Daerah Otonomi Baru Kemendagri.
Dijelaskannya rapat fasilitasi DOB demi penyelenggaraan pemerintahan yang baik
dilaksanakan di Pontianak (Kalbar) diikuti 32 DOB yang mekar antara tahun 2008/2009.
Sedangkan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang baru diresmikan 24 April
2013, diikuti 27 DOB yang mekar antara 2007/2008. Evaluasi DOB dilaksanakan tiap enam
bulan sekali terhadap 205 DOB, apalagi untuk tahun 2012 saja terdapat 15 DOB yang masih
perlu pengawasan intensif.
Sekitar 80 persen daerah otonomi baru masih bermasalah. Utusan beberapa
kabupaten maupun kota buah pemekaran di luar Kalbar, masih dalam perjalanan ke
Pontianak. Jadi kita mulai dulu dengan utusan-utusan yang ada. Memang pemekaran daerah
ada kasus, daerah induk dan daerah pemekarannya sama-sama lemes. Kemudian ada kasus
daerah induk malah lemes, sedangkan daerah pemekarannya malah berjaya. Baiknya ya
daerah induk dan daerah pemekarannya sama-sama berjaya, seperti kabupaten Ketapang dan
KayongUtara,kupasnya.
Dalam rapat fasilitasi pembinaan DOB, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid menjadi
panelis utama, menyampaikan perkembangan pemerintahan daerah otonomi baru (DOB).
Didampingi perwakilan Bupati Ketapang Drs Hendrikus MSi yang sedang sakit, Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ketapang, Mahyudin menyampaikan
perkembangan Ketapang mekarnya KKU sangat terbantu.
Sewaktu kali pertama mekar, KKU memiliki beberapa masalah. Bahkan di ibukota
kabupaten, Sukadana hanya memiliki empat rumah toko (ruko) saja. Masalah terbatasnya
kualitas dan kuantitas aparatur. Daya dukung infrastruktur dan anggaran yang terbatas. Letak
geografis terisolir dan terpencil. Layanan tingkat pendidikan dan kesehatan yang belum
maksimal. Potensi sumber daya belum terkelola secara optimal, ucap Hildi.
1. PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK PLTGB
SENIN, 05 SEPTEMBER 2011 07:20 WIB
KAYONG UTARA - Kabupaten Kayong Utara mulai membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Gasifikasi Batubara (PLTGB). Pelaksanaan pembangunan ditandai dengan peletakan
batu pertama yang dilakukan Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid didampingi General
Manager (GM) PLN (Persero) Wilayah Kalbar, Bambang Budiarto di Kecamatan Teluk
Batang.
Kamis(25/8)seperti dilansir equator-news.com.
Kayong Utara belum mendapatkan pelayanan kelistrikan. Hal ini disebabkan karena memang
jaringan listrik belum sampai atau masuk ke desa mereka. Terlaksananya pembangunan
PLTGB ini, menurut Bupati akan ikut menjawab kebutuhan masyarakatakan pelayanan
dibidang kelistrikan.Saya berharap, dengan ditambahnya daya atau pasokan tenaga listrik ini
dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Terutama bagi masyarakat di kepulauan karena dari
Teluk Batang jaringannya bisa disambung ke Pulau Maya Karimata, ucap Bupati.
Menurut GM PLN (Persero) Wilayah Kalbar, Bambang Budiarto, pihaknya memilih
PLTGB mengingat di Kayong Utara tersedia batubara yang selama ini belum dimanfaatkan.
Jika menggunakan batubara, menurut Bambang, PLN akan dapat menekan biaya operasional
yang per bulannya sekitar Rp 1,5 miliar. Dengan PLTGB ini, kita bisa melakukan
penghematan sekitar 600 ribu kiloliter per bulan, terangnya. Bambang menargetkan, PLTGB
sebesar 3 MW yang dikerjakan PT Batara Pilar Teknik Pontianak ini sudah dapat
dioperasionalkan pada Desember 2011.
Langkah- langkah kebijakan di bidang pemerintahan, dilaksanakan reformasi
birokrasi.
Kemudian
restrukturisasi
organisasi
pemerintahan,
rekruitmen
pegawai,
Utara membuat keputusan berani dengan membebaskan seluruh biaya pendidikan hingga ke
tingkat sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Bahkan, siswa masih
mendapat seragam gratis minimal dua setel setiap tahun ajaran baru.
Kabupaten Kayong Utara dimekarkan dari Kabupaten Ketapang pada 2007. Boleh
dibilang kala itu, sektor pendidikannya sangat parah. Kendati program wajib belajar 12 tahun
sudah bertahun-tahun digulirkan, rata-rata lama sekolah anak-anak di Kayong Utara hanya
lima tahun. Di antara 80 ribu penduduk usia produktif, hanya 6 persen tingkat pendidikan
yang lulus SMA/SMK atau perguruan tinggi.
Hildi menceritakan, program tersebut diawali dari kajian akademis 2006. Atas potensi
dan hambatan kabupaten jika diresmikan sebagai daerah otonom baru itulah awal munculnya
ide program tersebut. Hambatan atau tantangan yang paling berat adalah kualitas SDM
masyarakat. Salah satu yang paling menonjol adalah di sektor pendidikan. Data pada saat itu
menunjukkan bahwa masyarakat dengan pendidikan tamat SMA ke atas hanya 6 persen dari
jumlah penduduk yang ada. Itu sudah termasuk pegawai kecamatan dan guru, jelas bupati
yang kini dipercaya masyarakat kembali memimpin Kayong Utara untuk periode kedua
tersebut.
Alasan lain munculnya program pendidikan gratis itu adalah amanat Undang-Undang
Pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan adalah hak masyarakat. Amanat undangundang tersebut juga menjadi semangat bagi Hildi untuk terus meningkatkan program itu.
Begitu dilantik menjadi kepala daerah pada 2008, kami kemudian melakukanassessment di
bidang pendidikan. Persoalan besar yang kami temukan adalah anak-anak usia sekolah antara
6 tahun hingga 18 tahun yang berjumlah 28 ribu orang. Sebanyak 11 ribu di antaranya tidak
bersekolah, ungkap Hildi.
Kondisi pendidikan di Kayong Utara yang memprihatinkan itu disebabkan berbagai
masalah. Antara lain, minimnya jumlah sekolah, kemiskinan, dan rendahnya motivasi
pendidikan.
Kemiskinan bisa dilihat dari pendapatan per kapita penduduk Kayong Utara pada
2007 yang hanya Rp 260 ribu. Rendahnya motivasi pendidikan terlihat dari rendahnya angka
partisipasi kasar (APK) yang hanya 67 persen pada 2007. Itu terjadi karena sebagian besar
anak usia sekolah terserap ke sektor usaha penangkapan ikan.
Dana bantuan operasional sekolah (BOS) ternyata tidak bisa banyak menolong
Kayong Utara keluar dari kubangan masalah pendidikan. Dana BOS lebih banyak terserap
untuk memberi honor guru sehingga penyediaan ruang kelas baru hampir tak bisa tersentuh,
kata Hildi.
Berangkat dari rumitnya persoalan pendidikan itu, Pemerintah Kabupaten Kayong
Utara lalu memutuskan untuk membebaskan seluruh biaya pendidikan hingga ke tingkat
SMA sejak 2009, walaupun pendapatan asli daerah (PAD) pada saat itu hanya Rp 5 miliar.
Pembiayaan pendidikan gratis itu lebih banyak berasal dari dana perimbangan pusat dan
daerah. Ini soal prioritas. Kami yakin, persoalan rendahnya kualitas SDM yang bermuara
pada kemiskinan akan teratasi jika semua penduduk mendapat kemudahan akses
pendidikan, tegas Hildi.
Dana yang dialokasikan untuk pendidikan saat program tersebut dimulai pada 2009
mencapai Rp 62 miliar dari anggaran pendapatan dan belanja daerah Rp 259 miliar. Alokasi
itu tidak termasuk gaji guru honorer dan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) karena
beban pembiayaannya sudah ditarik ke beban pemerintah daerah. Dalam lima tahun pertama
kepemimpinannya, Hildi berfokus membangun dan meningkatkan jumlah sarana dan
prasarana pendidikan. Berdasar data awal ketika program tersebut dimunculkan, Kayong
Utara hanya memiliki 81 sekolah dasar (SD), 6 sekolah menengah pertama (SMP), dan 4
sekolah menengah atas (SMA). Saat ini Kayong Utara telah memiliki 15 TK, 107 SD, dan 7
sekolah agama setingkat SD, 40 SMP dan 4 sekolah agama setingkatnya, 11 SMA dan 3
sekolah agama setingkatnya, serta 4 SMK.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Tasfirani menyatakan, inisiator
program pendidikan gratis tersebut adalah Bupati Kayong Utara Hildi Hamid. Untuk
menyukseskan program ini, Bupati melibatkan kepala Dinas Pendidikan, Kabid Dikdas dan
Dikmen, serta kepala sekolah sebagai pihak utamanya, jelasnya.
Selain Dinas Pendidikan, semua stakeholder di Kayong Utara dilibatkan untuk
menyukseskan program tersebut. Untuk memantau program itu, bupati juga menempatkan
kepala seksi (Kasi) bidang pendidikan di setiap kantor camat.
Perubahan yang paling dirasakan setelah peluncuran program tersebut adalah
meningkatnya angka partisipasi murni (APM) dan APK secara drastis. Pada 2007, APM
hanya 65 dan APK 67 persen. Berdasar data 2013, APM menjadi 99,27 dan APK 122,37
persen. Perubahan yang paling besar adalah tidak ada lagi anak Kabupaten Kayong Utara
usia sekolah yang tidak bersekolah. Mereka kini semua bersekolah karena akses tempat
pendidikan juga sudah dekat, ungkap Tasfirani.
Dalam periode kedua kepemimpinannya, Hildi kembali membuat terobosan dengan
meluncurkan program 10 sarjana setiap desa. Untukmenciptakan SDM yang andal, Hildi
menjajaki kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan universitas di Kalimantan Barat
dan Kepulauan Jawa. Saya ingin nanti ada 340 sarjana dari 34 desa untuk mendongkrak
SDM Kabupaten Kayong Utara ke depan. Kita akan punya minimal 10 sarjana di setiap desa
tersebut, ungkap bupati yang juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kalbar itu.
3. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis Kabupaten Kayong Utara berada pada koordinat 0 45 lintang
selatan sampai 0 18 lintang selatan dan 108 -45 bujur timur sampai 110 15 bujur timur,
dengan luas wilayah mencapai 4.221 km, sementara luas efektif yang dimanfaatkan untuk
kawasan budidaya sebesar 22,72 Ha.
Adapun luas wilayah per masing-masing kecamatan adalah:
1)
Kecamatan Sukadana
: 949 km
2)
Kecamatan Simpang
: 1.422 km
3)
: 593 km
4)
Kecamatan Seponti
: 158 km
5)
: 1.099 km
2)
Bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Matan Hilir Utara, Kecamatan Nanga
Tayap Kabupaten Ketapang;
3)
Bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Hulu, Kecamatan Sei Laur dan
ALAMAT
Pemerintah Daerah
Inspektorat/Bawas
DPRD
Kabupaten
Kayong
Utara adalah
sebuah kabupaten di
provinsi Kalimantan
Barat,Indonesia. Ibukotanya adalah Sukadana. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 6 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007.
Kabupaten Kayong Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.
WISATA
Pantai Pulau Datok
Pantai Pulau Datok adalah salah satu taman wisata alam yang ramai dikunjungi pada
saat liburan atau hari biasa. Kawasan ini tergolong ramai bahkan dapat disebut sebagai
tempat wisata yang nomor satu (terbanyak pengunjungnya). Tiap tahun wisata pantai ini
menyedot ribuan pengunjung yang datang dari berbagai kecamatan di wilayah kabupaten
Ketapang. Pantai yang teletak di kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) ini
memiliki panorama alam yang indah. Perpaduan antara pantai dan bukit serta teluk
merupakan tempat yang ideal untuk parawisata. Pada saat musim liburan dan lebaran,
pengunjung akan semakin banyak datang ke pantai Pulau Datok. Seiring dengan kepedulian
pemerintah yang mulai sadar akan potensi pariwisata yang telah ada sejak zaman nenek
moyangnya ini, Pantai Pulau Datok (PaPuTok)telah mulai nampakkan keindahan pantai yang
tidak kalah bersaing dengan pantai-pantai terbaik Indonesia. Namun Sayang berita
menggembirakan ini belum diketahui banyak orang di dalam maupun di luar negeri,sehingga
belumbanyak pendapatan daerah yang dapat di ambil dari sektor yang paling potensial di
KKU ini. Oleh karena itu perlu diadakannya iklan yang banyak dan gencar di media
Elektronik seperti Televisi (TV), sehingga dapat menarik minat wisatawan domestik maupun
asing. Dan Jika Pemerintah KKU dapat menunjuk pengelola yang berkompeten, maka bukan
tidak mungkin melalui iklan yang gencar ini akan membangkitkan angka kunjungan ke
Kabupaten yang baru terbentuk sejak tahun 2007 ini.
Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Sukadana juga menjadi daya tarik tersendiri
bagi pengunjung. Dengan menggunakan sepeda motor pengunjung sudah dapat mendatangi
daerah wisata ini. Dari kabupaten Ketapang saja jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 86
km. Jalan menuju pantai ini relatif baik dengan telah diaspalnya jalan menuju kawasan ini.
Letak objek wisata ini juga bisa ditempuh melalui jalan air dan transportasi untuk menuju
kabupaten kayong utara dapat menggunakan transportasi laut dan darat.
setempat bahwa batu tersebut berasal dari dalam sungai kemudian diangat.Pada masa lalu,
batu ini dipergunakan sebagai wadah membuat terasi. Dari bibir sungai menuju lokasi temuan
ini berjarak kurang lebih 100 meter, merupakan daerah berbatuan besar dan umumnya batu
cadas. Batu bergambar candi dan arca nandi dimana posisinya menghadap bukit Totek atau
Barat Daya.
Mata pencarian.
Pertanian
Tanaman padi menjadi salah satu faktor esensial pada masyarakat daerah dalam
mewujudkan kebudayaan dan lingkungan hidupnya. Tanaman padi adalah inti dari budaya,
pola pikiran dan kosmologi mereka karena keseluruhan hidup berkaitan dengan siklus padi.
Seorang informan menyatakan bahwa kalau butiran padi tidak ditanam lagi maka tradisi bisa
terancam punah. Petani ladang gunung atau petani sawah sebenarnya sangat cakap dalam
menanam dan memilih bibit padi yang cocok dengan lokasinya. Semua desa memiliki
puluhan jenis bibit padi, yaitu beras biasa dan beras ketan, yang ditanam di sawah atau di
ladang. Tiap jenis padi mempunyai sifat yang unik, antara lain, tahan hama atau resistensi
terhadap serangga, tahan kekeringan, menyesuaikan dengan kondisi kesuburan dan
konsistensi tipe tanah. Sifat nasi juga berbeda, ada yang keras ada yang lembut, ada yang
aroma wangi dan tidak beraroma.
BAB III
KESIMPULAN
Pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kayong Utara telah dapat berjalan dengan
lancer dan optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan Kabupaten Kayong Utara
yang mendapat penghargaan di Otonomi Award oleh Kemendagri pada tahun 2013 di Hotel
Grand Mahkota Pontianak. Keberhasilan ini tidak lepas dari perbaikan dan peningkatan
fasilitas dan sumber daya manusia yang sangat baik.
SARAN
Kayong utara memiliki banyak segala potensi kekayaan alam dan kebudayaan yang
berlimpah. yang bisa di gunakan pemerintah daerah kayong utara pada khususnya untuk
mendongkrak pembangunan terhadap daerah kayong. Pemerintah harus peka terhadap
masalah yang ada di kalimantan khususnya, baik dari segi ekonomi maupun sosial
masyarakat. Pemerintah harus mampu mengelola aset alam yang ada dengan baik, agar
kayong utara bisa lebih terkenal dengan tempat pariwisata dan budaya yang dapat menarik
para wisatawaan asing untuk datang ke kayong utara serta untuk meningkatkan pendapatan
daerah kayong utara.