Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

P1A0 55 TAHUN DENGAN


KISTOMA OVARI
Disusun oleh:
Lana Novira Ys.
030.10.156
Pembimbing:
dr. Zufrial Arief, Sp.OG

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SOESELO SLAWI
PERIODE 25 MEI 2015 8 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Kewarganegaraan
Tanggal masuk

: Ny. R
: 55 tahun
: Perempuan
: Rajegwesi, Tegal
::: Islam
: WNI
: 23 Juli 2015

Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 28 Juli 2015, pukul 11.35 WIB di HCU, RSUD DR. Soeselo,
Slawi
Keluhan utama
: sesak napas setelah operasi kista
Keluhan tambahan
: Riwayat penyakit sekarang (RPS)
:
Pasien, perempuan, 55 tahun, dirawat di HCU dengan P1A0 post bilateral salphingektomi +
histerektomi subtotal H+1 a/i Kistoma Ovari dengan post syok hipovolemik H+1. Saat ini
keluhan sesak napas menurut paien sudah berkurang. Buang angin lancar. Pasien belum
BAB sejak pasca operasi. BAK dengan kateter (DC) lancar. Pasien mengeluhkan nyeri
luka operasi. Keluhan lain seperi batuk, demam, pusing, lemas, nyeri dada, dan
perdarahan disangkal oleh pasien

Riwayat penyakit dahulu (RPD)


Riwayat obstetrik
Riwayat ginekologi
Riwayat menstruasi
Riwayat KB

:: P1A0 melahirkan normal di bidan.


:: Amenore sejak melahirkan anak 35 tahun yll.
:-

Kronologis penyakit
Pasien, perempuan, usia 55 tahun, datang ke Poli Kandungan RSUD
DR. Soeselo, Slawi, tanggal 23 Juli 2015, rujukan dari Penyakit Dalam
dengan P1A0 suspek massa ginekologi. Pasien mengeluhkan nyeri
perut bagian atas. Pasien sudah menopause dan tidak
mengeluhkankan perdarahan dari vagina. Keadaan umum pasien
compos mentis dan tampak sakit sedang. Tekanan darah saat itu
130/90 mmHg. Pada pemeriksaan USG di poli didapatkan hasil massa
dengan diameter 19 cm. Kesan yang didapatkan dari hasil USG adalah
kistoma ovari. Kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat inap dan akan
dilakukan laparatomi.
Pada tanggal 10 Juli 2015 pasien sempat di rawat inap di Ruang
Kemuning setelah sebelumnya ke IGD dengan keluhan nyeri perut dan
demam sejak 4 hari SMRS. Pasien dirawat di Ruang Kemuning sampai
tanggal 15 Juli 2015 dengan diagnosis akhir perawatan massa
ginekologi suspek kistoma ovari.

Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Frekuensi napas
3 l/m)
Suhu
Saturasi

: compos mentis, tampak sakit sedang


: 103/52 mmHg
: 83 x/menit, reguler, kuat, isi cukup
: 30 x/menit (terpasang nasal kanul O2
: 36.6C
: 100%

Pemeriksaan fisik
Mata
: conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/ Leher
: JVP dbn, tidak tampak dan tidak teraba pembesaran
KGB maupun tiroid
Paru
:
Inspeksi
: pergerakan napas simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi
: pergerakan dinding dada saat bernapas simetris,
vocal fremitus simetris
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing-/-

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi

:
: tidak tampak pulsasi ictus cordis
: teraba ictus cordis di lateral ICS 5 midklavikularis kiri
: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
: supel, bising usus (+) normal. Drain: 250 cc
Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, edema (-).
Terpasang 2 iv line (tangan kanan HES; tangan kiri RL)

Laboratorium (28/7/2015 00:13)

USG (26/7/2015 17:08)

Kesan: Massa 18.8 x 11.8 cm kistoma ovari

Resume
Dari anamnesis didapatkan:
Pasien, perempuan, 55 tahun, dirawat di HCU dengan P1A0 post
bilateral salphingektomi + histerektomi subtotal H+1 a/i Kistoma
Ovari dengan post syok hipovolemik H+1. Sesak(+), flatus (+), BAB
(-), BAK(+)DC, nyeri post op (+), batuk (-), demam (-), pusing (-),
lemas (-), perdarahan (-).

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:


Kesadaran compos mentis, tampak sakit ringan. Tekanan darah:
103/52 mmHg. Nadi: 83 x/menit, reguler, kuat, isi cukup. Frekuensi
napas: 30x/menit (O2 3 l/m). Suhu: 36.6C. Thorax: dbn. Abdomen:
supel, BU(+) normal. Drain: 250 cc. Ext: dbn. Terpasang 2 iv line,
tangan kanan: HES; tangan kiri: RL.

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:


Laboratorium (28/7/2015): leukositosis, anemia. USG (26/7/2015):
massa 18.8x11.8 cm kistoma ovari

Diagnosis
P1A0 55 th post bilateral salphingektomi + histerektomi
subtotal H+1 a/i kistoma ovari
Post syok hipovolemik H+1

Penatalaksanaan
IVFD RL 10 tpm
IVFD HES 20 tpm
Inj. Cefotaxime 2x1 gr
Inj. Kalnex 3x500 mg
Inj. Ketorolac 3x30 mg
Transfusi PRC 1 kolf
Cairan 2000 cc/24 jam
Balance cairan

Prognosis
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: ad bonam
: ad malam
: dubia ad bonam

FOLLOW-UP

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Kista Ovarium


Kista berarti kantung yang
berisi cairan. Kista ovarium
(atau kista indung telur)
berarti kantung berisi cairan,
normalnya berukuran kecil,
yang terletak di indung telur
(ovarium).
Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada
masa pubertas sampai
menopause, juga selama
masa kehamilan.

Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum
sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya
gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme
umpan balik ovarium-hipotalamus.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon
pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.

Faktor risiko
Riwayat kista ovarium sebelumnya
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
Tingkat kesuburan
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
Terapi tamosifen pada kanker mammae

Tipe Kista Normal


Kista Fungsional
Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur
dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan
siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan
akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan
sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan
menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi.
Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista
korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu,
tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang
sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

Tipe Kista Abnormal


Maksud kata abnormal disini adalah tidak normal,
tidak umum, atau tidak biasanya (ada, timbul,
muncul, atau terjadi). Semua tipe atau bentuk kista
-selain kista fungsional- adalah kista abnormal,
misalnya:
1. Cystadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel
indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun dapat
membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
2. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada
tempatnya. Disebut kista coklat karena berisi
timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.

Tipe Kista Abnormal


3. Kista dermoid
Merupakan kista yang yang berisi berbagai jenis bagian tubuh
seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat
ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran
kecil dan tidak menimbulkan gejala.
4. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium
yang berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan
dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infertilitas.
5. Kista hemorrhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.

Tipe Kista Abnormal


Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Beberapa tipe kista lutein antara lain:
a. Kista granulosa lutein
Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang
fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat
membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat
menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang
mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul.
Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut.
Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi
terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti
jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan
terapi hormon

Tipe Kista Abnormal


7. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah
dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi
setiap bulan. Ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk
mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan
gangguan dan rasa sakit.

Kista ovarium ada yang bersifat jinak dan ganas (kanker).


Biasanya kista yang berukuran kecil bersifat jinak. Kista
ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan rutin.

Manifestasi klinis kista ovarium


1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke
kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau
buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.

Manifestasi klinis kanker ovarium


1. Perubahan menstruasi.
2. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama
(dyspareunia).
3. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung,
mual.
4. Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang
air besar (= sembelit, konstipasi, obstipasi)
5. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
6. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa
sesak.
7. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut
terasa penuh).
8. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
9. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).

Penegakan Diagnosis
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan
dengan ultrasonografi atau USG (abdomen atau
transvaginal), kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah
(tumor marker atau petanda tumor).

USG kista ovarium


Akan terlihat sebagai struktur kistik
yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan
dinding dinding yang tipis/tegas/licin,
dan di tepi belakang kista nampak
bayangan echo yang lebih putih dari
dinding depannya.
Kista ini dapat bersifat unilokuler
(tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
Kadang-kadang terlihat bintik-bintik
echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal
dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

Penatalaksanaan
Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus
haid. Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil,
berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG
menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan
pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan
USG ulangan secara periodik untuk melihat apakah ukuran
kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi
wanita pascamenopouse jika kista berisi cairan dan
diameternya kurang dari 5 cm.
Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan
pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan
tindakan laparoskopi atau laparotomi.

Prognosis
Prognosis untuk kista jinak baik. Namun untuk kista yang
dapat berkembang menjadi kanker ovarium angka
kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years survival rate) penderita
kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%,
sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan
dalam keadaan stadium lanjut.

Daftar pustaka
Bottomley C, Bourne T. Diagnosis and management of ovarian cyst accidents. Best Pract Res
Clin Obstet Gynaecol. 2009 Oct. 23(5):711-24.
Lambert MJ, Villa M. Gynecologic ultrasound in emergency medicine. Emerg Med Clin North Am.
2004 Aug. 22(3):683-96.
Bailey CL, Ueland FR, Land GL, DePriest PD, Gallion HH, Kryscio RJ, et al. The malignant
potential of small cystic ovarian tumors in women over 50 years of age. Gynecol Oncol. 1998 Apr.
69(1):3-7.
Stany MP, Hamilton CA. Benign disorders of the ovary. Obstet Gynecol Clin North Am. 2008 Jun.
35(2):271-84, ix.
Roman LD. Small cystic pelvic masses in older women: is surgical removal necessary?. Gynecol
Oncol. 1998 Apr. 69(1):1-2.
ACOG Practice Bulletin No. 110: noncontraceptive uses of hormonal contraceptives. Obstet
Gynecol. 2010 Jan. 115(1):206-18.
Knight JA, Lesosky M, Blackmore KM, Voigt LF, Holt VL, Bernstein L, et al. Ovarian cysts and
breast cancer: results from the Women's Contraceptive and Reproductive Experiences
Study. Breast Cancer Res Treat. 2008 May. 109(1):157-64.
Clement PB. Anatomy and histology of the ovary. Kurman RJ, ed. Blaustein's Pathology of the
Female Genital Tract. 5th ed. New York, NY: Springer-Verlag; 2002. 649-673.
Katz VL. Comprehensive Gynecology. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier.; 2007. 1098-103.
Glanc P, Salem S, Farine D. Adnexal masses in the pregnant patient: a diagnostic and
management challenge. Ultrasound Q. 2008 Dec. 24(4):225-40.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai