MENGIDENTIVIKASI PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
MATA KULIAH :
DOSEN:
DISUSUN
OLEH
BERI GUNAWAN :
HAJIJAH
ICE
SELIDATIKA
231100268
231100170
:
231100294
231100308
Kelas
A sore
Semester
3 Ganjil
Prodi
Pendidikan Geograf
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Geograf
Regional Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
HAL
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar
belakang..................................................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah................................................................................................ 3
C.
Tujuan .............................................................................................................
.... 3
D. Manfaat............................................................................................................
.... 4
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................... 5
A. Letak ................................................................................................................
... 5
B.
Iklim ................................................................................................................
.... 6
C.
Flora dan
Fauna................................................................................................... 7
D. Perairan Pulau
kalimantan.................................................................................... 10
E.
Penduduk.........................................................................................................
.... 12
F.
Kebudayaan.....................................................................................................
.... 15
G. Mata
Pencaharian................................................................................................. 17
H. Provinsi Kalimantan
Barat................................................................................... 21
BAB III
PENUTUP........................................................................................................51
A. Kesimpulan.......................................................................................................
... 51
B.
Saran...............................................................................................................
..... 51
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferfuson dalam verhandelingen no. 42 dari
Jawatan Meteorologi dan Geofsika, iklim di Kalimantan masuk dalam tipe A dan
sebagian tipe B.
Tipe A adalah iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun, yaitu
bulan yang hujannya lebih dari 100 mm. Sementara tipe B adalah iklim yang
memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau.
Pada umumnya topograf bagian tengah dan utara (wilayah republik
Indonesia/RI)adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal
dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan
agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.
Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan
Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan
Pegunungan Meratus. Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah
diKalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang
sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam,
berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat
dikembangkan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalh dalam makalah
ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimanakah dengan Keadaan Povinsi Kalimantan Barat Beerdasarkan
Letak, Iklim, Flora dan fauna, Penduduk, Kebudayaan dan Mata Pencarian di
Provinsi kalimantan ?
C.
Tujuan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
Manfaat
Berdasarkan masalah dan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari
penulisan diatas adalah :
1.
Agar dapat mengetahui Letak Pulau Kalimantan berdasarkan letak Geograf
dan Astronomis.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Letak
Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar; yaitu
pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau
Irian.Kalimantan meliputi 73 % massa daratan Borneo.
Keempat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya adalah 549.032 km2.
Luasan ini merupakan 28 % seluruh daratan Indonesia. Kalimantan Timur saja
merupakan 10% dari wilayah Indonesia.
Bagian utara Pulau Borneo meliputi negara bagian Malaysia yaitu Serawak dan
Sabah, dan Kesultanan Brunei Darusallam. Batasan wilayah secara politik yang
ada sekarang ini mencerminkan kepentingan penjajah masa lampau.
Wilayah pulau Kalimantan (bagian selatan) dalam wilayah Republik Indonesia,
terletak diantara 40 24` LU - 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT - 119000` BT
dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara
Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya
mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimanatan Barat sampai dengan
Kalimantan Timur.
Sebagai daerah yang memiliki kawasan perbatasan maka mempunyai
persoalan/masalah yang terkait illegal trading apalagi penduduk kawasan
negara tetangga jauh lebih sejahtera dan pembangunannya maju pesat. Selain
itu pesoalan illegal loging yang sering merusak potensi sumber daya alam
(hutan tropis) kita terus berkembang sejalan dengan tingkat ekonommi
masyarakat perbatasan yang belum maju tersebut.
Dilain pihak pulau Kalimantan juga mempunyai potensi antara lain untuk ikut
dalam sistem kerangka kerjasama ekonomi regional seperti BIMP-EAGA (Brunai,
Indonesia, Malaysia, Philipina Eastern Asian Growth Area) dan dilalui jalu
perdagangan laut internasional ALKI 1 dan ALKI 2.
B.
Keadaan Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca secara merata dalam rentang waktu yang sangat
panjang. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut sebagai ilmu klimatologi.
Sementara faktor yang paling bepengaruh terhadap iklim dibumi adalah oleh
posisi matahari terhadap bumi.Dalam pembagian atau klasifkasi iklim di bumi
yang dibuat oleh para ahli, adalah ditentukan berdsarkan letak geografs.
Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferfuson dalam verhandelingen no. 42 dari
Jawatan Meteorologi dan Geofsika, iklim di Kalimantan masuk dalam tipe A dan
sebagian tipe B.
Tipe A adalah iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun, yaitu
bulan yang hujannya lebih dari 100 mm. Sementara tipe B adalah iklim yang
memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau.
Sementara menurut Dr. Mohr, iklim di Kalimantan termasuk tipe I dan IA. Tipe I
tidak mempunyai bulan kemarau sementara tipe IA mempunyai 1-2 bulan
kemarau. Menurut alamnya, iklim dari tipe-tipe di atas ditumbuhi hutan hujan
tropis.
Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhuyang
relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 25 0-35 0 C di dataran rendah.Tipe
vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga
olehdistribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang
gariskatulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan
dapatmendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian
Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.
Pola curah hujan di Indonesia ditentukan oleh dua angin musim angin musim
tenggara atau musim kering (mei oktober) dan angin musim barat laut atau
musim basah (Nopember April). Dari Mei sampai Oktober mataharimelintas
Indocina dan Cina bagian selatan, dan suatu sabuk dengan tekananrendah
berkembang di atas daratan Asia yang panas. Angin yang membawahujan
bertiup ke arah utara dari daerah yang bertekanan tinggi di atas Australiadan
Samudera India. Angin ini menyerap kelembaban sambil melintasi lautanyang
luas. Ketika mencapai pulau-pulau di Kawasan Sunda Besar dan daratanAsia,
angin naik ke atas karena harus melintasi jajaran bukit dan gunung. Sambilnaik
udara menjadi lebih dingin dan kelembabannya turun menjadi titik hujan.Hujan
musim yang sangat lebat jatuh di atas India dan Cina bagian selatan dancurah
hujan yang lebih rendah jatuh di pulau-pulau Dangkalan Sunda
termasuk Kalimantan.
Kalimantan terletak di garis Equator dan memiliki iklim tropis dengansuhu yang
relative konstan sepanjang tahun antara 25 0-35 0 C di dataran rendah.Dataran
rendah di sepanjang equator yang mendapat curah hujan minimum60 mm setiap
bulannya dapat mendukung hutan yang selalu hijau.Kalimantan terletak
di daerah basah sepanjang tahun. Memiliki sedikitnya bulan basahdengan curah
hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut (Nopember-April) pada
umumnya lebih basah dari pada angin musim tenggara, tetapibeberapa daerah
pesisir menunjukkan pola curah hujan bimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi
lima zona agroklimat . Sebagian besar daerah perbukitanyang tinggi menerima
curah hujan 2.000 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar wilayah Kalimantan
masuk ke dalam kawasan yang paling basah (Oldeman dkk. 1980). Tidak seperti
Sumatera, diKalimantan tidak adagunung-gunung di daerah pesisir yang
mempengaruhi curah hujan, walaupunbeberapa gunung yang pendek
mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di Kalimantan bagian timur.
Kalimantan tengah dan barat adalah kawasan yangpaling basah, sementara
bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering.Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah merupakan kawasan yang palingbasah. Angin musim Barat laut di
Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung
sampai bulan Mei. Curah hujan sangattinggi terutama pada bulan Nopember dan
yang kedua pada bulan April. Padabulan Juni-Agustus iklim relatif lebih kering,
akan tetapi tidak ada bulan yangcurah hujannya kurang dari 100 mm. Curah
hujan tahunan di Putussibau (KapuasHulu) mencapai lebih dari 4000 mm dan
tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Dengan wilayah
panas sepanjang tahun dan daerah lembab.Angin musim barat laut mencapai
Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung
sampai bulan Mei; curah hujan sangattinggi terutama pada bulan Nopember dan
yang kedua pada bulan April. Daribulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih
kering tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah
hujan di Putusibau lebih dari 4.000mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya
kurang dari 200 mm. Di Kalimantan Tengah dan Selatan, curah hujan umumnya
bertambah tinggi ke arahutara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim
tenggara jauh lebih besar dari pada diKalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari
bulan Juli sampaiSeptember terutama di daerah-daerah bayang-bayang hujan di
bagian baratPegunungan Meratus, misalnya di Martapura. Namun musim
kemarau disinimasih tidak sekering di jawa dan Nusa Tenggara. Pesisir di bagian
tenggara dan Pulau Laut umumnya lebih basah daripada pesisir bagian selatan.
Karenapengaruh Pegunungan Meratus (Oldeman dkk 1980).Daerah -daerah
pesisir diKalimantan Timur dan bagian timur Sanah jauhlebih kering daripada
bagian- bagian lainnya di Kalimantan. Pengaruh angin musim barat laut jauh
lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh dipegunungan tengah. Bahkan
selama musim penghujan, curah hujan relatif rendahdan seringkurang dari 200
mm/bulan, terutama di daerah Semenanjung Sankulirang. Tidak ada musim
kemarau yang khusus karena angin musim tenggara melintasi laut terbuka
sehingga juga membawa hujan ke daerah lain. Walaupun pola iklim Kalimantan
secara umum bercirikan curah hujanyang tinggi, periode kemarau yang pendek
sepanjang tahun berperan pentingdalam kehidupan tumbuhan dan
mempengaruhi pola pembungaan danpembuahan pada tumbuhan. Hanya
kadang-kadang saja musim kemarauberlangsung agak lama. Pada tahun 19821983 di Kalimantan terjadi musimkemarau yang berkepanjangan, yang terjadi
lagi pada tahun 1987, 1990 dan1997. Musim kemarau yang panjang ini terjadi
secara berkala dalam sejarahBorneo, dan mungkin berkaitan dengan osilasi El
Nino di bagian selatan(Leighton dan Wirawan 1986).
C.
Flora
Defnisi atau Pengertian, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang
bunga Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan
dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti
menyangkut bunga.
Pulau kalimantan memiliki berbagai jenis flora yang hidup di daratan kalimantan,
maupun pesisir pantai dan sekitarnya. Tercatat 817 jenis tumbuhan yang
termasuk dalam 139 famili seperti Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae,
Euphorbiaceae, Lauraceae dan Ericadeae. Disamping terdapat tumbuhan untuk
obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi dan berbagai jenis
anggrek hutan, juga terdapat bunga Rafflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan
bunga parasit raksasa serta diduga memiliki persamaan dengan jenis yang
ditemukan di Gunung Kinibalu Malaysia.
Di daerah-daerah pesisir, dimana sungai bermuara lebarnya 1 sampai 2 km,
terdapat rawa-rawa yang pada waktu air pasang tergenang air dan ditimbuni
endapan yang terbawa oleh sungai-sungai. Jika endapan mencapai tebal 1 meter
dan tercampur dengan gambut, tanah itu ditanami dengan tanaman-tanaman
yang berakar, yang suka zat asam yaitu famili nyrtaceae seperti jenis galam,
palmae, rumbia, kemudian keladi air, jenis pisang, kancur-kancur, kesisap sayur,
semangka, ubi jalar dan labu (waluh).
Kemudian juga famili compositae, jenis langsat, petah kemudi, galah motawauk,
famili papiliomacena, jenis sup-supan, kangkung, genjer, bingkai dan balaran
dali, dan famili nyphacacene.
Di pantai dimana tidak ada sungai-sungai bermuara, selain berbatu karang
terdapat tanah kering dan bentuknya bergelombang. Tumbuh-tumbuhan di tanah
kering pesisir ini: famili graminae, jenis alang-alang, gelagah, telor belalang,
telor jarum, paku payung, kangkung, hutan krokot, wedasan, karmalaha, masisin,
keramunting, sukma, hutan, tambaran-tambaran.
2.
Fauna
Pengertian fauna adalah Fauna atau faun adalah semua kehidupan hewan dari
setiap wilayah tertentu atau waktu. Ahli zoologi dan paleontologi menggunakan
fauna untuk merujuk ke koleksi khas hewan yang ditemukan dalam waktu atau
tempat tertentu.
Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan(Neofelisnebulosa),
orang utan (Pongopygmaeus) beruang madu (Helarctos malayanus).Dari jenis
aves antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros
rhinoceros), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), kuau kerdil kalimantan
(Polyplevtron schleiermacher), dan ruai (Argusianus argus). Terdapat dua jenis
burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu punai imbuk
(Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella).
Terdapat dua jenis burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu
punai imbuk (Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella).
Untuk jenis amphibia dan reptilia yang merupakan jenis unik dan langka seperti
katak bertanduk (Megophyrs nasuta), biawak hijau (Varanus prasinus), dan
bengkarung (Mabuya sp.).
Dari jenis insekta antara lain dari famili Lamprydae (keluing pil raksasa, dan
keluing biasa), capung (sibar-sibar cincin emas, dan sibar-sibar merah), kupukupu sayap burung (Trogonoptera brookiana), kupu-kupu jeruk sayap panjang
(Papilio xunthos), kupu-kupu sayap burung paris (Papilio paris) dan kupu-kupu
jesebel (Delias sp.).
D.
Kalimantan merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas,
kondisi hidrologi Kalimantan umumnya sanagt dipengaruhi oleh lahan gambut,
karena hutan rawa gambut dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik
kimiawi yang khas. Airnya sangat asam (pH 3,0 4,5) dan unsur hara yang sangat
rendah, karena tidak ada nutrisi atau komponen penyangga yang dapat mengalir
masuk dari luar area gambut tersebut. Tanah gambut dalamkondisi yang tak
terganggu itu mengandung 80 90 persen air. Karena kemampuannya untuk
menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambutberperan penting
dalam mengurangi banjir dan menjamin pasokan air yangberkelanjutan.
Hutan rawa gambut seringkali digolongkan sebagai BlackwaterSystems (Sistem
Air Hitam), karena air yang mengalir dari area tersebutdipengaruhi oleh bahan
dari tanah gambut, yang menyebabkan airnya berwarnaseperti "cola" gelap.
Kalimantan ditempati oleh tiga sungai besar, yaitu Kapuas, Barito, dan
Mahakam.Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru (1681 m) berada di
bagiantengah Kalimantan.Sungai tersebut mengalir ke barat menuju palung
yang bermuara dengan beberapa cabang ke dalam laut. Sungai Barito, bermata
air dipegunungan Muller, mengalir ke selatan dari Muaratewe melalui basin
Barito yang berawarawa. Sungai Mahakam mempunyai mata air di Cemaru,
memotong sumbu Pretertier Kalimantan di sebelah timur Batuayan (1652 m)
hingga basin Tertier Kutai.
Hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah dialiri oleh sungai besar dankecil
yang mengalir dari Utara ke Selatan dengan bermuara di Laut Jawa.Keadaan
pasang surut Sungai Kapuas merupakan aspek hidrologis yang sangatberperan
dan berpengaruh terhadap kota Pontianak.
Ada dua faktor fsik utamayang berpengaruh terhadap aspek hidrologis ini, yaitu
keadaan topograf yang rata-rata rendah di atas permukaan laut dan posisi
geografs kota yang beradapada garis khatulistiwa. Besarnya pengaruh pasang
dan curah hujan yang tinggiterutama terjadi pada daerah-daerah pinggiran
sungai. Besarnya pengaruh pasangsurut ini berkisar antara 1 -2 meter.
1.Habitat Pesisir
Wilayah pesisir umumnya didefnisikan sebagai suatu jalur daratan danlaut yang
terdapat di sepanjang pesisir. Wilayah ini hanya sebagian kecil diKalimantan.
Wilayah ini mencakup beberapa habitat yang dari segi ekologisangat produktif,
yaitu muara sungai, lahan basah pasang-surut, hutan bakaudan terumbu karang,
dan juga merupakan daerah temapat tinggal sebagaian besar
penduduk Kalimantan, di mana sebagian besar pembangunan sedang
berlangsung.
Garis pesisir Kalimantan membentang sejauh 8.054 km, yakni dari Semenanjung
Sambas di bagian barat sampai Pulau Nunukan di perbatasanSabah. Sebagaian
besar garis ini berhadapan dengan pantai yang dangkal, dandibelakangnya
terdapat hutan bakau dan hamparan lumpur, atau pantaiberpasir yang luas,
yang tepinya ditumbuhi pohon-pohon cemara Casuarina.
Habitat -habitat utama di Kalimantan meliputi pulau-pulau kecil berbatubatu,formasi terumbu karang, garis pantai berbatu-batu termasuk tanjung
pantaiberpasir, asosiasi bakau/nipah, dan hamparan lumpur, serta muara sungai.
2.Habitat Air Tawar
Di belakang batas hutan bakau dan nipah daerah pesisir, tanah yangtergenang
air di dataran rendah Kalimantan menunjang kehidupan rawa gambut dan hutan
air tawar yang sangat luas.
Kalimantan, secara keseluruhan, memiliki lahan basah seluas 20.116.000 ha.
Dari lahan seluas itu, yang tersisasekitar 12.478.000 ha. Persoalannya adalah
dari 20 juta ha luas lahan itu, yang dilestarikan hanya sebesar 1.322.000 ha.
Rawa
rawa di daerah Kalimantan Selatan dan Tenggara adalah dataranrendah yang
paling rendah di seluruh Kalimantan. Selam musim kemaraurawa rawa itu
ditanami padi rawa (padi bencah), dan untuk memperbesarproduksi pertanian
usaha pengeringan rawa (drainase dalam bentuk polder polder) banyak
dilakukan.
3.Daerah Aliran Sungai
Borneo merupakan daratan dengan sungai-sungai besar: SungaiKapuas, Sungai
Barito, Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan SungaiMahakam di wilayah
Kalimantan. Sungai-sungai ini merupakan jalur masuk utama ke pedalaman
pulau dan daerah pegunungan tengah.
Semakin ke hulu,sungai lebih sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutanhutan, perbukitan ,berarus deras, dan air yang jernih.Kebanyakan sungai-sungai
utama diKalimantan terdapat di jajaranpegunungan tengah. Sungai-sungai itu
semakin lebar dan semakin besarvolumenya menuju ke laut, karena ada
tambahan air dari anak-anak sungainya, yang membentuk sungai utama yang
mengalirkan air dari daerahaliran sungai yang luas. Debit air bervariasi menurut
E.
Penduduk
kepadatan
provin
si
1999
2000
2002
2003/2004
Kal-bar
3.635.730,
00
3.740.017,0
0
4.167.293,0
0
4.033.234
Kalteng
1.627.453,
00
1.801.504,0
0
1.947.263,0
0
Kal-tim
2.314.183,
00
2.436.545,0
0
2.566.125,0
0
2.704.851 /
2.750.369
Kal-sel
2.893.477,
00
2.970.244,0
0
3.054.129,0
0
3.267.282(2,04
%)
jumlah
10.470.843
,00
10.948.310,
00
11.734.810,
00
14,13
Danum, Iban, Punan, Kenyah Kayan, Lun Dayeh dan Land Dayak sebagai
kelompok utama di Kalimantan (Av 1996 : 4).
Menurut klasifkasi Mallinckrodt, yang sedikit berbeda dari yang disebut di atas,
yakni ada enam suku induk Dayak utama.
1.
Kenya Kayan Bahhau, yang pada umumnya mendiami daerah
Kalimantan Timur.
2.
3.
Suku Iban tinggal di daerah Malaysia Timur, Sabah dan Kalimantan Timur.
4.
Kelompok Murut, yang pada umumnya di Malaysia Timur, bagian Sabah
dan bagian utara Kalimantan Timur.
5.
Kelompok Klemantan, juga sering diklasifkasikan sebagai Dayak Darat
yang tinggal di Kalimantan Barat .
6.
Kita harus mengetahui bahwa dewasa ini bahasa dan latar belakang etnis Dayak
tidak selalu mengikuti wilayah yang sama. Kadang-kadang kelompok terpisah
dari sub suku yang pindah ke daerah lain, karena kesempatan ekonomi atau
alasan lain. Masyarakat itu membawa bahasa dan kebudayaan sendiri. Bahasa
mungkin berubah sedikit, tetapi budaya dapat berubah dengan cepat sesuai
dengan lingkungannya. Misalnya, ada informan yang mengatakan, bahwa ada
kelompok orang Iban yang baru pindah pada waktu Perang Dunia Kedua dari
Sarawak ke Kalimantan Barat (Kalbar). Alasan mereka pindah karena hidup di
Sarawak terlalu berat dibandingkan dengan hidup di Kalbar khususnya pada
waktu Jepang menduduki Borneo. Setelah perang selesai, kelompok Iban tidak
kembali ke tempat asalnya.
Banyak literatur tentang suku-suku yang mendiami pulau Kalimantan namun
belum ada secara konfehensif secara pasti membuat peta sebaran suku-suku
tersebut. Suku bangsa Dayak saja, menurut hasil penelitian awal seperti Tjilik
Riwut (1958 & 1979), A.B Hudson(1967), Ukur(1972) terbagi kedalam paling
sedikit 405 sub etnis. Nama-nama sub etnis itu pada umumnya dibuat sendiri
oleh masing-masing sub kelompok etnis berdasarkan ciri-ciri tempat tinggal
seperti daerah aliran sungai dan daerah pedalaman.
F.Kebudayaan
Penduduk asli Kalimantan dapat digolongkan dalam 4 kelompok: Melayu, MelayuDayak, Dayak, dan Dayak-Melayu. Ada 5 budaya dasar masyarakat aslirumpun
Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang Kalimantan yaitu Melayu, Dayak,
Banjar, Kutai dan Paser. Suku Melayu menempati wilayah pulau Karimatadan
pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei sehingga pesisir Sabah. Suku Banjar
menempati pesisir Kalteng, Kalsel hingga Kaltim. Suku Kutai dan Paser
menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati seluruh daerah
pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota
F.
Mata pencarian.
Model Kelola Asset Alam sangat dipengaruhi oleh kondisi bentang alam yang ada
di Kalimantan serta perkembangan jaman. Hutan & Pegunungan, Sungai, Lahan
Basah dan Pesisir merupakan wilayah kelola asset secara umum. Pada jaman
purba penduduk memelihara petak-petak sagu bukit disamping kegiatan
berburu, seperti suku Penan.
Mereka juga telah menanam pohon buah-buahan dan umbi umbian. Hal ini
mungkin merupakan usaha-usaha pertanian yang tertua di Borneo. Dengan
pemanenan sagu dan umbi-umbian yang pasti dan teratur, terbentuklah
pemukiman menetap disepanjang sungai dan daerah pantai dan mereka mulai
menangkap ikan dan mengumpulkan kerang (Bellwood, 1988). Ketika datang
migran dari bangsa Mongoloid mereka membawa cara budidaya padi dari
daratan Asia kira-kira 5.000 tahun yang lalu (Glover, 1979) Pemukiman tetap dan
pemanenan padi memerlukan pembukaan lahan. Berkembanglah sistem
perladangan gilir balik.
Adapun mata pencarian masyrakat kalimantan yang lebih dominan yaitu :
1.
Pertanian
Tanaman padi menjadi salah satu faktor esensial pada suku Dayak dalam
mewujudkan kebudayaan dan lingkungan hidupnya. Tanaman padi adalah inti
dari budaya, pola pikiran dan kosmologi mereka karena keseluruhan hidup
berkaitan dengan siklus padi. Seorang informan menyatakan bahwa kalau
butiran padi tidak ditanam lagi maka tradisi Dayak bisa terancam punah. Petani
ladang gunung atau petani sawah sebenarnya sangat cakap dalam menanam
dan memilih bibit padi yang cocok dengan lokasinya. Semua desa memiliki
puluhan jenis bibit padi, yaitu beras biasa dan beras ketan, yang ditanam di
sawah atau di ladang. Tiap jenis padi mempunyai sifat yang unik, antara lain,
tahan hama atau resistensi terhadap serangga, tahan kekeringan, menyesuaikan
dengan kondisi kesuburan dan konsistensi tipe tanah. Sifat nasi juga berbeda,
ada yang keras ada yang lembut, ada yang aroma wangi dan tidak beraroma.
Di samping suku Dayak, sudah sejak lama ada masyarakat dari luar dengan latar
belakang etnis yang berbeda yang masuk Kalimantan. Mereka meningkatkan
persaingan dalam mencari nafkah, menggali hasil bumi, seperti emas dan intan,
membuka ladang pertanian atau melakukan perniagaan.
Di Kalimantan Timur, Agroforestri tradisional yang dapat dijumpai adalah sistemsistem kebun hutan (forest-gardens) dan kebun pekarangan(homegardens). Kedua sistem tersebut dalam kenyataannya hingga saat ini masih
sangat berperan bagi kehidupan masyarakat setempat. Salah satu dari
implementasi praktek tradisional tersebut di atas yang luas dikenal di Kabupaten
Kutai Barat (Propinsi Kalimantan Timur), khususnya di wilayah Sendawar adalah
budidaya lembo. Yang secara ilmu Agroforestry merupakan areal kebun
tradisional Masyarakat Dayak di mana terdapat berbagai jenis tanaman berkayu
bermanfaat, baik yang belum dibudidayakan (wild-species), setengah
dibudidayakan (semi-cultivated species) dan dibudidayakan (cultivated
species), didominir oleh jenis pohon dari suku penghasil buah-buahan, sebagian
Pertambangan
G.
2.
Geograf
Penduduk
Daerah kalimantan Barat dihuni oleh aneka ragam suku bangsa, seperti Melayu
dan Dayak sebagai suku bangsa pribumi yang mula-mula mendiami daratan
Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa pribumi pendatang,
yang antara lain adalah Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak, dan
lain-lain hingga jumlahnya dibawah 1%, serta etnis Cina-Indonesia sebagai
bangsa imigran dari Tiongkok/RRC.
Kabupaten/Kota
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Kab. Sambas
247 083
254 066
501
149
Kab. Bengkayang
114 647
105 420
220
067
160 045
335
452
Kab. Landak
175 407
Kab. Pontianak
120 862
116 860
237
722
Kab. Sanggau
215 742
200 213
415
955
Kab. Ketapang
227 537
210 076
437
613
Kab. Sintang
191 824
179 498
371
322
111 109
227
067
115 958
Kab. Sekadau
95 175
88 928
184
103
Kab. Melawi
93 363
88 862
182
225
47 761
97
643
49 882
259 731
250 642
510
373
Kota Pontianak
283 529
282 327
565
856
190
801
Kota Singkawang
97 837
92 964
Kalimantan Barat
2 288 577
2 188 771
4 477
348
Iklim
Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang
tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara
rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki
provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografs yang
mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering
dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan
jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat
telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
a.
Sungai
Sungai Kapuas atau sungai batang Lawai (Laue) merupakan sungaiyang berada
di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang
dipulau Kalimantan dan sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesiadengan
panjang total 1.178 km.
Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700 jenis ikan dengan sekitar 12
jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Potensi perikanan air
tawar di sungai Kapuas adalah mencapai 2 juta ton. Hutan yang masih
terlindungi dengan baik menyebabkan sungai Kapuas terjaga kelestariannya.
Di Kalimantan Barat sendiri, terdapat 3 daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi
urat nadi kehidupan dan pembangunan propinsi Kalimantan Barat dan masing
masing DAS bermuara di laut. Ketiga DAS yang dimaksud terdiri dari:
1.
DAS Kapuas, yang memebentang dari Kapuas Hulu district sampai ke Kota
Pontianak yang melintasi 5 kabupaten lainnya (Sintang District, Melawi District,
Sekadau District, Sanggau District, Landak District and Pontianak District).
2.
3.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Luas areal DAS Kapuas dan Sub DAS Kapuas mencapai 10,040,646 ha atau
69,32% dari total luas areal 3 DAS di Kalimantan Barat. Kondisi tersebut
2.
Transportasi;
3.
danau
Laut
Sektor perikanan tangkap di propinsi Kalimantan Barat sampai saat ini masih
memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan sektor perikanan secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan karena :
a)
Potensi sumberdaya perikanan laut maupun perairan umum Kalimantan
Barat cukup besar,
b)
Penduduk Kalimantan Barat sebagian besar tinggal di daerah pesisir
sehingga pada umumnya mereka memilih profesi sebagai nelayan serta
c)
pengetahuan tentang pembudidayaan ikan yang dimiliki masyarakat
pesisir pada umumnya masih sangat terbatas.
Melimpahnya sumberdaya ikan laut dan semakin terbukanya akses pasar bagi
komoditas hasil perikanan di Propinsi Kalimantan Barat telah memberikan
peningkatan kesejahteraan bagi para nelayan terutama pemilik kapal.
Dan tidak terasa, sudah lebih dari dua dasa warsa perkembangan sektor
perikanan tangkap memberikan andil cukup besar bagi pembangunan ekonomi
propinsi Kalimantan Barat.
Sumber Daya Ikan & Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan sumberdaya perikanan (SDI) berbasis kawasan dan pembentukanan
Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan salah satu model untuk
mengoptimalkan pengelolaan dengan mempertimbangkan keseimbangan
berbagai aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial.
Model pengelolaan ini didasari bahwa setiap wilayah perairan laut mempunyai
karakteristik ekologi, ekonomi dan sosial yang berbeda, oleh karena itu
penanganannya juga memerlukan pendekatan yang berbeda.
Sumberdaya perikanan di perairan laut Kalimantan Barat dapat dikelompokan
menjadi;
1. SDI di kawasan muara sungai.
2. SDI di perairan pantai.
3. SDI di perairan lepas pantai.
4. SDI di wilayah terumbu karang dan pulau-pulau kecil.
Di kawasan daerah perlindungan laut (DPL) ini semua nelayan dan masyarakat
umum dilarang masuk dengan alasan apapun karena dikhawatirkan dapat
mengganggu dan merusak habitat dan sumberdaya ikan yang hidup didalamnya.
Daerah perlindungan laut diperlukan tidak hanya untuk melindungi habitat dan
berkembang biaknya sumberdaya ikan pada suatu kawasan perairan, akan tetapi
secara ekonomi juga akan menjamin bahwa sumberdaya ikan hasil tangkapan
nelayan berkualitas baik dengan volume yang stabil.
Dari aspek sosial keberadaan DPL akan menjamin penyerapan tenaga kerja
karena gejala overfshing dapat dihindarkan dan menghindari terjadinya konflik
antar nelayan karena DPL memiliki batas-batas wilayah pengelolaan yang jelas.
Masalah ekonomi dan permodalan
Untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan lestari
masih terdapat banyak kendala yang dihadapi, terutama menyangkut
permodalan yang belum kondusif bagi investasi usaha penangkapan ikan di
Kalimantan Barat.
Sistem perizinan dinilai juga kurang efsien dan cenderung mempersulit. Dalam
pembangunan perikanan masa depan, orientasi kerakyatan terutama di masa
tuntutan reformasi harus menjadi tumpuan dalam mencapai target.
Untuk ke arah itu, maka kegiatan perikanan rakyat seharusnya mendapatkan
perhatian khusus. Pemberdayaan perikanan rakyat (nelayan) melalui dukungan
kelembagaan dan permodalan merupakan solusi strategis untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang terjadi.
Mengingat profl masyarakat nelayan Kalimantan Barat pada umumnya masih
berada pada tingkat dan posisi yang memprihatinkan, maka dipandang perlu
adanya program-program kemitraan yang dapat secara langsung menyentuh
pada kebutuhan yang diperlukan oleh nelayan.
Oleh karena koperasi sampai saat ini belum banyak memainkan peran, termasuk
rendahnya kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan dana-dana program
pemberdayaan, maka sistem kemitraan sangat diperlukan dari berbagai pihak
dengan pola saling menguntungkan.
Pola kemitraan
Salah satu pola kemitraan yang dapat dikembangkan adalah dengan sistim pola
inti rakyat dimana pengusaha sebagai mitra pembina dan nelayan sebagai mitra
binaan. Program kemitraan seperti ini, dipandang dapat dikembangkan terutama
dalam penyediaan sarana dan prasarana
Selain itu pola tersebut dapat membantu modal kerja nelayan, pembinaan
managemen usaha, pemasaran, adopsi teknnologi tepat guna dengan perjanjian
kerjasama kemitraan yang memihak pada nelayan tanpa merugikan mitra
pembina.
Dalam mengembangkan program kemitraan seperti ini, pemerintah harus dapat
menjadi fasilitator dengan memberikan perlindungan dan jaminan keberpihakan
kepada kelompok nelayan melalui program kerjasama tersebut sehingga dapat
berlangsung langgeng dan berkembang dengan baik.
Masalah pemasaran juga merupakan bagian yang sangat penting bagi usaha
penangkapan ikan, berkaitan dengan sifat ikan itu sendiri yang mudah
mengalami proses pembusukan (perishable food).
Untuk menjaga tingkat kesegaran ikan yang dihasilkan oleh nelayan agar sampai
pada tingkat konsumen dengan kualitas mutu yang baik, maka prinsip-prinsip
dasar penanganan ikan dengan mata rantai dingin (cold chain) mutlak
diperlukan dengan dukungan prasarana yang memadai kepada nelayan.
5.
Perekonomian
6.
pemerintahan
Kota pontianak
Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini
juga dikenal dengan nama (Pinyin: Kndin) oleh etnis Tionghoa di
Pontianak.
Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat
bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang
dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota
Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai
Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di
dalam logo Kota Pontianak.
2)
Kota singkawang
Kota Singkawang atau San Keuw Jong (Hanzi: hanyu pinyin: Shnku Yng)
adalah sebuah kota (kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia.
Dengan luas wilayah 504 km, Singkawang terletak di wilayah khatulistiwa
dengan koordinat di antara 04455,85 - 10121,51"LS 10805147,610901019BT.
Batas-batas wilayah Kota Singkawang adalah:
Utara
Selatan
Barat
Timur
Kabupaten bengkayang
: sarawak ( malaysia )
Selatan
: kabupaten sintang
Barat
: kabupaten sintang
Timur
5)
Kabupaten Ketapang
adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota
kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai
Pawan. Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0 1900 - 3 05 00 Lintang
Selatan dan 108 42 00 - 111 16 00 Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 35.809 km dan berpenduduk sebesar 473.880 jiwa (2004). Batas
wilayah kabupaten ketapang utaranya berbatasan dengan pontianak dan
sanggau, selatannya berbatasan dengan laut jawa, baratnya berbatasan dengan
selat karimata dan kayong utara, timur berbatansan dengan kabupaten sintang
dan kalimantan tengah.
7)
Kabupaten landak
9)
Kabupaten Melawi
b.
c.
d.
Utara : sarawak
b.
c.
d.
Tarian Tradisional
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan
masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat
Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan
Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas
Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir,
terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di
mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada
suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di
kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum.
Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman
liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain
menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong,
penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada
gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.
Senjata Tradisional
Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki
keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut
Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan
Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua
jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap
pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihkeyang terkenal lentur,
beracun dan tidak berkarat,Keris,Tumbak,Sumpit (Sohpot: sebutan Uut
Danum),Senapang Lantak,Duhung (Uut Danum),Isou Bacou atau Parang yang
kedua sisinya tajam (Uut Danum).Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut
Danum)
Sastra lisan
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia
khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik:
Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.
Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman kedua),
Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua atau
pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan
zaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada
zaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak
Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka
mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga
dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu
mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah
kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan
Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama
sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa
mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari
ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau
perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok
suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa
digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang
yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya.
Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang
tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau
bergurau.
Tenun
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
Tenun Daerah Sambas
Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
Tenun Kapuas Hulu
Kerajinan Tangan
Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu,
Ketapang.
Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Ada sistem kearifan lokal dalam bersyukur menerima hasil panen di tahun panen
di Kalimantan Barat, diantaranya ;
1. Gawai Nyapat Tahun, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Dayak yang
berdiam di wilayah DAS dan kawasan hutan. Ini dilakukan untuk memohon
syukur kepada penguas sebagai hasil panen tahun ini dan juga menyambut
tahun tanam berikutnya;
2. Robo-robo, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat yang berada di pesisir
dengan bersyukur kepada penguasa melalui membuang saji ke laut dan
melakukan aktivitas pagelaran, selain itu juga diyakini sebagai napak tilas
terhadap masuknya penyebaran Islam;Untuk masyarakat Jawa, melakukan
syukuran dengan caranya sendirinya yang biasanya melakukan saprahan.
8. pariwisata
a.
Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal,
menghadap ke laut Natuna serta beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain
pulau Lemukutan, pulau Kabung dan Pulau Randayan. Perahu-perahu kecil dan
speed boat dapat disewa di sini untuk menuju ke pulau-pulau tersebut.Sebagai
sebuah tempat rekreasi, obyek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang serta di sekitar pantai telah banyak hotel, cottage, toko-toko,
diskotik dan fasilitas-fasilitas lainnya tersedia bagi wisatawan. Tempat ini sangat
cocok bagi orang-orang yang menyukai olahraga renang, memancing, menyelam
dan ski air atau berselancar. Pantai Pasir Panjang berada di Kecamatan
Tujuhbelas, hanya 17 km dari pusat kota Singkawang. Kondisi jalan masuk telah
beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi dari
dan ke Pasir Panjang berupa kendaraan umum, taksi, minibus maupun
kendaraan pribadi. Hamparan pasir putih dan bebatuan yang memanjang
disertai hembusan angin dan deburan ombak yang aman sebagai kawasan
pemandian, suasana Pasir Panjang akan terasa pada saat matahari terbit dan
tenggelam di cakrawala. Dengan ditemani deretan Gunung Besi dan pepohonan
yang menaunginya semakin menambah keelokan dan kekhasan wilayah wisata
ini. Fasilitas yang lengkap dan nyaman dapat anda rasakan saat berwisata atau
berlibur ke pantai Pasir Panjang ini. Mulai penginapan, kolam renang keluarga,
tempat bermain anak-anak, warung-warung makan hingga fasilitas olahraga
seperti motorcross, road race dan gokart. Anda dapat pula memancing langsung
ke kawasan laut.
b.
Salah satu tujuan wisata baru di Singkawang terletak di kawasan wisata Teluk
Karang/Teluk Majantuh. Terletak sebelah selatan kota Singkawang 8 km sebelum
memasuki kota ini. Dari pinggir jalan raya Pontianak Singkawang berjarak 3
km. Merupakan objek wisata masa depan yang menawarkan fasilitas hiburan
modern dan alami, kawasan wisata tepi pantai ini menyajikan pemandangan
pantai dan hiburan lainnya untuk keluarga yang ditopang dengan berbagai
fasilitasnya, seperti delman maupun kuda bagi pengunjung yang dapat disewa
untuk mengelilingi taman rekreasi ini. Selain itu pengelola menyediakan kolam
renang, kantin dan fasilitas lainnya.
c.
Tugu khatulistiwa
Sinka zoo
Sinka Zoo terletak di sebelah kawasan Sinka Island Park, tepatnya di sebelah
selatan dengan jarak 500 meter setelah memasuki Sinka Island Park. Keunikan
kebun binatang ini terletak diberbagai penjuru mengelilingi gunung dan nampak
keindahan laut dari atas gunung tersebut yang menampilkan hewan-hewan
langka lokal maupun luar daerah, taman rekreasi ini juga memiliki mobil
pembawa para wisatawan untuk mengelilingi gunung Bajau. Dari atas gunung ini
kita dapat menyaksikan keindahan kota singkawang dengan jelas.
e.
sajian menu sesuai selera. Datang dan biarkan mata serta jiwa anda menikmati
indahnya panorama alam di Taman Bukit Bougenville.
f.
Pulau Randayan
Pulau kecil ini dikenal akan keindahan panorama batu-batu karang, berbagai
jenis ikan tropis serta kehidupan laut sekitarnya. Tersedia villa-villa kecil
menghadap ke laut indah nan menghijau. Memakan waktu 2 jam dengan
mengendarai speed boat dari Pantai Pasir Panjang.
h.
Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) adalah sebuah taman nasional yang
terletak di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar 30 menit
penerbangan dari Pontianak. Luas taman nasional ini adalah 90.000 hektar, yang
terbentang di Kecamatan Matan Hilir Utara, Sukadana, Simpang Hilir, Nanga
Tayap, dan Sandai.
TNGP mempunyai ekosistem yang dikatakan sebagai yang terlengkap di antara
taman-taman nasional di Indonesia. Di kawasannya terdapat Gunung Palung
yang mempunyai ketinggian 1.116 meter. Selain itu, TNGP juga adalah habitat
bagi sekira 2.200 ekor orangutan. Bekantan adalah mamalia dengan jumlah
terbesar di TNGP.
i.
Istana yang terletak tidak jauh dari Pusat Kota itu tepatnya di Kelurahan Kapuas
Kiri Hilir, menyimpan banyak bukti rekam jejak peradaban Sintang masa lalu.
j.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
terkenal dengan tempat pariwisata dan budaya yang dapat menarik para
wisatawaan asing untuk datang ke kalimantan.
DAFTAR PUSTAKA
^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei
2011.http://www.bengkayangkab.go.id/
Sumber: http://id.shvoong.com/books/mythology-ancientliterature/1981495pulau-dan-penduduk-asli-kalimantan/#ixzz2Euf1iRUD
^ (Inggris) Keppel, Sir Henry (1846). The expedition to Borneo of H.M.S. Dido for
the suppression of piracy: with extracts from the journal of James Brooke, esq. of
Sarwak. 2 (edisi ke-2). Chapman and Hall.
^ (Perancis) Meissas, Achille (1847). Dictionnaire de gographie ancienne et
moderne. Hachette. hlm. 172.
^ a b (Italia) Falconetti, A. Francisco (1838). Oceania; o, Quinta parte delmondo:
Revista geografca ed etnografca della Malesia, della Micronesia, della Polinesia
e della Melanesia, sui resultati dei viaggi e delle scoperte dell'autore e de' suoi
predecessori e colle nuove classifcazioni e divisioni di quelle contrade. 1-2. G.
Antonelli. hlm. 243.
^ (Perancis) de Rienzi, Grgoire Louis Domeny (1836). L'Univers: histoire et
description de tous les peuples .... F. Didot frres. hlm. 236.
^ (Inggris) Hamilton, Walter (M. R. A. S.) (1828). The East Indian gazetteer:
containing particular descriptions of the empires, kingdoms, principalities,
provinces, cities, towns, districts, fortresses, harbours, rivers, lakes, &c. of
Hindostan, and the adjacent countries, India beyond the Ganges, and the Eastern
archipelago; together .... 1 (edisi ke-2). Printed for Parbury, Allen and Co..
hlm. 280.
^ (Inggris) Koninklijk bataviaasch genooutschap van kunstent en wetenschappen
(1814). Verhandelingen. Deel 1,2, 3e druk; 3,4, 2e druk; 5-.. pp. 21.
^ (Perancis) von Siebold, Philipp Franz (1847). Le moniteur des Indes orientales
et occidentales: recueil de mmoires et de notices scientifques et industriels...
concernant les possessions nerlandaises d'Asie et d'Amrique. Belinfante frres.
hlm. 164.
^ (Inggris) Charton, Barbara (2008). The Facts on File dictionary of marine
science (edisi ke-2). Infobase Publishing. hlm. 203. ISBN 0816063834.ISBN 978-08160-6383-3
^ Descriptive Dictionary of the Indian Island (1856)
^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2006). Sriwijaya. PT LKiS Pelangi Aksara.
hlm. 88. ISBN 9798451627.ISBN 978-979-8451-62-1
^ (Inggris) Raffles, Lady Sophia (1835). Memoir of the life and public services of
Sir Thomas Stamford Raffles. 2. J. Duncan. hlm. 396.
^ (Inggris) Royal Institution of Great Britain (1817). The Quarterly journal of
science and the arts. 2. John Murray. pp. 331.
^ (Jerman) Christoph Friedrich von Ammon, Leonhard Bertholdt (1817).Kritisches
Journal der neuesten theologischen Literatur. 6. J. E. Seidel. pp.444.
^ Kalimantan Rivers
^ Kalimantan - Indonesia
^ (Inggris)MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford
University Press. ISBN 9780945971733.ISBn 0-945971-73-7
^ (Indonesia) Chambert-Loir, Henri (2004). Kerajaan Bima dalam sastra
dansejarah. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119.ISBN
978-979-9100-11-5