Anda di halaman 1dari 42

MENDESKRIPSIKAN PULAU KALIMANTAN DAN

MENGIDENTIVIKASI PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

MATA KULIAH :
DOSEN:

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA

WINI MUSTIKARANI S,PD

DISUSUN
OLEH
BERI GUNAWAN :
HAJIJAH

ICE
SELIDATIKA

231100268
231100170
:

231100294

231100308

Kelas

A sore

Semester

3 Ganjil

Prodi

Pendidikan Geograf

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP-PGRI ) PONTIANAK
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ,


Mendeskripsikan Pulau Kalimantan dan mengidentifkasi Provinsi Kalimantan
Barat.

penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Geograf
Regional Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pontianak 18,Desember , 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
HAL
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar
belakang..................................................................................................... 1

B.
Rumusan
masalah................................................................................................ 3
C.
Tujuan .............................................................................................................
.... 3
D. Manfaat............................................................................................................
.... 4
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................... 5
A. Letak ................................................................................................................
... 5
B.
Iklim ................................................................................................................
.... 6
C.
Flora dan
Fauna................................................................................................... 7
D. Perairan Pulau
kalimantan.................................................................................... 10
E.
Penduduk.........................................................................................................
.... 12
F.
Kebudayaan.....................................................................................................
.... 15
G. Mata
Pencaharian................................................................................................. 17
H. Provinsi Kalimantan
Barat................................................................................... 21
BAB III
PENUTUP........................................................................................................51
A. Kesimpulan.......................................................................................................
... 51
B.
Saran...............................................................................................................
..... 51
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................................53

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar;yaitu


pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh PulauIrian.
Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera)
sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan
bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.. Mangga lokal yang
disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di
daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam
golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak
Laut), Kayan, Kenyah,Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam
karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan
bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu.
Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi
kata pinjaman sebagai halnya kataMalaya, melayu yang berasal dari India
(malaya yang berarti gunung).Kalimantan meliputi 73 % massa daratan Borneo.
Terdapat empat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya mencapai
549.032 km 2.
Luasan ini merupakan 28 % seluruh daratan Indonesia. Kalimantan Timur sajam
erupakan 10% dari wilayah Indonesia. Bagian utara Pulau Borneo meliput
inegara bagian Malaysia yaitu Serawak dan Sabah, dan Kesultanan Brunei
Darusallam.
Batasan wilayah secara politik yang ada sekarang ini mencerminkan kepentingan
penjajah masa lampau.Secara geografs pulau Kalimantan (Indonesia), terletak
diantara 40 24`LU- 40 10` LS dan anatara 108 0 30` BT -

119 0 ,00` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km.Berbatasan langsung


dengan negara Malaysia (Sabah danSerawak) di sebelah utara yang panjang
perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimantan Barat sampai
dengan Kalimantan Timur.
Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan / perbukitan
(39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai/ pasangsurut (11,73
%) dataran aluvial (12,47 %), dan lainlain (0,93 %).

Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferfuson dalam verhandelingen no. 42 dari
Jawatan Meteorologi dan Geofsika, iklim di Kalimantan masuk dalam tipe A dan
sebagian tipe B.
Tipe A adalah iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun, yaitu
bulan yang hujannya lebih dari 100 mm. Sementara tipe B adalah iklim yang
memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau.
Pada umumnya topograf bagian tengah dan utara (wilayah republik
Indonesia/RI)adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal
dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan
agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.
Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan
Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan
Pegunungan Meratus. Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah
diKalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang
sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam,
berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat
dikembangkan.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalh dalam makalah
ini adalah :
1.

Dimanakah Letak Pulau Kalimantan ?

2.

Bagaimanakah Keadaan Iklim Pulau Kalimantan ?

3.

Bagaimanakah Persebaran Flora dan Fauna Di Pulau kalimantan ?

4.

Bagaimanakah Keadaan Penduduk Pulau Kalimantan ?

5.

Apa Saja Kebudayaan yang Ada di Pulau Kalimantan ?

6.

Bagaimanakah Mata Pencarian Masyarakat di Pulau Kalimantan?

7.
Bagaimanakah dengan Keadaan Povinsi Kalimantan Barat Beerdasarkan
Letak, Iklim, Flora dan fauna, Penduduk, Kebudayaan dan Mata Pencarian di
Provinsi kalimantan ?

C.

Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mendapatkan informasi


mengenai keseluruhan Pulau Kalimantan berdasarkan Letak, Keadaan Iklim,
Persebaran Flora dan Fauna, Perairan Darat dan Laut Kalimantan Penduduk,

Kebudayaan dan Mata Pencarian, serta mengidentifkasi Provinsi Kalimantan


Barat.
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan
informasi tentang :
1.

Letak Pulau Kalimantan berdasarkan letak Geograf dan Astronomis.

2.

Keadaan Iklim Pulau Kalimantan.

3.

Persebaran Flora dan Fauna di Pulau Kalimantan.

4.

Perairan Darat dan Laut di Kalimantan.

5.

Keadaan Penduduk Kalimantan.

6.

Kebudayaan yang ada di Kalimantan.

7.

Serta Mengidentifkasi Provinsi Kalimantan Barat.

D.

Manfaat

Berdasarkan masalah dan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari
penulisan diatas adalah :
1.
Agar dapat mengetahui Letak Pulau Kalimantan berdasarkan letak Geograf
dan Astronomis.
2.

Agar dapat mengetahui Keadaan Iklim Pulau Kalimantan.

3.

Agar dapat mengetahui Persebaran Flora dan Fauna di Pulau Kalimantan.

4.

Agar dapat mengetahui Perairan Darat dan Laut di Kalimantan.

5.

Agar dapat mengetahui Keadaan Penduduk Kalimantan.

6.

Agar dapat mengetahui Kebudayaan yang ada di Kalimantan.

7.

Agar dapat mengetahui Serta Mengidentifkasi Provinsi Kalimantan Barat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Letak

Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar; yaitu
pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau
Irian.Kalimantan meliputi 73 % massa daratan Borneo.
Keempat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya adalah 549.032 km2.
Luasan ini merupakan 28 % seluruh daratan Indonesia. Kalimantan Timur saja
merupakan 10% dari wilayah Indonesia.
Bagian utara Pulau Borneo meliputi negara bagian Malaysia yaitu Serawak dan
Sabah, dan Kesultanan Brunei Darusallam. Batasan wilayah secara politik yang
ada sekarang ini mencerminkan kepentingan penjajah masa lampau.
Wilayah pulau Kalimantan (bagian selatan) dalam wilayah Republik Indonesia,
terletak diantara 40 24` LU - 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT - 119000` BT
dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara
Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya
mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimanatan Barat sampai dengan
Kalimantan Timur.
Sebagai daerah yang memiliki kawasan perbatasan maka mempunyai
persoalan/masalah yang terkait illegal trading apalagi penduduk kawasan
negara tetangga jauh lebih sejahtera dan pembangunannya maju pesat. Selain
itu pesoalan illegal loging yang sering merusak potensi sumber daya alam
(hutan tropis) kita terus berkembang sejalan dengan tingkat ekonommi
masyarakat perbatasan yang belum maju tersebut.
Dilain pihak pulau Kalimantan juga mempunyai potensi antara lain untuk ikut
dalam sistem kerangka kerjasama ekonomi regional seperti BIMP-EAGA (Brunai,
Indonesia, Malaysia, Philipina Eastern Asian Growth Area) dan dilalui jalu
perdagangan laut internasional ALKI 1 dan ALKI 2.

B.

Keadaan Iklim

Iklim merupakan kondisi cuaca secara merata dalam rentang waktu yang sangat
panjang. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut sebagai ilmu klimatologi.
Sementara faktor yang paling bepengaruh terhadap iklim dibumi adalah oleh
posisi matahari terhadap bumi.Dalam pembagian atau klasifkasi iklim di bumi
yang dibuat oleh para ahli, adalah ditentukan berdsarkan letak geografs.
Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferfuson dalam verhandelingen no. 42 dari
Jawatan Meteorologi dan Geofsika, iklim di Kalimantan masuk dalam tipe A dan
sebagian tipe B.
Tipe A adalah iklim yang mempunyai 12 bulan penghujan dalam setahun, yaitu
bulan yang hujannya lebih dari 100 mm. Sementara tipe B adalah iklim yang
memiliki 10-11 bulan penghujan dalam setahun dengan 1-2 bulan kemarau.
Sementara menurut Dr. Mohr, iklim di Kalimantan termasuk tipe I dan IA. Tipe I
tidak mempunyai bulan kemarau sementara tipe IA mempunyai 1-2 bulan
kemarau. Menurut alamnya, iklim dari tipe-tipe di atas ditumbuhi hutan hujan
tropis.
Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhuyang
relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 25 0-35 0 C di dataran rendah.Tipe
vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga
olehdistribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang
gariskatulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan
dapatmendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian
Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.
Pola curah hujan di Indonesia ditentukan oleh dua angin musim angin musim
tenggara atau musim kering (mei oktober) dan angin musim barat laut atau
musim basah (Nopember April). Dari Mei sampai Oktober mataharimelintas
Indocina dan Cina bagian selatan, dan suatu sabuk dengan tekananrendah
berkembang di atas daratan Asia yang panas. Angin yang membawahujan
bertiup ke arah utara dari daerah yang bertekanan tinggi di atas Australiadan
Samudera India. Angin ini menyerap kelembaban sambil melintasi lautanyang
luas. Ketika mencapai pulau-pulau di Kawasan Sunda Besar dan daratanAsia,
angin naik ke atas karena harus melintasi jajaran bukit dan gunung. Sambilnaik
udara menjadi lebih dingin dan kelembabannya turun menjadi titik hujan.Hujan
musim yang sangat lebat jatuh di atas India dan Cina bagian selatan dancurah
hujan yang lebih rendah jatuh di pulau-pulau Dangkalan Sunda
termasuk Kalimantan.
Kalimantan terletak di garis Equator dan memiliki iklim tropis dengansuhu yang
relative konstan sepanjang tahun antara 25 0-35 0 C di dataran rendah.Dataran
rendah di sepanjang equator yang mendapat curah hujan minimum60 mm setiap
bulannya dapat mendukung hutan yang selalu hijau.Kalimantan terletak
di daerah basah sepanjang tahun. Memiliki sedikitnya bulan basahdengan curah
hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut (Nopember-April) pada
umumnya lebih basah dari pada angin musim tenggara, tetapibeberapa daerah

pesisir menunjukkan pola curah hujan bimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi
lima zona agroklimat . Sebagian besar daerah perbukitanyang tinggi menerima
curah hujan 2.000 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar wilayah Kalimantan
masuk ke dalam kawasan yang paling basah (Oldeman dkk. 1980). Tidak seperti
Sumatera, diKalimantan tidak adagunung-gunung di daerah pesisir yang
mempengaruhi curah hujan, walaupunbeberapa gunung yang pendek
mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di Kalimantan bagian timur.
Kalimantan tengah dan barat adalah kawasan yangpaling basah, sementara
bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering.Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah merupakan kawasan yang palingbasah. Angin musim Barat laut di
Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung
sampai bulan Mei. Curah hujan sangattinggi terutama pada bulan Nopember dan
yang kedua pada bulan April. Padabulan Juni-Agustus iklim relatif lebih kering,
akan tetapi tidak ada bulan yangcurah hujannya kurang dari 100 mm. Curah
hujan tahunan di Putussibau (KapuasHulu) mencapai lebih dari 4000 mm dan
tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Dengan wilayah
panas sepanjang tahun dan daerah lembab.Angin musim barat laut mencapai
Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung
sampai bulan Mei; curah hujan sangattinggi terutama pada bulan Nopember dan
yang kedua pada bulan April. Daribulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih
kering tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah
hujan di Putusibau lebih dari 4.000mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya
kurang dari 200 mm. Di Kalimantan Tengah dan Selatan, curah hujan umumnya
bertambah tinggi ke arahutara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim
tenggara jauh lebih besar dari pada diKalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari
bulan Juli sampaiSeptember terutama di daerah-daerah bayang-bayang hujan di
bagian baratPegunungan Meratus, misalnya di Martapura. Namun musim
kemarau disinimasih tidak sekering di jawa dan Nusa Tenggara. Pesisir di bagian
tenggara dan Pulau Laut umumnya lebih basah daripada pesisir bagian selatan.
Karenapengaruh Pegunungan Meratus (Oldeman dkk 1980).Daerah -daerah
pesisir diKalimantan Timur dan bagian timur Sanah jauhlebih kering daripada
bagian- bagian lainnya di Kalimantan. Pengaruh angin musim barat laut jauh
lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh dipegunungan tengah. Bahkan
selama musim penghujan, curah hujan relatif rendahdan seringkurang dari 200
mm/bulan, terutama di daerah Semenanjung Sankulirang. Tidak ada musim
kemarau yang khusus karena angin musim tenggara melintasi laut terbuka
sehingga juga membawa hujan ke daerah lain. Walaupun pola iklim Kalimantan
secara umum bercirikan curah hujanyang tinggi, periode kemarau yang pendek
sepanjang tahun berperan pentingdalam kehidupan tumbuhan dan
mempengaruhi pola pembungaan danpembuahan pada tumbuhan. Hanya
kadang-kadang saja musim kemarauberlangsung agak lama. Pada tahun 19821983 di Kalimantan terjadi musimkemarau yang berkepanjangan, yang terjadi
lagi pada tahun 1987, 1990 dan1997. Musim kemarau yang panjang ini terjadi
secara berkala dalam sejarahBorneo, dan mungkin berkaitan dengan osilasi El
Nino di bagian selatan(Leighton dan Wirawan 1986).

Dengan tingkat curah hujan yang tinggi di Kalimantan maka tingkatterjadi


banjirpun sangat tinggi. Daerah yang rawan banjir dikalimantan dapt dilihat pada
gambar 3.1.

Gambar 3.1 Peta Potensi Banjir Kalimantan

C.

Flora dan Fauna di Kalimantan

Berbagai jenis flora yang terdapat di kalimantan sebagian besar di manfaatkan


oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun namun
juga ada juga yang harus di budidayakan .
1.

Flora

Defnisi atau Pengertian, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang
bunga Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan
dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti
menyangkut bunga.
Pulau kalimantan memiliki berbagai jenis flora yang hidup di daratan kalimantan,
maupun pesisir pantai dan sekitarnya. Tercatat 817 jenis tumbuhan yang
termasuk dalam 139 famili seperti Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae,
Euphorbiaceae, Lauraceae dan Ericadeae. Disamping terdapat tumbuhan untuk
obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi dan berbagai jenis
anggrek hutan, juga terdapat bunga Rafflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan
bunga parasit raksasa serta diduga memiliki persamaan dengan jenis yang
ditemukan di Gunung Kinibalu Malaysia.
Di daerah-daerah pesisir, dimana sungai bermuara lebarnya 1 sampai 2 km,
terdapat rawa-rawa yang pada waktu air pasang tergenang air dan ditimbuni
endapan yang terbawa oleh sungai-sungai. Jika endapan mencapai tebal 1 meter
dan tercampur dengan gambut, tanah itu ditanami dengan tanaman-tanaman
yang berakar, yang suka zat asam yaitu famili nyrtaceae seperti jenis galam,
palmae, rumbia, kemudian keladi air, jenis pisang, kancur-kancur, kesisap sayur,
semangka, ubi jalar dan labu (waluh).
Kemudian juga famili compositae, jenis langsat, petah kemudi, galah motawauk,
famili papiliomacena, jenis sup-supan, kangkung, genjer, bingkai dan balaran
dali, dan famili nyphacacene.
Di pantai dimana tidak ada sungai-sungai bermuara, selain berbatu karang
terdapat tanah kering dan bentuknya bergelombang. Tumbuh-tumbuhan di tanah
kering pesisir ini: famili graminae, jenis alang-alang, gelagah, telor belalang,
telor jarum, paku payung, kangkung, hutan krokot, wedasan, karmalaha, masisin,
keramunting, sukma, hutan, tambaran-tambaran.

Sementara tanah daratan di belakang pantai dan bergelombang termasuk bukit


yang tingginya sampai 120 m, dimana terdapat kebun buah-buahan, tegalan dan
sawah musim hujan (sawah tadahan). Di daerah ini terdapat (dapat tumbuh)
pohon-pohon nangka, durian, rambutan, duku/langsat, kasturi, keminting,
pisang, pepaya, dan terutama karet.
Dalam pembagian vegetasi menurut Dr. Schimper, hutan di Kalimantan masuk
ke dalam golongan hutan hujan tropis, yang dibagi-bagi lagi dalam beberapa
formasi: hutan payau, hutan nipah, hutan rawa, hutan bukit-bukit/belukar/primer,
dan hutan gunung.
Wilayah Kalimantan di dominasi oleh hutan hujan tropis yang kaya akan pohon
berkayu keras dan besar. Terdapat juga liana (tumbuhan pemanjat) yang menjadi
komoditi unggulan yaitu : rotan.
a.
Di Kalimantan bagian selatan terdiri atas daerah dataran rendah pantai,
daerah rawa, daerah perbukitan dan pegunungan
b.
Di bagian tengah, terdapat pegunungan Meratus yang membujur dari utara
ke selatan yang membelah wilayah menjadi dua bagian yang berbeda
c.
Di bagian timur terdapat daerah berbukit yang ditumbuhi oleh hutan
primer, hutan sekunder, semak belukar dan padang ilalang.
`
d.
Di bagian barat, terdapat dataran rendah yang terdiri atas rawa monoton,
rawa banjir, rawa pasang surut, dan daerah aluvial. Pada bagian ini ditumbuhi
oleh hutan bakau, hutan rawa, dan lahan dengan berbagai jenis rawa.

2.

Fauna

Pengertian fauna adalah Fauna atau faun adalah semua kehidupan hewan dari
setiap wilayah tertentu atau waktu. Ahli zoologi dan paleontologi menggunakan
fauna untuk merujuk ke koleksi khas hewan yang ditemukan dalam waktu atau
tempat tertentu.
Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan(Neofelisnebulosa),
orang utan (Pongopygmaeus) beruang madu (Helarctos malayanus).Dari jenis
aves antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros
rhinoceros), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), kuau kerdil kalimantan
(Polyplevtron schleiermacher), dan ruai (Argusianus argus). Terdapat dua jenis
burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu punai imbuk
(Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella).
Terdapat dua jenis burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu
punai imbuk (Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella).
Untuk jenis amphibia dan reptilia yang merupakan jenis unik dan langka seperti
katak bertanduk (Megophyrs nasuta), biawak hijau (Varanus prasinus), dan
bengkarung (Mabuya sp.).

Dari jenis insekta antara lain dari famili Lamprydae (keluing pil raksasa, dan
keluing biasa), capung (sibar-sibar cincin emas, dan sibar-sibar merah), kupukupu sayap burung (Trogonoptera brookiana), kupu-kupu jeruk sayap panjang
(Papilio xunthos), kupu-kupu sayap burung paris (Papilio paris) dan kupu-kupu
jesebel (Delias sp.).

D.

Perairan Pulau Kalimantan

Kalimantan merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas,
kondisi hidrologi Kalimantan umumnya sanagt dipengaruhi oleh lahan gambut,
karena hutan rawa gambut dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik
kimiawi yang khas. Airnya sangat asam (pH 3,0 4,5) dan unsur hara yang sangat
rendah, karena tidak ada nutrisi atau komponen penyangga yang dapat mengalir
masuk dari luar area gambut tersebut. Tanah gambut dalamkondisi yang tak
terganggu itu mengandung 80 90 persen air. Karena kemampuannya untuk
menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambutberperan penting
dalam mengurangi banjir dan menjamin pasokan air yangberkelanjutan.
Hutan rawa gambut seringkali digolongkan sebagai BlackwaterSystems (Sistem
Air Hitam), karena air yang mengalir dari area tersebutdipengaruhi oleh bahan
dari tanah gambut, yang menyebabkan airnya berwarnaseperti "cola" gelap.
Kalimantan ditempati oleh tiga sungai besar, yaitu Kapuas, Barito, dan
Mahakam.Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru (1681 m) berada di
bagiantengah Kalimantan.Sungai tersebut mengalir ke barat menuju palung
yang bermuara dengan beberapa cabang ke dalam laut. Sungai Barito, bermata
air dipegunungan Muller, mengalir ke selatan dari Muaratewe melalui basin
Barito yang berawarawa. Sungai Mahakam mempunyai mata air di Cemaru,
memotong sumbu Pretertier Kalimantan di sebelah timur Batuayan (1652 m)
hingga basin Tertier Kutai.
Hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah dialiri oleh sungai besar dankecil
yang mengalir dari Utara ke Selatan dengan bermuara di Laut Jawa.Keadaan
pasang surut Sungai Kapuas merupakan aspek hidrologis yang sangatberperan
dan berpengaruh terhadap kota Pontianak.
Ada dua faktor fsik utamayang berpengaruh terhadap aspek hidrologis ini, yaitu
keadaan topograf yang rata-rata rendah di atas permukaan laut dan posisi
geografs kota yang beradapada garis khatulistiwa. Besarnya pengaruh pasang
dan curah hujan yang tinggiterutama terjadi pada daerah-daerah pinggiran
sungai. Besarnya pengaruh pasangsurut ini berkisar antara 1 -2 meter.
1.Habitat Pesisir
Wilayah pesisir umumnya didefnisikan sebagai suatu jalur daratan danlaut yang
terdapat di sepanjang pesisir. Wilayah ini hanya sebagian kecil diKalimantan.

Wilayah ini mencakup beberapa habitat yang dari segi ekologisangat produktif,
yaitu muara sungai, lahan basah pasang-surut, hutan bakaudan terumbu karang,
dan juga merupakan daerah temapat tinggal sebagaian besar
penduduk Kalimantan, di mana sebagian besar pembangunan sedang
berlangsung.
Garis pesisir Kalimantan membentang sejauh 8.054 km, yakni dari Semenanjung
Sambas di bagian barat sampai Pulau Nunukan di perbatasanSabah. Sebagaian
besar garis ini berhadapan dengan pantai yang dangkal, dandibelakangnya
terdapat hutan bakau dan hamparan lumpur, atau pantaiberpasir yang luas,
yang tepinya ditumbuhi pohon-pohon cemara Casuarina.
Habitat -habitat utama di Kalimantan meliputi pulau-pulau kecil berbatubatu,formasi terumbu karang, garis pantai berbatu-batu termasuk tanjung
pantaiberpasir, asosiasi bakau/nipah, dan hamparan lumpur, serta muara sungai.
2.Habitat Air Tawar
Di belakang batas hutan bakau dan nipah daerah pesisir, tanah yangtergenang
air di dataran rendah Kalimantan menunjang kehidupan rawa gambut dan hutan
air tawar yang sangat luas.
Kalimantan, secara keseluruhan, memiliki lahan basah seluas 20.116.000 ha.
Dari lahan seluas itu, yang tersisasekitar 12.478.000 ha. Persoalannya adalah
dari 20 juta ha luas lahan itu, yang dilestarikan hanya sebesar 1.322.000 ha.

Rawa
rawa di daerah Kalimantan Selatan dan Tenggara adalah dataranrendah yang
paling rendah di seluruh Kalimantan. Selam musim kemaraurawa rawa itu
ditanami padi rawa (padi bencah), dan untuk memperbesarproduksi pertanian
usaha pengeringan rawa (drainase dalam bentuk polder polder) banyak
dilakukan.
3.Daerah Aliran Sungai
Borneo merupakan daratan dengan sungai-sungai besar: SungaiKapuas, Sungai
Barito, Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan SungaiMahakam di wilayah
Kalimantan. Sungai-sungai ini merupakan jalur masuk utama ke pedalaman
pulau dan daerah pegunungan tengah.
Semakin ke hulu,sungai lebih sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutanhutan, perbukitan ,berarus deras, dan air yang jernih.Kebanyakan sungai-sungai
utama diKalimantan terdapat di jajaranpegunungan tengah. Sungai-sungai itu
semakin lebar dan semakin besarvolumenya menuju ke laut, karena ada
tambahan air dari anak-anak sungainya, yang membentuk sungai utama yang
mengalirkan air dari daerahaliran sungai yang luas. Debit air bervariasi menurut

musim. Kecepatan arus,kedalaman air, dan komposisi substrat bervariasi


menurut panjang aliran danlebar sungai, dan ini mempengaruhi biota yang
dapat hidup di dalamnya.Kondisi air dan perairan di pulau Kalimantan meliputi
perairan umum(sungai, danau, dan lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air
tanah diKalimantan cukup tinggi dengan turunnya hujan sepanjang tahun dan
keadaanalam yang berupa hutan.

E.

Penduduk

Pengertian Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatuwilayah


yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan salingberinteraksi satu sama
lain secara terus menerus / kontinu. Dalamsosiologi, penduduk adalah kumpulan
manusia yang menempatiwilayah geograf dan ruang tertentu.
Secara Umum Kondisi Penduduk Pulau Kalimantan sekarang ini berdasarkan
jumlahnya dari data BPS adalah seperti berikut :
Jumlah penduduk BPS

kepadatan

provin
si

1999

2000

2002

2003/2004

Kal-bar

3.635.730,
00

3.740.017,0
0

4.167.293,0
0

4.033.234

Kalteng

1.627.453,
00

1.801.504,0
0

1.947.263,0
0

Kal-tim

2.314.183,
00

2.436.545,0
0

2.566.125,0
0

2.704.851 /
2.750.369

Kal-sel

2.893.477,
00

2.970.244,0
0

3.054.129,0
0

3.267.282(2,04
%)

jumlah

10.470.843
,00

10.948.310,
00

11.734.810,
00

14,13

Hasil susenas, 2002. diambil dari profl tataruang per-propinsi 2003


Jumlah penduduknya 11 juta ( 2002 ), dengan kepadatan penduduk 22
orang/km2.Laju pertumbuhan penduduk 1990 2000 adalah 1,87 %.
Kondisi Penduduk Berdasarkan Sku bangsa yang ada di kalimantan dan
perkembangan dan penyebaran menurut waktu.
Suku Dayak sebenarnya adalah nama kolektif puluhan suku, sub suku dan subsub suku. Beberapa kategorisasi digunakan pada masyarakat Dayak, tetapi pada
umumnya bisa disebutkan bahwa kelompok induk Dayak terdiri dari NgajuOt

Danum, Iban, Punan, Kenyah Kayan, Lun Dayeh dan Land Dayak sebagai
kelompok utama di Kalimantan (Av 1996 : 4).
Menurut klasifkasi Mallinckrodt, yang sedikit berbeda dari yang disebut di atas,
yakni ada enam suku induk Dayak utama.
1.
Kenya Kayan Bahhau, yang pada umumnya mendiami daerah
Kalimantan Timur.
2.

Suku Ot Danum mendiami Kalimantan Tengah.

3.

Suku Iban tinggal di daerah Malaysia Timur, Sabah dan Kalimantan Timur.

4.
Kelompok Murut, yang pada umumnya di Malaysia Timur, bagian Sabah
dan bagian utara Kalimantan Timur.
5.
Kelompok Klemantan, juga sering diklasifkasikan sebagai Dayak Darat
yang tinggal di Kalimantan Barat .
6.

Kelompok Punan yang pada umumnya tinggal di pedalaman Kalimantan.

Kita harus mengetahui bahwa dewasa ini bahasa dan latar belakang etnis Dayak
tidak selalu mengikuti wilayah yang sama. Kadang-kadang kelompok terpisah
dari sub suku yang pindah ke daerah lain, karena kesempatan ekonomi atau
alasan lain. Masyarakat itu membawa bahasa dan kebudayaan sendiri. Bahasa
mungkin berubah sedikit, tetapi budaya dapat berubah dengan cepat sesuai
dengan lingkungannya. Misalnya, ada informan yang mengatakan, bahwa ada
kelompok orang Iban yang baru pindah pada waktu Perang Dunia Kedua dari
Sarawak ke Kalimantan Barat (Kalbar). Alasan mereka pindah karena hidup di
Sarawak terlalu berat dibandingkan dengan hidup di Kalbar khususnya pada
waktu Jepang menduduki Borneo. Setelah perang selesai, kelompok Iban tidak
kembali ke tempat asalnya.
Banyak literatur tentang suku-suku yang mendiami pulau Kalimantan namun
belum ada secara konfehensif secara pasti membuat peta sebaran suku-suku
tersebut. Suku bangsa Dayak saja, menurut hasil penelitian awal seperti Tjilik
Riwut (1958 & 1979), A.B Hudson(1967), Ukur(1972) terbagi kedalam paling
sedikit 405 sub etnis. Nama-nama sub etnis itu pada umumnya dibuat sendiri
oleh masing-masing sub kelompok etnis berdasarkan ciri-ciri tempat tinggal
seperti daerah aliran sungai dan daerah pedalaman.
F.Kebudayaan
Penduduk asli Kalimantan dapat digolongkan dalam 4 kelompok: Melayu, MelayuDayak, Dayak, dan Dayak-Melayu. Ada 5 budaya dasar masyarakat aslirumpun
Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang Kalimantan yaitu Melayu, Dayak,
Banjar, Kutai dan Paser. Suku Melayu menempati wilayah pulau Karimatadan
pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei sehingga pesisir Sabah. Suku Banjar
menempati pesisir Kalteng, Kalsel hingga Kaltim. Suku Kutai dan Paser
menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati seluruh daerah
pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota

Singkawang dapat disamakan komunitas Cina Benteng yang bermukim di Kota


Tangerang dekat Jakarta.
Memang beberapa kota di pulau Kalimantan diduduki secara politis oleh
mayoritas suku-suku imigran seperti suku Hakka (Singkawang), suku Jawa
(Balikpapan, Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan,
Tawau) dan sebagainya. Suku-suku imigran tersebut berusaha memasukkan
unsur budayanya dengan alasan tertentu, padahal mereka tidak memiliki
wilayaa adat dan tidak diakui sebagai suku asli Kalimantan, walaupun
keberadaannya telah lama datang menyeberang ke pulau ini. Suku Bugis
merupakan suku transmigran pertama menetap, ber-inkorporasi dan memiliki
hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di
Kalimantan. Beberapa waktu yang lalu suku Bugis, mengangkat
seorang panglima adat untuk pulau Nunukan yang menimbulkan reaksi oleh
lembaga adat suku-suku asli.
Tari Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni
beberapa etnis di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Padang dan
Sunda dianggap kurang mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan
protes lembaga adat suku-suku lokal. Di Balikpapan pembentukan Brigade
Lagaligosebuah organisasi kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi
Selatan dianggap provokasi dan ditentang ormas suku lokal. Kota Sampit pernah
dianggap sebagai Sampang ke-2. Walikota Singkawang yang berasal dari suku
Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah
patung liong yaitu naga khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh di kelenteng
sehingga menimbulkan protes oleh kelompok Front Pembela Islam, Front
Pembela Melayu dan aliansi LSM., di lain pihak, suku Dayak mendukung
keberadaan patung naga tersebut. Dalam budaya Kalimantan karakter naga
biasanya disandingkan dengan karakter enggang gading, yang melambangkan
keharmonisan dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah
membuat tulisan yang menyinggung etnis Melayu. Walaupun demikian sebagian
budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, asimilasi,
amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya sarung
Samarinda, sarung Pagatan, wayang kulit Banjar, benang bintik (batik Dayak
Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), tari zafn dan sebagainya.
Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan
budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap tahun ditampilkan dalam Festival
Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran
masing-masing provinsi. Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya
masakan sari laut.

F.

Mata pencarian.

Model Kelola Asset Alam sangat dipengaruhi oleh kondisi bentang alam yang ada
di Kalimantan serta perkembangan jaman. Hutan & Pegunungan, Sungai, Lahan
Basah dan Pesisir merupakan wilayah kelola asset secara umum. Pada jaman
purba penduduk memelihara petak-petak sagu bukit disamping kegiatan
berburu, seperti suku Penan.
Mereka juga telah menanam pohon buah-buahan dan umbi umbian. Hal ini
mungkin merupakan usaha-usaha pertanian yang tertua di Borneo. Dengan
pemanenan sagu dan umbi-umbian yang pasti dan teratur, terbentuklah
pemukiman menetap disepanjang sungai dan daerah pantai dan mereka mulai
menangkap ikan dan mengumpulkan kerang (Bellwood, 1988). Ketika datang
migran dari bangsa Mongoloid mereka membawa cara budidaya padi dari
daratan Asia kira-kira 5.000 tahun yang lalu (Glover, 1979) Pemukiman tetap dan
pemanenan padi memerlukan pembukaan lahan. Berkembanglah sistem
perladangan gilir balik.
Adapun mata pencarian masyrakat kalimantan yang lebih dominan yaitu :
1.

Pertanian

Tanaman padi menjadi salah satu faktor esensial pada suku Dayak dalam
mewujudkan kebudayaan dan lingkungan hidupnya. Tanaman padi adalah inti
dari budaya, pola pikiran dan kosmologi mereka karena keseluruhan hidup
berkaitan dengan siklus padi. Seorang informan menyatakan bahwa kalau
butiran padi tidak ditanam lagi maka tradisi Dayak bisa terancam punah. Petani
ladang gunung atau petani sawah sebenarnya sangat cakap dalam menanam
dan memilih bibit padi yang cocok dengan lokasinya. Semua desa memiliki
puluhan jenis bibit padi, yaitu beras biasa dan beras ketan, yang ditanam di
sawah atau di ladang. Tiap jenis padi mempunyai sifat yang unik, antara lain,
tahan hama atau resistensi terhadap serangga, tahan kekeringan, menyesuaikan
dengan kondisi kesuburan dan konsistensi tipe tanah. Sifat nasi juga berbeda,
ada yang keras ada yang lembut, ada yang aroma wangi dan tidak beraroma.
Di samping suku Dayak, sudah sejak lama ada masyarakat dari luar dengan latar
belakang etnis yang berbeda yang masuk Kalimantan. Mereka meningkatkan
persaingan dalam mencari nafkah, menggali hasil bumi, seperti emas dan intan,
membuka ladang pertanian atau melakukan perniagaan.
Di Kalimantan Timur, Agroforestri tradisional yang dapat dijumpai adalah sistemsistem kebun hutan (forest-gardens) dan kebun pekarangan(homegardens). Kedua sistem tersebut dalam kenyataannya hingga saat ini masih
sangat berperan bagi kehidupan masyarakat setempat. Salah satu dari
implementasi praktek tradisional tersebut di atas yang luas dikenal di Kabupaten
Kutai Barat (Propinsi Kalimantan Timur), khususnya di wilayah Sendawar adalah
budidaya lembo. Yang secara ilmu Agroforestry merupakan areal kebun
tradisional Masyarakat Dayak di mana terdapat berbagai jenis tanaman berkayu
bermanfaat, baik yang belum dibudidayakan (wild-species), setengah
dibudidayakan (semi-cultivated species) dan dibudidayakan (cultivated
species), didominir oleh jenis pohon dari suku penghasil buah-buahan, sebagian

dikombinasikan dengan tanamantanaman bermanfaat lainnya atau hewan


(binatang), serta berada tersebar tak teratur di bekas lahan ladang atau di
sekitar tempat tinggal.
Di Kalimantan Barat di Masyarakat Dayak di Kabupaten Sanggau terdapat Sistem
kebun yang disebut Tembawang. Menurut Kartasubrata (1991) kebun hutan
berasal dari perladangan gilir balik di mana beberapa jenis pohon, bambu dan
palem ditanam atau dipelihara pada suatu bagian atau seluruh lahan. Informasi
yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa sistem kebun masyarakat
Dayak memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan perladangan berpindah
yang sudah sejak ratusan tahun lalu dilakukan.
Tembawang di Kabupaten Sanggau merupakan suatu bentuk kebun hutan yang
berlokasi agak jauh dari pemukiman. Tembawang dapat diklasifkasikan kedalam
bentuk kebun hutan karena penampakan dari jarak agak jauh seperti hutan serta
berisi berbagai jenis pohon-pohonan yang berdiamater cukup besar.
Terminologi Tembawang merupakan terminologi umum yang dipakai oleh
masyarakat Dayak di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau bahkan di Propinsi
Kalimantan Barat. Namun beberapa kelompok masyarakat Dayak memiliki istilah
khusus untuk bentuk kebun hutan seperti itu. Misalnya masyarakat Dayak di
daerah Mabit menyebutnya Mawa, sedangkan di Darok disebut Mbawa.
Kedua istilah tersebut tampaknya merupakan dialek modifkasi dari istilah umum
Tembawang.
2.

Pertambangan

Kepandaian mendulang perunggu tersebar luas di Asia Barat Laut (Levent),


karena adanya tembaga di pulau Syprus (Kypros), sedang dari pusat penemuan
di Tiongkok kepandaian itu tersebar ke Asia Tenggara termasuk warga
masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan Tengah yang secara turun temurun
mendulang emas di tepi-tepi sungai pada saat musim kemarau tiba. Biji emas ini
di kumpulkan dan menjadi penghasilan setiap hari untuk menyambung hidup
mereka ke tahun depan. Artinya hasil mendulang emas di tepi sungai secara
tradisional dan membudaya tidak ada sejak nenek moyang "tempoe doeloe".
Termasuk zaman sekarang timbul gejolak sebagai akibat datangnya penggusaha
dari luar dengan menggunakan mesin penyedot dari kedalaman 18 - 25 meter di
bawah permukaan sungaidiambilnya.
Secara tradisional, masyarakat hanya mengambil biji emas yang hanyut dibawa
air dan terdampar di tanjung-tanjung. Pesisir tanjung inilah yang didulang oleh
masyarakat Dayak dan dihasilkan setiap hari antara: 1 - 3 gram biji/pasir emas.
Dengan menggunakan mekanik, terkadang bisa didapatkan 15 - 25 gr atau lebih
sehari, untuk 1 biji mesin sedot. Bahkan, emas yang diambil bukan di permukaan
bumi, karena dengan menggunakan teknologi mencapai kedalaman 25 sampai
40 meter dapat disedot.
Mendulang emas yang bila diamati dengan cermat merupakan pekerjaan yang
cukup mudah. Namun, tidak semua penduduk desa mau turun ke

kali/sungaiuntuk mendulang. Pasalnya masih banyak sumber daya alam lain


yang mendatangkan uang lebih cepat dan berharga setiap saat. Misalnya,
menebang pohon di pinggir sungai, kemudian dijual pada pihak pengumpul.
Kayu ulin banyak ditebang untuk membuat atap, tiang, atau papan, sebab kayu
ulin (kayu besi) ini, bila sampai ke pinggir kali sudah ada pembelinya.
Sementara itu, bila orang mendulang emas, penghasilan sehari tidak pasti.
Terkadang hanya memperoleh 1 gram. Namun kalau rezeki besar, ia menemukan
serbuk biji emas yang sewaktu banjir terbawa arus ke lokasi itu, sehingga sekali
ia mendulang mendapatkan serbuk emas yang lumayan. Tetapi perlu diingat
bahwa mendulang emas secara tradisional hanya berlaku dimusim kering
(kemarau). Sebab mereka tidak mengetahui bahwa dibawah perut bumi sekitar
tempat tinggal mereka terdapat emas tertimbun (tambang emas). Mereka hanya
mengetahui sebatas air yang menyapu tebing di waktu hujan deras, atau
bah/banjir.
Biji emas yang BD-nya cukup berat itu, perlahan-lahan ikut terbawa air. Sehingga
pada tanjung-tanjung tertentu tertahan bersama pasir dan mengendap untuk
beberapa lama.

G.

Provinsi Kalimantan Barat

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di


PulauKalimantan dan beribukotakan Pontianak.Luas wilayah Provinsi Kalimantan
Barat adalah 146.807 km (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas
keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki
provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografs yang
mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering
dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan
jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat
telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
1.

Sejarah kalimantan barat

Pada zaman Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang


dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa
ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan
diBanjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie
Waterafdeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang
Residen.
Tahun baru 1 Januari 1957 benar-benar merupakan babak baru dalam perjalanan
sejarah Kalimantan Barat. Pada tanggal tersebut Kalimantan Barat resmi menjadi
propinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan.

Kelahiran propinsi ini berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 yang


dikeluarkan pada tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga
menjadi dasar pembentukan dua propinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara
itu. Kedua propinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

2.

Geograf

Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat Pulau Kalimantan dan


merupakan satu-satunya wilayah propinsi di Indonesia yang paling panjang
dilalui oleh garis khatulistiwa. Garis lintas 0 itu persis di atas kota Pontianak,
ibukota propinsi ini, dan karena itu pula Pontianak dikenal sebagai Kota
Khatulistiwa.
Wilayah Propinsi Kalimantan Barat terletak di atara 2 8' LU dan 3 05 LS, 108 0'
dan 114 10 BT. Di sebelah barat dibatasi oleh Laut Natuna dan Selat Karimata,
sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah, sebelah selatan dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah utara berbatasan
langsung dengan wilayah Malaysia (Serawak) berupa daratan sepanjang 1.200
km.
Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi terluas setelah Irian Jaya,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 146.807
km2 atau 7,6 % dari luas daratan Indonesia.
3.

Penduduk

Daerah kalimantan Barat dihuni oleh aneka ragam suku bangsa, seperti Melayu
dan Dayak sebagai suku bangsa pribumi yang mula-mula mendiami daratan
Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa pribumi pendatang,
yang antara lain adalah Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak, dan
lain-lain hingga jumlahnya dibawah 1%, serta etnis Cina-Indonesia sebagai
bangsa imigran dari Tiongkok/RRC.

Penduduk Menurut Kabupaten / Kota Kalimantan Barat


Keadaan juni tahun 2011

Kabupaten/Kota

L+P

(1)

(2)

(3)

(4)

Kab. Sambas

247 083

254 066

501
149

Kab. Bengkayang

114 647

105 420

220
067

160 045

335
452

Kab. Landak

175 407

Kab. Pontianak

120 862

116 860

237
722

Kab. Sanggau

215 742

200 213

415
955

Kab. Ketapang

227 537

210 076

437
613

Kab. Sintang

191 824

179 498

371
322

111 109

227
067

Kab. Kapuas Hulu

115 958

Kab. Sekadau

95 175

88 928

184
103

Kab. Melawi

93 363

88 862

182
225

47 761

97
643

Kab. Kayong Utara

49 882

Kab. Kubu Raya

259 731

250 642

510
373

Kota Pontianak

283 529

282 327

565
856
190
801

Kota Singkawang

97 837

92 964

Kalimantan Barat

2 288 577

2 188 771

4 477
348

Penyebaran penduduk di Kalimantan Barat tidak merata, karena penduduk lebih


banyak berdiam di wilayah hilir 75.87 % dari RTRWP KalBar dengan total
penduduk 3.722.172 jiwa (Kab&Kota Pontianak, Ketapang, Sambas, Landak,
Bengkayang, Sanggau, Singkawang), sedangkan di bagian hulu hanya 24.13%
dari total penduduk KalBar (Sanggau, Bengkayang, Kapuas Hulu, Sintang).
Dengan dilihat dari penyebaran penduduk, banyak masyarakat di hulu berdiam
di hilir (kota) untuk menperoleh pekerjaan di sektor riil (jasa, industri hilir,
pemerintahan, dll), hal ini disebabkan pembangunan yang terjadi KalBar bermula
dari hilir baru ke hulu (menentang pepatah & arus sungai dari hulu sampai ke
hilir). Ini menyebabkan suatu pengaruh yang sangat berarti dalam kepadatan &
jumlah penduduk dan juga pada penduduk yang dapat dikaitkan dari sendi sosial
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
4.

Iklim

Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang
tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara
rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.

Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografs berada di


sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan
23.5 derajat LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik
Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektivanya.
Area ini terletak di antara 23.5 LU dan 23.5 LS, dan mencakup seluruh bagian
Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat Matahari tepat berada di atas
kepala (di utara GBU dan di selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai
ketinggian 90 atau tepat di atas kepala). Kata tropika berasal daribahasa
Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi Matahari yang berubah
antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun.
Tumbuhan dan hewan tropis adalah spesies yang hidup di daerah tropis tersebut.
Istilah tropis juga kadangkala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat
dan lembap sepanjang tahun, walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua
garis balik. Tumbuhan daerah tropis biasanya berdaun lebar danhijau
abadi (tidak menggugurkan daun), atau jika memiliki perilaku peluruhmereka
tidak dipengaruhi oleh suhu atau durasi radiasi Matahari melainkan oleh
ketersediaan air di tanah.
5.

Perairan kalimantan barat

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki
provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografs yang
mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering
dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan
jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat
telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.

a.

Sungai

Sungai Kapuas atau sungai batang Lawai (Laue) merupakan sungaiyang berada
di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang
dipulau Kalimantan dan sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesiadengan
panjang total 1.178 km.
Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700 jenis ikan dengan sekitar 12
jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Potensi perikanan air
tawar di sungai Kapuas adalah mencapai 2 juta ton. Hutan yang masih
terlindungi dengan baik menyebabkan sungai Kapuas terjaga kelestariannya.
Di Kalimantan Barat sendiri, terdapat 3 daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi
urat nadi kehidupan dan pembangunan propinsi Kalimantan Barat dan masing
masing DAS bermuara di laut. Ketiga DAS yang dimaksud terdiri dari:
1.
DAS Kapuas, yang memebentang dari Kapuas Hulu district sampai ke Kota
Pontianak yang melintasi 5 kabupaten lainnya (Sintang District, Melawi District,
Sekadau District, Sanggau District, Landak District and Pontianak District).
2.

DAS Sambas merupakan wilayah yang membentang di Kabupaten Sambas

3.

DAS Pawan yang berada di Kabupaten Ketapang. Ketiga

Luas wilayah hulu (upstream) sungai di kalimantan barat mencapai 3,549,117.26


ha (24.15%) dari total luas pemanfaatan kawasan hutan di propinsi kalimantan
Barat.
DAS Kapuas memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan DAS lainnya di
Kalimantan Barat. Selain melalui 7 district dan 1 Kota, DAS Kapuas merupakan
muara dari 9 sub-DAS yang ada 8 wilayah tersebut dimana 9 sub DAS yang
dimaksud sebagai berikut:
1.

Sub DAS Kapuas Hulu (Kapuas Hulu district);

2.

Sentarum (Kapuas Hulu district);

3.

Silat/Manday (Kapuas Hulu district);

4.

Sub DAS Melawi (Melawi & Sintang District);

5.

Sub DAS Ketungau (Sintang District);

6.

Sub DAS Sekayam (Sanggau District);

7.

Sub Das Sekadau (Sekadau District);

8.

Sub Das Landak (Landak District)

9.

Sub DAS Mendawak (Pontianak, Sanggau, Ketapang District).

Luas areal DAS Kapuas dan Sub DAS Kapuas mencapai 10,040,646 ha atau
69,32% dari total luas areal 3 DAS di Kalimantan Barat. Kondisi tersebut

menunjukkan peran penting dari keberadaan DAS kapuas sebagai penunjang


kehidupan masyarakat yang ada di Kalimantan Barat dimana terdapat 1,715,310
jiwa yang bergantung hidupnya kepada keberlanjutan DAS Kapuas.
Ketergantungan masyarakat disekitar DAS Kapuas meliputi:
1.

Sumber Air Bersih;

2.

Transportasi;

3.

Sumber income (livelihood) lainnya seperti usaha perikanan;

60% daerah aliran sungai (watershed) di Kalimantan Barat mengalami krisis


yang terjadi sebagai akibat pembukaan dan pengembangan kawasan watershed
secara eksploitatif.
b.

danau

Kawasan Danau Sentarum


Terletak di jantung Borneo atau tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat, Kawasan Danau Sentarum yang merupakan komplek danau-danau yang
terdiri dari 20 buah danau besar kecil, sejak tahun 1999 ditetapkan sebagai
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan mempunyai luas 132.000 Hektar.
Berada 700 kilometer timur laut Kota Pontianak itu, TNDS terdiri atas 89.000
hektar hutan rawa tergenang dan 43.000 hektar daratan.
Danau Unik dan Langka
Danau Sentarum sungguh berbeda dengan danau konvensional lainnya, sebab
Danau Sentarum sejatinya adalah daerah hamparan banjir (lebak lebung
/floodplain). Dengan letak dan kondisinya yang berada di tengah-tengah jajaran
pegunungan menjadikan kawasan ini sebagai daerah tangkapan hujan. Pada
musim penghujan Komplek Danau Sentarum akan terendam air akibat aliran air
dari pegunungan di sekelilingnya dan dari luapan Sungai Kapuas yang
merupakan Sungai terpanjang di Indonesia. Selama 9-10 bulan dalam setahun,
kawasan Danau Sentarum akan terendam hingga kedalaman 6 14 meter.
Diperkirakan tersimpan 16 triliun meter kubik air per tahun di kawasan ini. Dan
uniknya pada musim kemarau panjang, sebagian besar danau menjadi kering.
c.

Laut

Sektor perikanan tangkap di propinsi Kalimantan Barat sampai saat ini masih
memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan sektor perikanan secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan karena :
a)
Potensi sumberdaya perikanan laut maupun perairan umum Kalimantan
Barat cukup besar,
b)
Penduduk Kalimantan Barat sebagian besar tinggal di daerah pesisir
sehingga pada umumnya mereka memilih profesi sebagai nelayan serta

c)
pengetahuan tentang pembudidayaan ikan yang dimiliki masyarakat
pesisir pada umumnya masih sangat terbatas.
Melimpahnya sumberdaya ikan laut dan semakin terbukanya akses pasar bagi
komoditas hasil perikanan di Propinsi Kalimantan Barat telah memberikan
peningkatan kesejahteraan bagi para nelayan terutama pemilik kapal.
Dan tidak terasa, sudah lebih dari dua dasa warsa perkembangan sektor
perikanan tangkap memberikan andil cukup besar bagi pembangunan ekonomi
propinsi Kalimantan Barat.
Sumber Daya Ikan & Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan sumberdaya perikanan (SDI) berbasis kawasan dan pembentukanan
Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan salah satu model untuk
mengoptimalkan pengelolaan dengan mempertimbangkan keseimbangan
berbagai aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial.
Model pengelolaan ini didasari bahwa setiap wilayah perairan laut mempunyai
karakteristik ekologi, ekonomi dan sosial yang berbeda, oleh karena itu
penanganannya juga memerlukan pendekatan yang berbeda.
Sumberdaya perikanan di perairan laut Kalimantan Barat dapat dikelompokan
menjadi;
1. SDI di kawasan muara sungai.
2. SDI di perairan pantai.
3. SDI di perairan lepas pantai.
4. SDI di wilayah terumbu karang dan pulau-pulau kecil.
Di kawasan daerah perlindungan laut (DPL) ini semua nelayan dan masyarakat
umum dilarang masuk dengan alasan apapun karena dikhawatirkan dapat
mengganggu dan merusak habitat dan sumberdaya ikan yang hidup didalamnya.
Daerah perlindungan laut diperlukan tidak hanya untuk melindungi habitat dan
berkembang biaknya sumberdaya ikan pada suatu kawasan perairan, akan tetapi
secara ekonomi juga akan menjamin bahwa sumberdaya ikan hasil tangkapan
nelayan berkualitas baik dengan volume yang stabil.
Dari aspek sosial keberadaan DPL akan menjamin penyerapan tenaga kerja
karena gejala overfshing dapat dihindarkan dan menghindari terjadinya konflik
antar nelayan karena DPL memiliki batas-batas wilayah pengelolaan yang jelas.
Masalah ekonomi dan permodalan
Untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan lestari
masih terdapat banyak kendala yang dihadapi, terutama menyangkut
permodalan yang belum kondusif bagi investasi usaha penangkapan ikan di
Kalimantan Barat.

Sistem perizinan dinilai juga kurang efsien dan cenderung mempersulit. Dalam
pembangunan perikanan masa depan, orientasi kerakyatan terutama di masa
tuntutan reformasi harus menjadi tumpuan dalam mencapai target.
Untuk ke arah itu, maka kegiatan perikanan rakyat seharusnya mendapatkan
perhatian khusus. Pemberdayaan perikanan rakyat (nelayan) melalui dukungan
kelembagaan dan permodalan merupakan solusi strategis untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang terjadi.
Mengingat profl masyarakat nelayan Kalimantan Barat pada umumnya masih
berada pada tingkat dan posisi yang memprihatinkan, maka dipandang perlu
adanya program-program kemitraan yang dapat secara langsung menyentuh
pada kebutuhan yang diperlukan oleh nelayan.
Oleh karena koperasi sampai saat ini belum banyak memainkan peran, termasuk
rendahnya kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan dana-dana program
pemberdayaan, maka sistem kemitraan sangat diperlukan dari berbagai pihak
dengan pola saling menguntungkan.
Pola kemitraan
Salah satu pola kemitraan yang dapat dikembangkan adalah dengan sistim pola
inti rakyat dimana pengusaha sebagai mitra pembina dan nelayan sebagai mitra
binaan. Program kemitraan seperti ini, dipandang dapat dikembangkan terutama
dalam penyediaan sarana dan prasarana
Selain itu pola tersebut dapat membantu modal kerja nelayan, pembinaan
managemen usaha, pemasaran, adopsi teknnologi tepat guna dengan perjanjian
kerjasama kemitraan yang memihak pada nelayan tanpa merugikan mitra
pembina.
Dalam mengembangkan program kemitraan seperti ini, pemerintah harus dapat
menjadi fasilitator dengan memberikan perlindungan dan jaminan keberpihakan
kepada kelompok nelayan melalui program kerjasama tersebut sehingga dapat
berlangsung langgeng dan berkembang dengan baik.
Masalah pemasaran juga merupakan bagian yang sangat penting bagi usaha
penangkapan ikan, berkaitan dengan sifat ikan itu sendiri yang mudah
mengalami proses pembusukan (perishable food).
Untuk menjaga tingkat kesegaran ikan yang dihasilkan oleh nelayan agar sampai
pada tingkat konsumen dengan kualitas mutu yang baik, maka prinsip-prinsip
dasar penanganan ikan dengan mata rantai dingin (cold chain) mutlak
diperlukan dengan dukungan prasarana yang memadai kepada nelayan.
5.

Perekonomian

Pertanian & Perkebunan


Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup
melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung,

kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet,


kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai
Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian
dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun
sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita
sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per
hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya
memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman
paksa (kultuurstelsel) zaman Hindia Belanda.

6.

pemerintahan

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di


PulauKalimantan dan beribukotakan Pontianak.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km (7,53% luas
Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan
Timurdan Kalimantan Tengah.
1)

Kota pontianak

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini
juga dikenal dengan nama (Pinyin: Kndin) oleh etnis Tionghoa di
Pontianak.
Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat
bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang
dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota
Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai
Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di
dalam logo Kota Pontianak.
2)

Kota singkawang

Kota Singkawang atau San Keuw Jong (Hanzi: hanyu pinyin: Shnku Yng)
adalah sebuah kota (kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia.
Dengan luas wilayah 504 km, Singkawang terletak di wilayah khatulistiwa
dengan koordinat di antara 04455,85 - 10121,51"LS 10805147,610901019BT.
Batas-batas wilayah Kota Singkawang adalah:
Utara

Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas

Selatan

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang

Barat

Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Samudra Pasifk

Timur

Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang

Populasi penduduk kota Singkawang setiap tahun mengalami peningkatan.


Berdasarkan data Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Singkawang
pada tahun 2011, tercatat sebanyak 246.306 jiwa, mayoritas penduduk adalah
orang Hakka/Khek sekitar 42% dan selebihnya orang Melayu, Dayak, Tio Ciu,
Jawa dan pendatang lainnya
3)

Kabupaten bengkayang

Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di provinsiKalimantan


Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang dan Kantor Bupati
terletak di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.
Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena
adanya Undang-undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom
yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota
Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini
berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.
4)

Kabupaten Kapuas Hulu

Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat


II di provinsiKalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Putussibau yang
dapat ditempuh lewat transportasi sungai Kapuas sejauh 846 km, lewat jalan
darat sejauh 814 km dan lewat udara ditempuh dengan pesawat berbadan kecil
dari Pontianak. Memiliki luas wilayah 29.842 km dan berpenduduk 186.318 jiwa
(2002).
Batas wilayah kabupaten kapuas hulu :
Utara

: sarawak ( malaysia )

Selatan

: kabupaten sintang

Barat

: kabupaten sintang

Timur

: Provinsi kalimantan timur

5)

Kabupaten Kayong Utara

adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibukotanya


adalah Sukadana. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007.
Kabupaten Kayong Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.
6)

Kabupaten Ketapang

adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota
kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai
Pawan. Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0 1900 - 3 05 00 Lintang
Selatan dan 108 42 00 - 111 16 00 Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 35.809 km dan berpenduduk sebesar 473.880 jiwa (2004). Batas
wilayah kabupaten ketapang utaranya berbatasan dengan pontianak dan
sanggau, selatannya berbatasan dengan laut jawa, baratnya berbatasan dengan
selat karimata dan kayong utara, timur berbatansan dengan kabupaten sintang
dan kalimantan tengah.

7)

Kabupaten Kubu Raya

Kabupaten Kubu Raya adalah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten


ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Pontianak.luas wilayahnya 6985.20
km,jumlah penduduk yang ada 517.120 jiwa .
Batas wilayah nya bagian utaranya berbatasan dengan pontianak dan
kabupaten pontianak, selatannya berbatasan dengan kabupaten ketapang,
baratnya berbatasan dengan laut natuna dan timurnya berbatsan dengan
kabupaten landak dan sanggau.
8)

Kabupaten landak

Kabupaten Landak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsiKalimantan


Barat yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pontianak tahun1999. Ibu
kota kabupaten ini terletak di Ngabang. Memiliki luas wilayah 9.909,10km dan
berpenduduk sebesar 282.026 jiwa. Landak terbagi menjadi 10 kecamatan
dengan 174 desa dan 6 desa diantaranya termasuk desa tertinggal.
Kabupaten Landak adalah salah satu kabupaten yang boleh dikatakan maju dari
segi pembangunan, pendidikan dan perekonomian serta
keamanan. Landakberasal dari Bahasa Belanda yang terbagi menjadi dua suku
kata Lan dan Dak, LAN artinya Pulau dan DAK artinya Dayak, oleh sebab itu
mayoritas penduduk aslinya adalah Suku Dayak. Mengapa dikatakan demikan
bukti konkritnya adalah masih adanya peninggalan rumah Panjang/Betang di
Kabupaten Landak sampai saat ini, tepatnya terletak di Desa Saham, Kecamatan
Sengah Temila.
Berdasarkan catatan sejarah bahwa kata "Dayak" ditulis oleh para penulis
Belanda zaman itu dalam bentuk "Dyak" atau "Dyaker". Sementara kata "Land"
berarti "tanah". "Land-Dyak" sebenarnya bermakna "Tanah Dayak" yang
kemudian diubah menjadi "Landak". Kabupaten Landak ini sama sekali tidak
berhubungan dengan binatang bernama landak.
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indi tahun 1849, wilayah ini termasuk
dalam wester-afdeeling berdasarkan Bsluit van den Minister van Staat,
Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.

9)

Kabupaten Melawi

Kabupaten Melawi adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat.


Kabupaten Melawi dilewati oleh tiga sungai, yaitu Sungai Kayan, Sungai
Melawidan Sungai Pinoh. Dahulu dikenal sebagai daerah Melawai (alias Lawai).
Daerah aliran sungai Pinoh merupakan termasuk wilayah Kerajaan Kotawaringin.
Kontrak 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda
mendaftarkan Melawai (alias Melawi) dalam wilayah pengaruh Kesultanan
Banjarmasin. Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan
Sintang dan Melawi (disebut dengan nama Lawai) kepada Hindia Belanda.
Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Lawai (alias
Melawi) kepada Hindia Belanda.
10) Kabupaten Pontianak
Kabupaten Pontianak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsiKalimantan
Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Mempawah. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 1.276,90 km dan berpenduduk sebesar kurang lebih 254.409 jiwa.
Secara geografs Kabupaten Pontianak terletak pada posisi 044 Lintang Utara
dan 00,4 Lintang Selatan serta 10824 - 10921,5 Bujur Timur. Karakter fsik
wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan.
Secara administratif perbatasan Kabupaten Pontianak adalah sebagai berikut:
a.

Utara berbatasan dengan kabupaten Bengkayang

b.

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuburaya dan Pontianak.

c.

Barat berbatasan dengan laut Natuna

d.

Timur berbayasan dengan Kabupaten landak.

11) . Kabupaten Sambas


Kabupaten Sambas adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km atau 639.570 ha (4,36%
dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten
yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi
Kalimantan Barat. Panjang pantai 128,5 km dan panjang perbatasan negara
97 km.
Kabupaten Sambas terletak di antara 123 LU dan 10839 BT dengan batasbatas wilayah administratif sebagai berikut:
a.

Utara : sarawak

b.

Selatan kota singkawang

c.

Barat selat karimata, laut cina selatan

d.

Timur kabupaten bengkayang

Kabupaten Sambas yang terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran


kabupaten pada tahun 2000. Sebelumnya wilayah Kabupaten Sambas sejak
tahun 1960 adalah meliputi juga Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang
sekarang dimana pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah
berdasarkan bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas.
12) Kabupaten Sanggau
Kabupaten Sanggau adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsiKalimantan
Barat. Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di
tengah-tengah dan berada di bagian utara provinsi Kalimantan Barat dengan
luas daerah 12.857,70 km dengan kepadatan 29 jiwa per km. Dilihat dari letak
geografsnya kabupaten sanggau terletak di antara 1 10" Lintang Utara dan 0
35" Lintang Selatan serta di antara 109 45", 111 11" Bujur Timur. Daerah ini
merupakan tempat kelahiran Gubernur Kalimantan Barat saat ini.
13) Kabupaten Sekadau
Kabupaten Sekadau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
Barat, Indonesia. Kabupaten Sekadau merupakan daerah kecil yang memiliki
potensi jalur transportasi segitiga, yakni daerah Nanga Tamandan Nanga
Mahap yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ketapang.Kota
Sekadau merupakan kota inti yang dilewati oleh jalur ke kota maupunpedalaman,
daerah Tiga Belitang berbatasan dengan Senaning, Kabupaten
Sintang dan Sarawak, Malaysia Timur.
14) Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsiKalimantan
Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sintang. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 32.279 km dan berpenduduk sebesar 500.000 jiwa. Kepadatan
penduduk 16 jiwa/km2 yang terdiri dari multi etnis dengan mayoritas suku Dayak
dan Melayu.
Daerah Pemerintahan Kabupaten Sintang pada tahun 2005 terbagi menjadi 14
kecamatan, 6 kelurahan dan 183 desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Ambalau dengan luas 29,52 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sintang,
sedangkan luas masingmasing kecamatan lainnya hanya berkisar 129 persen
dari luas Kabupaten Sintang. Secara umum Kabupaten Sintang luasnya hampir
menyamai luas Provinsi Sumatera Utara.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan perbukitan dengan luas
sekitar 22.392 km2 atau sekitar 69,37 persen dari luas Kabupaten Sintang
(32.279 km2). Kabupaten Sintang merupakan kabupaten terbesar kedua di
Provinsi Kalimantan Barat, yaitu setelah Kabupaten Ketapang.
7.

Seni dan Budaya

Tarian Tradisional

Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada


seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/
penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku
seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang
dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat
Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang
Kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas
rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan
sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa
lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah
Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati
secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan
muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya
diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik
tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian
kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan
terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini
dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum
yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh.
Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus
atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah
dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena
gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fsiknya kurang prima
akan cepat kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari
pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam
pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung,
jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.
Alat Musik Tradisional
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat
dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin,
sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan
pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional
masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya
Kotavak.

Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan
masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat
Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan
Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas
Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir,
terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di
mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada
suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di
kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum.
Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman
liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain
menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong,
penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada
gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.
Senjata Tradisional
Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki
keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut
Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan
Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua
jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap
pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihkeyang terkenal lentur,
beracun dan tidak berkarat,Keris,Tumbak,Sumpit (Sohpot: sebutan Uut
Danum),Senapang Lantak,Duhung (Uut Danum),Isou Bacou atau Parang yang
kedua sisinya tajam (Uut Danum).Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut
Danum)
Sastra lisan
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia
khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik:
Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.
Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.

Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman kedua),
Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua atau
pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan
zaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada
zaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak
Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka
mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga
dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu
mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah
kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan
Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama
sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa
mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari
ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau
perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok
suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa
digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang
yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya.
Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang
tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau
bergurau.
Tenun
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
Tenun Daerah Sambas
Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
Tenun Kapuas Hulu
Kerajinan Tangan
Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu,
Ketapang.
Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Ada sistem kearifan lokal dalam bersyukur menerima hasil panen di tahun panen
di Kalimantan Barat, diantaranya ;
1. Gawai Nyapat Tahun, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Dayak yang
berdiam di wilayah DAS dan kawasan hutan. Ini dilakukan untuk memohon

syukur kepada penguas sebagai hasil panen tahun ini dan juga menyambut
tahun tanam berikutnya;
2. Robo-robo, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat yang berada di pesisir
dengan bersyukur kepada penguasa melalui membuang saji ke laut dan
melakukan aktivitas pagelaran, selain itu juga diyakini sebagai napak tilas
terhadap masuknya penyebaran Islam;Untuk masyarakat Jawa, melakukan
syukuran dengan caranya sendirinya yang biasanya melakukan saprahan.
8. pariwisata
a.

Pantai pasir panjang

Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal,
menghadap ke laut Natuna serta beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain
pulau Lemukutan, pulau Kabung dan Pulau Randayan. Perahu-perahu kecil dan
speed boat dapat disewa di sini untuk menuju ke pulau-pulau tersebut.Sebagai
sebuah tempat rekreasi, obyek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang serta di sekitar pantai telah banyak hotel, cottage, toko-toko,
diskotik dan fasilitas-fasilitas lainnya tersedia bagi wisatawan. Tempat ini sangat
cocok bagi orang-orang yang menyukai olahraga renang, memancing, menyelam
dan ski air atau berselancar. Pantai Pasir Panjang berada di Kecamatan
Tujuhbelas, hanya 17 km dari pusat kota Singkawang. Kondisi jalan masuk telah
beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi dari
dan ke Pasir Panjang berupa kendaraan umum, taksi, minibus maupun
kendaraan pribadi. Hamparan pasir putih dan bebatuan yang memanjang
disertai hembusan angin dan deburan ombak yang aman sebagai kawasan
pemandian, suasana Pasir Panjang akan terasa pada saat matahari terbit dan
tenggelam di cakrawala. Dengan ditemani deretan Gunung Besi dan pepohonan
yang menaunginya semakin menambah keelokan dan kekhasan wilayah wisata
ini. Fasilitas yang lengkap dan nyaman dapat anda rasakan saat berwisata atau
berlibur ke pantai Pasir Panjang ini. Mulai penginapan, kolam renang keluarga,
tempat bermain anak-anak, warung-warung makan hingga fasilitas olahraga
seperti motorcross, road race dan gokart. Anda dapat pula memancing langsung
ke kawasan laut.
b.

Sinka Island Park

Salah satu tujuan wisata baru di Singkawang terletak di kawasan wisata Teluk
Karang/Teluk Majantuh. Terletak sebelah selatan kota Singkawang 8 km sebelum
memasuki kota ini. Dari pinggir jalan raya Pontianak Singkawang berjarak 3
km. Merupakan objek wisata masa depan yang menawarkan fasilitas hiburan
modern dan alami, kawasan wisata tepi pantai ini menyajikan pemandangan
pantai dan hiburan lainnya untuk keluarga yang ditopang dengan berbagai
fasilitasnya, seperti delman maupun kuda bagi pengunjung yang dapat disewa
untuk mengelilingi taman rekreasi ini. Selain itu pengelola menyediakan kolam
renang, kantin dan fasilitas lainnya.
c.

Tugu khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa,


Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari
pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.Tugu ini menjadi salah satu ikon
wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan
yang datang ke Kota Pontianak.Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat
dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung.
Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh
pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de
geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indi :
Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional
yang dipimpin oleh seorang ahli Geograf berkebangsaan Belanda untuk
menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat
terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat
berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada
diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda
dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan
menghilang beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan
bayangan benda-benda lain disekitar tugu.Peristiwa titik kulminasi Matahari itu
terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.
Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik
kedatangan wisatawan.
d.

Sinka zoo

Sinka Zoo terletak di sebelah kawasan Sinka Island Park, tepatnya di sebelah
selatan dengan jarak 500 meter setelah memasuki Sinka Island Park. Keunikan
kebun binatang ini terletak diberbagai penjuru mengelilingi gunung dan nampak
keindahan laut dari atas gunung tersebut yang menampilkan hewan-hewan
langka lokal maupun luar daerah, taman rekreasi ini juga memiliki mobil
pembawa para wisatawan untuk mengelilingi gunung Bajau. Dari atas gunung ini
kita dapat menyaksikan keindahan kota singkawang dengan jelas.
e.

Taman Bukit Bougenville

Merupakan taman bunga yang terletak di sebelah selatan, tepatnya di Desa


Sijangkung dan berjarak 6 km dari kota Singkawang. Posisinya terletak di kaki
bukit berlatar belakang Gunung Pasi dan dikelilingi areal hutan dan perkebunan.
Taman ini memiliki luas 1,5 ha, walaupun bunga Bougenville yang menjadi
tampilan utama, namun terdapat pula beragam bunga-bunga lainnya dan
penataan taman yang asri untuk dapat dinikmati keluarga dan muda-mudi.
Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung relatif telah memberikan kesan
kenyamanan untuk dinikmati, mulai dari sarana publik seperti tempat parkir,
musholla, pondok-pondok tempat bersantai, rest room, cafetaria, kolam renang
mini untuk anak-anak hingga hutan homogen yang dinamakan Area Super
Sejuk dan dapat digunakan untuk area fotograf pengantin, alam dan
sebagainya. Dilengkapi keramahan yang menyapa anda dari tiap ruang hingga

sajian menu sesuai selera. Datang dan biarkan mata serta jiwa anda menikmati
indahnya panorama alam di Taman Bukit Bougenville.
f.

Air Terjun Riam Merasap

Di sepanjang perbatasan Kabupaten Sambas dengan Negeri Serawak, terdapat


banyak air terjun dan riam yang sebagian besar masih sangat alami karena
masih belum tersentuh tangan manusia. Salah satunya yang cukup dekat
dengan ibukota Kecamatan Sajingan Besar adalah Air Terjun/Riam Merasap yang
merupakan hulu dari Sungai Sajingan. Disebut Riam Merasap karena air yang
deras dari riam ini menimbulkan kabut dingin dari percikan air, karena itulah
penduduk sekitarnya menamakan riam ini dengan nama Riam Merasap.
ODTW ini masih alami dan mempunyai nilai jual yang tinggi bagi menarik para
wisatawan. Air terjun setinggi 20 meter, dengan air yang jernih ditambah
panorama keindahan alam ekosistem hutan hujan tropis dan ditumbuhi habitat
pohon belian yang masih sangat alami. Keunikan Riam Merasap, yaitu; setelah
menemukan air terjun/riam ini, dengan hanya menyusuri aliran riam wisatawan
akan menemukan satu buah riam lagi dengan ketinggian 8 meter, yang disebut ;
Riam Naik Kubik.
g.

Pulau Randayan

Pulau kecil ini dikenal akan keindahan panorama batu-batu karang, berbagai
jenis ikan tropis serta kehidupan laut sekitarnya. Tersedia villa-villa kecil
menghadap ke laut indah nan menghijau. Memakan waktu 2 jam dengan
mengendarai speed boat dari Pantai Pasir Panjang.
h.

Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) adalah sebuah taman nasional yang
terletak di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar 30 menit
penerbangan dari Pontianak. Luas taman nasional ini adalah 90.000 hektar, yang
terbentang di Kecamatan Matan Hilir Utara, Sukadana, Simpang Hilir, Nanga
Tayap, dan Sandai.
TNGP mempunyai ekosistem yang dikatakan sebagai yang terlengkap di antara
taman-taman nasional di Indonesia. Di kawasannya terdapat Gunung Palung
yang mempunyai ketinggian 1.116 meter. Selain itu, TNGP juga adalah habitat
bagi sekira 2.200 ekor orangutan. Bekantan adalah mamalia dengan jumlah
terbesar di TNGP.

i.

Museum Dara Juanti Sintang

Sebagai salah satu peninggalan sejarah di Kota Sintang, Istana Al Mukarramah


yang sekarang ini menjadi Museum Dara Juanti, menyimpan banyak cerita.

Istana yang terletak tidak jauh dari Pusat Kota itu tepatnya di Kelurahan Kapuas
Kiri Hilir, menyimpan banyak bukti rekam jejak peradaban Sintang masa lalu.
j.

Istana Kesultanan Kadariah Pontianak

Istana Kesultanan Kadariah Pontianak merupakan istana peningalan masa


kerajan Kadariah yang terletak di pusat kota pontianak dan di tepi sungai kapuas
letaknya di tepi sungai kapuas menjadikan tempat ini sangat nayamn jika di
kunjungi sore hari sekedar menghabiskan waktu sore kata orang pontianak jika
kamu ke kota pontianak belum ke kraton ini maka kamu di katakn belum sampai
ke kota pontianak.
9.Bahasa dan Agama
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh
masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa
Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah
penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut
penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku
Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di
masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya
kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata
seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri
dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada
pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub
suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa
kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja
ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau
dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah
orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain
Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak
sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu
Riau.

Mayoritas penduduk Kalimantan Barat


memeluk agama Islam (35%),Katolik (28%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hin
du (0,2%), lain-lain (1,7%).

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar;yaitu


pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh PulauIrian.
Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera)
sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan
bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.. Mangga lokal yang
disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di
daerah Ketapang dan sekitarnya,Kalimantan Barat.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam
golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak
Laut), Kayan, Kenyah,Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam
karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan
bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu.
Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi
kata pinjaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India
(malaya yang berarti gunung).Kalimantan meliputi 73 % massa daratan Borneo.
Terdapat empat propinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya mencapai
549.032 km 2.

B.

Saran

Kalimantan memiliki banyak segala potensi kekayaan alam dan kebudayaan


yang berlimpah . untuk menjaga kelestariaan sumber daya alam yang ada.Kita
harus menjaga dan mebudidyakn dan melestarikan kekayaan alam dan budaya.
agar kerukunan berbangsa dan bernegara kita saling harmonis antar ras suku
etnis dan agam di kalimantan. Kita harus menjunjung sikap saling menghargai
dan solidaritas. Pemrintah harus peka terhadap masalah yang ada di kalimantan
khususnya, baik dari segi ekonomi maupun sosial masyrakat. Pemerintah harus
mampu mengelola aset alam yang ada dengan baik, agar kalimantan bisa lebih

terkenal dengan tempat pariwisata dan budaya yang dapat menarik para
wisatawaan asing untuk datang ke kalimantan.

DAFTAR PUSTAKA
^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei
2011.http://www.bengkayangkab.go.id/
Sumber: http://id.shvoong.com/books/mythology-ancientliterature/1981495pulau-dan-penduduk-asli-kalimantan/#ixzz2Euf1iRUD
^ (Inggris) Keppel, Sir Henry (1846). The expedition to Borneo of H.M.S. Dido for
the suppression of piracy: with extracts from the journal of James Brooke, esq. of
Sarwak. 2 (edisi ke-2). Chapman and Hall.
^ (Perancis) Meissas, Achille (1847). Dictionnaire de gographie ancienne et
moderne. Hachette. hlm. 172.
^ a b (Italia) Falconetti, A. Francisco (1838). Oceania; o, Quinta parte delmondo:
Revista geografca ed etnografca della Malesia, della Micronesia, della Polinesia

e della Melanesia, sui resultati dei viaggi e delle scoperte dell'autore e de' suoi
predecessori e colle nuove classifcazioni e divisioni di quelle contrade. 1-2. G.
Antonelli. hlm. 243.
^ (Perancis) de Rienzi, Grgoire Louis Domeny (1836). L'Univers: histoire et
description de tous les peuples .... F. Didot frres. hlm. 236.
^ (Inggris) Hamilton, Walter (M. R. A. S.) (1828). The East Indian gazetteer:
containing particular descriptions of the empires, kingdoms, principalities,
provinces, cities, towns, districts, fortresses, harbours, rivers, lakes, &c. of
Hindostan, and the adjacent countries, India beyond the Ganges, and the Eastern
archipelago; together .... 1 (edisi ke-2). Printed for Parbury, Allen and Co..
hlm. 280.
^ (Inggris) Koninklijk bataviaasch genooutschap van kunstent en wetenschappen
(1814). Verhandelingen. Deel 1,2, 3e druk; 3,4, 2e druk; 5-.. pp. 21.
^ (Perancis) von Siebold, Philipp Franz (1847). Le moniteur des Indes orientales
et occidentales: recueil de mmoires et de notices scientifques et industriels...
concernant les possessions nerlandaises d'Asie et d'Amrique. Belinfante frres.
hlm. 164.
^ (Inggris) Charton, Barbara (2008). The Facts on File dictionary of marine
science (edisi ke-2). Infobase Publishing. hlm. 203. ISBN 0816063834.ISBN 978-08160-6383-3
^ Descriptive Dictionary of the Indian Island (1856)
^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2006). Sriwijaya. PT LKiS Pelangi Aksara.
hlm. 88. ISBN 9798451627.ISBN 978-979-8451-62-1
^ (Inggris) Raffles, Lady Sophia (1835). Memoir of the life and public services of
Sir Thomas Stamford Raffles. 2. J. Duncan. hlm. 396.
^ (Inggris) Royal Institution of Great Britain (1817). The Quarterly journal of
science and the arts. 2. John Murray. pp. 331.
^ (Jerman) Christoph Friedrich von Ammon, Leonhard Bertholdt (1817).Kritisches
Journal der neuesten theologischen Literatur. 6. J. E. Seidel. pp.444.
^ Kalimantan Rivers
^ Kalimantan - Indonesia
^ (Inggris)MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford
University Press. ISBN 9780945971733.ISBn 0-945971-73-7
^ (Indonesia) Chambert-Loir, Henri (2004). Kerajaan Bima dalam sastra
dansejarah. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119.ISBN
978-979-9100-11-5

^ (Indonesia) Zaini-Lajoubert, Monique (2008). Karya lengkap Abdullah bin


Muhammad al-Misri: Bayan al-Asma, Hikayat Mareskalek, Arsy al-Muluk, Cerita
Siam, Hikayat tanah Bali. Kepustakaan Populer Gramedia.
hlm. 144.ISBN 9798116135. ISBN 978-979-8116-13-1
^ (Inggris) Pinkerton, John (1806). Modern geography: A description ofthe
empires, kingdoms, states, and colonies; with the oceans, seas, and isles in all
parts of the world... (edisi ke-2). T. Cadell. hlm. 478.
^ (Inggris)East India Company, East India Company (1821). The Asiaticjournal
and monthly miscellany. 12. Wm. H. Allen & Co. hlm. 118.
^ (Indonesia) Muhammad al- Fayyadl, Slamet Muljana, Slametmuljana,Slamet
Muljana; Menuju puncak kemegahan: sejarah kerajaan Majapahit, PT LKiS Pelangi
Aksara, 2005, ISBN 979-8451-35-X, 9789798451355

Anda mungkin juga menyukai