Anda di halaman 1dari 2

ISOLASI SENYAWA CHALKON TERPRERNILASI BARU

DARI BUAH (HOPS) Humulus lupulus

1. PENDAHULUAN
Humulus lupulus merupakan salah satu spesies tumbuhan berbunga dari famili
Cannabaceae yang berasal dari Eropa, Amerika Utara, Asia Barat dan Asia Timur khususnya
Cina. Tumbuhan ini biasa digunakan sebagai bahan utama untuk pembuatan bir yang dapat
memberikan rasa pahit dan juga memiliki kualitas pengawet. Penelitian terdahulu telah banyak
menemukan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan ini. Pada bagian yang dapat larut
dalam air adalah senyawa jenis flavonoid glikosida, sedangkan pada bagian yang semi polar
adalah senyawa jenis flavonoid terprenilasi. Di Cina, bagian dari tumbuhan ini yaitu hops,
digunakan sebagai obat / jamu tradisional untuk pengobatan anoreksia, anti-inflamasi, TBC dan
insomnia. Dalam penelitian ini membahas tentang isolasi dan pemisahan dari senyawa derivatif
chalkon baru.
2. PEMBAHASAN
Hops dari Humulus lupulus diambil dari Bayingguoleng, Mongolia Auntonomous, Xinjiang Uighur Autonomous Region of China pada bulan Agustus 2002. Spesimen dari hops ini
diawetkan di Bescholar Research Centre, Peking University, Beijing, Cina. Daerah ini memiliki
iklim sub tropis, pada waktu penelitian ini dilakukan saat iklim dingin.
Serbuk kering hops sebanyak 5 kg diekstraksi dengan metode perkolasi menggunakan
pelarut etanol 85% sebanyak 40 L selama 24 jam. Perkolasi merupakan suatu metode ekstraksi
cara dingin menggunakan pelarut mengalir yang selalu baru. Perkolasi banyak digunakan untuk
ekstraksi metabolit sekunder dari bahan alam, terutama untuk senyawa yang tidak tahan panas
(termolabil). Perbedaan utama dengan maserasi terdapat pada pola penggunaan pelarut,
dimana pada maserasi pelarut hanya dipakai untuk merendam bahan dalam waktu yang cukup
lama, sedangkan pada perkolasi pelarut dibuat mengalir. Penambahan pelarut dilakukan secara
terus menerus, sehingga proses ekstraksi selalu dilakukan dengan pelarut yang baru. Dengan
demikian diperlukan pola penambahan pelarut secara terus-menerus, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan pola penetesan pelarut dari bejana terpisah disesuaikan dengan jumlah
pelarut yang keluar, atau dengan penambahan pelarut dalam jumlah besar secara berkala.
Perkolat

yang

dihasilkan,

dipekatkan

di

bawah

tekanan

tereduksi,

sehingga

menghasilkan perkolat pekat etanol sebanyak 10 L. Selanjutnya diekstraksi dengan petroleum


eter (PE) sebanyak 10 L, sehingga diperoleh 2 lapisan yaitu lapisan PE dan lapisan etanol.

Tahap selanjutnya adalah lapisan PE diuapkan dengan rotary evaporator sehingga terpisahkan
antara residu dengan pelarut PE dan diperoleh residu hijau tua sebanyak 240 gram, lalu
setengah dari residu tersebut (120 gram) difraksinasi dengan kromatografi kolom (CC)
menggunakan silica gel (6,0 x 120 cm ; 1600 gram ; 200-300 mesh) dan dielusi dengan
campuran PE (60-90C) : aseton (v/v) yang ditingkatkan kepolarannya yaitu dari 30:1, 25:1,
20:1, 15:1, 10:1, 8:1, 5:1, 3:1, 2:1, 1:1 dan 0:1. Dalam hal ini pelarut yang digunakan adalah
pelarut panas karena kemungkinan pada penelitian ini dilakukan pada saat suhu ruangnya
dingin, oleh karena itu ekstraksi yang digunakan adalah perkolasi. Selanjutnya, dimonitoring
KLT, dimana senyawa yang memiliki nilai Rf yang sama digabung sehingga diperoleh 12 fraksi
(A-L).
Fraksi I sebanyak 2 gram difraksinasi dengan kromatografi kolom (CC) menggunakan
silica gel (2,6 x 60 cm, 60 gram) dan dielusi dengan eluen PE (60-90C) : EtOAc (6:1) sebanyak
450 ml sehingga diperoleh crude 3. Kemudian dimurnikan dengan KLTP GF254 dan dielusi
dengan eluen PE : EtOAc (2:1) sebanyak 60 ml, dielusi kembali dengan eluen kloroform
(CHCl3) : aseton (3:1) sebanyak 60 ml, sehingga diperoleh senyawa 3 sebanyak 6,5 mg dengan
nilai Rf = 0,70. Fraksi yang diperlakukan selanjutkan adalah fraksi J sebanyak 5,2 gram
dimurnikan dengan kolom silika gel (3,0 x 60 cm, 120 gram) dan dielusi dengan PE : EtOAc
(3:1) sebanyak 1L, sehingga diperoleh senyawa 1 sebanyak 200 mg dengan nilai Rf = 0,50.
Fraksi yang terakhir diperlakukan adalah fraksi K sebanyak 7,0 gram dipisahkan dengan kolom
silika gel (3,8 x 80 cm, 160 gram) dan dielusi dengan CHCl3 : aseton (4:1), sehingga
menghasilkan crude 2 sebanyak 750 ml dan crude 4 sebanyak 1200 ml. Selanjutnya, keduanya
dimurnikan dengan KLTP (GF254) dan dielusi dengan eluen CHCl3 : aseton (3:1), direplikasi
sebanyak 3 kali, masing-masing 60 ml untuk sekali replikasi, sehingga diperoleh senyawa 2
sebanyak 12,0 mg dengan nilai Rf = 0,33 dan senyawa 4 sebanyak 10,0 mg dengan nilai Rf =
0,31.
3. KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan ekstraksi terhadap hops Humulus lupulus
dari Bayingguoleng, Mongolia Auntonomous, Xin-jiang Uighur Autonomous Region of China
pada bulan Agustus 2002. Metode ekstraksi yang digunakan adalah perkolasi dengan pelarut
etanol 85%. Hasilnya diperoleh 4 senyawa turunan chalkon.

Anda mungkin juga menyukai