Anda di halaman 1dari 3

Nama: Putu Bella Augustina

No

: 02

Endek di Mata Dunia


Kain tenun ikat atau yang biasa disebut endek merupakan kain
tradisional khas Bali yang harus kita lestarikan. Pembuatan kain endek ini
dimulai dengan proses pengikatan, dimulai dengan mengikat kain dan
mencelupkan ke pewarna yang diinginkan, selanjutnya kain yang telah
dicelup tersebut dijemur tanpa membuka ikatannya. Setelah dijemur, ikatan
kain dilepas dan motif dibentuk pada kain tersebut, proses ini terus diulang
dan berlanjut hingga hingga didapat warna dan motif yang diinginkan.
Sekilas tentang endek, endek berkembang pada tahun 80-an pada masa
pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung. Kain endek
memiliki beberapa periode perkembangan dalam produksinya. Tahun 19851995 kain endek berada pada kejayaan yang sangat pesat, kemudian pada
tahun 1996-2006 kain endek mengalami penurunan akibat banyaknya
persaingan produksi kain dipasaran. Namun pada tahun 2011 kain endek
mulai berkembang kembali karena berkembangnya berbagai motif dan
berbagai desain kain endek yang begitu menarik dan didukung pula dengan
penggunaan kain endek sebagai pakaian wajib kantor dan anak sekolah di
Bali. Tentunya penggunaan kain endek ini juga telah memikat hati
dikalangan dunia karena para pemimpin Negara menggunakaan endek
dalam acara formal seperti contoh pada saat acara Konfernsi Tingkat Tinggi
APEC 2013 di Nusa Dua Bali. Semua para pemimpin Negara yang mengikuti
pertemuan

ini

mengenakan

pakaian

tradisional

Negara

tuan

rumah

penyelenggara, sebagai tuan rumah Indonesia menyajikan kain tenun


tradisional endek khas Bali untuk dikenakan para delegasi APEC. Kain endek
dipilih karena keunikan, orisinalitas, dan pemakaiannya yang telah akrab lagi
bagi masyarakat Bali. Busana khusus yang biasa dinamakan APEC costume
itu dikenakan ke-21 pemimpin ekonomi APEC pada jamuan makan malam

kehormatan di Pusat Konvensi Nusa Dua, Bali. Menurut Mentri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Ibu Mari Elka Pangestu ini merupakan salah satu cara untuk
mengenalkan budaya Indonesia ke seluruh dunia dan agar wisatawan
seluruh dunia tahu bahwa Indonesia memiliki kain cantik yang dinamakan
Endek. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut positif dengan
mulainya dikenalnya endek di dunia internasional, hal ini juga akan
membantu pembangunan perekonomian Bali. Perluasan endek ke pasar
internasional juga sangatlah besar. Saat ini TPT Bali telah memiliki tempat
tersendiri dipasar dunia. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, endek merupakan produk unggulan
Provinsi Bali. Prospek ekspor endek cukup besar dilihat dari masih tingginya
ekspor tekstil Indonesia, yaitu menyumbang rata-rata 62 persen pertahun
dari total kontribusi komoditas ekspor dan ekspor tekstil Indonesia pada
tahun 2008 mencapai 10,83 miliar dollar AS. Dekranasda Provinsi Bali terus
mengembangkan program yang inovatif dan terus mendorong kualitas SDM
pengrajin agar hasil karyanya dapat bersaing dipasar global. Tentunya kita
sebagai generasi muda dan tuan rumah pemilik salah satu kebudayaan Bali
harus berbangga hati serta turut melestarikan kebuyaan tersebut. Endek kita
punya, kita pakai, kita bangga!

DAFTAR PUSTAKA
http://diahiswari.blogspot.co.id/2009/05/endek-bali-sebagai-produkberbasis.html diaskes pada tanggal 16 September 2015.
http://m.okezone.com/read/2013/10/12/407/880755/pemimpin-dunia-kenakanendek-bali-bisa-jadi-promosi-wisata-gratis diakses pada tanggal 16 September
2015.
http://www.disperindagbali.go.id/endek-semakin-dikenal-dunia-resmi-digunakanpara-pemimpin-dunia-di-ktt-apec-2013/ diakses pada tanggal 16 September 2015.
https://id-id.facebook.com/bisnisbalicom/posts/532881270117648

diakses

pada

tanggal 16 September 2015.


http://balebengong.net/kabar-anyar/2014/03/20/endek-kain-tenun-ikat-khasbali.html diakses pada tanggal 16 September 2015.
http://m.damniloveindonesia.com/articles.php?id=297

diakses pada tanggal 16

September 2015.
http://m.antaranews.com/berita/399459/apec-costume-dulu-batik-kini-endek-bali
diakses pada tanggal 16 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai