Anda di halaman 1dari 18

EFEK DARI PEMBERIAN PROBITOTIK

UNTUK DIARE AKUT PADA BAYI:


SEBUAH PENELITIAN ACAK DOUBLE
BLIND
Sunandang

Latar belakang

Banyak literatur yang menyebutkan bahwa


probiotik memberikan kebaikan dalam
penanganan diare akut pada bayi.
Probiotik dengan dosis hampir mendekati 10,
dengan pemberian dua kali sehari selama 5 hari
dipercaya terbukti memberikan kebaikan dalam
mengurangi frekuensi, serta durasi penyakit diare.
Probiotik dipercaya dapat mengurangi lama waktu
kesakitan, dengan meningkatkan respon imun,
memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi
penting dalam antimikroba dan menyeimbangan
jumlah mikroba diusus.

Latar belakang

Berdasarkan hasil peenlitian, penyakit


diare akut pada bayi menempati urutan
ke tiga besar, penyakit penyebab
kematian terbesar pada bayi sebesar
2,3% setiap 1000 balita.
Di RS Sanglah denpasar bagian klinik
anak, tahun 1999 terdapat 923 anak
dengan diare.

Latar belakang

Umumnya sebesar 90% kasus diare dapat


berhasil ditangai dengan terapi cairan
rehidrasi oral (CRO) dan pemberian diet
nutrisi.
Namun CRO tidak secara drastis menurunkan
volume banyaknya frekuensi diare dan
lamanya waktu kesakitan.
Diperlukan penelitian lebih dalam dalam untuk
menghasilkan tingkat keefektifan, keefisienan
dan biaya dalam penanganan terapi diare
guna menekan lamanya durasi kesakitan.

tujuan

Untuk mengetahui efek klinis dari


pemberian suplemen probiotik pada
kasus diare akut pada bayi.

metode

Penelitian dengan metode double blind secara


acak dari juni sampai Oktober 2004.
Dilakukan pada kelompok bayi usia 1 -12 bulan
yang menderita diare akut.
Semua peserta trial dirawat di rumah sakit
Sanglah Denpasar bali.
Jumlah peserta sebanyak 70 orang, dibagi
menjadi dua kelompok.
Jumlah kelompok dibagi menjadi dua bagian;
Kelompok terapi :mendapatkan asupan suplemen
probiotik.(35 bayi)
Kelompok kontrol: mendapatkan plasebo (35 bayi)

metode

Penelitian di lakukan oleh peneliti dari


subdivisi Gastroenterologi departemen
Kesehatan Anak Universitas Kedokteran
Udayana denpasar Bali.
Penelitian sudah diterima dan
mendapatkan persetujuan dari komite
medik Universitas kedokteran, Rumah
sakit Sanglah dan semua pasien telah
mendapatkan penjelasan.

metode

Status dehidrasi di sesuaikan dengan metode WHO


yang sudah banyak di terapkan.
Status nutrisi di tentukan berdasartkan Z score dari
tinggi dan berat badan.
Pasien yang tidak mendapatkan oral probiotik
ataupun plasebo dalam 1 x 12 jam atau menolak
untuk menerima dianggap sebagai drop out.
Pasien dengan kegagalan terapi pada hari kelima,
atau pasien yang mengalami komplikasi sebelum
hari kelima, atau malahan mendapatkan infeksi lain,
atau penambahan durasi diare atau pasien yang
meninggal juga dianggap dikeluarkan dalam
penelitian ini.

metode

Semua kelompok terapi diberikan


penanganan terapi sesuai standar WHO.
Antibiotik diberikan pada bayi yang
memiliki jumlah leukosite faeses > 10/
lapangan pandang.

Metode

Satu sachet probiotik yang digunakan


dalam penelitian mengandung
L.acidophilus, Bifidobacterium longum.
Streptococcus faecium >1x10 CFU/g,
vitamim B6 0,5 mg, dan niacin 2mg.
Plasebo mengandung hanya vitamin saja,
dengan kemasan dan rasa yang serupa
dengan kemasan probiotik.

Kriteria inklusi

Diare akut dengan diare rehidrasi ringan


sedang
Usia 1 sampai 12 bulan.
Lama sakit diare sebelum masuk rumah
sakit adalah <2 hari.

Kriteria ekslusi

Komplikasi diare

Diare dengan komplikasi

Diare akut dengan malnutrisi berat, disentri berat,


kelainan kongenital, infeksi sistem respirasi, anemia,
imunokompromise, dan penyakit sistemik lainnya.
Diare dehidrasi berat, asidosis metabolik, penurunan
kesadaran, ileus paralitik.

Pemberian obat anti diare


Pemberian susu formula, atau makanan yang
mengandung probiotik.
Menolak diikutesrtakan dalam trial.

hasil

Selama periode penelitian terdapat 114 bayi usia 1 12 bulan


yang masuk karena diare akut ke RS sanglah hopital.
17 diataranya menolak untuk diikutsertakan.
74 bayi tidak diikutsertakan dalam penelitian:

61 mendapatkan penyakit lain atau infeksi sekunder lain.

1 bayi malnutrisi.
10 bayi mendapatkan bronkopneumoni
2 anemia
19 rhinopharingitis akut.
21 akut tonsilitis
3 acute otitis media
5 bronkitis akut

5 bayi mendapatkan susu formula, makanan dan obat yang


mengandung probiotik.
2 bayi mendapatkan terapi anti diare.
6 pasien menolak dalam partisipasi.

hasil

Angka penguranga dari frekuensi defekasi secara


drastis dalam <3 hari terdapat pada kelompok yang
memeperoleh probiotik dengan kelompok kontrol.

(47.37 jam (SD17.79) VS 67.20 jam (SD17.79) dengan


p=0.001

Konsistensi faeces yang lebih padat dan durasi yang


lebih pendek pada kelompok probiotik;
(45.31jam (SD 21.35) VS 70.45 jam (SD 21.35)
dengan p=0.001
Rata-rata lama durasi diare juga mengalami hasil
yang signifikan pada kelompok probiotik:

(49.03 jam (SE3.09) VS 73.03 jam (SE 3.28), dengan


P=0.0001)

hasil

Selama penelitian ini, sebanyak 2 bayi


pada kelompok kontrol mendapatkan
kegagalan terapi, 1 pasien sembuh pada
hari kelima penelitian, bayi yang satu lagi
mendapatkan bronkopneumonia pada
hari kedua.
Keseluruhan ada 2 bayi pada kontrol grup
dan 1 bayi pada kelompok probiotik yang
mengalami drop out.

Hasil

kesimpulan

Probiotik sebagai suplemen standar


terapi untuk diare akut telah terbukti
memebrikan keuntungan dalam
mengurangi lama kejadian penyakit.

Diskusi

Pada penelitian ini masih memiliki


beberapa kekurangan, yakni belum
diperiksanya kultur faeces untuk
mendeteksi penyebab patogen diare.

Anda mungkin juga menyukai