Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM MEMBELI

Dibuat Oleh :
Muhammad Aldo H

(15213826)

KELAS :
3EA31
Dosen :
Linda Sulistiawati

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PTA 2015/2016

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM MEMBELI


Evaluasi alternatif sebagai proses adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternative dalam proses pengambilan keputusan selanjutnya. Bila seseorang dihadapkan
pada pembelian produk, yaitu antara membeli produk yang satu dan yang lain dengan kesamaan
jenis, maka dia ada dalam posisi harus membuat Evaluasi Alternatif sebelum pembelian. Dalam
proses evaluasi alternatif, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan
yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa
yang sesuai.
Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih
oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus:
1). Menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
2). Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan,
3). Menilai kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan
4). Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Beberapa pendapat dari tokoh :
Philip kotler mengemukakan,
Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan
untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya
(1998:170).
Menurut Sutisna,
Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh
dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan(2001:22).

A. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatifalternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam
membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan,
kenyamanan, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi,
kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah
untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi
kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga
hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek
merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai kriteria
kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat
mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara Asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen.
negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi
kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan
buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk
konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang
konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk
yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi
disebut sebagai atribut determinan.

B. Menentukan Alternatif Pilihan


Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai
suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting Pemasar perlu menjelaskan
manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol Keputusan Pembelian Konsumen
membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor;
1. Sikap/ pendirian orang lain,
2. Situasi yang tidak diantisipasi.

C. Menaksir Alternatif Pilihan


Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif
produk, alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam
menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang
akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif lain
yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif pilihan keputusan konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua
alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut (economic man).
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai (Cognitive man) atau sebagai (problem solver). Kosumen merupakan
pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai.
Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli
atau menolak produk. Cognitive Man berdiri di antara (economic man) dan (passive man),
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali
mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang
memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosional
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk.
Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi.
Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan (emotional
man) itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya
lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

D. MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama
adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh
produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan
disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa
diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu terbaik alternatif.

Kata penghubung Aturan Keputusan


Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk
setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau
melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata
penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk
beberapa tingkat dikelola
Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang
penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif
digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen
persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi
atau melampaui satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria
yang digunakan dari kompetisi.
Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-.
Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap,
sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah
konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja
pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat
dalam keputusan daripada atribut lainnya.

Anda mungkin juga menyukai