Referensi
Burnside Mc. Glynn. 1995. Diagnosis Fisik Adams. Edisi
17. Jakarta: EGC.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. 2002. Jakarta:
EGC.
Kumar, Robbins Cotran. 1999. Dasar Patologi Penyakit.
Edisi 5. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson. 2005.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 1 dan 2. Jakarta: EGC.
Sacher, Ronald A. Dan Richard A. McPherson. 2004.
Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
www.cardiologychannel.com
www.emedicine.com
2. Mengapa kulit biru?
Kebiruan pada kulit: Disebabkan oleh jumlah Hb
deoksigenasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah
kulit, terutama di dalam kapiler. Hb terdeoksigenasi ini
mempunyai warna biru tua yang kuat yang diteruskan
melalui kulit.
Fisiologi Guyton
- Penyebab
o Bercampurnya oksigen dan karbondioksida karena
kesalahan aliran darah
o Kekurangan oksigen pada hemoglobin darah
o Kesalahan muara vena pulmonalis yang semestinya
masuk ke atrium kiri tetapi sebagian masuk ke
atrium kanan
Penyakit
Jantung
Anak,edisi
ke
3,prof.dr.A.Samik
Wahab,SpA(k)
1. Mekanisme Sianosis
SIANOSIS
i.
3. Mengapa kelelahan?
Keluhan sering batuk pilek, cepat lelah, nafsu makan
terganggu, dan berat badan kurang juga bisa berkaitan
dengan penyakit kelainan jantung bawaan yang pernah
didiagnosis pada pasien ketika masih balita. Fungsi
jantung
adalah
memompa
darah
untuk
menyediakan oksigen, nutrien, dan hormon ke
seluruh
tubuh
serta
mengangkut
sisa
metabolisme dari seluruh tubuh (Ronny dkk, 2009).
Apabila jantung mengalami suatu kelainan,
berarti jantung tidak bisa melakukan fungsinya
secara
sempurna.
Cardiac
output
mengalami
penurunan yang berakibat berkurangnya asupan nutrisi
ke jaringan-jaringan sehingga metabolisme jaringan
tersebut pun terganggu sehingga timbul keadaan cepat
lelah. Pada keadaan normal, tubuh aktif membentuk
antibodi, tapi karena mekanisme yang sudah dijelaskan
tersebut, pembentukan pun terhambat, sehingga
tidak punya sistem pertahanan yang kuat dan
akhirnya mudah terserang penyakit. Sama halnya
o
Terjadinya suatu obstruksi infundibular
o
Naiknya tahanan a.pulmonalis
Faktor2 yang dipikirkan dalam mengambil keputusan
menunggu atau tidak pengecilan spontan defek sekat
ventrikel sbb :
Umur
penderita.
Kebanyakn
perubahan ukuran defek terjadi sebelum umur 6 bulan.
Lokasi defek. Defek yang diketahui
menjadi kecil adalah defek membranosa dan muskular.
Mortalitas
pembedahan.
Risiko
pembedahan lebih besar pada umur bulan2 pertama.
Defek multiple. Risiko pemedahan
lebih besar dan mungkin memerlukan insisi ventrikel kiri.
Penyebab gejala2 di luar jantung.
Gagal pertumbuhan dan sukar bernafas dapat disebabkan
oleh anomali yang menyertai.
Penanganan medik mencukupi.
Risiko terjadinya endokarditis infektif : pada VSD ini ada
bahaya terjadinya endokarditis infektif. Pada umumnya,
endokarditis infektif terjadinya pada sekitar umur 40-50
tahun. Angka kematian endokarditis infekti cukup tinggi.
Terapi :
VSD kecil : ditunggu saja, kadang2 dapat menutup secara
spontan. Akan tetapi, pada kelainan tipe ini supaya dilakukan
pencegahan terhadap endokarditis infektif bila dilakukan
operasi dsb. Sesudah umur 1 tahun, anak supaya diperiksa
setiap 2-3 tahun untuk melihat adanya regurgitasi aorta atau
pengecilan defek. Operasi koreksi tidak perlu dilakukan.
VSD sedang : kalau tidak ada gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang2 kelainan ini
dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung supaya diobati
dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat
dilakukan pada sekitar umur 4-6 tahun atau paling tidak
beratnya mencapai 12 kg.
VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen
( hipertensi pulmonal karena penambahan volume ) :
biasanya anak menderita gagal jantung sehingga anak segera
diberi pengobatan dengan digitalis. Bila ada anemia supaya
diberi transfusi eritrosit terpampat ( packet red cells),
selanjutnya diteruskan dengan terapi besi. Terapi penurunan
beban pasca ( afterload) mungkin berguna. Bila pertumbuhan
normal, operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan
spontan. Bila terganggu atau tekanan arteripulmonalis lebih
dari 50% tekanan arteri sistemik, anak harus sudah dioperasi
pada usia sesudah 6 bulan. Pengikatan arteri pulmonalis
akhir2 ini telah ditinggalkan karena angka kematian pada saat
Adanya keluhan
sinkope atau angina
klinis
yang
jelas,
misalnya
PJB SIANOSIS
(a)Tetralogy of fallot
1.
2.
3.
4.
Stenosis Pulmonal
Hipertrofi Ventrikel Kanan (sekunder)
Aorta terletak diatas VSD
Defek Septum Ventrikel
www.fk.uwks.ac.id/.../Kardiologi
%20Anak%20Penyakit%20Jantung%20Bawaan.pdf
www.fk.uwks.ac.id/.../Kardiologi%20Anak%20Penyakit%20Jantung
%20Bawaan.pdf
www.fk.uwks.ac.id/.../Kardiologi%20Anak%20Penyakit%20Jantung
%20Bawaan.pdf
NATALAKSANA
Septostomi dengan menarik kateter balon untuk
melebarkan ASD atau PFO dengan merobek
septum atrium.
www.fk.uwks.ac.id/.../Kardiologi%20Anak%20Penyakit%20Jantung
%20Bawaan.pdf
(c) Dopplet outlet right ventrikel
(d)Anomaly ebstein
(e)Atresia pulmonal
(f) Atresia trikuspidal
PJB ASIANOTIK
(a)ASD
terjadi
hipertensi
pulmonal
yang
dapat
(e)Stenosis aorta
http://www.jantungku.com/2008/09/14/penyakit-jantungbawaan/
retrosternal terisi).
Tidak tampak pembesaran ventrikel kiri maupun atrium kiri.
b. Dengan hipertensi pulmonal
PA : Jantung membesar ke kiri dan kanan. Hilus sangat melebar
di bagian
sentral dan menguncup ke arah tepi. Konus pulmonalis sangat
menonjol.
Aorta kecil. Pembuluh darah paru berkurang. Bentuk torak
emfisematous
(barrel chest).
Lateral kiri: Pembesaran ventrikel kanan yang menempel jauh ke
atas sternum.
Tidak tampak pembesaran ventrikel kiri. Atrium kiri normal atau
kadang
membesar. Hilus berukuran besar. Kadang jantung belakang
bawah berhimpit
dengan kolumna vertebralis (karena atrium kanan sangat besar
dan
mendorong jantung ke belakang).
Klasifikasi Umum
I. Tidak Sianosis: tanpa pirau (pengalihan)
www.fk.uwks.ac.id/.../Kardiologi%20Anak%20Penyakit
%20Jantung%20Bawaan.pdf
Sianotik
Warna kebiruan pada mukosa disebabkan karena lebih dari
5gr/dl hemoglobin yang tereduksi
sehingga
pengambilan
oksigen
lebih
pembuluh
sistemik
(SVR)
meningkat
dan
Resistensi Vaskuler pulmonal (PVR) berkurang)
Penutupan Foramen ovale karena peningkatan
tekanan Atrium sinister dan penurunan tekanan
Atrium dexter
Penutupan ductus Arteriosus karena peningkatan
saturasi O2 arterial.
Penutupan ductus venosus
(Guyton
Arthur
C.2008.Buku
Ajar
Fisiologi
Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
11. Penatalaksanaan dari penyakit tersebut
12. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis?
13. Apa hubungan panas sejak 2 minggu yang lalu dengan
penyakit yang diderita?
14. Komplikasi penyakit?
15. Interpretasi dari bising pansistolik/holosistolik?
16. Penyakit jantung sianosis non sianosis
Systol
ic
Blood
Press
ure
Weight
in kilos
Weight
in
pound
s
2-3
4.5 - 7
Age Group
Respirat
ory Rate
Newborn
30 - 50
120 - 160
50 - 70
20 - 30
80 - 140
70 - 100
20 - 30
80 - 130
80 - 110
10 - 14
22 - 31
20 - 30
80 - 120
80 - 110
14 - 18
31 - 40
20 - 30
70 - 110
80 - 120
20 - 42
41 - 92
12 - 20
55 - 105
110 - 120
>50
>110
Heart
Rate
http://www.rnceus.com/psvt/psvtvs.html
4 - 10
9 - 22