Pengaruh Sikap Perubahan Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh Syifa M. Hasan
Pengaruh Sikap Perubahan Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh Syifa M. Hasan
Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh :
Pembimbing IPembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH SIKAP PERUBAHAN ORGANISASI
TERHADAP KINERJA PEGAAWAI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 September
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 12 September 2011
Sidang Munaqasyah
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/
Sekretaris Merangkap Anggota
Anggota :
ii
PERNYATAAN
iii
Rasulullah SAW bersabda, Setiap pekerjaan yang baik, jika tidak di mulai
dengan Bismillah Maka (pekerjaan tersebut) akan terputus (dari
keberkahanAllah).
The trouble with change in human affairs is that it is so hard to pin down. it
happens all the time. but while it happens it eludes our grasp, and once we feel
able to come to grips with it, it has become past history. (Ralf Daherendorf)
change is the only evidence of life. (Evelyn Waugh)
iv
ABSTRAK
A). Fakultas Psikologi
B). Juli 2011
C). Syifa M. Hasan Jawas
D). Pengaruh Sikap Terhadap Perubahan Organisasi Dengan Kinerja Pegawai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
E). Jumlah halaman isi: xi + 66 + lampiran
F). Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sebuah
institusi pendidikan yang menggunakan struktur organisasi fungsional sebagai
struktur institusi pendidikannya, melimpahkan wewenang pimpinan tertinggi
kepada kepala-kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk
dikerjakan oleh para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Arie de
Geus, dalam Kasali (2005), mengatakan sebenarnya perusahaan dan organisasi
pada dasarnya adalah sesosok makhluk hidup. Karena ia hidup maka ia
dilahirkan, tumbuh, berkembang, sakit, tua, dan dapat mati seperti makhluk
hidup pada umumnya. Perubahan Bentuk UIN terjadi melalui transformasi
fungsi kegiatan sebagai unit yang otonom, melalui Badan Layanan Umum
(BLU) yang diterapkan pada UIN sebagai Kegiatan Layanan Pendidikan
sekaligus sebagai salah satu agenda reformasi keuangan negara yang
melakukan pergeseran dari penganggaran tradisional menjadi penganggaran
berbasis kinerja. Namun perubahan tidak selamanya mendapat tanggapan yang
positif. Salah satu penemuan yang didokumentasi dari studi dan riset tentang
perilaku individu dan organisasi adalah bahwa organisasi-organisasi dan para
anggotanya seringkali menolak (menentang) perubahan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, kuantitatif, dan korelasional.
Teknik sampling yang digunakan adalah non random sampling dengan
metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan Staff Kasubag UIN Syarif
Hidayatullah berjumlah 29 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner, yaitu 18 item skala sikap penolakan terhadap perubahan dan
skala kinerja terdapat 8 item. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perubahan dengan kinerja
pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan
antara sikap terhadap perubahan dan kinerja. Hubungan tersebut signifikan
mungkin disebabkan karena menurut Robbins, sumber dari penolakan
individual terhadap perubahan terdapat pada ciri-ciri atau karakteristik dasar
manusia, misalnya persepsi, kepribadian, dan kebutuhan-kebutuhan. Menurut
R. H Hall penolakan atau sikap menentang keorganisasian itu terjadi karena
organisasi-organisasi yang bersifat konservatif, maka mereka secara aktif
menentang perubahan. Sebagai contoh banyak pemerintah diberbagai negara
v
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan untuk kehadirat Allah SWT,
karena berkat segala limpahan anugrah dan rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya tidak luput dari bantuan pihak
luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, beserta jajarannya.
2. Abd. Rahman Shaleh, M.Si dan Desi Yustari Muchtar, M.Si yang telah
membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi
ini. Serta, Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi sebagai penguji, sehingga Penulis
mendapatkan banyak masukan dari beliau-beliau tersebut, serta terimakasih
banyak atas wawasan dan waktu yang telah diberikan.
3. Prof. H. M Yasun, M.Si sebagai Pembimbing Akademik.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
5. Seluruh Staff pegawai di lingkungan rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai responden yang telah bersedia memberikan waktunya untuk mengisi
angket.
6. Keluarga tercinta, terindah dan terhebatku yang berada di Bandar Lampung.
Alm Mama yang telah menjadi motivator dan inspirator terhebat yang syifa
punya dan Babah yang selalu setia, bijaksana menasihati syifa dengan sabar
dalam keadaan apapun dan telah memberikan materi yang tiada hentihentinya, serta doa-doa mu yang selalu mengiringi kesuksesan ku. Adikadikku Soraya MHJ, Syukriyah MHJ dan Mohammad Abdul Haye. Jadilah
vii
Lalu
Fitriyadi,
Sukma
Pratiwi
dan
seluruh
teman-teman
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
ii
iii
PERSEMBAHANKU .................................................................................
iv
ABSTRAK ..................................................................................................
vii
ix
xii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
2.1
2.2
Kinerja .................................................................................
2.1.1
2.1.2
10
2.1.3
12
Sikap ....................................................................................
15
2.2.1
15
2.2.2
18
2.2.3
19
2.2.4
21
ix
2.3
23
2.3.1
24
2.3.2
25
2.3.4
25
2.4
28
2.5
30
2.6
31
32
3.1
32
3.1.1
32
3.1.2
32
3.2
33
3.3
34
3.3.1
34
3.3.2
34
3.3.3
34
34
3.4.1
35
3.4.2
38
3 4.3
39
3.4.4
40
41
3.5.1
41
3.5.2
41
3.5.3
41
42
3.6.1
42
3.6.2
45
45
3.4
3.5
3.6
3.7
47
4.1
46
4.2
50
4.2.1
50
4.2.2
54
65
5.1
Kesimpulan ..........................................................................
65
5.2
Diskusi .................................................................................
65
5.3
Saran ....................................................................................
66
67
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
35
Tabel 3.2
37
Tabel 3.3
38
Tabel 3.4
40
Tabel 3.5
43
Tabel 3.6
44
Tabel 4.1
47
Tabel 4.2
48
Tabel 4.3
48
Tabel 4.4
49
Tabel 4.5
49
Tabel 4.6
51
Tabel 4.7
51
Tabel 4.8
52
Tabel 4.9
52
53
54
55
55
56
56
xii
57
57
58
58
59
Tabel 4.21 Anova Antara Sikap Penolakan Perubahan Terhadap Ketaatan ...
59
60
60
61
61
62
62
63
63
xiii
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
tetapi pada output. Perubahan ini penting dalam rangka pembelajaran untuk
menggunakan sumber daya pemerintah yang makin terbatas, tetapi tetap dapat
memenuhi kebutuhan dana yang makin tinggi.
Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang telah
dianut luas oleh pemerintahan modern di berbagai negara. Pendekatan
penganggaran yang demikian sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi
pemerintah yang memberikan pelayanan kepada publik. Salah satu alternatif
untuk mendorong peningkatan pelayanan publik adalah dengan mewiraswastakan
pemerintah. Mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) adalah
paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik. Ketentuan
tentang penganggaran tersebut telah dituangkan dalam UU No.17/2003 tentang
Keuangan Negara.
Sehubungan dengan itu, telah dikemukakan oleh Faustino Cardosa Gomes
dalam Mangkunegara (2005:9), kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi
serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia (LAN-RI) dalam Pasolog (2008:175), merumuskan
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, kebijaksanaan pemimpin dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi, dan visi organisasi. Konsep kinerja yang dikemukakan LAN-RI lebih
mengarahkan kepada acuan kinerja suatu organisasi publik yang cukup relevan
sesuai dengan strategi suatu organisasi yakni dengan misi dan visi yang lain yang
ingin dicapai.
Dapat disimpulkan, kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Apabila pegawai memiliki
kinerja dan produktivitas yang tinggi, maka laju roda sebuah instansi pun akan
berjalan dengan baik, yang akhirnya akan menghasilkan pencapaian yang optimal
bagi instansi. Pegawai yang berkinerja dengan baik, berkemungkinan lebih besar
untuk bertahan pada organisasi tersebut karena menerima pengakuan, pujian, dan
hadiah lain yang memberi mereka lebih banyak alasan untuk bertahan. Begitupun
sebaliknya jika pegawai merasa tidak puas maka mereka dapat mengungkapkan
dalam sejumlah cara. Misalnya, mengundurkan diri atau pegawai dapat mengeluh,
menjadi tidak patuh, mencuri properti instansi, atau menghindari sebagian
tanggung jawab kerja mereka.
Masa depan pegawai erat terkait pada penilaian dalam evaluasi promosi,
kenaikan upah, dan diteruskan pengkaryaan merupakan contoh hasil yang jelas
dari evaluasi. Penilaian kinerja merupakan penilaian kerja terhadap pegawai
tersebut. Meski penilaian dapat berupa obyektif, tetapi banyak pekerjaan yang
dievaluasi dengan cara subyektif. Ukuran subyektif mudah dilaksanakan, menurut
definisinya, ukuran subyektif akan berupa pertimbangan. Penilai membentuk
kesan umum mengenai kerja seorang pegawai. Dengan demikian sikap individu
dalam menghadapi perubahan turut mempengaruhi evektifitas perubahan itu
sendiri, baik bagi individu maupun organisasi.
Efektifitas perubahan itu sendiri tidak pernah lepas dari pemeliharaan dan
peningkatan inovasi serta penguasaan dalam hal seni perubahan. Langkah-langkah
ini penting untuk diambil oleh sebuah organisasi. Sehingga fleksibilitas dan upaya
meningkatkan inovasi secara terus-menerus menjadi suatu hal yang harus
dilakukan secara konstan.
Fleksibilitas dapat juga dilakukan dengan penggunaan teknologi sebagai
acuan untuk meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan penggunaan teknologi
seperti sistem terkomputerisasi yang kini diterapkan dalam bentuk sistem absensi
karyawan dengan menggunakan sistem komputerisasi Biometriks (finger print),
sistem ini menekankan efisiensi waktu sehingga kinerja karyawan akan lebih
cepat, dikarenakan tidak harus antri absen terlalu lama yang membuang waktu
maupun kertas. Hal ini nantinya berhubungan dalam sistem penggajian yang
mengambil acuan dari hasil absensi. Finger print, tujuannya adalah untuk
mendisiplinkan pegawai dalam hal absensi. Sistem informasi ini merupakan suatu
alat yang mempermudah pekerjaan manusia. Sistem itu ada dan diciptakan untuk
membuat hal menjadi efektif dan efisien. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
sistem ini juga merupakan satu bentuk dari perubahan.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis merumuskan judul yang nantinya
akan menjadi kajian lebih lanjut, yaitu Pengaruh Sikap Terhadap Perubahan
Organisasi Dengan Kinerja Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
membahas kontribusi sikap terhadap perubahan organisasi dengan kinerja pegawa.
Permasalahan pokok yang akan diteliti adalah : Seberapa besar pengaruh antara
sikap terhadap perubahan organisasi dengan kinerja pegawai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?.
1. 3 Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah bahasan adalah
sebagai berikut:
a.
Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (Organization Development), diartikan
sebagai respon terhadap perubahan-perubahan cepat dalam teknologi,
politik, dan dimensi kelembagaan instansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Kinerja
Kinerja
merupakan
suatu
kondisi
yang
harus diketahui
dan
1. 4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh
sikap terhadap perubahan organisasi dengan kinerja pegawai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1. 5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
psikologi organisasi dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat
memberi gambaran mengenai sikap perubahan organisasi dengan kinerja pegawai.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi khususnya kepada institusi pendidikan, konselor sekolah
dan guru dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kinerja
karyawan untuk mencapai fase kinerja yang lebih baik.
1. 6 Sistematika Skripsi
Sistematika isi dan penulisan skripsi ini antara lain :
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah dan pokok-pokok
bahasan, tujuan dan manfaat dari penelitian serta sistematika skripsi.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Berisi tentang pengertian organisasi, pengertian pengembangan organisasi, faktorfaktor yang mempengaruhi organisasi, indikator kinerja, hubungan pengembangan
organisasi dengan kinerja dan hipotesis.
Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan
metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis
instrumen serta metode analisis data.
BAB II
2. 1 KINERJA
2. 1. 1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"
yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja.
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer
seringkali tidak memperhatikan kinerja kecuali jika itu sudah amat buruk atau
segala sesuatu jadi serba salah. Seringnya manajer tidak mengetahui betapa
buruknya kinerja telah merosot membuat perusahaan / instansi dapat tenggelam ke
dalam krisis yang serius.
Menurut Gibson dalam Pasolog (2005:176) kinerja seseorang ditentukan
oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Dikatakan
bahwa pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan
motivasi. Keban dalam Pasolog (2005:176) kinerja merupakan tingkat pencapaian
tujuan.
Secara bahasa kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai seseorang). Definisi kinerja dalam hal ini kinerja karyawan
sebagaimana dikemukakan Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara (2005:9)
yaitu perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan
waktu (lazimnya per jam).
9
10
menurut
Bernardin
dan
Russel
dalam
Muhammad
11
= Attitude x situation
Ability
= Knowledge x Skill
Penjelasan :
a. Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (Ability) terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya,
pemimpin dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai
kinerja maksimal.
b. Faktor motivasi
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan
terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya.
Menurut
Hennry
Simamora
dalam
Mangkunegara
(2005:14),
kinerja
12
secara teoritik penilaian kinerja sangat erat kaitannya dengan analisis pekerjaan.
Artinya, suatu penilaian tidak dapat dilakukan jika masih terdapat ketidakjelasan
tentang pekerjaan itu sendiri, yang merupakan sumber daya manusia, sehingga
dapat dikatakan bahwa efektivitas penilaian kinerja sangat tergantung kepada baik
buruknya manajemen sumber daya manusia yang dimiliki.
Penilaian kinerja pegawai sipil di Indonesia, dilakukan dengan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 jo. PP 10 Tahun 1979 tentang penilaian
pelaksanaan pekerjaan PNS. Penilailan tersebut tertuang dalam suatu daftar yang
13
lazim disebut DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), yang berarti suatu
daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam
jangka waktu satu tahun dan dibuat oleh Penilai (Pasal 1 huruf a PP tersebut).
Sedangkan pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan
kekuatan serendah-rendahnya Kepala Urusan dan Pejabat lain yang setingkat
dengan itu.
Unsur-Unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan DP3
yaitu:
1. Kesetiaan, yaitu tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan
tanggungjawab.
2. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
3. Tanggungjawab, yaitu kesanggupan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan tugas yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baikya dan
tepat pada waktunya serta berani menanggung resiko atas keputusan yang
telah diambil atau tindakan yang dilakukan.
4. Ketaatan, yaitu kesanggupan pegawai untuk mentaati segala peraturan
perundang-undangan dan dan peraturan kedinasan yang berlaku.
5. Kejujuran, yaitu ketulusan hati pegawai dalam melaksanakan dan
kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diembannya.
14
15
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja dapat
dijadikan:
1. Sebagai dasar untuk memberikan kompensasi kepada pegawai yang
setimpal dengan kinerja.
2. Sebagai dasar untuk melakukan promosi bagi pegawai yang memiliki
kinerja yang baik.
3. Sebagai dasar untuk melakukan mutasi terhadap pegawai yang kurang
cocok dengan pekerjaannya.
4. Sebagai dasar untuk melakukan demosi terhadap pegawai yang kurang
atau tidak memiliki kinerja yang baik.
5. Sebagai dasar untuk melakukan pemberhentian pegawai yang tidak lagi
mampu melakukan pekerjaan.
6. Sebagai dasar memberikan diklat terhadap pegawai, agar dapat
meningkatkan kinerjanya.
7. Sebagai dasar untuk menerima pegawai baru yang sesuai dengan pekrjaan
yang tersedia.
8. Sebagai dasar untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu organisasi.
2.2 SIKAP
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap berasal dari kata latin aptus yang berarti dalam keadaan sehat dan
siap melakukan aksi/tindakan atau dapat dianalogikan dengan keadaan gladiator
dalam arena laga yang siap menghadapi singa sebagai lawannya dalam
16
petarungan. Secara harfiah, sikap dipandang sebagai kesiapan raga yang dapat
diamati.
Menurut G.W. Allport dalam Sarwono dan Meinaro ( 2009:81) membuat
batasan/definisi sikap sebagai berikut:
..a mental and neural state of readiness, organized through experience,
exerting a directive or dynamic influence upon the individuals response to
all objects and situations with which it is related. (G.W. Allport,
1935:810).
Yang artinya yaitu kesiapan mental dan syaraf, diatur melalui pengalaman,
menggunakan pengaruh petunjuk atau dinamis atas respons individual
terhadap semua objek dan situasi yang terkait.
Menurut Robbins dalam Muchlas (2005:151), sikap (attitudes) ialah
sesuatu yang kompleks, yang bias didefinisikan sebagai pernyataan-pernyataan
evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau
penilaian-penilaian mengenai objek, manusia, atau peristiwa-peristiwa.
Secara umum sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek
tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap
tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek
studi. Sikap bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi
terhadap suatu hal. Sikap senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal, suatu objek.
Tidak ada sikap tanpa objeknya.
17
18
19
4. Sikap
mengandung
aspek
evaluatif:
artinya,
mengandung
nilai
objeknya.
Pengalaman
yang
menyenangkan
akan
relatif
ini
adalah
uraian
mengenai
beberapa
diantara
metode
20
a. Observasi perilaku
Untuk dapat mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat
memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu
indikator setiap individu. Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan
mengamati tindakan yang ditampilkan. Teknik observasi yang dapat
dilakukan adalah observasi secara langsung maupun tidak langsung
dengan perilaku. Meskipun dengan pengamatan bisa dilakukan untuk
pengukuran sikap, tetapi metode ini memiliki akurasi yang kurang tinggi.
Untuk mengantisipasi validitas yang rendah, metode ini biasanya
digabungkan dengan metode lain. Hasil dari observasi lebih banyak
digunakan sebagai data pendukung. Validitas yang rendah dari teknik ini
disebabkan oleh sifat/karakteristik dari sikap itu sendiri, yaitu masih
bersifat laten. Sehingga apa yang ditampilkan belum tentu mencerminkan
apa yang melatarbelakanginya atau predisposisinya.
b. Pertanyaan langsung
Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung untuk mengungkap
sikap yaitu bahwa individu adalah pihak yang paling tahu mengenai
dirinya sendiri.
c. Pengukuran terselubung
Metode pengukuran terselubung sebenarnya berorientasi ke metode
observasi perilaku, akan tetapi sebagai objek pengamatan bukan lagi
perilaku yang tampak disadari dan disengaja dilakukan seseorang akan
tetapi reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi diluar kendali orang tersebut.
21
d. Pengungkapan langsung
Dalam hal ini responden diminta menjawab langsung sesuatu pernyataan
sikap tertulis dengan memberi tanda setuju, penyajian dan pemberian
respon yang dilakukan diusahakan untuk individu menyatakan sikap
secara lebih jujur dengan cara tidak perlu menuliskan nama dan
identitasnya. Ada beberapa bentuk yang dikembangkan dari teknik ini,
pengukuran dengan teknik ini menggunakan bentuk sekala. Yaitu alat
pengukuran yang disusun dengan teknik ilmiah.
2.2.4 Faktor-Faktor Pembentukan Dan Perubahan Sikap
Ada dua faktor yang melatar belakangi terbentuknya sikap antara lain:
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan itu sendiri.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor pembentukan sikap yang terdapat
dari luar diri seseorang, antara lain:
1. Dalam interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balik
yang langsung antar manusia. Perubahan sikap karena shifting of
reference-group. Perubahan sikap dalam situasi kontak antar
kelompok.
2. Karena
komunikasi,
dimana
terdapat
pengaruh-pengaruh
22
atau pembentukan
sikap
sebaliknya.
Sarlito (1996:93), dalam bukunya menambahkan bahwa ada faktor-faktor
yang dapat merubah sikap, antara lain melalui proses adopsi, diferensiasi,
integrasi, dan trauma. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Adopsi, adalah kejadian peristiwa-peristiwa yang berulang-ulang dan terus
menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu
dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi, adalah hal-hal
yang tadinya
23
traumatis
tersebut
dapat
menyebabkan
terbentuknya sikap.
2.3 Perubahan Organisasi
Bennis (1966: 82) menggambarkan perubahan organisasi melibatkan 'agen
perubahan, perilaku yang biasanya dibawa seorang ilmuwan untuk membantu
sistem klien, yang mengacu pada sasaran perubahan. Agen Perubahan, dalam
kolaborasi dengan sistem klien, upaya untuk menerapkan pengetahuan yang valid
ke masalah-masalah klien. Kemudian, Bennis (1969: 2) mendefinisikan
Perubahan Organisasi sebagai respon terhadap perubahan, strategi pendidikan
yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah kepercayaan, sikap, nilainilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih baik beradaptasi.
Beckhard (1969: 4) mendefinisikan Perubahan Organisasi sebagai upaya
direncanakan, oleh organisasi secara keseluruhan, dan dikelola dari atas, untuk
meningkatkan efektivitas organisasi dan kesehatan melalui intervensi yang
direncanakan dalam proses organisasi, dengan menggunakan perilaku-ilmu
pengetahuan.
Margulies dan Raia (1978: ix) Perubahan Organisasi digambarkan pertama
sebagai suatu badan pengetahuan tentang cara-cara dimana organisasi dapat lebih
24
yang
terjadi
di
lingkungan
misalnya
dengan
cara
25
26
Namun sangat jarang sekali terlihat adanya perubahan yang dianggap sedemikian
positif dan menguntungkan sehingga mereka yang dipengaruhi olehnya
mendukungnya secara antusias. (Winardi, 2006) Salah satu penemuan yang
didokumentasi dari studi dan riset tentang perilaku individu dan organisasi adalah
bahwa organisasi-organisasi dan para anggotanya seringkali menolak (menentang)
perubahan.
Stephen Robbins dalam Winardi (2006) menganalisis sumber-sumber
terjadinya penolakan terhadap perubahan yang dibedakan dalam dua kategori
meliputi sumber-sumber individual dan sumber-sumber keorganisasian. Sumber
dari penolakan individual terhadap perubahan terdapat pada ciri-ciri atau
karakteristik dasar manusia, misalnya persepsi, kepribadian, dan kebutuhankebutuhan. Menurut R. H Hall penolakan atau sikap menentang keorganisasian itu
terjadi karena organisasi-organisasi yang bersifat konservatif, maka mereka secara
aktif menentang perubahan. Sebagai contoh banyak pemerintah diberbagai negara
dan badan-badan pemerintah ingin tetap melaksanakan apa yang sedang
dilaksanakan selama bertahun-tahun, dan ini terlepas dari apakah kebutuhan akan
jasa-jasa mereka berubah atau tetap sama saja. (Winardi, 2006)
Keith Davis dalam winardi (2006:468) membedakan alasan-alasan khusus
penolakan terhadap perubahan kedalam tiga kategori pokok, yaitu:
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan
a. Perasaan takut atau cemas dalam menghadapi pengangguran teknologikal.
b. Perasaan takut terhadap perubahan-perubahan dalam kondisi-kondisi kerja.
27
28
29
Sadar akan perkembangan yang cepat kinerja serta inovasi yang tinggi pun
menjadi sesuatu yang amat penting untuk mengimbangi perkembangan organisasi.
Sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang prima.
Perubahan inipun salah satunya terwujud dengan adanya perubahan sistem
absensi menggunakan sistem komputerisasi biometriks (finger print) dimana
absensi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan meminimalisir antrian ketika
melakukan absen pada jam masuk maupun keluar. Segi positif lain dalam sistem
komputerisasi absensi ini selain efisiensi waktu, sistem ini juga dapat menekan
penggunaan kertas seperti pada sistem absensi manual terdahulu.
Namun, kinerja dan inovasi hanya dapat dilakukan jika anggota ataupun
pegawai dari sebuah instansi mampu untuk beradaptasi dalam ruang lingkup dan
perubahan yang terjadi di dalam tubuh organisasinya. Fleksibilitas dan Inovasi ini
hanya bisa dilakukan jika partisipasi dilakukan secara intens oleh seluruh anggota
maupun pegawai yang dalam hal ini telah beradaptasi dengan perubahan yang
ada.
Dengan intensitas yang dilakukan secara intensif maka sebuah organisasi
dapat meningkatkan kualitasnya untuk menjawab tantangan dan merealisasikan
tujuan tujuan organisasi maupun perusahaan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagaimana bisa dilihat
pada gambar 2.1 bahwa sikap organisasi merupakan salah satu faktor yang
penting yang harus dimiliki oleh pekerja untuk meraih target-target organisasi
yang diharapkan.
30
31
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berfikir
Dimensi sikap
Dimensi kinerja
Pekerjaan
Individual
Sosial
jenis kelamin
kinerja
usia
golongan
pendidikan
jabatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Menurut Parson dalam Moh. Nazir (1996: 13), penelitian adalah pencarian
atas sesuatu atau in quiry secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini
dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 2005: 54).
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Adapun
pengertian dari data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka
(Joko Sulistyo, 2010: 12). Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini bekerja
dengan angka serta dianalisis dengan menggunakan statistik dan untuk menjawab
pertanyaan hipotesis.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah multiple regresi yang bertujuan
untuk mengetahui sumbangan yang dapat dijelaskan DV tehadap IV dengan
32
33
Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
2.
Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi dapat diartikan sebagai respon terhadap perubahan, strategi
pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah sikap, nilai-nilai
dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih baik beradaptasi.
Perubahan ini dapat dilihat dari pelayanan akademik dan prosentase tingkat waktu
masuk kerja pegawai didapat dari absensi finger print.
34
dimasukan
dalam
pemilihan
untuk
memiliki
sub
kelompok
(Sevilla,1993:168).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner. Isi dari kuesioner adalah
pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Faktafakta tersebut bisa saja berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan
35
ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh responden sendiri (Moh. Nazir,
2005: 203). Instrumen yang dibagikan kepada responden terdiri atas dua skala,
yaitu skala sikap dan skala kinerja. Kedua skala itu menggunakan skala model
Likert, di mana skala ini memilih item-item yang mempunyai distribusi yang baik,
yang dipilih dari hal-hal yang ingin diketahui. Skala model Likert menggunakan
ukuran interval, karenanya data bukan hasil dari kategorisasi dan dapat dilakukan
perhitungan aritmatik.
3.4.1 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan
data. Sebagai alat ukur skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti
angket (questionnaire), daftar isian, dan lain-lain.
Dalam skala model likert ini, skor akhir subjek adalah skor total dari
jawaban pada setiap pernyataan. Terdapat empat jawaban alternatif, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Subjek
diminta memilih derajat ketidaksesuaian untuk setiap pernyataan. Skoring yang
digunakan untuk setiap kategori pada setiap item dalam penelitian ini adalah
berdasarkan norma pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Bobot Nilai Skala
Skala
Favorable
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
36
Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:
1. Skala Sikap
Untuk mengukur sikap pada pegawai terhadap adanya perubahan organisasi
pada penelitian ini menggunakan skala model likert, berdasarkan teori yang
dipaparkan oleh Sarlito (1996 : 95-96) adapun tabel blue print penyebaran item
dapat dilihat pada tabel 3.2.
2. Skala Kinerja
Untuk mengukkur penilaian tingkat kinerja Pegawai Negeri Sipil, pada
penelitian ini menggunakan skala model likert, berdasarkan teori yang dipaparkan
oleh Dovan dan Jakson dalam Pasolog (2008 : 182-183), penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil di Indonesia, dilakukan dengan berdasarkan Undang-undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1947 jo.
PP 10 Tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS. Penilaian tersebut
tertuang dalam suatu daftar yang lazim disebut DP-3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan). Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan DP3 akan tetapi hanya
menggunakan faktor faktor yang tertuang dalam DP3 tersebut. Adapun tabel blue
print penyebaran item dapat dilihat pada Tabel 3.3
37
Tabel 3.2
Blue Print Skala Siakp Penolakan Sikap Perubahan Organisasi
NO
1
FAKTOR
Pekerjaan
Individual
Sosial
INDIKATOR
perasaan takut akan penggunaan teknologi,
perasaan takut akan perubahan dalam kondisi
kerja,
perasaan takut terhadap penurunan pangkat, dan
penurunan gaji pokok,
perasaan takut akan paksaan bekerja dan upaya
intensif yang mungkin diturunkan.
penolakan terhadap kritik yang terimplikasi
bahwa metode yang selama ini diterapkan tidak
baik,
Penolakan terhadap kritik yang terimplikasikan
bahwa performa sekarang tidak baik,
Perasaan takut bahwa kebutuhan akan jenis
keterampilan atau kemampuan yang ada akan
dikurangi atau dihapuskan,
Perasaan takut bahwa spesialisasi makin
mendalam akan muncul, dimana mengakibatkan
timbulnya kebosanan, monotoni, dan turunnya
harkat diri,
Timbulnya perasaan kurang menyenangkan
sehubungan dengan keharusan untuk mempelajari
metode-metode kerja baru,
Perasaan takut bahwa pekerja yang bersangkutan
dituntut bekerja untuk lebih keras,
Perasaan takut akan ketidakpastian dan hal hal
yang belum dikenal,
Ketidak senangan karena invidu tersebut harus
melakukan penyesuaian penyesuaian baru,
Ketidaksenangan karena adanya keharusan untuk
melepaskan ikatan ikatan sosial yang berlaku.,
Perasaan takut bahwa situasi sosial baru akan
menyebabkan menyusutnya kepuasan,
Ketidak senangan pada mereka yang memulai
perubahan tersebut,
Ketidak senangan terhadap intervensi dan
pengendalian luar,
Penolakan karena kurangnya partisipasi dalam hal
menyelenggarakan perubahan tersebut,
Timbulnya persepsi bahwa perubahan tersebut
akan lebih menguntungkan organisasi formal
yang ada, dari pada individu tersebut, kelompok
kerja, atau masyarakat.
TOTAL
TOTAL
1
2
3
4
5
6
7
8
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18
38
2
3
4
5
INDIKATOR
tekad dan kesanggupan untuk mentaati,
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu
yang ditaati dengan penuh kesabaran dan
tanggungjawab.
Prestasi kerja
hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya.
Tanggung
kesanggupan pegawai dalam menyelesaikan
jawab
pekerjaan tugas yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baikya dan tepat pada
waktunya serta berani menanggung resiko
atas keputusan yang telah diambil atau
tindakan yang dilakukan.
Ketaatan
kesanggupan pegawai untuk mentaati segala
peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku.
kejujuran
ketulusan hati pegawai dalam melaksanakan
dan kemampuan untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang
diembannya.
prakarsa
kemampuan pegawai untuk mengambil
keputusan langkah-langkah atau
melaksanakan semua tindakan yang
diperlakukan dalam melaksanakan tugas
pokok tanpa menunggu perintah dari
pimpinan.
Kepemimpinan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
sehingga dapat diarahkan secara maksimal
untuk melaksanakan tugas.
TOTAL
TOTAL
1
1
1
1
8
39
40
Kriteria
< 0,2
Tidak Reliabel
0,2 0,4
Kurang Reliabel
0,4 0,7
Cukup Reliabel
0,7 0,9
Reliabel
> 0,9
Sangat Reliabel
41
42
tabulasi data yang dioperoleh. Selanjutnya peneliti membuat tabel data, dan
terakhir melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
43
Tabel 3.5
Blue Print Skala Sikap
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Sikap Penolakan Perubahan Organisasi
NO
1
FAKTOR
INDIKATOR
Pekerjaan perasaan takut akan penggunaan teknologi,
perasaan takut akan perubahan dalam kondisi
kerja,
perasaan takut terhadap penurunan pangkat, dan
penurunan gaji pokok,
perasaan takut akan paksaan bekerja dan upaya
intensif yang mungkin diturunkan.
Individual penolakan terhadap kritik yang terimplikasi bahwa
metode yang selama ini diterapkan tidak baik,
Penolakan terhadap kritik yang terimplikasikan
bahwa performa sekarang tidak baik,
Perasaan takut bahwa kebutuhan akan jenis
keterampilan atau kemampuan yang ada akan
dikurangi atau dihapuskan,
Perasaan takut bahwa spesialisasi makin mendalam
akan muncul, dimana mengakibatkan timbulnya
kebosanan, monotoni, dan turunnya harkat diri,
Timbulnya perasaan kurang menyenangkan
sehubungan dengan keharusan untuk mempelajari
metode-metode kerja baru,
Perasaan takut bahwa pekerja yang bersangkutan
dituntut bekerja untuk lebih keras,
Perasaan takut akan ketidakpastian dan hal hal
yang belum dikenal,
Sosial
Ketidak senangan karena invidu tersebut harus
melakukan penyesuaian penyesuaian baru,
Ketidaksenangan karena adanya keharusan untuk
melepaskan ikatan ikatan sosial yang berlaku.,
Perasaan takut bahwa situasi sosial baru akan
menyebabkan menyusutnya kepuasan,
Ketidak senangan pada mereka yang memulai
perubahan tersebut,
Ketidak senangan terhadap intervensi dan
pengendalian luar,
Penolakan karena kurangnya partisipasi dalam hal
menyelenggarakan perubahan tersebut,
Timbulnya persepsi bahwa perubahan tersebut
akan lebih menguntungkan organisasi formal yang
ada, dari pada individu tersebut, kelompok kerja,
atau masyarakat.
TOTAL
FAV TOTAL
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
1*
18
18
44
2. Skala kinerja, terdiri dari 8 item. dari hasil uji validitas diperoleh 8 item
valid, dengan koefisien validitas antara 0,951 sampai 0,953 dengan taraf
signifikansi p < 0.005. Gambaran distribusi item valid atau gugur dari
skala konsep diri dapat dilihat pada tabel 3.6 :
Tabel 3.6
Blue Print Skala Kinerja
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Kinerja
NO
1
FAKTOR
Kesetiaan
Prestasi
kerja
Tanggung
jawab
Ketaatan
kejujuran
Kerja sama
prakarsa
Kepemimpi
nan
TOTAL
INDIKATOR
tekad dan kesanggupan untuk mentaati,
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu
yang ditaati dengan penuh kesabaran dan
tanggungjawab.
hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya.
kesanggupan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan tugas yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baikya dan tepat pada
waktunya serta berani menanggung resiko
atas keputusan yang telah diambil atau
tindakan yang dilakukan.
kesanggupan pegawai untuk mentaati segala
peraturan perundang-undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku.
ketulusan hati pegawai dalam
melaksanakan dan kemampuan untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang
diembannya.
kemampuan pegawai untuk kerjasama
dengan orang lain dalam menyelesaikan
tugas yang ditentukannya sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesarbesarnya.
kemampuan pegawai untuk mengambil
keputusan langkah-langkah atau
melaksanakan semua tindakan yang
diperlakukan dalam melaksanakan tugas
pokok tanpa menunggu perintah dari
pimpinan.
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
sehingga dapat diarahkan secara maksimal
untuk melaksanakan tugas.
FAV TOTAL
1*
1*
1*
1*
1
1
1*
1*
1*
1*
45
46
Tehnik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik korelasi
tunggal, yang mana digunakan untuk menggambarkan taraf dan arah hubungan
antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat, rumus korelasi
tunggal yang digunakan adalah rumus korelasi tunggal Karl Pearson dan
penghitungannya menggunakan program spss versi.17,0.
Rumus korelasi Karl Pearson:
rxy =
Sxy
(Sx 2 )(Sy 2 )
Metode analisis kedua adalah metode analisis regresi linear sederhana, dimana
persamaan matematik pada regresi linear sederhana adalah:
Y = a + bX
Untuk menemukan harga A dan B dapat digunakan rumus sebagai berikut:
a=
a=
Metode analisis ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis regresi linear ganda, analisis regresi linear ganda ini mampu untuk
menggarap pertautan antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat, atau
lebih variabel prediktor, dengan persamaan garis regresi :
N prediktor :
Y = a + biXi + b2X2+.+bnXn
Untuk mengetahui koefisien determinasi (KD) atau (R2) antara variable tersebut
digunakan rumus:
KD = r2 x 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-Laki
24
82.7%
Perempuan
17.3%
Total
29
100%
Dari tabel 4.1 di atas responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih
dominan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 24 responden (82.7%) dan
responden perempuan berjumlah 5 responden atau (17.3%).
Berikut jumlah responden berdasarkan usia:
47
48
Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuensi
Persentase
27-40
20
68.9%
40-50
31.1%
29
100%
Total
Golongan
Frekuensi
Persentase
III a
20.7%
III b
11
37.9%
III c
17.2%
III d
17.2%
IV a
7%
29
100%
Total
Dari tabel 4.3 tersebut responden yang termasuk ke dalam Golongan III b
mendominasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 responden atau (37.9%) dan
49
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
S1
27
90%
S2
10%
Dari tabel 4.4 tersebut responden yang memiliki latar belakang pendidikan
S1 menjadi rseponden yang mendominasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 27
responden atau (90%) dan responden yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan SMA menjadi responden terkecil yaitu 3 responden atau (10%).
Tabel deskriptif berdasarkan pengalaman organisasi :
Tabel 4.5
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan
No
Organisasi
Frekuensi
Persentase
Kabag
17.2%
Kasubag
12
41.3%
Staff Kasubag
12
41.5%
29
100%
Total
50
responden atau (90%) dan responden yang tidak memiliki pengalaman organisasi
menjadi responden terkecil yaitu 3 responden atau (10%).
4.2 Hasil Analisa Data Penelitian
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
adalah analisis regresi ganda. Di mana analisis regresi ganda ini mampu untuk
menggarap antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat atau lebih
variabel prediktor, dengan persamaan garis regresi (S. Sulistiyono, 2006: 100).
Penelitian ini berupa data interval dengan menggunakan uji statistic non
parametric serta teknik penelitian korelasional. Adapun pengertian statistik non
parametrik adalah metode analisis data tanpa menggunakan parameter-parameter
tertentu seperti mean, median, standar deviasi, distribusi data tidak harus normal
(dalam Joko Sulistiyo, 2010: 16). Dalam penghitungannya peneliti menggunakan
program SPSS 17.0. dari hasil hipotesa diperoleh nilai koefisien korelasi antara
perubahan organisasi dan kinerja pegawai adapun nilai korelasi dapat dijabarkan
sebagai berikut :
4.2.1 Analisis Deskriptif
Pada tabel 4.6 akan diuraikan nilai minimun, maksimum, mean, standar
deviasi pengaruh sikap perubahan organisasi dan kinerja pegawai.
Berdasarkan tabel 4.6, data yang didapat dengan sampel yang berjumlah
29 orang untuk skor terendah skala perubahan organisasi adalah 18, skor tertinggi
adalah 45, skor rata-rata sebesar 35.17 dan standar deviasi sebesar 4.848.
Sedangkan untuk skala kinerja dengan jumlah sampel 29 orang, skor terendah
51
adalah 22, skor tertinggi adalah 32, skor rata-rata sebesar 27.03 dan standar
deviasi sebesar 2.872.
Tabel 4.6
Descriptive Statistic Sikap Perubahan Organisasi dan Kinerja Pegawai
N
Minimum Maximum
Mean
Std Deviation
Perubahan Organisasi
29
18.00
45.00
35.17
4.848
Kinerja Pegawai
29
22.00
34.00
27.03
2.872
Rumus
X > 2 + min
+ min X 2 + min
X < + min
Rentangan
Raw Score
Jumlah
Subjek
Persen
> 36
12
41.3%
27 36
15
51.7%
< 27
8%
29
100%
*Keterangan:
Dari tabel distribusi skor 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa dari 29
responden, 12 orang atau 41.3 % diantaranya memiliki skor faktor perubahan
52
organisasi dalam kategori tinggi, 15 orang atau 51.7 % diantaranya memiliki skor
faktor perubahan organisasi dalam kategori sedang dan 2 orang atau 8 %
diantaranya memiliki skor persepsi perubahan organisasi dalam kategori rendah.
Terlihat bahwa mayoritas responden memiliki skor sikap perubahan organisasi
kategori tinggi.
Tabel 4.8
Descriptive Statistic Sikap Perubahan Organisasi
Std.
Deviation
8.34
1.653
29
19
14.90
2.610
29
17
13.41
1.955
29
Minimum
Maximum
pekerjaan
11
individual
sosial
Mean
Tabel 4.9
Distribusi Skor Klasifikasi Sikap Perubahan Organisasi
Faktor Sikap
Tinggi
Sedang
Rendah
Terhadap Perubahan
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
Organisasi
Pekerjaan
15
51.7%
11
37.9%
10.4%
Individual
13
44.8%
14
48.2%
7%
Sosial
25
86.2%
3.4%
10.4%
53
Kategori
Rumus
X > 2 + min
Tinggi
+ min X 2 + min
Sedang
X < + min
Rendah
Rentangan
Raw Score
Jumlah
Subjek
Persen
> 29
43.33 %
106.6 29
10
33.33 %
< 25.3
23.33 %
29
100%
*Keterangan:
Dari tabel distribusi skor 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa dari 29
responden, 9 orang atau 43.33 % diantaranya memiliki skor kinerja dalam
kategori tinggi, 10 orang atau 33.33 % diantaranya memiliki skor konsep diri
dalam kategori sedang dan 6 orang atau 23.33 % diantaranya memiliki skor
konsep diri dalam kategori rendah. Terlihat bahwa mayoritas responden memiliki
skor kinerja kategori tinggi.
Dapat dilihat berdasarkan tabel 4.13, faktor tertinggi kinerja pegawai
adalah ketaatan sebanyak 21 orang atau 70%. Satu faktor kinerja sedang adalah
prestasi kerja sebanyak 16 orang atau 61.9 % dan satu faktor kinerja terendah
adalah prakarsa sebanyak 6 orang atau 20 %.
54
Tabel 4.11
Distribusi Skor Klasifikasi Kinerja
Faktor Kinerja
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Kesetiaan
20
66.66%
26.66%
6.66%
Prestasi Kerja
25,7%
16
61,9%
10
12,4%
Tanggung Jawab
18
16,5%
10
65,6%
17,9%
Ketaatan
21
70%
20%
10%
Kejujuran
15
50%
12
40%
10%
Kerja Sama
14
46.6%
12
40%
13.3%
Prakarsa
16
53.3%
26.6%
20%
55
Table 4.12
Model Summary
Model
Adjusted R
Square
Square
.018a
.032
-.037
Change Statistics
Std. Error of
the
Estimate
R Square
Change
3.18832
F Change
.000
df1
.008
Sig. F
Change
df2
1
27
.927
Table 4.13
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.086
.086
Residual
274.466
27
10.165
Total
274.552
28
Sig.
.008
.927a
Dari tabel 4.12 dan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai R = 0,18 , ilai
R2 = 0,032 dan nilai signifikan = 0,927. Ini berarti bahwa proporsi varian dari IV
terhadap DV yakni sebesar 3.2% Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya
skor dari IV secara bersama-sama ialah sebesar 3.2% Sedangkan sisanya sebesar
96.8% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya,
terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih
besar terhadap variable kinerja.
2. Analisa Regresi independen variable terhadap kesetiaan
Berikut ini proporsi varian dari independen variable terhadap terhadap
kesetiaan.
56
Tabel 4.14
Model Summary
Model
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.261a
.068
-.044
10.21603
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Sig.
Regression 190.821
63.607
.609
.615a
Residual
2609.179
25
104.367
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.14. dan tabel 4.15. dapat diketahui bahwa nilai R = 0,261,
nilai R2 = 0,068 dan nilai signifikan = 0,615. Ini berarti bahwa proporsi varian
dari IV terhadap kesetiaan yakni sebesar 6,8%. Atau dengan kata lain, penyebab
bervariasinya skor dari IV terhadap kesetiaan secara bersama-sama ialah sebesar
6,8%. Sedangkan sisanya sebesar 93,2% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspekaspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel kesetiaan.
57
Model
R Square
.517a
.267
Adjusted R
Std. Error of the Estimate
Square
.179
9.06016
df
Mean
Square
Sig.
Regression
747.836
249.279
3.037
.048a
Residual
2052.164
25
82.087
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.16. dan tabel 4.17. dapat diketahui bahwa nilai R = 0,517,
nilai R2 = 0,267 dan nilai signifikan = 0,048. Ini berarti bahwa proporsi varian
dari IV terhadap prestasi kerja yakni sebesar 26.7%. Atau dengan kata lain,
penyebab bervariasinya skor dari IV terhadap prestasi kerja secara bersama-sama
ialah sebesar 26.7 %. Sedangkan sisanya sebesar 73.3 % disebabkan oleh sebabsebab atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya
aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel prestasi
kerja.
58
R Square
.290a
.084
10.12965
Tabel 4.19
ANOVAb
Sum of
Squares
df
Mean Square
Sig.
Regression
234.757
78.252
.763
.526a
Residual
2565.243
25
102.610
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.18. dan tabel 4.19. dapat diketahui bahwa nilai R = 0,290,
nilai R2 = 0,084 dan nilai signifikan = 0,526. Ini berarti bahwa proporsi varian
dari IV terhadap tanggung jawab yakni sebesar 8.4 %. Atau dengan kata lain,
penyebab bervariasinya skor dari IV terhadap tanggung jawab secara bersamasama ialah sebesar 8.4 %. Sedangkan sisanya sebesar 91.6 % disebabkan oleh
sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya
aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel tanggung
jawab.
59
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.261a
.068
-.044
10.21603
df
Mean
Square
Sig.
Regression
190.821
63.607
.609
.615a
Residual
2609.179
25
104.367
Total
2800.000
28
Model
1
Dari tabel 4.20. dan tabel 4.21. dapat diketahui bahwa nilai R = 0,261,
nilai R2 = 0,068 dan nilai signifikan = 0,615. Ini berarti bahwa proporsi varian
dari terhadap ketaatan yakni sebesar 6.8 %. Atau dengan kata lain, penyebab
bervariasinya skor dari terhadap ketaatan secara bersama-sama ialah sebesar 6.8
%. Sedangkan sisanya sebesar 93.2 % disebabkan oleh sebab-sebab atau aspekaspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel ketaatan.
60
Model
R Square
Adjusted
R Square
.447a
.200
.104
9.46642
Tabel 4.23
ANOVAb
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
Sig.
Regression
559.674
186.558
2.082
.128a
Residual
2240.326
25
89.613
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.22. dan tabel 4.23. dapat diketahui bahwa nilai R = 0,447,
nilai R2 = 0,2 dan nilai signifikan = 0,128. Ini berarti bahwa proporsi varian dari
terhadap kejujuran yakni sebesar 20
61
Model
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.494a
.244
.153
9.20224
Tabel 4.25
ANOVAb
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Sig.
Regression
682.968
227.656
2.688
.068a
Residual
2117.032
25
84.681
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.24 dan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,494, nilai
R2 = 0,244 dan nilai signifikan = 0,068. Ini berarti bahwa proporsi varian dari
terhadap kerja sama yakni sebesar 24,4 %. Atau dengan kata lain, penyebab
bervariasinya skor dari terhadap kerja sama secara bersama-sama ialah sebesar
24,4 %. Sedangkan sisanya sebesar 85,6 % disebabkan oleh sebab-sebab atau
aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain
yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel kerja sama.
62
Model
R Square
Adjusted
R Square
.261a
.068
-.044
10.21603
Tabel 4.27
ANOVAb
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Sig.
Regression
190.821
63.607
.609
.615a
Residual
2609.179
25
104.367
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.26 dan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,261, nilai
R2 = 0,068 dan nilai signifikan = 0,615. Ini berarti bahwa proporsi varian dari
terhadap prakarsa yakni sebesar 6.8
bervariasinya skor dari terhadap prakarsa secara bersama-sama ialah sebesar 6,8
%. Sedangkan sisanya sebesar 93,2 % disebabkan oleh sebab-sebab atau aspekaspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel prakarsa.
63
Model
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
.261a
.068
-.044
10.21603
Tabel 4.29
ANOVAb
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Sig.
Regression
190.821
63.607
.609
.615a
Residual
2609.179
25
104.367
Total
2800.000
28
Model
Dari tabel 4.28 dan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,261, nilai
R2 = 0,068 dan nilai signifikan = 0,615. Ini berarti bahwa proporsi varian dari IV
terhadap kepemimpinan yakni sebesar 6,8% %. Atau dengan kata lain, penyebab
bervariasinya skor dari IV terhadap kepemimpinan secara bersama-sama ialah
sebesar 6,8 %. Sedangkan sisanya sebesar 93,2 % disebabkan oleh sebab-sebab
atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek
lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel kepemimpinan.
64
Tabel 4.30
Ringkasan Variabel Masing-masing faktor yang Mempengaruhi perubahan
No.
Faktor
KD
Signifikansi
1.
Kesetiaan
0.068
6.8%
Signifikan
2.
Prestasi Kerja
0.267
26.7 %
Sangat Signifikan
3.
Tanggung Jawab
0.084
8.4 %
Signifikan
4.
Ketaatan
0.068
6.8 %
Signifikan
5.
Kejujuran
0.2
20 %
Signifikan
6.
Kerja Sama
0.244
24.4 %
Sangat Signifikan
7.
Prakarsa
0.068
6.8 %
Signifikan
8.
Kepemimpinan
0.068
6.8 %
Signifikan
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
Hasil hipotesa mayor adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
perubahan organisasi dan kinerja pegawai.
Hasil
hipotesa
minor
terdapat
pengaruh
signifikan
pada
yang
untuk
meningkatkan
kinerjanya
karena
mereka
ingin
tetap
66
Teoritis
Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang kinerja yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti kepemimpinan, desain pekerjaan,
dan sistem penghargaan. Diharapkan penelitian selanjutnya akan semakin
menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
2.
Praktis
a. Sebaiknya sampel penelitian mencakup bagian dan jumlah yang lebih luas
sehingga dapat dinyatakan sebagai gambaran umum.
b. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk mengkomparasikan berbagai
hal tentang struktur organisasi dan kinerja pegawai.
c. Peneliti lanjutan diharapkan dapat melihat lebih detail dan memperjelas
perubahan organisasi dengan faktor-faktor kinerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
67
68