Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM DAN KARAKTER DESAINNYA

Didedikasikan untuk Mata Kuliah Sejarah Sosial Desain


Dosen Ratri Wulandari

Amany Fidinillah
1603150142
DI 39 04A

S1 Desain Interior
Fakultas Industri Kreatif
Telkom University
Bandung
2015

Seperti yang kita ketahui kejayaan islam pertama kali ditandai dengan berdirinya
Dinasti Umayah. Para penguasanya terutama Abdul Malik (685-705 M), al-Walid (705-715
M), Sulaiman (715-717), Hisyam (724-743) dan al-Walid II (743-744) memulai program
pembangunan kekaisaran, teritama di Suriah. Dimulai dari istana di Damaskus, kemudian
rangkaian istana megah di sekitarnya. Yang unik dari arsitektur pada masa itu adalah
bangunan mereka berkubah hijau dan memiliki kolam. Banyak pembangunan infrasturuktur
seperti bendungan, sumur, kanal, dan taman. Jika Damaskus adalah ibu kota, maka Suriah
adalah pusat tempat bermacam arsitektur. Dikelilingi oleh berbagai kekaisaran maka
pemerintah Umayah memanggil pengrajin tiap kekaisaran (seperti Bizantium, Mesir, dan
Persia) untuk mengerjakan proyek pembangunan mereka.
Bisa kita ambil contoh dari Kubah Batu di Yerusalem yang dibangun pada tahun 691692 M yang merupakan bangunan suci islam tertua di dunia yang didirikan pada zaman
pemerintahan Abdul Malik. Selain penempatan lokasi yang strategis, bangunan tersebut juga
menunjukkan keberadaan islam di tengah-tengah agama lain seperti Yahudi dan Kristen.
Kubah batu bukanlah masjid ataupun museum, akan tetapi bangunan yang melindungi
sebuah batu (Batu Pondasi). Rancangannya berupa struktur segi delapan berkubah dengan
selasar ganda (ambulatory) yang berpusat pada Batu Pondasi. Bangunan ini sangat berciri
khas Bizantium, dengan adanya bentuk persegi yang bagian atasnya berupa kubah dengan
denah dan struktur yang dirancang sangat simetris dalam pola geometris. Inti bangunannya
yang luas dibiarkan kosong tanpa kolam atau penyangga bangunan di atasnya juga dikelilingi
barisan kolom yang disusun secara simetris. Kubahnya terbuat dari kayu yang diletakkan di
atas tabung yang ditinggikan, tegak di atas rangkaian 12 tiang dan 4 penyangga vertikal di
dalam selasar bertiang 16 dan berpenyangga vertikal 8. Selasar ini dikelilingi oleh tembok
lagi dengan formasi segi delapan. Kubahnya dipenuhi cahaya karena banyaknya jendela.

Kubah Batu

Sekitar 100.000 koin emas digunakan untuk melapisi eksterior kubah. Bahkan sampai
ada yang mengatakan bahwa saking berkilaunya bahkan kita juga tidak dapat melihatnya pada
saat siang hari saking silaunya. Pada abad 16, mozaik kuno digantikan dengan ubin (tile)
Iznik indah dalam proyek redekorasi pada Dinasti Ustmaniyah. Kemudian dilapisi campuran
logam tembaga-alumunium, dan pelapisnya juga diperbaharui dengan 80 kg emas. Interior
kubah berdekorasi megah dan menggunakan mozaik kaca asli pada abad ke-7. Gambar pada
mozaiknya antara lain tumbuh-tumbuhan, vas dan piala(yang sangat khas Bizantium).
Disekeliling dinding dalam terdapat mozaik emas yang berisi pesan-pesan islami.

Ubin(tile) Iznik

Kubah Emas

Tidak hanya Kubah Batu, pada Dinasti Umayah banyak arsitektur lain seperti Masjid
Agung Damaskus, dan Istana Gurun Pasir. Tujuan pendirian Masjid Agung Damaskus sendiri
juga merupakan pernyataan keberadaan Islam yang sebelumnya pernah menjadi lokasi Kuil
Aram Kuno, untuk dewa badai Hadad kemudian kuil Romawi untuk Jupiter dan basilika
Kristen untuk Yohanes Pembaptis. Pada tahun 661 M gereja ini bahkan digunakan bersama
oleh penganut Islam maupun Kristen. Bagian dalamnya berupa masjid dengan tetap
mempertahankan tembok luar dan tiang-tiang Romawi. Interior masjid ini sendiri masih
sangat bergaya Bizantium seperti motif gurat dengan kaca emas. Yang unik dari masjid ini
adalah minaret-minaretnya yang merupakan awal mula bangunan bermenara. Adapun Isatana
Gurun Pasir yang khas dengan fresko dan stuko yang bergaya Bizantium.
Beralih pada Dinasti Abasiyah yang berpindah pusat pemerintahan ke Baghdad, yang
kala itu dikenal sebagai kota berbenteng. Bangunan-bangunan di Baghdad banyak
terpengaruh tradisi lokal, yang menandai pergeseran gaya dari Umayah. Sudah merupakan ciri
khas Abasiyah dengan memiliki ruang pertemuan dan bangunan istana dengan perbentengan.
Benteng sendiri menunjukkan karakter pemerintahan Abasiyah yang hirarki yang terpengaruh
gagasan Persia akan raja. Pada zaman ini juga terdapat pembagian kekuasaan antara agama
dengan politik.

Abasiyah sendiri memiliki peran penting dalam dunia seni dan arsitektur Islam.
Nantinya dia memiliki pengaruh yang kuat pada daerah sekitarnya seperti Spanyol, yang
meniru tekstil mereka dan Mesir, yang meniru menggunakan stuko dekoratif seperti di
Samarra. Arsitek pada zaman itu mulai menjauh dari gaya Romawi, Yunani maupun
Bizantium. Tidak hanya seni yang memiliki kontribusi besar tapi juga pengetahuan dengan
banyaknya ilmuwan pada zaman itu.
Kota Samarra sebagai contoh arsitektur Abasiyah, merupakan kumpulan pekarangan,
kamar, apartemen dan kolam yang struktur bangunannya sangat besar dibandingkan kerajaankerajaan Umayah. Di dalamnya terdapat Masjid Agung yang ada menara spiral khas yang
kelihatannya terinspirasi oleh zigurrat, atau menara kuil kuno Mesopotamia.
Dekorasi stuko pada zaman Abasiyah sendiri terbagi menjadi 3 jenis; pertama ukiran
tumbuhan dari masa Umayah, kemudian bentuk yang sama dengan gaya dilebih-lebihkan
sehingga tidak terlihat tumbuhan lagi, dan yang terakhir motifnya diisi dekorasi abstrak.
Adapun Dinasti Umayah II yang berkuasa berbarengan dengan adanya Dinasti
Abasiyah namun tak dapat ditumpas Abasiyah karena terlalu kuat yang kemudian hanya
berpindah tempat pusat pemerintahan ke Cordoba, Spanyol. Cordoba kemudian menjadi kota
paling berbudaya di Eropa dengan arsitekturnya berupa Perpustakaan al-Hakam, Masjid
Agung Cordoba dan Madinat Al-Zahra. Yang unik dari Masjid Agung Cordoba ini sendiri
adalah aula hipostilus berlangit-langit tinggi yang menampilkan rangkaian busur dengan
pembentuk lengkung berselang seling yang akhirnya menciptakan efek visual dan perspektif
yang memukau.
Karena sama-sama Dinasti Umayah, maka arsitekturnya masih mengikuti Dinasti
Umayah yang lama sebagai modelnya. Salah satunya Madinat Al-Zahra yang merupakan
kompleks mewah berisikan bangunan, taman beririgasi, masjid-masjid dan sebagainya.
Dapat disimpulkan dari berbagai contoh dan perkembangan arsitektur islam sendiri
ciri khas yang paling mendalam dalam arsitektur islam adalah mereka membangun sesuai
tujuan dan kegunaan namun tetap sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist.
Sebagai contoh dalam aspek ini bisa kita kaitkan pada penghindaran kemubadziran
aatau pemborosan dalam pembangunannya. Maksudnya pembangunan haruslah tepat guna
namun tetap ada nilai estetik tanpa terlihat berlebihan. Yang paling penting juga dalam
perkembangannya adalah penekanan pada larangan pembentukan figur, sehingga banyak
ditemukan dalam perkembangannya adalah motif geometri dan objek benda mati lainnya.
Sekilas perkembangan arsitektur Islam pada zaman itu, dapat kita simpulkan bahwa
memang yang paling menonjol dari arsitektur islam adalah gayanya yang khas dan unik.

Daftar Pustaka
Edrees, Munichy Bachroon. 2010. Journal of Islamic Architecture Volume 1 Issue 1 June
2010. Yogyakarta: UII Press.
Carey, Moya. 2012. Ensiklopedia Seni dan Arsitektur Islam. Jakarta: Erlangga.
The Metropolitan Museum of Art Education Team. 2004. Islamic Art and Geometric Design.
New York: The Metropolitan Museum of Art.
Muradi, H. 2009. PAI Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII MA. Semarang: Toha Putra.

Daftar Pustaka
Carey, Moya. 2012. Ensiklopedia Seni dan Arsitektur Islam. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai