Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat. Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi
dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan
terutama
untuk
menunjang
upaya
terdapat
alasan
diagnosis
penyakit,
penting
mengapa
pemeriksaan
3,4
5,6
Tahap pra analitik merupakan salah satu fase penting dari pemeriksaan
laboratorium. Fase ini meliputi pengumpulan sampel, penanganan dan
8
pengelolaan sampel serta faktor pasien. Pada tahapan pra analitik inilah yang
menentukan apakah akan diperoleh sampel yang baik untuk pemeriksaan
laboratorium tersebut. Sehingga fase ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
sampel walaupun tidak dapat dinyatakan secara kuantitas.
Sampel yang buruk akan memberikan hasil pemeriksaan laboratorium
yang tidak valid. Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan sampel
menjadi tidak layak untuk diperiksa. Alasan yang paling sering menyebabkan
ditolaknya sampel pemeriksaan adalah sampel yang membeku untuk tes
hematologi dan koagulasi, volume sampel yang tidak mencukupi untuk tes
koagulasi, hemolisis, ikterus dan lipemia pada serum dan plasma yang dapat
menyebabkan interferensi pada pemeriksaan laboratorium.
pengujian.
b.
c.
sampel
laboratorium
yang
tidak
memenuhi
standar,
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh. Selain itu,
pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan
dan jaringan tubuh guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan
mengobati pasien.
10,11
10,11
10
Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasi uji
laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satu dari alasan-alasan
berikut ini:
12
12
10
Pengumpulan sampel
8,9,14
10
,15,16
trombosit yang terlarut dalam plasma dan beredar dalam sirkulasi ke seluruh
tubuh. Pemeriksaan yang berkaitan dengan sel darah seperti darah lengkap
dan blood typing, diperlukan whole blood. Tes laboratorium dilakukan pada
bagian-bagian darah (plasma atau serum), yang terdiri dari berbagai macam
zat seperti enzim, bahan kimia organik dan anorganik serta antibodi.
16
9.16
pemberian
antikoagulan
guna
mencegah
pembentukan
16
16
Plasma dan serum dalam kondisi normal nampak jernih dan berwarna
kuning pucat. Perubahan warna dapat menjadi tanda bahwa sampel tidak
layak untuk dilakukan pemeriksaan. Sebagai contoh tampilan yang tidak
normal antara lain :
16
o Hemolisis
o Ikterik
o Lipemik
Darah
vena
merupakan
sampel
standar
dalam
pemeriksaan
yang berbeda.
Oleh
karena itu
lembar permintaan
harus
mencantumkan apakah jenis sampel adalah darah vena, arteri atau kapiler.
16
16
9,11,14
Faktor-faktor di
luar pasien yang dapat mempengaruhi sampel laboratorium adalah faktorfaktor yang mencakup seluruh proses, meliputi pra-analitik, analitik dan pasca
analitik. Sedangkan faktor dari dalam pasien antara lain diet, obat-obatan,
aktifitas fisik, merokok, alkohol, ketinggian, kondisi demam, trauma, variasi
circadian rythme, usia, ras, jenis kelamin dan kehamilan.
9,10,14,15,16
ini
beberapa
faktor
dari
dalam
pasien
yang
dapat
9,10,14,16
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya
akan menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu
pemberian obat secara intra muskular akan menimbulkan jejas pada
otot, sehingga menyebabkan enzim yang dikandung dalam otot tersebut
akan masuk ke dalam darah, yang selanjutnya dapat mempengaruhi
hasil
beberapa
pemeriksaan.
9,10,14,16
Obat-obatan
yang
dapat
9,10,14,16
hematokrit,
pengenceran
elektrolit.
Pada
urine
akan
terjadi
Antibiotika tertentu
Peningkatan
BUN,
kreatinin,
ketidakseimbangan elektrolit
Kortikosteroid dan estrogen
Diuretic
Kemoterapi
Penurunan
eritrosit,
leukosit,
trombosit
Aspirin, salisilat, herbal
Urinalisis rutin
9,10,14,15,16
Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan
lambat pada kadar analit. Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2
4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang terjadi adalah
peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis
metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma
glutamyl transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol,
dan MCV.
9,11,14,15,16
Aktifitas fisik
Aktifitas
fisik
dapat
menyebabkan
shift
volume
antara
9,11,14
terjadi
peningkatan
kadar
insulin
yang
akan
Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain
penurunan kadar substrat maupun aktifitas enzim, termasuk juga
hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal ini terjadi karena
terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah yang
menyebabkan pengenceran darah. Pada tingkat lanjut akan terjadi
peningkatan ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal dari
otot.
9,11,14,15,16
9,11,14,15,16
Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih
tinggi kadarnya daripada pagi hari.
Eosinofil.
Jumlah
eosinofil
menunjukkan
variasi
diurnal,
jumlahnya akan lebih rendah pada malam hari sampai pagi hari
daripada siang hari.
Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada pada
malam hari
Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari daripada
siang hari.
Selain yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat
9,11,14,15,16
Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah.
Hitung eritrosit dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus
daripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total dan kolesterol-LDL
akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
9,11,14,15,16
Ras
Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Kadar besi serum dan hemoglobin berbeda pada wanita dan pria
dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi setelah umur
lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin adalah
aktifitas CK dan kreatinin. Perbedaan ini lebih disebabkan karena
massa otot pria relatif lebih besar daripada wanita. Sebaliknya, kadar
hormon seks wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan dijumpai lebih
tinggi pada wanita.
9,11,15,16
Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat
interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita
tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah)
yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat
sampai minggu ke-35 kehamilan.
9,11
9,15,16
Patient
Safety
Goals
merekomendasikan
pemberian label spesimen pada saat pengambilan sampel pasien dan label
spesimen harus terdiri dari minimal dua identitas pasien. Persyaratan ini
dilakasanakan untuk menjamin tidak adanya kesalahan identifikasi
spesimen selama proses pa analitik, analitik dan post analitik. Pemberian
label yang baik seharusnya terdiri dari nama lengkap pasien, nama awal
atau nama akhir pasien dan sedikitnya satu identifikasi unik dari pasien
seperti tanggal lahir, nomor jaminan sosial atau nomor catatan medik.
Label spesimen juga seharusnya terdiri dari tanggal dan waktu
pengumpulan spesimen dan juga sumber spesimen berasal. Pengambil
sampel dan pasien akan diberitahu jika ditemukan sampel yang tidak
memnuhi syarat sehingga pengambilan ulang spesimen akan dilakukan.
Tidak boleh dilakukan pelabelan ulang pada spesimen sama.
17,18
pada lembar permintaan dan label mencakup 2/3 dari keseluruhan sampel
yang ditolak pada laboratorium. Beberapa penelitian lain menunjukkan
bahwa lembar permintaan berperan sangat penting dalam terjadinya
kesalahan tersebut. Lembar permintaan berwujud kertas dapat menjadi
sumber permasalahan tersendiri misal karena pengisian yang kurang
lengkap, penyimpanan yang tidak tepat atau hilang. Computerised Order
Entery System (COES) dapat menggantikan lembar permintaan berupa
kertas. Sistem tersebut kadang dikombinasikan dengan pengiriman hasil
pemeriksaan secara elektronik dan dapat pula terhubung secara elektronik
dengan catatan medis pasien. Dengan sistem keamanan teknologi
informasi yang baik, maka COES akan meneliminasi sumber kesalahan
akibat dari penggunaan lembar permintaan berujud kertas.
19
pasien dan
pasien yang
diperiksa, dokter yang meminta, permintaan tes yang sesuai klinis pasien.
Form permintaan ini bisa dalam bentuk manual berupa kertas ataupun
dengan menggunakan komputer. Permintaan secara verbal kadang
digunakan dalam kondisi emergency, tetapi permintaan tes laboratorium
tetap didokumentasikan pada form permintaan standart atau komputer
ketika plebotomis tiba untuk mengambil sampel. Bentuk form permintaan
manual bisa berbeda-beda untuk tiap unit kesehatan. Form permintaan
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian permintaan, hasil dan form
pembayaran. Form permintaan manual mengalami penurunan setelah
adanya form pemintaan terkomputerisasi. Namun form permintaan manual
tetap digunakan sebagai cadangan jika sistem komputer mengalami
kerusakan.
20
18,20
5. Hemolisis
Hemolisis terjadi ketika sel darah merah rusak selama pengumpulan
sampel yang mengakibatkan hemoglobin dan komponen lain intraseluler
keluar ke dalam serum atau plasma. Spesimen dengan hemolisis juga bisa
didapatkan pada pasien dengan anemia hemolitik, penyakit hepar atau
pada reaksi transfusi, tetapi sebagian besar sampel dengan hemolisis
adalah hasil dari kesalahan dalam pengumpulan dan penanganan
spesimen,. Hemolisis dapat menginterferensi beberapa pemeriksaan
laboratorium dengan peningkatan kadar ammonia, katekolamin, creatinin
kinase dan enzim lainnya, besi, magnesium, fosfat, dan natrium.
9,16,20
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Ringan
Serum Fe
Fosfat
LDH
SGPT
Protein total
SGOT
Tirosin (T4)
Albumin
Hitung darah
Magnesium
lengkap
Kalsium
Asam fosfat
16
9,16,20,21
Mengambil darah pada daerah yang hematom atau pada vena dengan
hematom.
Tidak menghapus tetesan darah kapiler yang pertama, dimana masih
dimungkinkan adanya sisa alkohol.
dapat
diakibatkan
oleh
peningkatan
konsentrasi
trigliserida pada plasma atau serum. Hal ini dapat diakibatkan oleh asupan
makanan, gangguan metabolisme lipid atau pemberian lemak lewat infus.
Setelah absorbsi intestinal trigliserida berada di plasma dalam bentuk
kilomikron dan sisa metabolik dalam kurun waktu 6-12 jam. Satu hingga
empat jam setelah asupan menu sarapan amerika atau kontinental kadar
trigliserida plasma akan meningkat signifikan. Karena hal tersebut pasien
diminta untuk puasa sebelum dilakukan pemerikaan. Hypertrigliceridemia
imunoglobulin.
pembanding.
7. Ikterik
Bilirubin terdapat di dalam plasma sebagai molekul bebas dan
berikatan dengan albumin. Disamping itu bilirubin yang larut dalam air
terdapat sebagai mono dan di glukoronidase. Studi
bilirubin berdasarkan
tentang interferensi
bilirubin
di dalam darah.
22
22
16,20
Alkohol, sidik jari, serbuk sarung tangan, bedak bayi atau urin dari
popok yang basah dapat mengkontaminasi spesimen skreening bayi
baru lahir sehingga spesimen tertolak. Serbuk sarung tangan pada
slide darah atau spesimen dapat mengakibatkan kesalahan intepretasi
hasil. Serbuk yang mengandung kalsium dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan kalsium.
Melakukan
tusukan
kapiler
sebelum
alkohol
kering
dapat
Menggunakan
antiseptik
yang
tidak
tepat.
Sebagai
contoh,
18
11. Sampel dengan antikoagulan yang tidak sesuai dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan
Sampel
dengan
antikoagulan
yang
tidak
sesuai
dengan
9,20
9,14
udara
Gelembung
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam
sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila
tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka
hasilnya akan meningkat.
Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2,
sedangkan
pH
tidak
terpengaruh
karena
efek
penurunan
Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai
jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2.
Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah
pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan
dalam kamar pendingin beberapa jam.
Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan
tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis
sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau
hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah
13. Gagalnya pembekuan pada sampel serum
Tabung yang berisi spesimen serum sebaiknya dibiarkan membeku
terlebih dahulu sebelum dilakukan sentrifugasi. Pembekuan sempurna
terjadi dalam waktu 30-60 menit pada suhu kamar (20-25 C). Pembekuan
yang memanjang bisa terjadi pada pasien dengan terapi antikoagulan atau
pada spesimen yang didinginkan.
18
14. Ratio darah-antikoagulan yang tidak sesuai pada tabung bertutup biru
muda
Menurunnya ratio darah-antikoagulan pada tabung bertutup biru
akan mempengaruhi akurasi pemeriksaan Protrombin (PT) dan Partial
Tromboplastin Time (PTT) serta tes koagulasi lainnya. Darah yang diisi
tidak mencapai level maksmimum pada tabung koagulasi tidak boleh
diperiksa, karena akan mengakibatkan ratio darah:sitrat menjadi tidak
akurat untuk pemeriksaan laboratorium.
18,21
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 CONTOH KASUS
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan
sampel yang tidak memenuhi standar pemeriksaan.
Kasus #1
23
dekstrose,
maka
akan
ditemukan
hasil
pemeriksaan
laboratorium berupa tingginya kadar gula darah pasien. Oleh karena itu,
sampel darah seharusnya tidak boleh diambil dari vena pada lengan yang
terpasang infus.
Kasus #2
23
Kasus #3
23
sampel
pertama
ditanya
bagaimana
cara
hal
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
keadaan
pseudohyperkalemia adalah :
1. Mengepalkan tangan berulang-ulang selama dipasang torniquet.
2. Lisisnya leukosit dan trombosit pada sampel dengan lekositosis dan
trombositosis. Hal inilah yang menjadi penyebab tingginya kadar
natrium dalam serum dibandingkan di dalam plasma akibat lisisnya
unsur-unsur seluler selama proses pembekuan.
3. Penyimpanan bekuan darah di dalam refrigerator menyebabkan
terhambatnya pompa Na-K-ATPase, sehingga menyebabkan keluarnya
kalium dari sel ke serum dan masuknya natrium ke dalam sel dari serum.
Hal ini menghasilkan keadaan hiperkalemia dan hiponatremia.
4. Akan terjadi peningkatan palsu kalium di dalam serum/plasma apabila
darah dikumpulkan ke dalam vacutainer non additive/heparinised setelah
terlebih dahulu dimasukkan ke dalam EDTA-K3 atau K-oksalatflourida.
Kasus #4
23
penting untuk
9,14
3,9,14
(misalnya
dokter/klinisi)
akibat
tidak
sesuainya
hasil
2,3
2,3
Terdapat
2,3,9,14,20,24
16,20
Alamat pasien
Diagnosis sementara
Prioritas
Riwayat transfusi
Catatan khusus
2,15,20
profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat,
tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
o
c. Peralatan Sampling.
Sebelum melakukan sampling, petugas harus memastikan semua
peralatan sampling telah disiapkan dengan benar. Semua peralatan
sampling sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
2,3
bersih
kering
wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup
rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang akan
diambil.
d. Jenis Spesimen.
Spesimen yang diambil seharusnya disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan. Sampel yang dipergunakan dalam
pemeriksaan laboratorium darah ada 3 macam, antara lain : darah utuh
20,24
e. Volume Spesimen.
Volume sampel harus mencukupi untuk tiap jenis pemeriksan.
Jumlah sampel yang ditetapkan untuk tujuan diagnostik laboratorium
adalah sebagai berikut:
24
24
Kimia klinik
Hematologi
Koagulasi
24
f. Kondisi Spesimen.
Spesimen harus layak untuk diperiksa, tidak mengalami kerusakan
seperti tidak hemolisis, tidak beku atau mengandung bekuan (jika
digunakan untuk pemeriksaan hematologi), tidak ikterik, tidak lipemik,
tidak berubah warna, segar/tidak kadaluwarsa dan steril (terutama untuk
2,3
pemeriksaan bakteriologi).
g. Antikoagulan
16,20
16
16,20
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah
berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah.
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit,
kimia darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas
logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink,
copper, mercury) dan toksikologi.
22
8,15
Sebagai contoh :
o
Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah
lengan di lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat,
paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan memarnya.
Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau
jari manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak
kaki.
Lokasi
pengambilan
spesimen
tidak
boleh
terdapat
luka,
2,9,14
adalah:
Memindahkan
spesimen
darah
dari
syringe
harus
Lepaskan
jarum,
alirkan
darah
lewat
dinding
Untuk
pemeriksaan
kultur
kuman
dan
sensitivitas,
Homogenisasi
segera
antikoagulan dengan
darah
yang
menggunakan
19
berikut
harus
diperhatikan
dalam
memilih
lokasi
pengambilan:
Pasang torniquet
43
m. Penyimpanan Spesimen.
Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa karena stabilitas spesimen dapat berubah. Penyimpanan
spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim
ke laboratorium lain. Lama penyimpanan harus memperhatikan jenis
pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain :
a.
b.
c.
Adanya penguapan.
d.
Pengaruh suhu.
e.
9,14,20
20
22
44
Kimia klinik
Imunologi
Hematologi
Koagulasi
Toksikologi
n. Prosedur Sentrifugasi
16,20
memisahkan serum
pemeriksaan Ht(Hematokrit)
20
o. Transportasi Spesimen.
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan
pengiriman spesimen antara lain :
20
tersebut
membutuhkan
penanganan
segera.
Setelah
16,20
16,20
formulir permintaan.
20
label.
24
22
hemoglobin.
22
Wadah
penampungan
transparan
digunakan
untuk
lemak.
lipoprotein
cyclodextrin.
kaya
trigliserida
dengan
polyanion
dan
mengurangi
dan
22
Berikut
disajikan
beberapa
cara
untuk
22
Sentrifugasi
Sentrifugasi pada kecepatan 1000 g efektif digunakan pada
kekeruhan yang diakibatkan oleh kilomikron. Sentrifugasi pada
kecepatan 12.000 g
berguna untuk
25
26
interferensi
bilirubin
pada
metode
enzimatik
27
master dengan kadar yang berbeda. Larutan harus digunakan dihari yang
sama.
28
29
Namun,
22
22
16,20
22
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
glikolitik)
Melakukan
proses
sentrifugasi
yang
tepat
sesuai
dengan
yang
22
16,20
untuk
melakukan
pengawasan
berkala
terhadap
ruangan.
hasil pemeriksaan.
Penanganan
sampel
dalam
tabung
bertutup
biru
dengan
ratio
darah yang diisi tidak sesuai volume yang tercantum di label maka
mutlak dilakukan sampel ulang. Jika sampel ulang tidak dapat dilakukan
maka harus dilaporkan pada hasil bahwa adanya kemungkinan hasil yang
tidak valid.
20
20
BAB IV
RESUME
Pemeriksaan laboratorium klinik yang baik adalah apabila tes tersebut
memberikan hasil yang teliti, akurat, sensitif, spesifik, cepat dan tidak mahal.
Suatu laboratorium dapat mengeluarkan hasil yang baik jika dalam pemeriksaan
laboratorium tersebut diberikan kualitas sampel yang baik pula karena memenuhi
3,4
standar pemeriksaan.
9,11,14
yang benar.
pengambilan dan penanganan sampel agar diperoleh sampel yang baik untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya :
2,3,9,14,20,24
f. Kondisi spesimen
g. Antikoagulan
h. Penampungan spesimen darah pada tabung yang tepat
i. Lokasi pengambilan spesimen
j. Waktu pengambilan spesimen
k. Proses pengambilan spesimen
l. Phlebotomi yang sesuai standar
m. Penyimpanan spesimen
n. Prosedur sentrifugasi
o. Transportasi spesimen
Spesimen yang dibawa ke laboratorium akan ditolak jika ditemukan
kondisi sampel yang tidak layak. Sampel yang buruk akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium dan menyebabkan hasil tes menjadi tidak valid.
Beberapa keadaan yang menyebabkan sampel tidak layak diperiksa antara lain :
1. Sampel dengan salah identifikasi
2. Sampel dengan order yang tidak tepat
3. Sampel tanpa disertai form permintaan
4. Volume sampel yang tidak sesuai
5. Sampel hemolisis
6. Sampel lipemia
7. Sampel ikterik
8. Sampel yang terkontaminasi
9. Sampel yang menggumpal pada tabung dengan antikoagulan
10. Tabung sampel kadaluarsa
11. Sampel dengan antikoagulan yang tidak sesuai dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan
12. Sampel BGA yang tidak sesuai
13. Gagalnya pembekuan pada sampel serum
14. Ratio darah-antikoagulan yang tidak sesuai
15. Sentrifugasi sampel yang tidak tepat
16. Transportasi dan penyimpanan sampel yang tidak tepat
form
untuk
melakukan
identifikasi
sampel,
melakukan
label.
pemeriksaan.
21
Penggunaan
22
22
25
rentan
terhadap
interferensi
bilirubin,
maka
laboratorium
harus
16,20
Melakukan
proses
sentrifugasi
yang
22
tepat
sesuai
dengan
yang
lama terjadi.
Sampel
dengan
tabung
kadaluarsa
memungkinkan
terjadi
hasil laboratorium harus dengan catatan jika sampel ulang tidak dapat
dilakukan. Penggunaan tabung bertutup biru muda dengan kapasitas
volume yang lebih kecil direkomendasikan jika saat sampling didapat
jumlah darah yang lebih sedikit.
BAB V
SARAN
Dalam uraian kami di atas telah diketahui pentingnya proses pra analitik.
Sampel yang baik didapat dari pengambilan dan penanganan sampel yang sesuai
dengan prosedur. Oleh karena itu, penting bagi setiap laboratorium untuk
memiliki standar operasional prosedur tentang pengambilan sampel dari pasien
dan penanganan sampel sampai masuk ke laboratorium untuk dianalisa.
Pelatihan dan pendidikan pra analitik terutama tentang pengambilan dan
penanganan sampel yang dilaksanakan secara
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmenkes RI No.298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2009
2. Riswanto. Pemantapan Mutu Pra Analitik Pemeriksaan Laboratorium.
2010.
Tersedia
pada
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/07/pemantapan-mutu-praanalitik.html.
3. Gunawan, dkk. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good
Laboratory Practice), cetakan ke-3. Direktorat Laboratorium Kesehatan,
Direktorat Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 1999
4. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Pedoman Survei Akreditasi
Laboratorium Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2008
5. Musyaffa
R.
Pra
Analitik
Laboratorium
Klinik.
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/pra-analitik-laboratoriumklinik.html
6. Permenkes
RI
No.43/Menkes/2013
tentang
cara
penyelenggaraan
Comb.,
R.B,
Bowers,
G.N.,
Posen,
S.,
1979.
Alkaline
th
ed Lippincot
Williams&Wilkin: 2012
21. Phlebotomist Association of Ireland. Phlebotomy Guidelines. Dublin :
2010
22. WHO. Use Of Anticoagulants In Diagnostic Laboratory Investigations
rev.2. Geneva:2002
23. Nigam, PK. Preanalytical errors : Some Common Errors in Blood
Specimen Collection For Routine Investigations in Hospital Patient. India.
2011
24. Fuentes-Arderiu X, Fraser CG. Analytical goals for interference. Ann Clin
Biochem 1991; 28