Anda di halaman 1dari 33

AMDAL

Disusun oleh :
Luthfian Irendra
Al Dabbirul Kahfi
Nadia Anggit
Pratiwi

1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Pembangun
an PLTG 2 x
50 MW di
Payo
Selincah,
Jambi

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam

rangka mengatasi krisis energi listrik di


Indonesia, melalui PerPres RI Nomor 4 Tahun
2010, pemerintah telah menugaskan kepada PT.
PLN (Persero) untuk melakukan percepatan
pembangunan pembangkit tenaga listrik non BBM.

Untuk

memenuhi kebutuhan energi listrik di


Provinsi Jambi.

Tujuan dan Manfaat


TUJUAN:
Memproduksi energi
listrik untuk
kebutuhan pada PT.
PLN.
Mengatasi
kekurangan energi
listrik, khususnya di
Provinsi Jambi.
Memenuhi kebutuhan
energi listrik dalam
negeri yang
bersumber dari non
BBM.

MANFAAT:
Peningkatan
pendapatan daerah.
Mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
Penyambangan
wilayah setempat
serta kesejahteraan
masyarakat.

Peraturan yang Melandasi Studi


Aturan

penyusunan AMDAL
Aturan yang mendasari kegiatan kelistrikan
bangunan
Aturan yang mendasari BUMN dan CSR
Aturan yang mendasari ketenagakerjaan
Aturan lalu lintas
Aturan perolehan lahan
Aturan yang mendasari konversi
Aturan pencemaran
Aturan kesehatan

BAB II
RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

Identitas Pemrakarsa dan


Penyusun ANDAL
Pemrakarsa
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan;
Jl. Demang Lebar Daun no. 375 Palembang 30128,
Telp. 0711-374955
Penyusun
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian
UNJA;
Kampus Pinang Masak UNJA, Gedung Lembaga
Penelitian UNJA, Jl. Raya Jambi Muara Bulian,
Mendalo Darat KM. 15 Jambi 36361. Telp/Fax. 0741529865

Uraian Rencana Usaha

Nama kegiatan adalah AMDAL Pembangunan PLTG


Kapasitas 2 x 50 MW di Area Payo Selincah Kecamatan
Jambi Timur Kota Jambi.

Dasar kegiatan adalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


yang telah dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang dan
Perumahan Kota Jambi atas nama pemilik Ir. Made
Pramudia MM atas nama PT. PLN (Persero) dengan nomor
IMB 648/538/5-JT/IV/2011 tanggal 14 April 2011.

Lokasinya berdekatan dengan pemukiman penduduk,


sehingga diperlukan areal pemisah pembangkit dengan
pemukiman penduduk.

Lanjutan...

Tahap Pelaksanaan

Tahap prakonstruksi
Sosialisasi
Perolehan lahan

Tahap konstruksi
Mobilisasi peralatan
Pengadaan tenaga kerja
Penyiapan lahan
Pembangunan pondasi:
* Pekerjaan sipil
* Pekerjaan mekanikal dan elektrikal
Pemasangan generator, turbin, dan kompresor
Konstruksi switch yard
Pengujian dan uji coba

Tahap Operasi
Produksi energi listrik
Pemeliharaan mesin
Pengelolaan limbah (termasuk B3)
Penghijauan
Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB III
RONA LINGKUNGAN

KOMPONEN
GEOFISIK-KIMIA
KOMPONEN
BIOLOGI
KOMPONEN
SOSEKBUDKESMAS

Komponen Geofisik-kimia
Iklim

Daerah payo memiliki curah hujan rata-rata bulanan adalah 191,83 mm. suhu
udara di wilayah payo selincah 26,65 C dan kelembaban udara rata-rata
83,58% per tahun
Kualitas

udara ambien

termasuk dalam kategori sedang karena masih dibawah ambang baku


Kualitas

kebisingan

Kebisingan termasuk kedalam kategori buruk karena hampir mendekati


ambang baku
Kualitas

getaran

Getaran termasuk kedalam kategori baik karena jauh dari ambang baku
Hidrologi

merupakan perairan rawa dengan struktur sungan yang berasal dari rawa
Aliran

permukaan (run off)

aliran permukaan kampungan adalah 27,4 / hari-hujan

Lanjutan...

Kualitas air (badan air permukaan)


Kategori buruk karena sudah banyak dicemari oleh PLTD dan PLTG
dan aktivitas masyarakat yang membuang zat kimia rumah tangga

Kualitas air sumur


Kategori sedang namun kualitas air sumur mengandung Natrium,
klorida dan sulfat

Kualitas tanah
terdapat ph tanah yang rendah menyebabkan unsur hara juga rendah
namun terdapat alumunium sehingga akan mengganggu pertumbuhan
tanaman

Ketersediaan energi listrik


termasuk kategori buruk karena sering terjadi pemadaman

Kualitas lingkungan kerja


kategori buruk karena kurang cahaya dan kebisingan

Komponen Biologi

Flora Darat
Kualitas sedang karena terdapat tumbuhan hijau, semak dan
rerumputan
Biota Air
1. Nekton (Ikan)
terdapat jenis ikan ikanan yang beragam dan tidak dilindungi
sehingga masyarakat dapat memancing dengan alat sederhana
2. Plankton
terdapat keragaman yang sedikit rendah namun masih dalam
kategori sedang
3. Zooplankton
terdapat keragaman yang sedikit yaitu kategori sangat buruk
4. Benthos
terdapat keragaman yang sedikit yaitu kategori sangat buruk

Komponen Sosekbudkesmas

Demografi
Jumlah kepadatan penduduk,komposisi penduduk menurut umur,
komposisi penduduk menurut pendidikan, komposisi menurut agam,
jenis kelamin, penyebaran penduduk, pertumbuhan penduduk

Sosial Ekonomi Budaya


Kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga, aksebilitas dan
mobilitas masyarakat, perekonomian local dan regional, sikap dan
persepsi

Kesehatan Masyarakat
Ispa dan penyakit kulit yang paling tinggi

BAB IV
RUANG LINGKUP STUDI

Dampak Penting Komponen


Geofisik-Kimia yang ditelaah
1. Meningkatnya kualitas udara ambient pada tahap
terjadinya produksi
operasional

energy

listrik

pada

tahap

2. Meningkatnya kebisingan dari produksi energy listrik


pada tahap operasi
3. Meningkatnya getaran mekanik saat produksi energy
listrik pada tahap operasi
4. Meningkat dan berkurangnya energi listrik saat
produksi energy listrik dan pemeliharaan mesin pada
tahap operasi

Lanjutan...
5.Menurunnya kualitas lingkungan kerja fisik saat produksi
energy listrik
6. Perubahan kualitas badan air permukaan dikarenakan
penyiapan

lahan,

pembangunan

pondasi

pada

tahap

konstruksi dan pemeliharaan mesin serta pengelolaan


limbah (termasuk B3) pada tahap operasi.

Dampak Penting Komponen


Geofisik-Kimia yang ditelaah
1. Berkurangnya ataupun hilangnya sejumlah
flora pada saat kegiatan penyiapan lahan
dan bertambahnya flora darat pengganti
2. Berubahnya biota air pada saat dimulai
kegiatan konstruksi sampai tahap operasi
pembangkit listrik

Dampak Penting Komponen


sosekbudkesmas yang ditelaah
1. Perubahan kesempatan kerja dan pendapatan
rumah tangga
2. Perubahan perekonomian local dan regional
3. Perubahan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat
4. Perubahan sikap, persepsi dan konflik social
5. Perubahan kesehatan masyarakat dan kecelakaan
kerja

Wilayah studi dan batas


waktu kajian

Batas proyek
tapak proyek kurang lebih 1 ha dan berada pada kordinat kordinat
S=013543.9 E=1033845.0

Batas administrative
Terletak di RT 24 kelurahan payo selincah Kecamatan Jambi Timur

Batas sosial
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi

Batas ekologis
Batas wilayah ekologis adalah sungai meander dan rawa di sekitar lokasi

Batas waktu kajian


Batas waktu kajian adalah merupakan rentang waktu perkiraan terjadinya
dampak dari pembangunan proyek dan tindakan pengelolaan yang dilakukan
dalam selang waktu dimaksud mulai dari tahap pra konstruksi hingga
berakhirnya tahap operasi

BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

TAHAP
PRAKONSTRU
KSI

TAHAP
KONSTRU
KSI

TAHAP
OPERASI

Tahap Pra Konstruksi


Sosialisasi

Perolehan lahan

Perubahan sikap,
persepsi dan konflik
sosial

Perubahan kesempatan
kerja dan pendapatan
rumah tangga
Perubahan sikap,
persepsi dan konflik
sosial

Tahap Konstruksi
Mobilisasi
alat berat
dan material
Perubahan
kualitas
udara
ambien
Perubahan
kebisingan
Perubahan
aksebilitas
dan
mobilisasi
masyarakat
Perubahan
sikap,
persepsi dan
konflik sosial
Peruban
kesehatan
masyarakat
dan
kecelakaan
kerja

Pengadaan
tenaga kerja
Perubahan
kesempatan
kerja dan
pendapatan
rumah
tangga
Perubahan
sikap,
persepsi dan
konflik sosial

Pembanguna
n pondasi
Perubahan
BAP
Perubahan
aliran
permukaan
Perubahan
biota
Perubahan
kesehatan
masyarakat
dan
kecelakaan
kerja

Pembanguna
n generator
Perubahan
kualitas BAP
Perubahan
biota air
Perubahan
kesehatan
masyarakat
dan
kecelakaan
kerja

Konstruksi
switch yard
Perubahan
kualitas BAP
Perubahan
biota air
Perubahan
kesehatan
masyarakat
dan
kecelakaan
kerja

Pengujian uji
coba
Perubahan
kualitas udara
ambien
Perubahan
kebisingan
Perubahan
getaran
Perubahan
ketersediaan
energi listrik
Perubahan
kualitas
lingkungan
kerja fisik
Perubahan
sikap, persepsi
dan konflik
sosial
Perubahan
kesehatan
masyarakat
dan
kecelakaan
kerja

Tahap Operasi
Produksi
Pemeliharaa Pengolahan
energi listrik n mesin
limbah

Penghijauan Corporate
sosial
Perubahan
Perubahan
kualitas udara resposibility
Perubahan
Perubahan
ambien
kualitas udara
kualitas udara
kualitas udara
(CSR)

ambien
Perubahan
kebisingan
Perubahan
getaran
Perubahan
ketersediaan
energi listrik
Perubahan
kualitas
lingkungan
kerja fisik
Perubahan
ekonomi lokal
dan regional

ambien
Perubahan
kebisingan
Perubahan
getaran
Perubahan
ketersediaan
energi listrik
Perubahan
kualitas
lingkungan
kerja fisik
Perubahan
kualitas BAP
Perubahan
biota air

Perubahan
ambien
Perubahan
kebisingan
Perubahan
sikap, persepsi
Perubahan
kualitas BAP
dan konflik
flora
Perubahan
sosial
darat/vegetasi
biota air
Perubahan
sikap, persepsi
dan konflik
sosial

BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING

Telaahan terhadap Dampak


Penting

Dampak

Positif

Pengujian dan uji mesin pembangkit PLTG 2 X 50 MW akan


dihasilkan energi listrik dengan kapasitas 100 MWyang
berlangsung selama dimana energi ini sangat dibutuhkan
untuk mencukupi pasokan energi listrik Provinsi Jambi.

Dampak Negatif

Pada saat yang sama dihasilkan produk yang tidak


diinginkan dari aktivitas mesin pembangkit yaitu gas buang
dan partikulat, bunyi yang menimbulkan kebisinggan dan
getaran mekanik yang dapat merusak bangunan serta
menggangu kesehatan masyarakat.

Totalitas dan Perimbangan Dampak


Lingkungan yang Terjadi oleh Beberapa
Kegiatan Proyek pada Tahap Konstruksi

Totalitas dan Perimbangan Dampak


Lingkungan yang Terjadi oleh
Beberapa Kegiatan Proyek pada
Tahap Operasi

Evaluasi
Dampak
Penting

Dasar
pengolahan
Geofisikkimia

DASAR
PENGOLAHA
N
Dasar
pengolahan
komponen
kesehatan
masyarakat

Dasar
pengolahan
komponen
sosial
ekonomi
dan budaya

Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkung


Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan PLTG 2 x 50 MW dapat
dinyatakan layak dari aspek lingkungan hidup dengan memperhatikan beberapa,
yang antara lain:

Pembangunan PLTG 2 x 50 mW dapat memenuhi kebutuhan provinsi jambi akan


pasokan daya atau energi listrik untuk memenuhi baban puncak hingga tahun
2015.

Pembangunan PLTG 2 x 50 mw akan sangat mendukung perkembangan sektor


industri jasa dan perdagangan daerah. Malah suplai energi listrik adalah faktor
utama yang menggerakkan faktor tersebut sehingga berdampak positif bagi
perekonomian lokal dan regional.

Dampak lingkungan yang di timbulkan oleh tahapan kegiatan pembangunan PLTG


2 x 50 mw terhadap komponen geofisik-kimia terutama dampak primer dapat
dikelola dengan baik karena tersedianya teknologi untuk pengelolaan dampak
yang dimaksud.

Pembangunan PLTG 2 x 50 mw dilaksakan pada lokasi komplek pembangkitan,


sehingga dampak kumulatifnya mudah dikelola dan diawasi sehingga kemampuan
pembangkitan menjadi optimal.

TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai