Anda di halaman 1dari 12

OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM MANEJEMEN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT PGN (Persero)

M AK ALAH

Oleh :
NAMA MAHASISWA
NIM
JURUSAN
PROGRAM STUDI
DIPLOMA

:
:
:
:
:

ABDUL WAHID. NUR


551301 / C
TEKNIK UMUM
KEINSPEKTURAN MIGAS
III ( TIGA )

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
PTK AKAMIGAS-STEM

Cepu, Agustus 2013

DAFTAR ISI
I.

II.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penulisan Makala

1.2

Tujuan Penulisan

LANDASAN TEORI
2. 1

Sistem Manejemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja PT. PGN (Persero) Tbk.

2.2

Tujuan K3

2.3

Ruang Lingkup

2.4

Referensi

III. PERMASALAHAN
3.1

Pemahaman dan Pengetahuan tentang SM K3

3.2

Pengetahuan dan Pemahaman


tentang tanggap gawat jaringan

3.3

Pengetahuan dan Pemahaman


tentang tanggap gawat gedung

3.4

Flow Chart tata cara operasi penanggulangan


keadaan darurat

IV.

PEMECAHAN MASALAH

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.

DAFTAR PUSTAKA

10

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan Makalah


Sejalan dengan perkembangan dan pengusahaan Industri minyak dan gas
(MIGAS) yang ada di Negara berkembang yang melakukan kegiatan Explorasi,
Produksi, Pengolahan, Transportasi dan Distribusi atau Niaga Minyak dan Gas
(MIGAS), baik di sektor hulu dan hilir Minyak dan Gas, sejalan dengan itu
perkembanngan dan pengusahaan Migas di Indosesia maka Pemerintah Indonesia
melakukan dan meningkatkan mutu kegiatan Explorasi,

Produksi, Pengolahan,

Transportasi dan Distribusi atau Niaga Minyak dan Gas (MIGAS) baik di sektor
Hulu dan Hilir Minyak dan Gas.
Republik Indonesia terletak di Asia bagian tenggara, Indonesia dikaruniai
sumber daya alam melimpah. Sumber daya minyak dan gas yang diperkirakan
mencapai 87,22 milliar barel dan 594,43 TSCF tersebar di Indonesia. Menjadikan
Indonesia tujuan Investasi yang menarik pada sektor minyak dan gas bumi. Dinamika
Industri Minyak dan Gas Bumi yang sudah berlangsung sejak lama, menjadikan
Indonesia lebih matang dalam mengembangkan kontrak dan kebijakan yang ada
untuk mendukung investasi. Dukungan peraturan, insentif dan penghormatan
terhadap kontrak yang ada adalah usaha pemerintah Indonesia untuk menjamin
keberlangsungan Investasi di Indonesia

1.2

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makala ini kita dapat mengetahui optimalisasi sistem

manejemen yang mengatur sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku
sampai saat ini di PT. PGN (Persero) Tbk.

II. LANDASAN TEORI


1

2. 1 Sistem Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. PGN (Persero)


Tbk.
Dalam perusahaan memerlukan kebijakan yang jelas dalam sistem Manejemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh
seluruh pekerja. Dan perusahaan wajib menerapkan sistem penghargaan dan
hukuman guna mencapai standar Safety Healt Excelent yang baik terlihat apabila
semua lini dalam perusahaan menginplementasikan pedoman, prosedur, intruksi kerja
dan persyaratan lain secara berkelanjutan.
Perusahaan akan beresiko apabila pengelolaan dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang tidak baik, Perusahaan harus minimalkan dan meniadakn terjadinya
kondisi yang tidak aman dan layak, yang berkaitan dengan K3. Perusahaan harus
mampu dan sanggup menciptakan nilai-nilai unggul dalam sistem pengelolaan K3.
2.2 Tujuan K3
Pengelolaan K3 adalah menjalankan Visi dan Misi perusahaan guna
meningkatkan citra perusahaan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar wilayah
kegiatan perusahaan
2.3

Ruang Lingkup
Pedoman K3 merupakan kebijakandan aturan yang harus dijalankan mulai dari

menejemen puncak atau teratas hingga pekerja level terbawah, digunakan dalam
kegiatan perkantoran maupun lapangan. Mengatur batasan tugas dan tanggung jawab
semua pihak yang terlibat K3, mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pedoman K3 merupakan acuan dan dirinci secara lebih detail dalam prsedur operasi
dan dirinci secara lebih detail dalam prosedur operasi dan intruksi pelaksanaan
pengololaan usaha perusahaan.
Dalam pengelolaan K3dilengkapi dengan prosedur operasi sebagai acuan kerja
antara lain :

a. Prosedur Operasi Tanggap Gawat Jaringan


Kondisi gawat merupakan yang tidak umum berlaku dan terjadinya keadaan ini
disebabkan sesuatu yang sifatnya tidak dapat diprediksi, tetapi dapat terjadi kondisi
gawat ini harus dilakukan antisipasi pengelolaannya, sehingga pengelola yang akan
menghadapinya dapat siap sedia mengantisipasi dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk meniadakan atau meminimalkan hal yang tidak diinginkan seperti
hilangnya harta benda dan atau hilangnya nyawa manusia.
b. Prosedur Operasi Tanggap Gawat Gedung
Kondisi gawat merupakan keadaan yang tidak umum berlaku dan terjadinya
keadaan ini disebabkan sesuatu yang sifatnya tidak dapat diprediksi, tetapi dapat
terjadi kondisi gawat ini harus dilakukan antisipasi pengelolaannya, sehingga
pengelolan yang akan menghadapinya dapat siap sedia mengantisipasi dan
mengambil tindakan yang diperlukan untuk meniadakan atau meminimalkan hal
yang tidak diinginkan seperti hilangnya harta benda dan atau hilangnya nyawa
manusia.
2.4

Referensi

a. Peraturan Pemerintah, No 35 Tahun 2004


b. Undang - undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

III. PERMASALAHAN
3
Pengetahuan dan pemahaman tentang Sistem Manajeman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SM K3) harus di dipahami oleh setiap karyawan dan staf yang
bekerja di PT. PGN (Persero) Tbk. Maka untuk mengetahui batas pemahaman dari
karyawan dan staf atau pekerja yang berada di lapangan maupun di dalam gedung

PT. PGN (Persero) Tbk. Maka dari itu diberikan beberapa pertanyaan kepada
karyawan dan staf atau pekerja yang berada di PT. PGN (Persero) Tbk.

3.1

Pemahaman dan Pengetahuan tentang SM K3


Pada pelaksanaan dalam pengumpulan data dalam hal pemahaman dan

pengetahuan tentang SM K3, sistem menejemen kesehatan dan keselamatan kerja


antara lain :
Pernyataan kebijakan manajemen terhadap K3 secara tertulis, sekitar 30% yang
memahami, 4% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Komite pengarahan pelaksanaa program-program K3 sekitar 45% yang
memahami, 2% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Panduan tertulis untuk menjabarkan komitmen K3 dari semua pihak, sekitar 25%
yang memahami, 7% tidak memahami, 3% tahu dan tidak paham.
Identifikasi dan Kajian resiko-resiko K3, sekitar 24% yang memahami, 10%
tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Tujuan mengenai sasaran prioritas program K3, sekitar 30% yang memahami,
5% tidak memahami, 0% tahu dan tidak paham.
Rencana Strategis jangka pendek dan jangka panjang tenteng K3, sekitar 27%
yang memahami, 7% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Susunan organisasi yg sudah terbentuk, sekitar 30% yang memahami, 4% tidak
memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Ketentuan tertulis tentang peran, tugas dan tanggung jawab petugas khusus yg
berhubungan dengan k3, sekitar 27% yang memahami, 6% tidak memahami, 2%
tahu dan tidak paham.
Pemenuhan hukum tentang k3, sekitar 28% yang memahami, 2% tidak
4
memahami, 5% tahu dan tidak paham.
Penerapan dokumentasi tentang penerapan k3, sekitar 30% yang memahami, 3%

tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.

3.2

Pengetahuan dan Pemahaman tentang tanggap gawat jaringan

Pada pelaksanaan dalam pengumpulan data dalam hal pemahaman dan


pengetahuan tentang tanggap gawat jaringan, sistem menejemen kesehatan dan
keselamatan kerja antara lain :

Standar operasi Prosedur tanggap gawat jaringan, sekitar 26% yang

memahami, 10% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.


Organisasi yang menangani tanggap gawat jaringan, sekitar 25% yang

memahami, 9% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.


Panduan tertulis ttanggap gawat jaringan, sekitar 25% yang memahami, 7%

tidak memahami, 3% tahu dan tidak paham.

Identifikasi dan kajian resiko-resiko tanggap gawat jaringan, sekitar 24%


yang memahami, 10% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.

Tujuan sasaran prioritas program tanggap gawat jaringan, sekitar 25% yang
memahami, 8% tidak memahami, 5% tahu dan tidak paham.

Rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang tanggap gawat jarngan,
sekitar 26% yang memahami, 7% tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.

Susunan oraganisasi tanggap gawat jaringan, sekitar 27% yang memahami,


7% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.

Ketentuan tertulis tentang peran, tugas dan tanggung jawab petugas khusus
yang berhubungan tanggap gawat jaringan, sekitar 28% yang memahami, 5%
tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.

Kebijakan direksi mengenai tanggap gawat jaringan, sekitar 25% yang


memahami, 3% tidak memahami, 0%5 tahu dan tidak paham.

Penerapan dokumentasi tentang tanggap gawat jaringan, sekitar 15% yang


memahami, 1% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
3.3

Pengetahuan dan Pemahaman tentang tanggap gawat gedung


Pada pelaksanaan dalam pengumpulan data dalam hal pemahaman dan

pengetahuan tentang tanggap gawat gedung, sistem menejemen kesehatan dan


keselamatan kerja antara lain :

Standar operasi prosedur tanggap gawat gedung, sekitar 20% yang

memahami, 8% tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.


Organisasi yang menangani tanggap gawat gedung, sekitar 15% yang
memahami, 5% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.

Panduan tertulis tanggap gawat gedung, sekitar 10% yang memahami, 6%

tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.

Identifikasi dan kajian resiko-resiko tanggap gawat gedung, sekitar 22%

yang memahami, 10% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.


Tujuan sasaran prioritas program tanggap gawat gedung, sekitar 30% yang

memahami, 9% tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.


Rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang tanggap gawat gedung,

sekitar 22% yang memahami, 5% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.
Susunan oraganisasi tanggap gawat gedung, sekitar 21% yang memahami,

3% tidak memahami, 1% tahu dan tidak paham.


Ketentuan tertulis tentang peran, tugas dan tanggung jawab petugas khusus
yang berhubungan tanggap gawat gedung, sekitar 15% yang memahami, 5%

tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.


Kebijakan direksi mengenai tanggap gawat gedung, sekitar 17% yang

memahami, 2% tidak memahami, 0% tahu dan tidak paham.


Penerapan dokumentasi tentang tanggap gawat gedung, sekitar 15% yang
memahami, 2% tidak memahami, 2% tahu dan tidak paham.
6

3.4 Flow Chart Emergency Handling Operation


3.4 Tata Cara Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat

Keadaan Darurat
Emergency
Operasi Penanggulangan Gawat
Emergency Handing Operation
Petugas RU Sakit
Hospital Officers

Dilaporkan Mayarakat
Reported By Publick

Keadaan Gawat Selesai


Emergency Over

Diterima Petugas/Piket Pemadam Kebakaran Kota Diterima Petugas /Piket Puskodal


Recieved By Oficiers or Pickets of Municipal Fire Brigade
Recieved By Officers or Pickets at The Ecc

Team Penyelidikan
Investigation Team

Kirim Unit Mobil Darurat


Send Ambulance

Kirim Unit Mobil Komando Kebakaran


Send Fire Command Vehicle

Kirim Petigas Jaringan


Send Network Officers

Sebab/Causes
Kerugian/Losses
Klaim/Asuransi

Kirim Untuk Mobil Perbaikan


Send Repair Vehicles

Kirim Unit Mobil Pemadam Kebakaran


Send Fire High Ting Trucks Or Units
Dilaporkan & Rekomendasi
Reported & Recomended

Kirim/Send :
Penagamanan/Security
Medis/Medical
Bantuan/AID
Penunjang/Suporting

IV. PEMECAHAN MASALAH


Dari pengambilan data dalam hal pemahaman dan pengetahuan tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa ;
Dari total keseluruhan pemahaman dan pengetahuan tentang SM K3

sekitar 29,6% yang memahami, 5% tidak memahami, 1,7% tahu dan tidak
paham.

Dari total keseluruhan pada pelaksanaan dalam pengumpulan data


dalam hal pemahaman dan pengetahuan tentang tanggap gawat jaringan, sistem
menejemen kesehatan dan keselamatan kerja sekitar 24,6% yang memahami,

6,7% tidak memahami, 1,7% tahu dan tidak paham.

Dari total keseluruhan pada pelaksanaan dalam pengumpulan data


dalam hal pemahaman dan pengetahuan tentang tanggap gawat gedung, sistem
menejemen kesehatan dan keselamatan kerja sekitar 18,7% yang memahami,
5,5% tidak memahami, 1,4% tahu dan tidak paham.
Pemecahan masalah dari karyawan maupun staf yang tahu dan tidak paham
dari pemahaman dan pengetahuan baik tentang Sistem Menejeman Kesehatan dan
Keselamatn Kerja maupun tanggap gawat gedung dan jaringan, dengan memberikan
motifasi yang penuh perhatian kepada seluruh karyawan dan staf agar bisa
meningkatkan kepahaman rasa ingin tahu untuk memahami bidang kerja masingmasing atau area kerja, tanpa menghiraukan keselamatan kerja yang ada. Dan slalu
memberikan Breefing tentang bahaya yang yang mungkin akan terjadi saat bekerja,
maka dari itu diberikan dan peningkatan pemahaman Kesehatan dan keselamatan
kerja.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dari bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa
masih banyak karyawan maupun staf tahu tetapi tidak paham, akan pemahaman dan
pengetahuan baik tentang Sistem Menejeman Kesehatan dan Keselamatn Kerja

maupun tanggap gawat gedung dan jaringan, maka dengan itu karyawan dan staf
yang bekerja di PT. PGN (Persero) Tbk, harus slalu diberikan motifasi dan
pemahaman dan pengetahuan yang lebih kepada seluruh karyawan dan staf PT. PGN
(Persero) Tbk.
8
SARAN
Bila melihat hasil presentasi yang di peroleh, masih bnyak karyawan yang
belum tahu dan paham terutama pada masalah pemahaman tanggap gawat jaringan
dan tanggap gawat gedung oleh karena itu segera mungkin diadakan bimbingan
kepada karyawan
1. Diadakan sosialisai terutama pada poin yang kebanyakan karyawan tidak tahu dan
tidak paham, adapun poin yang kurang dimengerti dan kurang dipahami oleh
kebanyakan karyawan
2. Diadakan kursus sistem menejemen K3 (SM K3) secara menyeluruh agar seluruh
bagian seluruh lini dapat memahami dan mengerti
3. Memberikan nilai tambah dan penghargan kepada karyawan yg mengerti,
memahami dan melaksanakan k3 dengan baik agar dapat memancing karyawan
untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam penerapan keslamatan dan
kesehatan kerja
Dengan cara tersebut diatas karyawan yakin bahwa sistem penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja akan bisa lebih optimal.

9 PUSTAKA
DAFTAR

1.1

Peraturan Pemerintah, No 35 Tahun 2004

1.2

KKW,.....2010- Akur Pariaman, Diploma III (Fire and Safty)

1.3

Undang - undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

10

Anda mungkin juga menyukai