Anda di halaman 1dari 27

VOL. 17 No.

2 Desember 2014

ISSN: 1410 - 8291

JURNAL
PENELITIAN
KOMUNIKASI
DAFTAR ISI
DIALEKTIKA MASYARAKAT BADUY DALAM MEMAKNAI REALITAS
PEMILIHAN UMUM 2014
Karman....................................................................................................................................... 89-102
PENGEMBANGAN PERTUNJUKKAN CALUNG SEBAGAI MEDIA
KOMUNIKASI DI ERA KONVERGENSI
C.Suprapti Dwi Takariani ...................................................................................................... 103-116
PERILAKU KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNITAS VIRTUAL KASKUS
REGIONAL RIAU RAYA
Nova Yohana dan Tika Wulandari ........................................................................................ 117-128
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI TINGKAT PEMERINTAHAN DESA
Didit Praditya .......................................................................................................................... 129-140
KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM PROSES PEMBAGUNAN
BENDUNGAN MATENGGENG KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH
Waluyo Handoko, Adhi Iman Sulaiman, dan Andi Ali Said Akbar .................................. 141-152
LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Syarifuddin

153-164

PERAN PENGELOLA RADIO KOMUNITAS DALAM MENGEMBANGKAN


SIARAN KEARIFAN LOKAL
Neti Sumiati Hasandinata ....................................................................................................... 165-176

PENGANTAR REDAKSI

kodrat manusia sebagai makhluk sosial, di mana manusia selalu ingin berkomunikasi, karena
komunikasi merupakan intisari dari interaksi sosial. Selama masa kehidupannya manusia banyak
menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dalam beragam bentuk, cara, dan situasi.
Komunikasi merupakan kebutuhan pokok manusia, komunikasi juga menjadi perantara satu
manusia dengan manusia lainnya. Dengan berkomunikasi apa yang diinginkan oleh seseorang
akan dimengerti oleh orang lain, karena komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian maksud
dan tujuan dari satu orang kepada orang lain. Seiring dengan perkembangan zaman manusia
membutuhkan media untuk bisa menyalurkan hasratnya berkomunikasi dengan orang lain.
Di era konvergensi saat ini, di mana computing, communication, dan content menjadi satu
kesatuan menjadikan kehadiran media baru menjadi tidak terbendung lagi. Media online saat ini
menjadi media yang sedang tren. Kehadiran media online telah memunculkan perilaku atau gaya
berkomunikasi baru, di mana seseorang bisa berinteraksi dan berkomunikasi tanpa harus bertemu
dan bertatap muka secara langsung. Keberadaan media online. telah menawarkan cara-cara baru
bagi pengguna untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Pengguna bisa saling berbagi pendapat,
kritik, menyampaikan aspirasi, melakukan jual beli secara online, dan lain-lain. Pengguna bisa
bebas mengeluarkan pendapat atau argumennya, hal ini terjadi karena berbagai kelebihan yang
ditawarkan oleh internet kepada penggunanya. Moris dan Ogan (1996) dalam Zubaidi (2011)
mengatakan bahwa komputer dan internet merupakan sebuah bentuk media komunikasi baru
yang memiliki karakter dan perbedaan dengan media konvensional. Beragam kelebihan yang
dimiliki oleh media baru inilah, yang kemudian menjadikan media tersebut banyak digemari oleh
berbagai kalangan.
Salah satu media online yang saat ini banyak digemari oleh pengguna adalah kaskus. Kaskus
merupakan situs komunitas maya terbesar di Indonesia. Zubaidi (2011) mengatakan bahwa
berbagai latar belakang penggunanya menjadikan kaskus menjadi ruang publik yang penuh
warna. Setiap pengguna berhak menyampaikan aspirasi dan pendapat melalui akun masingmasing.
Jurnal Penelitian Komunikasi edisi ini berisi tujuh naskah kesemuanya merupakan hasil
penelitian di bidang komunikasi dan informatika. Salah satu tulisan dalam jurnal berjudul
Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas Virtual Kaskus Regional Riau Raya, yang ditulis
oleh Nova Yohana dan Tika Wulandari. Tulisan tersebut mengupas mengenai Komunitas Kaskus
Regional Riau Raya yang merupakan ruang sosial baru yang memengaruhi perilaku interaksi dan
komunikasi antar anggota kelompoknya.

Penyunting

JOURNAL OF COMMUNICATION RESEARCH


ISSN: 1410-8291

December 2014, Vol 17 No. 2

Keywords sourced from the article listed. This abstract sheet may be reproduced without permission and free

DDC 323.04
Karman
Dialectic of Baduy Community in Meaning Reality of
General Election 2014
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.89-102
Abstract - Baduy Community is very obedient to local
rules/custom, e.g. lunang (sundanesse to express
obedience to whoever the winner), and ngasuh rati,
ngayak menak. Surprisingly, the voter number in
Baduy have increased from 2013 to 2014. They have
their own mechanism in determining leader, that is by
deliberation among customary figures. The socialpolitical changes make-up the result of their
construction change toward reality. The issue in this
study is how Baduy community (re-)construct general
election. This one aims to understand Baduys
construction to electoral activities, their understanding
to the obligation to participate in election, and the
adaptation process of different realities (reality in
Baduy and Reality in external). By harnessing the
Social Construction of Reality introduced by Berger,
and Social Adaptation System introduced by Giddens,
this research show Baduy objectifies and participates
in general elections as an obedience to the customary
rules. Understanding about obligations to participate
in election is legitimized by customary institution,
regarding dualism of different structure, they must
adapt theirselves to different realities.
Keywords: dialectic, subculture community, political
reality, phenomenological research.

DDC 302.23
Takariani, C.Suprapti Dwi
Development Calung Pitaloka Shows as a Media
Communications in the Era of Convergence
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.103-116
Abstract - The development of information and
communication technology (ICT) now is unstoppable.
This condition had impacted the calung show
development, due to people's appreciation has shifted
and tend to like popular culture which is introduced by
ICT products than the calung show. The issue in this
study is how the development of the performing group
Calung Pitaloka as a medium of communication in the
era of convergence. The purpose of this study is to

analyze the strengths, weaknesses, opportunities, and


threats, develop strategies, and formulation
development of Pitaloka the group of Calung show as a
communication medium in the era of convergence. This
study used a qualitative method with a case study
approach. In this study determination of informants is
using purposive sampling technique. The results
showed that based on the conditions of Pitaloka the
group of Calung show currently they have more
weaknesses than strengths, but they still have a chance
even though the treat still exist from the outside,
therefore the strategy could be implemented is to utilize
the existing facilities and utilize the support and good
cooperation with all parties.
Keywords: development, Calung Pitaloka performing
group, communication media.

DDC 004.693
Yohana, Nova and Wulandari, Tika
Communication Groups Behaviour of Kaskus Virtual
Community of Riau Raya Region
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.117-128
Abstract - The development of internet which grew
rapidly has given rise to virtual communities among
others such as the Kaskus Community of Riau Raya
Region. In this community a new form of social space
was created that influence the interaction and
communication behavior among its members. This
study aimed to determine the role of communicator of
the virtual group, the interchangeable messages, the
interaction patterns, the unity and norms of group
communication in Kaskus virtual community of Riau
Raya Region in Pekanbaru. The qualitative method
was employed using symbolic interaction approach
and the instruments used to collect the data were
observation, interview and documentation. The result
of the study showed that the member of Kaskus virtual
community of Riau Raya has a role in accordance with
the structure and the level of the post. As a forum for
discussion and trading, the members of this community
share information using Kaskus language as the group
identity. Social interaction that exist in this community
is not only happening in online communication but also
offline communication.
Keywords: group communication, virtual community,
Riau Raya Regional Kaskus, Symbolic Interaction.

DDC 352.38
Praditya, Didit
The Utilization of Information and Communication
Technology (ICT) by Government in Rural Level
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.129-140
Abstract - The central government often puts the
village as an object, so the utilization of ICT programs
only reached district or subdistrict area. Therefore the
emergence of movement from villages that use internet,
become a lesson that the initiative can be done from
the bottom (village). The research was conducted
through a case study by performing interviews and
observations in Panjalu Village, Subdistrict Panjalu,
Distric of Ciamis. Interview guidance is used to find
out the condition of the village before and after the
utilization of ICT. The result showed that Panjalu
Village has held ICT training to the village employees
and cadres. The utilization of ICT related to the
business sector is quite complete and informative. The
available website is used by the village government to
promote agricultural, tourist sites, and handicrafts
from SME (Small Medium Enterprises). In terms of egovernment solution, the utilization of ICT largely are
in the information stage, and a little bit are still in the
interaction stage. The utilization of ICT in Panjalu
Village is used to distribute or disseminate the
information regarding the development activities.
Keywords: ICT, village, e-governments.

DDC 302.224
Handoko, Waluyo; Sulaiman, Adhi Iman and
Akbar, Andi Ali Said
Participatory Communication in Development
Process of Matenggeng Dams Cilacap District
Central Java
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.141-152
Abstract - The construction process of Matenggeng
Dams is still have problem such as no dialogue or
renegotiation to create a mutual agreement between
the government and Dayeuhluhur society. This
research aims to identify, analyze and design the model
of participatory development communication in the
construction process of Matenggeng Dams at
Dayeuhluhur subdistrict, Cilacap District, Central
Java Province. This research used qualitative method
with case study. Data Collection through interviews,
observation, analysis of documentation and focus
group discussions (FGD). The results showed: (1)
People have known for a long time about the discourse
of
Matenggeng
Dams
construction
through
interpersonal communication from the parents. (2)
There is still no agreement about compensation

between the community and the government. (3) The


community agree and have learned the benefits of
dams and willing to dialogue again to achieve an
agreement of compensation for the land and productive
trees. The implication, the public will continue to feel
anxious for certainty the future of people's lives, if
there is no certainty continuation the development of
the Matenggeng Dams.
Keywords: participatory development , community ,
dialogue.

DDC 372.34
Syarifuddin
Information and Communications Technology
Literacy
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.153-164
Abstract - Development of information and
communication technology (ICT) has brought changes
for the people of Indonesia. With ICT, community can
easily access a variety of information and support jobs.
But the problem that arises is the uneven penetration of
ICT in all parts of Indonesia, including in South
Sulawesi. Giving rise to the digital divide as well as the
weakness of ICT literacy. Therefore, this study aims to
determine the ICT literacy community in South
Sulawesi. The method used in this study is a survey
with a quantitative approach. The results show that
ICT (computer, mobile phone, and internet) has been
used by communities in South Sulawesi. Among the
three media, mobile phone has the highest number of
penetration followed by computer and the internet. The
majority of respondents have also entered into 5 levels
of ICT literacy mobile phones and computers as an
integral part of daily activities. While the internet was
still in level 3 where they have been used but not
significantly.
Keywords: literacy, information communication
technology, mobile phones, computers, internet.

DDC384.54
Hasandinata, Neti Sumiati
Management Role of Community Radio in Local
Wisdom Broadcast Developing
Journal of Communication Research December 2014,
vol. 17 no.2, p.165-176
Abstract - Facing the wave of globalization,
community radio as broadcast industry with local
content, are required awareness to increase local
wisdom in every aspect of life particularly culture
aspect. Therefore management of community radio

need to understand local wisdom for implemented in


packaging content. The problem is how management
of community radio in developing local wisdom
broadcast, the purpose of this research is to find out
the role of community radio management in
development local wisdom broadcast. This research is
qualitative, purposively informan selection, data
collection technique by interview, observation, and
documentation. The result show that the role of
community radio management in developing local

wisdom broadcast is realized in form of local wisdom


broadcast in community radio is the featured broadcast
program. Programs and broadcasts local wisdom in
the form of the local culture, manifested through
broadcast programs compiled and presented in a
packed agenda that creatively with interactive concept.
Keywords: management role, Community Radio, local
wisdom broadcast development.

JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI


ISSN: 1410-8291

Desember 2014, Vol 17 No. 2

Kata kunci yang dicantumkan bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya

DDC 323.04
Karman
Dialektika Masyarakat Baduy dalam Memaknai
Realitas Pemilihan Umum 2014
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal.89-102
Abstrak Masyarakat Baduy Banten taat pada aturan
adat (pikukuh karuhun), antara lain lunang (ikut yang
menang), ngasuh rati, ngayak menak. Namun, jumlah
pemilih pada masyarakat Baduy justru meningkat dari
tahun 2013 sampai 2014. Mereka memiliki mekanisme
tersendiri untuk menentukan pemimpin mereka.
Perubahan sikap sosio-politik tersebut berkaitan
dengan perubahan konstruksi masyarakat terhadap
realitas politik sendiri. Permasalahan dalam penelitian
ini
adalah
bagaimana
masyarakat
Baduy
mengonstruksi, merekonstruksi realitas pemilihan
umum (pemilu). Penelitian bertujuan ingin memahami
konstruksi realitas masyarakat Baduy terhadap kegiatan
pemilu, pemahaman mereka tentang kewajiban pemilu,
proses adaptasi dari perbedaan realitas dan struktur
sosial yang berada di luar mereka. Dengan
menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial Berger
dan teori Adaptasi Struktur Giddens, penelitian ini
menunjukkan
bahwa
masyarakat
Baduy
mengobjektifikasi pemilu, berpartisipasi dalam pemilu
sebagai wujud ketaatan pada aturan adat. Pemahaman
kewajiban pemilu dilegitimasi oleh pejabat pada
struktur adat (jaro pamarentah), dalam menghadapi
dualisme struktur yang berbeda ini, mereka beradaptasi
terhadap perbedaan realitas tadi.
Kata kunci: dialektika, masyarakat subkultur, realitas
politik, fenomenologi.

DDC 302.23
Takariani, C.Suprapti Dwi
Pengembangan Pertunjukkan Calung sebagai
Media Komunikasi di Era Konvergensi
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal.103-116
Abstrak Perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi (TIK) saat ini sudah tidak terbendung lagi.
Hal tersebut telah berdampak pada perkembangan
pertunjukkan calung, karena apresiasi masyarakat
terhadap pertunjukkan calung mulai bergeser dan
cenderung
menyukai
budaya
populer
yang
diperkenalkan
melalui
produk-produk
TIK.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana


pengembangan grup pertunjukkan Calung Pitaloka
sebagai media komunikasi di era konvergensi. Tujuan
penelitian ini adalah ingin menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, menyusun strategi,
serta formulasi pengembangan grup pertunjukkan
Calung Pitaloka sebagai media komunikasi di era
konvergensi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam
penelitian
ini
informan
ditentukan
dengan
menggunakan teknik purposif sampling. Hasil
penelitian menunjukkan berdasarkan kondisi grup
pertunjukkan Calung Pitaloka saat ini lebih banyak
kelemahan internal dibanding dengan kekuatannya,
namun masih memiliki peluang meskipun tetap ada
acaman dari luar, oleh karena itu strategi yang dapat
dilaksanakan adalah memanfaatkan fasilitas yang ada
dan menfaatkan dukungan serta menjalin kerjasama
yang baik dengan berbagai pihak.
Kata kunci: pengembangan, grup
Calung Pitaloka, media komunikasi.

pertunjukkan

DDC 004.693
Yohana, Nova dan Wulandari, Tika
Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas Virtual
Kaskus Regional Riau Raya
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal. 117-128
Abstrak Perkembangan dunia internet yang semakin
pesat meningkatkan lahirnya komunitas-komunitas
virtual salah satunya Komunitas Kaskus Regional Riau
Raya. Pada Komunitas Kaskus Regional Riau Raya
terbentuk ruang sosial baru yang memengaruhi
perilaku interaksi dan komunikasi antaranggota
kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peran dari pelaku komunikasi kelompok virtual, pesanpesan yang dipertukarkan, pola interaksi, dan
kohesivisitas serta norma komunikasi kelompok dalam
Komunitas Virtual Kaskus Regional Riau Raya di
Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan pendekatan Interaksi
Simbolik. Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anggota Komunitas Virtual
Kaskus Regional Riau Raya memiliki peran sesuai
dengan struktur dan tingkatan postingan. Sebagai
forum diskusi dan forum jual beli anggota Komunitas
Virtual Kaskus Regional Riau Raya saling berbagi
informasi dengan menggunakan ragam bahasa kaskus

sebagai identitas kelompok. Interaksi sosial yang


terjalin di Komunitas Kaskus Regional Riau Raya tidak
hanya berlangsung secara komunikasi online tetapi
juga offline.
Kata kunci: komunikasi kelompok, komunitas virtual,
Kaskus Regional Riau Raya, Interaksi Simbolik.

DDC 352.38
Praditya, Didit
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal. 129-140
Abstrak Pemerintah pusat sering menempatkan desa
sebagai objek, sehingga program-program pemanfaatan
TIK terkadang hanya sampai pada tingkat kabupaten
atau kecamatan. Oleh karena itu, munculnya gerakan
dari desa yang memanfaatkan internet, menjadi
pelajaran bahwa inisiatif dapat dilakukan dari bawah
(desa). Penelitian dilakukan melalui studi kasus dengan
melakukan wawancara dan observasi di Desa Panjalu,
Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pedoman
wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi desa
sebelum dan setelah memanfaatkan TIK, penggunaan
TIK, dan manfaat yang diperoleh oleh desa dari
pemanfaatan TIK. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Desa Panjalu telah mengadakan pelatihan TIK
kepada perangkat dan kader desa. Penggunaan TIK
terkait dengan dunia usaha sudah cukup lengkap dan
informatif.
Situs web yang tersedia digunakan
pemerintah desa untuk mempromosikan hasil
pertanian, lokasi wisata, dan hasil kerajinan produk
dari usaha kecil menengah. Dalam hal solusi egovernment, sebagian besar masih di tahap informasi,
dan sebagian kecil berada di tahap interaksi.
Pemanfaatan TIK di Desa Panjalu digunakan untuk
menyebarluaskan atau diseminasi informasi mengenai
kegiatan-kegiatan pembangunan.
Kata kunci: TIK, desa, e-government.

DDC 302.224
Handoko, Waluyo; Sulaiman, Adhi Iman dan
Akbar, Andi Ali Said
Komunikasi Partisipatif dalam Proses Pembagunan
Bendungan Matenggeng Kabupaten Cilacap Jawa
Tengah
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal. 141-152
Abstrak Proses pembangunan bendungan
Matenggeng masih memiliki permasalahan yaitu belum
ada dialog atau negosiasi ulang untuk menghasilkan

kesepakatan bersama antara pemerintah dengan


masyarakat Dayeuhluhur. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi, menganalisis, dan merancang model
komunikasi pembangunan partisipatif dalam proses
pembangunan Bendungan Matenggeng, Kecamatan
Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan studi kasus. Pengumpulan data dengan
wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi serta
focus group discussion (FGD). Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Masyarakat sudah mengetahui sejak
lama tentang wacana pembangunan Bendungan
Matenggeng melalui komunikasi interpersonal dari
orang tua secara turun termurun. (2) Masih belum ada
kesepakatan ganti untung antara masyarakat dengan
pihak pemerintah. (3) Pihak masyarakat sangat setuju
dan mengetahui manfaat dibangunnya bendungan serta
bersedia berdialog kembali untuk menyepakati ganti
untung lahan tanah dan pohon produktif. Implikasinya,
masyarakat akan terus merasa resah akan kepastian
masa depan kehidupan masyarakat, jika belum ada
kepastian kelanjutan pembangunan Bendungan
Matenggeng.
Kata kunci: pembangunan partisipatif, masyarakat,
dialog.

DDC 372.34
Syarifuddin
Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal. 153-164
Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) telah membawa perubahan bagi
masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih
mudah mengakses berbagai informasi dan menunjang
pekerjaan. Namun masalah yang timbul yaitu penetrasi
TIK yang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia
termasuk di Sulawesi Selatan. Sehingga menimbulkan
kesenjangan digital dan juga lemahnya literasi TIK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi TIK
masyarakat di Sulawesi Selatan. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa TIK (komputer, internet, telepon
selular) telah digunakan oleh masyarakat di Sulawesi
Selatan. Untuk ketiga media tersebut, penetrasi telepon
seluler yang paling tinggi menyusul komputer dan
internet. Mayoritas responden juga telah masuk ke
tingkat lima literasi TIK, telepon seluler, dan komputer
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas
sehari-hari. Sedangkan untuk internet masih berada di
tingkat tiga di mana mereka telah menggunakannya,
namun tidak secara signifikan.
Kata kunci: literasi, teknologi informasi komunikasi,
telepon seluler, komputer, internet.

DDC384.54
Hasandinata, Neti Sumiati
Peran Pengelola Radio Komunitas dalam
Mengembangkan Siaran Kearifan Lokal
Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.
17 no.2, hal. 165-176
Abstrak Menghadapi arus globalisasi, Radio
Komunitas sebagai industri penyiaran yang berkonten
lokal, dituntut kepedulian meningkatkan kearifan lokal
dalam berbagai aspek kehidupan khususnya aspek
budaya. Karena itu pengelola Radio Komunitas perlu
memahami kearifan lokal untuk diimplementasikan
dalam mengemas isi siaran. Permasalahannya adalah
bagaimana peran pengelola Radio Komunitas dalam
mengembangkan siaran kearifan lokal, tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui peran pengelola

Radio Komunitas dalam mengembangkan siaran


kearifan lokal. Penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif, penentuan informan dilakukan secara
purposif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran pengelola Radio
Komunitas dalam mengembangkan siaran kearifan
lokal penelitian ini diwujudkan dalam bentuk programprogram siaran di Radio Komunitas yang merupakan
program siaran unggulan. Program dan bentuk siaran
kearifan lokal dalam mengangkat budaya lokal,
diwujudkan melalui program siaran yang disusun dan
disajikan dalam suatu mata acara yang dikemas secara
kreatif dengan konsep interaktif.
Kata kunci: peran pengelola, Radio Komunitas,
pengembangan siaran kearifan lokal

LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Syarifuddin
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Makassar, JL. Prof.
Abdurrahman Basalamah II No. 25 Makassar. Tlp. 0411-4660084
HP.0811446235. Email:syarif_akbar@ymail.com.
Naskah dikirim tanggal 29 Agustus 2014., direvisi tanggal 3 November 2014, disetujui tanggal 26 November 2014

INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY LITERACY


Abstract
Development of information and communication technology (ICT) has brought changes for the
people of Indonesia. With ICT, community can easily access a variety of information and support
jobs. But the problem that arises is the uneven penetration of ICT in all parts of Indonesia,
including in South Sulawesi. Giving rise to the digital divide as well as the weakness of ICT
literacy. Therefore, this study aims to determine the ICT literacy community in South Sulawesi.
The method used in this study is a survey with a quantitative approach. The results show that
ICT (computer, mobile phone, and internet) has been used by communities in South Sulawesi.
Among the three media, mobile phone has the highest number of penetration followed by
computer and the internet. The majority of respondents have also entered into 5 levels of ICT
literacy mobile phones and computers as an integral part of daily activities. While the internet
was still in level 3 where they have been used but not significantly.
Keywords: literacy, information communication technology, mobile phones, computers, internet.
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan bagi
masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih mudah mengakses berbagai informasi dan
menunjang pekerjaan. Namun masalah yang timbul yaitu penetrasi TIK yang tidak merata di
seluruh wilayah Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan. Sehingga menimbulkan kesenjangan
digital dan juga lemahnya literasi TIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi TIK
masyarakat di Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survei dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TIK (komputer,
internet, telepon selular) telah digunakan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan. Untuk ketiga
media tersebut, penetrasi telepon seluler yang paling tinggi menyusul komputer dan internet.
Mayoritas responden juga telah masuk ke tingkat lima literasi TIK, telepon seluler, dan komputer
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan untuk internet masih
berada di tingkat tiga di mana mereka telah menggunakannya, namun tidak secara signifikan..
Kata kunci: literasi, teknologi informasi komunikasi, telepon seluler, komputer, internet.

PENDAHULUAN
Ketika informasi telah menjadi suatu
komoditas penting dalam kehidupan manusia,
itu menunjukkan bahwa masyarakat telah

masuk ke dalam satu era baru, yakni era


masyarakat infomasi, era di mana masyarakat
tidak lagi mau ketinggalan informasi,
sehingga masyarakat dianggap aktif dalam
menggunakan media untuk suatu tujuan
153

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

tertentu. Perubahan ini, tentu saja, didorong


oleh perkembangan teknologi komunikasi
yang membuat arus informasi sedemikian
cepat, hingga jarak tidak lagi membatasi
transfer informasi.
Kehadiran TIK (internet) misalnya
dalam perkembangan selama ini, telah
membawa perubahan bagi masyarakat. Hanya
saja, kesenjangan digital khususnya di
negara-negara berkembang seperti Indonesia
masih menjadi masalah yang harus
dipecahkan. Salah satu faktor yang
memengaruhi kesenjangan digital, termasuk
ICT literacy, adalah faktor sosial ekonomi
dan geografis. Sebagaimana hasil penelitian
Mohd bin Zakariya (Hoesin, dkk, 2009) di
beberapa kawasan Malaysia. Kedua faktor
tersebut
sangat
berpengaruh
dalam
memeroleh
kesempatan
penggunaan
komputer dan mengakses internet. Hasil riset
ini juga menunjukkan bahwa penggunaan
komputer dan intemet mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan responden.
Tapscott dalam Indrajit, dkk (2006)
berpendapat bahwa siklus evolusi e-literacy
di dalam masyarakat berbeda-beda pada
setiap kelompok generasi. Pada old
generation yang diistilahkan sebagai generasi
baby boomers, biasanya kelompok ini
mengawali proses evolusi e-literacy dengan
kompetensi information literacy yang telah
dikuasai terlebih dahulu. Kategori kedua, new
generation, ialah mereka yang pada tahun
2002 sudah dikenalkan komputer sejak usia
dini. Kategori ketiga ialah today generation,
yaitu para remaja dan pemuda saat ini, yang
secara kategori generasi berada pada dua titik
ekstrem tersebut.
Sekitar 58,7% dari penduduk Indonesia
saat ini berdiam di wilayah perdesaan (Biro
Pusat Statistik, 2006). Persoalan yang
dihadapi oleh penduduk yang tinggal di
perdesaan, pada umumnya adalah rendahnya
tingkat
pendidikan,
rendahnya
akses
informasi, dan lemahnya tingkat ekonomi
masyarakat. Kondisi demikian merupakan
sebab-akibat di antara ketiganya, artinya
tingkat pendidikan yang rendah dapat
berakibat atas rendahnya akses informasi,
tingkat ekonomi yang rendah berakibat
terhadap rendahnya tingkat pendidikan, dan
154

rendahnya tingkat akses informasi dapat pula


mengakibatkan rendahnya tingkat ekonomi.
Berdasarkan uraian
di atas, maka
permasalahan pokok yang akan ditelusuri
dalam penelitian ini adalah sejauhmana
literasi teknologi informasi dan komunikasi
masyarakat di Sulawesi Selatan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
mengetahui
literasi teknologi informasi dan komunikasi
masyarakat di Sulawesi Selatan.

LANDASAN KONSEP
Literacy
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
Literasi media adalah kemampuan yang
efektif dan efisien untuk memahami dan
pemanfaatan konten media massa atau the
ability to effectively and efficiently
comprehend and utilize mass media content
(Baran, dkk., 2010). Selanjutnya, Hobbs
(1998) mengungkapkan bahwa tujuan dari
media literacy, antara lain: (1) Penguatan
akses terhadap informasi; (2) Mendukung
dan menumbuhkembangkan lingkungan
pendidikan; (3) Menginspirasikan untuk
mengembangkan akses terhadap berbagai
sumber informasi.
Baran, dkk (2006) mengemukakan
beberapa elemen dari media literasi, di
antaranya, adalah: (1) An awereness of the
impact of media (kesadaran atas dampak
media pada individu); (2) An understanding
of the process of mass communication
(pemahaman pada proses komunikasi massa);
(3) Strategies of analyzing and discussing
media massages (pengembangan strategi
yang digunakan untuk menganalisis dan
mendiskusikan pesan-pesan media); (4) An
understanding of media content as a text that
provides insight into our culture and our lives
(pemahaman pada konten media sebagai
sebuah teks yang memberi wawasan pada
kultur dan kehidupan manusia); (5) The
ability to enjoy, understand, and appreciate
media content (kemampuan untuk menikmati,
memahami dan mengapresiasi konten media);
(6) An understanding of the ethical and moral
obligations
of
media
practitioners
(memahami tuntutan etika dan moral dari

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Syarifuddin

para praktisi media); (7) Development of


appropriate and effective production skills
(mengembangkan kemampuan-kemampuan
produksi secara memadai dan efektif).
Salah satu model untuk mengukur
tingkat literacy TIK di masyarakat biasanya
digunakan Personal Capability Matuarity
Model (P-CMM). Dalam hal ini literacy TIK
dikategorikan atas lima tingkatan, yaitu:
Tingkat nol = jika seorang individu sama
sekali tidak tahu dan tidak peduli akan
pentingnya informasi dan teknologi untuk
kehidupan sehari-hari. Tingkat satu = jika
seorang
individu
pernah
memiliki
pengalaman satu dua kali, di mana informasi
merupakan sebuah komponen penting untuk
pencapaian keinginan dan pemecahan
masalah, dan telah melibatkan teknologi
informasi untuk mencarinya. Tingkat dua =
jika seorang individu telah berkali-kali
menggunakan teknologi untuk membantu
aktivitas sehari-hari dan telah memiliki pola
keberulangan dalam penggunaannya. Tingkat
tiga = jika seorang individu telah memiliki
standar penguasaan dan pemahaman terhadap
informasi
maupun
teknologi
yang
diberlakukannya dan secara konsisten
memergunakan standar tersebut sebagai
acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.
Tingkat empat = jika seorang individu telah
sanggup meningkatkan secara signifikan
(dapat dinyatakan kuantitatif) kinerja aktivitas
kehidupan
sehari-harinya
melalui
pemanfaatan informasi dan teknologi. Tingkat
lima = jika seorang individu telah
menganggap informasi dan teknologi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas
sehari-hari dan secara langsung maupun tidak
langsung telah mewarnai perilaku dan budaya

hidupnya (Badan Litbang SDM Kominfo,


2013).
Untuk memahami literasi masyarakat
terhadap TIK harus diketahui dulu berbagai
elemen dari pengetahuan, pengalaman
literasi, serta kemampuan lainnya yang harus
dimiliki masyarakat. Untuk mengukur tingkat
literasi masyarakat terhadap teknologi
informasi dan komunikasi, tentunya dapat
dilakukan
dari
tingkat
pengenalan,
penggunaan, dan tujuan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
beserta berbagai elemennya.
Penelitian ini akan melihat tingkat
literasi TIK dalam hal ini komputer, internet,
dan telepon seluler. Adapun literasi yang
digunakan adalah pemanfaatan ketiga media
tersebut oleh responden, lokasi yang sering
digunakan saat pemanfaatan dan frekuensi
menggunakan media TIK tersebut. Tingkat
pemahaman literasi TIK diukur dengan
menggunakan Personal Capability Matuarity
Model (P-CMM). Dari sini dapat dilihat
literasi TIK responden berada pada tahapan
berapa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
survei
dengan
pendekatan
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui survei di Provinsi Sulawesi Selatan,
dengan mengambil empat sampel wilayah
kabupaten/kota, yaitu Makassar, Bantaeng
Palopo, dan Barru. Prinsip pemilihan lokasi
penelitian didasarkan pada dua pertimbangan,
pertama, pertimbangan representasi lokasi

Gambar 1
Kerangka Konsep
155

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

dan
populasi.
Kedua,
pertimbangan
efektivitas pelaksanaan penelitian. Terkait
dengan
pertimbangan
tersebut,
maka
sistematika pemilihan lokasi penelitian ini
disusun seperti pada tabel 1.
Guna menghasilkan sampel yang dapat
merepresentasikan populasi di seluruh lokasi
penelitian, maka teknik pengambilan sampel
memakai
metode
multistage
random
sampling. Penentuan besaran sampel dari
populasi
tersebut
ditetapkan
dengan
menggunakan rumus Slovin (Bungin, 2006)
yaitu:

N
1 Ne 2 = 625 responden

Sementara media TIK yang dibahas


dalam penelitian ini dibatasi tiga produk TIK
yaitu komputer, internet, dan telepon selular.
Pemilihan media ini adalah sebagai media
yang paling familier dan banyak digunakan di
masyarakat umum. Untuk mendapatkan
validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
(pre test), untuk memastikan apakah
instrumen tersebut merupakan alat ukur yang
akurat dan dapat dipercaya. Validitas
menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur
itu mengukur apa yang ingin diukur.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran terhadap aspek yang
sama pada alat ukur yang sama atau disebut
juga
internal
consistency
reliability
(Singarimbun dan Effendy, 1995).

Pengolahan data dan analisis data


dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu
mengedit, mengoding serta tabulasi (data
entry), dan validasi data. Data yang sudah dientry kemudian dianalisis menggunakan
teknik
statistik
deskriptif
dan
asosiatif/korelasional untuk data yang
memenuhi persyaratan.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Penelitian ini mengambil 625 responden
sebagai sampel. Adapun identitas responden
hasil penelitian menunjukkan responden jenis
kelamin, laki-laki yang paling dominan dalam
penelitian ini, yaitu sebanyak 348 responden
(55,7%) menyusul perempuan sebanyak 277
responden atau (44,3%). Sementara usia
responden terbanyak antara 17 hingga 21
tahun yaitu sebanyak 103 responden (16,5%)
dan yang paling sedikit adalah responden
dengan usia 52-56 tahun dan 57-60 tahun
masing-masing 6,2%.
Hasil ini menunjukkan bahwa laki-laki
cenderung lebih menguasai perangkat TIK
dibanding perempuan. Ini terlihat dari hasil
penelitian di mana laki-laki kebanyakan yang
memiliki akses terhadap TIK. Di samping itu
usia responden yang mayoritas masih muda
yaitu antara 17 hingga 21 menunjukkan
bahwa penetrasi TIK lebih cepat merambah di
kalangan anak muda dibanding orang yang
lebih dewasa. Hal ini menunjukkan anak
muda lebih mudah mengakses TIK.

Tabel 1
Jumlah Penduduk Kota Lokasi Penelitian
No
1.
2.
3.
4.

Lokasi Penelitian (Poropinsi/Kota)


Makassar
Bantaeng
Palopo
Barru
Jumlah Total

Sumber: Sulawesi Selatan dalam Angka, 2010.

156

Jumlah
populasi
1.253.656
172.849
141.996
161.732
1.730.233

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Syarifuddin

Penggunaan Komputer
Bagian
ini
merupakan
analisis
pemanfaatan/penggunaan komputer oleh
responden. Mayoritas responden yaitu 358
reponden (57,28%) bisa memanfaatkan
komputer,
sedangkan
267
responden
(42,72%)
menyatakan
tidak
bisa
memanfaatkan komputer. Hal ini tergambar
pada usia responden dan tentu juga terkait
dengan pendidikan responden, usia muda, dan
berpendidikan cenderung menggunakan dan
memanfaatkan komputer sebagai kebutuhan
dan kaitannya dengan pelajaran.
Dalam penelitian ini hanya 358
responden saja yang akan dijadikan objek
yang berkaitan dengan penggunaan komputer.
Dari 358 responden, sebanyak 334 responden
(53,44 %) menyatakan menggunakan
komputer dalam satu bulan terakhir.
Sedangkan sebanyak 21 responden (3,36%)
menyatakan
tidak
pernah
memanfaatkan komputer selama satu bulan
terakhir, sementara tiga orang (0,48%) tidak
menjawab. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa komputer menjadi hal yang penting
bagi responden karena hanya sekitar 24
responden (3,84%) yang tidak menyatakan
menggunakan dalam sebulan terakhir.
Untuk frekuensi tingkat penggunaan
komputer dalam seminggu, sebanyak 102
responden
(28,49%)
menyatakan
menggunakan komputer lima kali dalam

seminggu. Sementara frekuensi yang paling


minim adalah enam kali dalam seminggu
yaitu hanya empat responden (1,68%).
Dengan demikian maka responden yang
menggunakan/memanfaatkan secara aktif
komputer sebanyak 108 responden (30,7%)
dari
totalitas
334
responden
yang
menggunakan komputer pada satu bulan
terakhir (lihat grafik 1).
Tempat
responden
menggunakan
komputer yang paling banyak adalah di
rumah sendiri yaitu sebanyak 186 responden
(29,76%). Menyusul di tempat kerja, 160
responden (25,60%), kampus 71 responden
(11, 36%) dan di tempat kursus enam
responden (0,96%).
Tujuan
responden
menggunakan
komputer
adalah untuk mengolah kata,
mengolah data, dan mengolah angka, hal ini
merupakan tujuan yang paling dominan yaitu
282 responden selebihnya adalah bermain
game, multimedia (video, musik, dan lainlain), desain grafis. Data secara lengkap
terlihat pada grafik 4.
Sementara itu sebanyak 164 reponden
(26,24%) mengaku menghabiskan waktu
kurang dari dua jam sehari untuk bersenangsenang dengan menggunakan komputer.
Sedang yang paling sedikit adalah enam
responden (0,96%) yang menggunakan
komputer untuk bersenang-senang lebih dari
delapan jam sehari.

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 1
Tingkat Penggunaan Komputer dalam Seminggu

157

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 2
Tujuan Penggunaan Komputer

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 3
Penggunakan Komputer untuk Bekerja
Pada grafik 3 tampak bahwa maksimal
responden (161 responden atau 25,76%)
menghabiskan waktu dua sampai empat jam
dalam sehari dalam menggunakan pekerjaan
untuk bekerja. Sedangkan hanya 32
responden (5,12%) menggunakan komputer
selama enam samapi delapan jam sehari
dalam bekerja.
Hasil penelitian mengenai peran
komputer dalam membantu pekerjaan
mereka. 192 responden (30,72%) mengaku
bahwa komputer sangat membantu mereka
dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya satu
responden (0,16%) yang menjawab bahwa
komputer tidak membantu pekerjaannya.
Penggunaan Internet
Bagian ini akan membahas masalah
penggunaan internet oleh responden. Grafik 4
menunjukkan bahwa, responden yang paling
banyak menyatakan, telah menggunakan
158

internet dan hanya sebagian kecil saja yang


menyatakan tidak menggunakan internet. Ini
berarti
responden
memang
sudah
memanfaatkan internet dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Sedangkan untuk pemanfaatan internet,
hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 295
responden yang memanfaatkan internet, 279
responden (44,64%) di antaranya yang
menyatakan pernah menggunakan internet
dalam satu minggu terakhir ini. Sedangkan 16
responden (2,56%) menyatakan tidak
menggunakan internet dalam seminggu ini.
Selanjutnya adalah frekuensi yang
paling dominan digunakan oleh responden
dalam menggunakan internet adalah tiga kali
dalam seminggu. Tercatat 60 responden
(9,60%) yang memilih jawaban tersebut.
Sedangkan 15 responden (2,40%) yang
menyatakan menggunakan internet enam kali
dalam seminggu.

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Syarifuddin

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 4
Penggunaan Internet

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 5
Frekuensi Penggunaan Internet dalam Sehari
Tempat responden ketika mengakses
atau menggunakan initernet berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa, paling
banyak responden menggunakan internet di
warung internet (warnet) yaitu 154 responden
(24,64%), menyusul di rumah sendiri
sebanyak 118 responden (18,88%), di tempat
kerja,
98
responden
(15,68%),
di
kampus/sekolah/perpustakaan sebanyak 55
responden (8,80%) dan menggunakan hotspot
gratis sebanyak 50 responden (8,00%).
Warnet masih menjadi tempat favorit
responden untuk mengakses internet,
meskipun saat ini sudah banyak operatoroperator yang menawarkan paket-paket
murah internet.
Kebanyakan responden yaitu 181
responden (28,96%)
dalam sehari
menghabiskan dua sampai empat jam/hari

saat menggunakan internet, dan hanya enam


responden yang menggunakan enam sampai
delapan jam sehari saat menggunakan internet
(lihat Grafik 5).
Sementara itu fasilitas internet yang
dimiliki oleh responden, berdasarkan hasil
penelitian bahwa mayoritas responden
memiliki alamat email (229 responden atau
36,64%)
kemudian
diikuti
dengan
kepemilikan akun pribadi pada situs jejaring
sosial seperti facebook, friendster, twitter, dan
lain-lain sebanyak 219 responden (35,04%),
media chatting sebanyak 142 responden
(22,72%), kepemilikan blog sebanyak 43
responden (6,88%) dan kepemilikan website
sebanyak 40 responden (6,40%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tujuan penggunaan internet oleh responden
didominasi untuk mengakses data dan
159

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

informasi sebanyak 233 responden (37,28%)


kemudian 190 responden (30,40%) untuk
mengakses
jejaring
sosial
(facebook,
friendster, twitter, dan lain-lain), 167
responden (26,71%) melakukan download,
email digunakan oleh 157 responden
(25,12%), chatting dimanfaatkan oleh 139
responden (22,24%), bermain (game)
sebanyak 102 responden (16,32%), belanja
online dimanfaatkan oleh 10 responden
(1,60%) sedangkan lainnya sebanyak enam
responden (0,96%).
Oleh sejumlah responden internet juga
dipakai untuk bersenang-senang atau bermain
game. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak
132
responden
(21,12%)
menghabiskan kurang dari dua jam sehari
untuk bersenang-senang (game) dan hanya
sebagian kecil dari mereka (lima responden,
0,80%) yang menggunakan waktu 6-8 jam
sehari dan lebih dari delapan jam sehari

melakukan hal yang sama, seperti data pada


grafik 6.
Sedangkan penggunaan internet untuk
menunjang pekerjaan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 148 responden
(23,68%) menghabiskan waktu dua sampai
empat jam sehari dalam memanfaatkan
internet untuk bekerja. Sedangkan 13
responden (2,08%) yang menghabiskan waktu
mereka antara enam sampai delapan jam
menggunakan internet untuk menunjang
pekerjaan.
Responden juga mengeluarkan biaya
untuk menggunakan internet. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
paling
banyak
responden 128 (20,48%) mengeluarkan biaya
kurang dari Rp50.000. Sedangkan biaya yang
paling sedikit dikeluarkan yaitu di atas Rp
200.000 dinyatakan 13 responden (2,08%),
(lihat grafik 7).

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 6
Penggunaan Internet untuk Bersenang-Senang

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 7
Biaya penggunaan internet dalam sebulan

160

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Syarifuddin

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini


internet telah menjadi kebutuhan sehari-hari
masyarakat. Mereka mengakui bahwa internet
sangat bermanfaat baik untuk menunjang
pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 122
responden (19,52%) menyatakan bahwa
internet sangat membantu mereka dalam
melaksanakan pekerjaan. Hanya empat
responden (0,64%) yang menyatakan bahwa
internet tidak membantu pekerjaan mereka.
Pengunaan Telepon Seluler
Pada bagian ini akan dibahas tentang
kepemilikan dan penggunaan telepon
seluler/handphone.
Telepon
seluler/
handphone, yang merupakan produk dari
teknologi komunikasi dan informasi, sudah
tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk
di Indonesia, bahkan alat komunikasi tersebut
dapat dikatakan bukan menjadi barang
mewah lagi. Jadi hampir dipastikan bahwa
alat tersebut pasti menjadi barang yang wajib
dimiliki. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
penelitian
yang
menunjukkan
bahwa
sebagian besar responden 539 responden
(86,24%) menyatakan memiliki telepon
seluler, dan hanya 82 responden (13,12%)
yang menyatakan tidak memiliki telepon
seluler sedangkan empat responden (0,64%)
tidak menjawab. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa telepon seluler sudah


bukan menjadi barang yang mewah lagi
karena sebagian besar responden sudah
memiliki alat komunikasi tersebut.
Grafik 8 menunjukkan kepemilikan
telepon seluler/handphone lebih dari satu,
sebanyak 201 responden (32,2%) memiliki
lebih dari satu telepon seluler (minimal dua
buah). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari 539 responden yang memiliki telepon
seluler sebagian di antara mereka memiliki
lebih dari dua telepon seluler.
Selama menggunakan telepon seluler,
sebanyak
523
responden
(83,68%)
memanfaatkannya
untuk
menelepon,
menyusul SMS dimanfaatkan oleh 494
responden (79,04%), kemudian fasilitas game
dimanfaatkan oleh 163 responden (26,08%),
fasilitas internet dimanfaatkan oleh 128
responden (20,48%),
kemudian MMS
sebanyak 75 responden (12%) dan yang
terakhir adalah fasilitas video call yang
dimanfaatkan oleh 22 responden (3,52%).
Penggunaan telepon seluler setiap hari
tentu juga menggunakan biaya pulsa setiap
bulannya. Sebagian besar responden atau 191
responden (30,56%) menghabiskan biaya Rp
50.000 sampai Rp100.000 dalam sebulan
untuk biaya pulsa, dan hanya 20 responden
(3,20%) yang menggunakan pulsa lebih dari
Rp200.000 dalam sebulan.

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 8
Kepemilikan Telepon Selular Lebih Dari Satu

161

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

Hasil temuan menunjukkan bahwa


mayoritas responden berpendidikan terakhir
SLTA dan S1. Pekerjaan terbanyak responden
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
pegawai swasta. Responden juga mayoritas
terlibat dalam organisasi kemasyarakatan di
luar tempat mereka bekerja yaitu di organisasi
pemerintahan (non pemerintahan).
Dalam satu rumah responden rata-rata
ada dua orang yang dapat menggunakan
komputer. Pendapatan responden mayoritas
berada dikisaran < Rp 1 juta dan antara Rp 1
juta-Rp 2 Juta. Mayoritas responden memiliki
anggota keluarga yang tidak berpenghasilan
sendiri, kalau pun ada hanya ada satu orang
dalam satu rumah tangga. Sebagian besar
responden juga setuju bahwa pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sangat menunjang pekerjaan mereka dan
sangat membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan tersebut tepat waktu.
Pembahasan
Tingkat literasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam penelitian ini yaitu
alat yang digunakan oleh seseorang untuk
berkomunikasi dan atau bertukar data dan
informasi secara digital (online) meliputi
komputer, internet, dan telepon seluler. Dari
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan komputer sudah digunakan oleh
mayoritas responden atau lebih dari 50%
responden menggunakan komputer paling
banyak lima kali dalam seminggu selama dua
sampai empat jam dalam sehari di rumah
sendiri dan di tempat kerja. Tujuan responden
menggunakan komputer mayoritas untuk
mengolah data dan mengolah angka atau
menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja.
Responden juga menggunakan komputer
untuk bermain game (bersenang-senang)
kurang dari dua jam dalam sehari.
Sebagian besar responden dalam
penggunaan
internet,
juga
sudah
memanfaatkannya. Rata-rata tiga kali dalam
seminggu mereka menggunakan internet di
warnet dan di rumah sendiri selama dua
sampai empat jam dalam sehari. Rata-rata
responden memiliki email pribadi dan akun
situs jejaring sosial. Tujuan menggunakan
internet adalah untuk mengakses data dan
162

informasi, membuka akun situs jejaring


sosial, melalukan download, email, chatting,
game dan belanja online. Internet juga
dipakai responden untuk menyelesaikan
pekerjaan di tempat kerja selama dua sampai
empat jam dalam sehari. Responden juga
memanfaatkan internet untuk bermain game
online (bersenang-senang) kurang dari dua
jam dalam sehari. Sementara biaya (pulsa dan
warnet)
yang digunakan oleh mayoritas
responden adalah sekitar Rp50.000 sebulan
untuk biaya pribadi karena kebanyakan dari
responden menggunakan fasilitas internet dari
tempat kerja secara gratis.
Telepon seluler /handphone sebagai
salah satu teknologi informasi dan
komunikasi yang paling banyak dimiliki oleh
responden. Tercatat 539 responden yang
menyatakan memiliki telepon selular, 201 di
antaranya memiliki telepon seluler lebih dari
satu buah. Tujuan dari kepemilikan telepon
seluler ini kebanyakan dipakai untuk
menelepon, SMS, bermain game, internet,
MMS, dan video call. Rata-rata responden
juga
mengeluarkan
biaya
Rp50.000
Rp100.000 untuk pemakaian pulsa.
Berdasarkanl analisis data penelitian di
atas
menunjukkan
bahwa
dalam
perkembangan selama ini, kehadiran TIK
khususnya komputer, internet, dan telepon
seluler bukan lagi merupakan barang yang
langka dan mahal, terutama untuk telepon
seluler. Media ini dimiliki oleh hampir
seluruh responden dalam penelitian ini
bahkan sebagian di antaranya memiliki lebih
dari satu telepon seluler.
Fenomena perkembangan TIK memang
telah merambah ke seluruh pelosok
kehidupan masyarakat dalam waktu cepat.
Sehingga apa yang disampaikan Morgan
Stanley bahwa
penetrasi internet di
masyarakat termasuk yang paling cepat
dibandingkan media teknologi komunikasi
dan informasi lainnya seperti radio dan
televisi benar adanya.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa masyarakat (responden) sudah masuk
dalam kategori literasi TIK di mana mereka
sebagai individu dalam menggunakan TIK
mampu
mengelola,
mengatur,
mengintegrasikan,
dan
mengevaluasi

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Syarifuddin

informasi, membangun pengetahuan baru dan


berkomunikasi dengan orang lain sehingga
dapat berpartisipasi secara efektif dalam
masyarakat. Hasil penelitian ini juga merujuk
bahwa perkembangan teknologi khususnya
internet telah memberikan kontribusi yang
demikian besar bagi penggunanya. Hadirnya
internet telah menunjang efektivitas dan
efisiensi pekerjaan juga sebagai sarana
komunikasi, publikasi, serta informasi yang
dibutuhkan oleh
penggunanya (Rhodes,
1986).
Merujuk kepada teori PersonalCapabilty Maturity Model (P-CMM), hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata
literasi TIK responden terhadap media TIK
telepon seluler/handphone dan komputer
dapat dikategorikan pada tingkat lima, di
mana mayoritas responden individu telah
menganggap informasi dan teknologi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas
sehari-hari dan secara langsung maupun tidak
langsung telah mewarnai perilaku dan budaya
hidupnya
atau bagian dari information
society atau manusia berbudaya informasi. Ini
terlihat dari 80 % lebih responden beraktivitas
sehari-hari dengan telepon seluler untuk
menelepon/menerima telepon dan SMS.
Sedangkan untuk literasi media TIK lainnya
yaitu internet rata-rata responden masih
berada pada tahap tiga yaitu responden telah
memiliki standar penguasaan dan pemahaman
terhadap informasi maupun teknologi yang
diperlukannya,
dan
secara
konsisten
mempergunakan standar tersebut sebagai
acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.
Ini ditunjukkan bahwa responden telah
memanfaatkan internet dalam kehidupan
sehari-hari namun tidak signifikan dua media
lainnya yaitu telepon seluler dan komputer.

reponden mayoritas
sudah sampai pada
tahap lima, di mana mayoritas responden
individu telah menganggap informasi dan
teknologi sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari aktivitas sehari-hari dan
secara langsung maupun tidak langsung telah
mewarnai perilaku dan budaya hidupnya atau
bagian dari information society atau manusia
berbudaya informasi.
Sedangkan untuk media internet, ratarata literasi media responden masih berada
pada tahap tiga yaitu responden telah
memiliki standar penguasaan dan pemahaman
terhadap informasi maupun teknologi yang
diperlukannya,
dan
secara
konsisten
mempergunakan standar tersebut sebagai
acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.
Ini ditunjukkan bahwa responden telah
memanfaatkan internet dalam kehidupan
sehari-hari namun tidak signifikan disebabkan
keterbatasan infrastruktur dan jaringan yang
masih kurang memadai di dua kabupaten.
Namun
hasil
penelitian
ini
juga
menyimpulkan
bahwa
ketergantungan
masyarakat dalam menggunakan TIK sebagai
media informasi.
Saran
Masih diperlukan pelibatan masyarakat
TIK sebagai upaya peningkatan skill TIK
masyarakat. Sebagai wilayah dengan kondisi
masyarakat yang memunyai tingkat religi
yang masih kuat maka perlu diarahkan untuk
situs-situs yang positif dan dilakukan
sosialisasi tentang bagaimana memanfaatkan
TIK yang sehat dibanding hanya sekedar
bermain game online.

DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
Simpulan
Literasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) masyarakat di Sulawesi
Selatan sudah sangat memadai. Telepon
selular merupakan media yang paling banyak
digunakan oleh responden menysul komputer.
Dan untuk pemanfaatan dua media ini,

Buku:
Badan Litbang SDM Kemkominfo. (2013).
Dinamika Perkembangan Pemanfaatan
TIK serta Implikasinya di Masyarakat.
Jakarta: Media Bangsa.
Baran, S. dan Davis, D. (2010). Mass
Communication Teory: Foundations,
Frement and Future. (Terj. Alfrianto
163

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

Daud dan Putri). Jakarta: Salemba


Humanika.
Biro Pusat Statistik. (2006). Beberapa
Indikator Penting Sosial Ekonomi
Indonesia; Jakarta: Penerbit BPS; Edisi
Juli.
Bungin, Burhan.(2006). Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Hoesin, Hanif dan Baso Saleh. 2009.
Penggunaan Komputer dan Internet di
Indonesia. Jurnal Pekomnas Penelitian
Komunikasi
dan
Media
Massa
Makassar.. Vol.12, tahun 2009, hal 1529.
Indrajit R. dan Djokopranoto, R. (2006).
Manajemen
Perguruan
Tinggi
Modern.Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Rhodes,I.K.(1993).
Literacy
Assesment.
Heineman Educational Book.Inc.

164

Syamsuddin AAN, Munawar (2013), Metode


Riset Kuantitatif Komunikasi, Pustaka
Pelajar.
Singarimbun Masri dan Sofian Effendi.
(1987).
Metode
Penelitian
Survai,.Jakarta: LP3ES.
Internet:
Hobbs, R. (1998). Instructional Practices in
Media Literacy and Their Impact on
Students Learning. Tersedia dalam
<www.interact.uoregon.edu/MediaLit/r
eadingarticles/hobbs/inspractice.html,>
diakses 20 Agustus 2011.
Sulawesi Selatan dalam Angka. (2010).
Tersedia
dalam
<https://id.scribd.com/doc/122978569/s
ulawesi-selatan-dalam-angka-2010,>
diakses
20
Agustus
2011.

Indeks
A
Akuntabilitas
Analisis SWOT
Aspek Proximity
Aspek Reputasi

4,5,12,14,58,59
106,109
36
11

B
Bendungan Matenggeng

117
120
91
2,6

L
Literasi Internet
Literasi Media

81
154

142
M
Mutu Belajar

D
Desa Panjalu
Desa Wisata
Diffusion of Innovation Model
E
E-Government
E-Learning
E-University

Komunitas Kaskus
Komunitas Virtual
Konstruksi Realitas Sosial
Konsultan Humas

134
18
21

57,58,59,62,132
42,43,44
43

F
Faktor Akuntabilitas
Faktor Pra Komitmen
Faktor Suasana Komunikasi
G
Good Governance
Government to Business
Government to Citizen
Government to Government
I
Indikator e-learning
Institusionalisasi
Interaksionisme Simbolik
J
Jabar Cyber Province
K
Kearifan Lokal
Kinerja Konsultan
Kohesivitas
Komunikasi Pembangunan Partisipatif
Komunitas

12
12
13

59
137
137
138

46
91
120

56

169
12
125
144
119

P
Personal Capability Maturity Model
Pra Komitmen
Pusat Layanan Internet Kecamatan
R
Radio Komunitas
Refleksivitas
Regional Leader
Reputasi
S
Sistem Manajemen Perubahan
Sosialisasi politik
Stimuli
Studi Humas
Suasana Komunikasi
T
Tahap Literasi Internet
TCP/IP
Telecenter
Teori Divusi Inovasi
Teori Pilihan Rasional
Teori Uses and Gratification
Transformasi Pemanfaatan TIK
V
Visi E-Government
W
World Summit on the
Information Society

47

82,155
5
17

166,171
98
122
4

32
91
15
3
5

82
16
17, 131
20
3
71,72
61

58

78,104

Petunjuk Penulisan Naskah


Jurnal Penelitian Komunikasi BPPKI Bandung

1. Umum
Jurnal Penelitian Komunikasi adalah jurnal yang isinya menyajikan hasil penelitian ilmiah di
bidang komunikasi, media, dan informatika.
Redaksi menerima sumbangan naskah dari kalangan peneliti, akademisi, pengamat, dan praktisi
komunikasi dan informatika. Naskah yang disumbangkan harus orisinal dan belum pernah
dipublikasikan di media lain serta tidak sedang dikirimkan ke jurnal atau media lain. Jika di
kemudian hari diketahui ada naskah yang dimuat di jurnal atau media lain maka segala risiko
menjadi tanggung jawab penulis. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia mengacu pada EYD.
Segala macam bentuk plagiasi menjadi tanggung jawab penulis dan yang bersangkutan tidak
dipekenankan untuk mengisi penerbitan di BPPKI Bandung.
Untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah naskah dimuat, semua naskah yang masuk ke
redaksi Jurnal Penelitian Komunikasi akan ditelaah oleh Mitra Bestari sesuai dengan bidang
kepakarannya. Untuk menjaga objektivitas maka setiap naskah yang di kirim ke Mitra Bestari
dalam kondisi tanpa nama.
Setelah dalam bentuk proof, Penulis naskah diminta menandatangani lembar pernyataan
persetujuan untuk dicetak menjadi jurnal.
Jurnal Penelitian Komunikasi terbit secara berkala dua nomor dalam setahun. Nomor 1 terbit
setiap bulan Juli, nomor 2 terbit bulan Desember. Proses penerbitan nomor 1 berlangsung sejak
awal Januari hingga Juni. Proses penerbitan nomor 2 berlangsung sejak Juli hingga November.
Redaksi menyediakan cetak lepas bagi para penulis yang naskahnya dimuat.
2. Khusus
Format Penulisan:
a. Naskah diketik dengan Times New Roman font 12 di atas kertas A4, 1,5 spasi, format
dokumen Open Document Text Document (format .odt) atau Microsof Word menggunakan
aplikasi Openoffice Writer atau lainnya.
b. Naskah yang dikirim maksimal 20 halaman. Per halaman rata-rata sekitar 429 kata hingga
450 kata.
c. Pengiriman dilakukan melalui e-mail (jurnal.bppki.bandung@mail.kominfo.go.id) atau
melalui hard copy (dilengkapi soft copy/CDRW) ke BPPKI Bandung, Jalan Pajajaran no: 88
Bandung 40173, telp. 022-6017493.
d. Naskah mengacu pada sistematika sebagai berikut: Judul; Nama Penulis (termasuk alamat
instansi, nomor HP, e-mail); Abstrak; Kata kunci; Pendahuluan; Landasan Konsep;
Metode Penelitian; Hasil Penelitian dan Pembahasan; Penutup.
Penjelasan format penulisan:
Judul: Ditulis dengan singkat, padat, maksimal 10 sampai 12 kata (ditulis dalam bahasa
Indonesia dan Inggris). Isinya mencerminkan masalah pokok. Ditulis dengan huruf kapital font
14. Hindari judul penelitian dengan menggunakan kata-kata Telaah, Studi, Analisis.
Hindari penggunaan kata kerja dan singkatan.
Nama Penulis ( termasuk alamat instansi, nomor hp/faxs, e-mail, tgl kirim naskah):

Contoh:
Muhammad Zein Abdullah
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi, Universitas Haluoleo Kendari
Sulawesi Tenggara 93232 Telp/Fax/HP (0401) 3192511, HP. 081341877133, e-mail:zein_unhalu@yahoo.co.id

Abstrak: Ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, maksimal 200 kata tanpa paragraf.
Isinya harus mencerminkan latar belakang dan permasalahan, metode penelitian, hasil penelitian.
Abstrak bukan merupakan turunan dari pendahuluan.
Kata Kunci: Ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris di bawah abstrak. Terdiri atas 3 sampai
5 kata. Tidak harus kata tunggal, boleh kata majemuk. Ditulis dengan huruf kecil format miring
(Italic) untuk bahasa Inggris dan format tegak untuk bahasa Indonesia. Contoh judul:
Membangun Format Kemitraan Media Dalam Rangka Diseminasi Informasi. Kata-kata kunci:
Kemitraan, Media, Diseminasi Informasi.
Pendahuluan: berisi tentang latar belakang masalah; pentingnya permasalahan tersebut untuk
diteliti/ditelaah lebih jauh; rumusan masalah dan identifikasi masalah; tujuan penelitian;
kegunaan/manfaat penelitian;
Landasan Konseptual. Substansi isi meliputi: 1) Jika riset kuantitatif, berisi mengenai kajian
pustaka yakni bahasan tentang konsep-konsep yang menjadi fokus dalam rumusan masalah
penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis (boleh menggunakan/tidak menggunakan
hipotesis). 2) Jika riset kualitatif, berisi tentang: kajian pustaka, konsep-konsep teoretik yang
berhubungan dengan masalah penelitian, kerangka pemikiran.
Metode penelitian. Berisi tentang: subjek dan objek penelitian, desain/pendekatan penelitian,
klasifikasi variabel dan operasionalisasi variabel (jika riset kuantitatif), populasi, teknik
sampling, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data.
Pembahasan: Secara substansial isinya mencakup jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan
dalam bagian pertama naskah. Materinya berupa hasil penelitian (data penelitian) dan
pembahasan (berupa analisis). Jika menggunakan tabel, maka bentuk tabel, hendaknya
menggunakan tiga garis horisontal dan tidak menggunakan garis vertikal, tabel menggunakan
nomor sesuai dengan urutan penyajian (Tabel 1 , dst), judul tabel diletakan di atas tabel dengan
posisi di tengah (centre justified ) dan di tulis tebal (bold) contoh :
Tabel 1
Jenis Kelamin Responden
No

Jenis Kelamin

1.
2.

Laki-laki
Perempuan

Jumlah :

Frekuensi
25
25
50

Sumber : Hasil penelitian

Jika menggunakan gambar, judul gambar diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah
(centre justified ) dan di tulis tebal (bold) contoh:

Sumber: Hasil Penelitian

Gambar 1
Jenis Kelamin Responden
Penutup: isinya mencakup simpulan dan saran.
Cara pengutipan : menggunakan pola bodynote, yakni menuliskan nama belakang penulis buku
yang dijadikan sumber dan tahun terbit buku tanpa disertai halaman.
Tidak diperbolehkan menggunakan sumber dari wikipedia, blog yang kredibilitasnya kurang.

Daftar Pustaka: Daftar pustaka ditulis mengacu pada Standard Harvard.


Contoh:
1. Buku (satu penulis):
Berkman, R.I. (1994). Find It Fast: how to uncover expert Information on any
subject. New York: Harper Perennial.
2. Buku (dua penulis/lebih):
Moir, A. & Jessel, D. (1991). Brain sex: the real difference between men and women.
London: Mandarin.
Cheek, J., Doskatsch, I., Hill, P. & Waish, L. (1995). Finding out: Information Literacy
for the 21st century. South Melbourne: MacMillan Education Australia.
3. Editor atau Penyusun sebagai penulis:
Spence,B. ed. (1993). Secondary School Management in the 1990s: Challenge and
Change. Aspects of Education Series, 48. London: Independent Publishers.
Robinson, W.F & Huxtable, C.R.R. Eds. (1998). Clinicopathologic principles for
veterinary medicine. Cambridge: Cambridge University Press.
4. Penulis dan Editor:
Breediove, G.K. & Schorfheide, A.M. (2001). Adolescent pregnancy. 2nd ed. Wleczorek,
R.R. ed. White Plains (NY): March of Dimes Education Services.
5. Institusi, Perusahaan, Atau Organisasi sebagai penulis
UNESCO (1993). General Information Programme and UNISIST. Paris: Unesco, PGI93/WS/22
6. Salah satu tulisan dalam buku kumpulan tulisan:
Porter, M.A. (1993). The Modification of Method in Researching Postgraduate
Education. In: Burgess, R.G.ed. The Research Process in Educational Setting:
Ten case studies. London: Falmer Press, pp. 35-47
7. Referensi kedua (buku disitasi dalam buku yang lain):
Confederation of British Industry .(1989). Towards a skills revolution: a youth charter.
London: CBI. Quoted In: Bluck, R., Hilton, A., & Noon, P. (1994) Information
skills In Academic libraries: a teaching and learning role in higher education.
SEDA Paper 82. Birmingham: Staff and Educational Development Association,
p.39

8. Prosiding Seminar Atau Pertemuan:


ERGOB Converence on Sugar Substitutes, 1978. Geneva, .(1979). Health and sugar
substitutes: proceedings of the ERGOB conference on sugar substitutes,
Guggenheim, B, ed. London: Basel.
9. Naskah yang dipresentasikan dalam seminar atau pertemuan:
Romonav, A.P. & Petroussenko, T.V. (2001) International book exchange: has It any
future In the electronic age? In: Neven, J, ed. Proceedings of the 67th IFLA
Council and General Conference, August 16-25, 2001, Boston USA. The
Hague, International Federation of Library Association and Institutions, pp.
80-8.
10. Naskah seminar atau pertemuan yang tidak dikumpulkan dalam suatu prosiding:
Lanktree, C. & Briere, J. (1991 January). Early data on the Trauma Symptom
Checklist for Children (TSC-C). Paper presented at the meeting of the
American Professional Society on the Abuse of Children, San Diego, CA.
Haryo, T.S. & Istiadjid, M. (1999, September). Beberapa factor etlologi meningokel
nasofrontal. Naskah dipresentasikan dalam konggres MABI, Jakarta.
11. Sumber referensi yang berasal dari makalah pertemuan berupa poster:
Ruby, J. & Fulton, C. (1993, June), Beyond redllning: Editing software that works.
Poster session presented at the annual meeting of the Society for Scholarly
Publishing, Washington, DC.
12. Ensiklopedia:
Hibbard, J.D., Kotler, P. & Hitchens, K.A. (1997). Marketing and merchandising, in:
The new Encyclopedia Britannica, vol. 23, 15th revised ed. London:
Encyclopedia Britannica.
13. Laporan Ilmiah atau Laporan Teknis diterbitkan oleh pihak pemberi dana/sponsor:
Yen, G.G (Oklahoma State University, School of Electrical and Computer
Engineering, Stillwater, OK). (2002, Feb). Health monitoring on vibration
signatures. Final Report. Arlington (VA): Air Force Office of
AFRL.SRBLTR020123. Contract No.: F4962098100049.
14. Laporan Ilmiah atau Laporan Teknis diterbitkan oleh pihak Penyelenggara:
Yen, G.G (Oklahoma State University, School of Electrical and Computer
Engineering, Stillwater, OK). (2002, Feb). Health monitoring on vibration
signatures. Final Report. Arlington (VA): Air Force Office of
AFRL.SRBLTR020123. Contract No.: F4962098100049.
15. Tesis atau Disertasi:
Page, S. (1999). Information technology impact: a survey of leading UK companies.
MPhil. Thesis, Leeds Metropolitan University.
Istiadjid, M. (2004) Korelasi defisiensi asam folat dengan kadar transforming
growth factor.1 dan insulin-like growth factor I dalam serum Induk dan
tulang kepala janin tikus. Disertasi, Universitas Airlangga.
16. Paten:
Phillip Morris Inc. (1981). Optical perforating apparatus and system. Europeen
patent application 0021165A1.1981-01-07.
17. Artikel Jurnal:
Bennett, H., Gunter, H. & Reld, S. (1996). Through a glass darkly: images of
appraisal. Journal of Teacher Development, 5 (3) October, pp. 39-46.
18. Artikel Organisasi atau Institusi sebagai Penulis:
Diabetes Prevention Program Research Group. (2002). Hypertension, Insulin, and
proinsulin in participants with Impaired glucose tolerance. Hypertension, 40
(5), pp. 679-86.

19. Artikel tidak ada nama penulis:


How dangerous is obesity? (1977). British Medical Journal, No. 6069, 28 April,
p.1115.
20. Artikel nama orang dan Organisasi sebagai penulis:
Vallancien, G., Emberton, M. & Van Moorselaar, R.J; Alf-One Study Group. (2003)
Sexsual dysfunction In d, 274 European men suffering from lower urinary
tract symptoms. JUrol, 169 (6), pp. 2257-61.
21. Artikel volume dengan suplemen:
Geraud, G., Spierings, E.L., & Keywood, C. (2002). Tolerability and safety of
frovatriptan with short-and long-term use for treatment of migraine and in
comparison with sumatriptan. Headache, 42 Suppl 2, S93-9.
22. Artikel volume dengan bagian:
Abend, S.M. & Kulish, N. (2002). The psychoanalytic method from an epistemological
viewpoint. Int J Psychoanal, 83 (Pt 2), pp.491-5.
23. Artikel Koran:
Sadil, M. (2005). Akan timbul krisis atau resesi?. Kompas, 9 November, hal. 6.
24. Artikel Audio-visual ( Film 35mm, Program Televisi, Rekaman, Siaran Radio, Video Casette,
VCD, DVD):
Now voyager. (Film 35mm). (1942). Directed by Irving Rapper, New York: Warner.
Now wash your hands.(videocassette). (1996). Southampton: University of
Southamton, Teaching Support & Media Services.
25. Naskah-naskah yang tidak dipublikasikan:
Tian, D., Araki, H., Stahl, E, Bergelson, J., & Kreitman, M. (2002). Signature of
balancing selection in Arabidopsis.Proc Nati Acad Sci USA. In press.
26. Naskah-naskah dalam media Elektronik (Buku-buku Elektronik / e-books):
Dronke, P. (1968). Medieval Latin and the rise of European love-lyric [internet].
Oxford
University
Press.
Avaliable
from:
netLibrary
<http://www.netLibrary.com/urlapl.asp?
action=summary&v=1&bookid=22981> [Accessed 6 March 2001].
27. Artikel Jurnal Elektronik:
Cotter, J. (1999). Asset revelations and debt contracting. Abacus [internet], October, 35
(5) pp. 268-285. Available from: <http://www.ingenta.com> [Accessed 19
November 2001].
28. Artikel dalam web pages:
Rowett, S. (1998). Higher Education for capability: autonomous learning for life and
work [internet], Higher Education for Capability. Available from:
<http://www.lie.mdx.ac.uk/hec/about.htm> [Accessed 8 August 2000].
29. Artikel dalam website:
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. (2005) Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat UGM [internet].Yogyakarta: S2 IKM UGM. Tersedia
dalam: <http://ph-ugm.org> [diakses 8 November 2005].
30. Artikel dalam CD-ROM:
Picardle, J. (1998). I can never say goodbye. The observer [CD-ROM], 20 September,
1, Available from: The Guardian and Observer an CD-ROM. [Accessed 16
June 2000].
31. Artikel dalam Database Komputer:
Gray, J.M. & Courtenay, G. (1988). Youth cohort study [computer file]. Colhester:
ESRC Data Archive (Distributor).
32. Artikel online images (informasi visual, foto, dan ilustrasi):
Hubble space telescope release In the space shuttles playload bay. (1997). [Online
Image]. <Available from: http:explorer.arc.nasa.gov/pub/> SPACE/GIF/s3104-015.glf, [Accessed 6 July 1997].

33. artikel dalam e-mail:


Lawrence, S. (slawrence.goyh@go-regions.gsi.gov.uk), 6 July 2001. Re:government
office for Yorkshire and Humberside Information.Email to F.Burton
(f.burton@leedsmet.ac.uk).

Anda mungkin juga menyukai