Patofisiologi
Dimulai ketika lapisan dalam arteri koroner rusak.
Komplikasi post-op
Sesak nafas
Pneumonia
Infeksi jahitan
Ritme jantung cepat
Stroke
Spasme otot
Nerve injury
Swelling
Fatigue
Penurunan konsentrasi
Pemeriksaan fisik
Auskultasi untuk mengetahui ada atau
tidaknya cairan.
Biomekanikal paru untuk mengetahui
kapasitas jantung paru.
Stetoskop untuk mengetahui ritme
jantung (vital sign).
breastbone).
e) Leg circulation.
Breathing Exercise
a) Spirometri, Menggunakan spirometri
POST-OP HARI 1
1) Test elektrokardiogram, pemeriksaan dada
2)
3)
4)
5)
dengan MRI.
Monitoring detak jantung.
Pemberian oksigen dg nasal prong
melalaui hidung.
Pemberian latihan pola nafas dan batuk
setiap jam dengan spirometer.
Pasien mulai belajar berdiri di samping bed
dengan bantuan, berguna untuk menjaga
tulang dada ketika mobilisasi.
melalui hidung.
4) Drainage pembuluh darah di bagian
dada.
5) Memulai makan seperti biasanya.
6) Lanjutkan dg breathing & coughing
exercise menggunakan spirometri.
rambut di toilet.
4) Kemudian latihan berjalan di
sepanjang lorong rumah sakit.
Leg circulation
Membantu untuk
perbaikan sirkulasi
darah, mengurangi
pembekakan, serta
mengurangi atropi otot.
Dilakukan sebanyak 10
kali pengulangan.
selama 6 minggu ;
Monitoring dgn RPE dari point 0 10 ,
penilaian dg menggunakan RPE dimaksudkan
untuk menilai apakah pasien bisa
melanjutkan aktifitasnya.
Perhatikan tubuh pasien jika ;
Latihan yg diberikan ps memilik efek denyut
nadi yang tinggi setelah 10 menit.
Merasa sesak nafas setelah 10 menit
istirahat.
Nyeri di bagian tumit atau calf muscles.
jahitan.
Jagalah kebersihan didaerah luka agar tetap kering dan
ADL
Bathing
Daftar pustaka
Physical theraphy treatment after cardiac
TERIMA KASIH