Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi Perilaku Masyarakat di Taman Menteri

Supeno Kota Semarang


Oleh:
Wildan Fadhlillah Ardi (21040112140047)
Tugas Mata Kuliah Perilaku Masyarakat
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro

Perkembangan sebuah kawasan perkotaan dalam upaya untuk meningkatan kualitas


lingkungan dan sosial masyarakatnya dapat dilihat dari keberadaan ruang terbuka publik, baik
dari segi pemanfaatan maupun perawatannya oleh masyarakat. Menurut Cooper (1998) di
dalam buku All People Place: Design Guidelines For Urban Design Open Space, menyatakan
bahwa Ukuran utama keberhasilan dari ruang publik adalah pemanfaatannya, sedangkan
pemanfaatan dan kepopuleran sebuah ruang publik tergantung lokasi dan detail dalam
rancangannya. Dalam hal ini keduanya harus saling terintegrasi, keterkaitan antara
rancangan desain fisik dengan pemanfaatan ruang publik, sehingga ruang publik tersebut
memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memanfaatkan dan beraktivitas di dalam
ruang publik tersebut.

I.

Gambaran Umum

Kota Semarang memiliki banyak ruang terbuka publik yang dimanfaatkan oleh
masyarakat baik pagi hingga malam, beberapa contohnya adalah Taman Pandanaran, Taman
Tirto Agung, Taman menteri Supeno, dan lain-lain. Bagi masyarakat kota Semarang, Taman
Menteri Supeno atau yang lebih dikenal dengan taman KB memiliki daya tarik yang besar,
khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Saat ini taman KB disulap menjadi taman
yang lebih menarik dan aktraktif dengan penataan mulai dari soft material dan hard material.
Terdapat deretan pepohonan rindang, tanaman-tanaman hias, Sclupture Keluarga Berencana
(KB) di tengah taman, tempat duduk, berbagai permainan anak anak, skatepark, penyewaan
sepeda, serta jajanan kuliner khas semarang, semuanya membuat suasana di taman tersebut
indah, nyaman, dan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Seperti hutan di tengah kota, taman
ini ditumbuhi pohon-pohon besar dengan daun yang lebat, bercabang ke berbagai arah. Pagi
hari, banyak masyarakat yang menghabiskan waktu di sana. Ada yang berolah raga, bermain
bersama anak-anaknya, atau sekadar duduk-duduk di bangku taman.

Gambar 1: Sclupture Taman Menteri Supeno

Taman Menteri Supeno dibangun oleh pemerintah daerah dari tahun 1973 sampai
dengan tahun 1975. Dengan luas 950 m2, pembangunan taman ini adalah untuk
memanfaatkan areal kosong yang tercipta karena pertemuan jalur lalu lintas disekitar taman.
Taman ini menjadi taman aktif ditengah kota sebagai paru-paru kota sekaligus sebagai taman
rekreasi guna mengatasi jenuh aktivitas perkotaan. Fungsi taman sebagai komunitas bersama
(interaksi sosial) diwujudkan dengan pola-pola jalur pedestrian yang melewati node-node
tertentu sebagai tempat berhenti untuk sekedar duduk, bersantai, sambil menikmati
kesejukan taman. Fungsi taman sebagai tempat rekreasi, bermain dan refreshing, terlihat
jelas dengan adanya fasilitas untuk bermain bagi anak-anak. Fungsi rekreasi ini juga terlihat
dari berbagai acara yang digelar di taman ini. Mulai dari pameran seperti pameran flora dan
fauna, ajang perlombaan sampai dengan konser musik. Fungsi taman sebagai simbol/
landmark kawasan ditonjolkan dengan bentukan sculpture sebuah keluarga berencana yang
terdiri dari patung seorang ibu yang menggendong anak dan menggandeng anaknya.

Gambar 2 : Desain maket dan foto udara Taman Menteri Supeno

II.

Fasilitas, Sarana Prasarana, dan Kegiatan

Dari berbagai macam fasilitas maupun rancangan desain fisik yang disediakan di
Taman Menteri Supeno, telah terbentuk perilaku-perilaku masyarakat yang dapat
diidentifikasi menjadi pola-pola tertentu sesuai dengan jenjang umur pengunjung yang
datang (anak-anak, remaja, dan dewasa). Berikut adalah identifikasi tempat-tempat serta
fasilitas pendukung yang ada di Taman Menteri Supeno:
No.
1.

Fasilitas dan Kegiatan


Papan Baca
Papan ini berisi koran
yang dapat dibaca
oleh seluruh
pengunjung.

2.

Hall Utama
Di hall utama ini
terdapat landmark
berupa patung ibu dan
anak serta air mancur,
biasa dimanfaatkan

Gambar

Pengguna
Kebanyakan
yang membaca
adalah laki-laki
remaja hingga
dewasa

Digunakan oleh
seluruh jenjang
umur

Kondisi
Sarana ini kondisi
masih layak pakai
namun dari segi
keindahan (warna
dan kebersihan
papan) sangat
butuh peremajaan.
Kebersihan cukup
baik terjaga,
namun terdapat
beberapa coretan
pylox di beberapa
dekat air mancur.

No.

3.

4.

5.

6.

Fasilitas dan Kegiatan


untuk duduk-duduk
menikmati air mancur.
Sub-Hall Node
Berupa node di dalam
desain fisik yang
didalanya terdapat
tempat duduk,
biasanya digunakan
oleh komunitas
komunitas tertentu,
seperti komunitas
game gangsing,
komunitas supporter
sepak bola, dan lainlain.

Gambar

Pengguna

Kondisi

Digunakan oleh
remaja/
komunitas

Kebersihan cukup
baik terjaga

Skate Park
Biasa digunakan oleh
remaja-remaja di Kota
Semarang untuk
bermain skateboard
atau digunakan oleh
masyarakat umum
untuk duduk.
Taman Bermain
Taman bermain berisi
seperti perosotan,
ayunan, sarang labalaba, dan jembatan
gantung.

Digunakan oleh
remaja/
komunitas

Kebersihan cukup
baik terjaga,
bangku bangku
dalam kondisi
bagus.

Digunakan oleh
anak-anak

Area PKL
PKL yang menjual
makanan minuman
khas jajanan kulineran
Kota Semarang

Digunakan oleh
remaja/
komunitas

Kondisi sarana
bermain cukup
baik dengan warna
yang beragam dan
alat yang masih
berfungsi dengan
baik.
Kondisi PKL dapat
menjaga
kebersihan namun
luasan PKL terlalu
luas dan
mengambil jalur
pedestrian
sehingga sulit bagi
pejalan kaki untuk
berjalan.

Selain fasilitas-fasilitas diatas terdapat sarana pendukung yang dibuat guna


meningkatkan kenyamanan serta daya tarik di Taman Menteri Supeno seperti, kamar mandi,
tempat sampah, bangku-bangku taman, air siap minum (drinking water), mural art, view
point/ photoshoot, serta tempat penyewaan sepeda unik.

III.

Analisis Pola Pergerakan

Dari fasilitas ataupun sarana yang disediakan di Taman Menteri Supeno, dapat
diidentifikasi pola pergerakan masyarakat Kota Semarang saat mengunjungi taman ini.
Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2015, hari Minggu pukul 16.30 17.30 WIB
dengan memperhatikan seluruh aktivitas dan pergerakan masyarakat, berikut adalah hasil
mapping pola pergerakan masyarakat di Taman Menteri Supeno:

Gambar 3: Pola Pergerakan di Taman Menteri Supeno

a. Pergerakan Orang Tua dan Anak-anak


Setelah mengamati pergerakan orang tua dan anak-anak selama setengah jam,
diketahui bahwa pergerakan orang tua dan anak-anak saat mengunjungi Taman
Menteri Supeno hanya mengitari disekitar Taman Bermain dimana orang tuanya
menemani dan menjaga anaknya saat bermain. Kemudian wilayah selanjutnya yang
dapat dikunjungi adalah tempat air mancur untuk melihat ikan atau sekedar duduk
dan pergi ke tempat PKL untuk mencari makan atau minum.
b. Pergerakan Remaja dan Komunitas
Setelah mengamati pergerakan remaja dan komunitas, diketahui bahwa
pergerakan remaja dan komunitas di tempat node untuk berkumpul dan
membicarakan hal-hal terkait apa yang akan dilakukan komunitas kedepannya.
Komunitas lebih sering berkumpul di tempat node ataupun di tempat skatepark
dimana tempatnya luas dan mampu menampun jumlah orang banyak, sekitar 7-10
orang.

IV.

Kesimpulan

Dari pengamatan terhadap pola perilaku masyarakat yang mengunjungi Taman


Menteri Supeno, telah teridentifikasi pola pergerakan orang tua dan anak anak serta pola
pergerakan remaja/ komunitas. Dari desain fisik yang telah ada, ternyata desain tersebut
telah membentuk perilaku masyarakat untuk berkumpul pada segmen-segmen/ fasilitas yang
disediakan sesuai dengan jenjang umurnya. Sebagai contoh, fasilitas taman bermain
mayoritas dikunjungi oleh anak-anak untuk bermain dan orang tuanya sebagai penjaga
anaknya saat bermain di sarana yng telah disediakan. Sedangkan untuk desain node yang
disediakan lebih digunakan oleh komunitas untuk melakukan FGD terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan kedepannya. Desain dari fasilitas-fasilitas yang telah disediakan di taman telah
membentuk pola pergerakan masyarakat yang mengunjungi Taman Menteri Supeno.

Anda mungkin juga menyukai