Identifikasi Pola Perilaku Taman Menteri Supeno
Identifikasi Pola Perilaku Taman Menteri Supeno
I.
Gambaran Umum
Kota Semarang memiliki banyak ruang terbuka publik yang dimanfaatkan oleh
masyarakat baik pagi hingga malam, beberapa contohnya adalah Taman Pandanaran, Taman
Tirto Agung, Taman menteri Supeno, dan lain-lain. Bagi masyarakat kota Semarang, Taman
Menteri Supeno atau yang lebih dikenal dengan taman KB memiliki daya tarik yang besar,
khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Saat ini taman KB disulap menjadi taman
yang lebih menarik dan aktraktif dengan penataan mulai dari soft material dan hard material.
Terdapat deretan pepohonan rindang, tanaman-tanaman hias, Sclupture Keluarga Berencana
(KB) di tengah taman, tempat duduk, berbagai permainan anak anak, skatepark, penyewaan
sepeda, serta jajanan kuliner khas semarang, semuanya membuat suasana di taman tersebut
indah, nyaman, dan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Seperti hutan di tengah kota, taman
ini ditumbuhi pohon-pohon besar dengan daun yang lebat, bercabang ke berbagai arah. Pagi
hari, banyak masyarakat yang menghabiskan waktu di sana. Ada yang berolah raga, bermain
bersama anak-anaknya, atau sekadar duduk-duduk di bangku taman.
Taman Menteri Supeno dibangun oleh pemerintah daerah dari tahun 1973 sampai
dengan tahun 1975. Dengan luas 950 m2, pembangunan taman ini adalah untuk
memanfaatkan areal kosong yang tercipta karena pertemuan jalur lalu lintas disekitar taman.
Taman ini menjadi taman aktif ditengah kota sebagai paru-paru kota sekaligus sebagai taman
rekreasi guna mengatasi jenuh aktivitas perkotaan. Fungsi taman sebagai komunitas bersama
(interaksi sosial) diwujudkan dengan pola-pola jalur pedestrian yang melewati node-node
tertentu sebagai tempat berhenti untuk sekedar duduk, bersantai, sambil menikmati
kesejukan taman. Fungsi taman sebagai tempat rekreasi, bermain dan refreshing, terlihat
jelas dengan adanya fasilitas untuk bermain bagi anak-anak. Fungsi rekreasi ini juga terlihat
dari berbagai acara yang digelar di taman ini. Mulai dari pameran seperti pameran flora dan
fauna, ajang perlombaan sampai dengan konser musik. Fungsi taman sebagai simbol/
landmark kawasan ditonjolkan dengan bentukan sculpture sebuah keluarga berencana yang
terdiri dari patung seorang ibu yang menggendong anak dan menggandeng anaknya.
II.
Dari berbagai macam fasilitas maupun rancangan desain fisik yang disediakan di
Taman Menteri Supeno, telah terbentuk perilaku-perilaku masyarakat yang dapat
diidentifikasi menjadi pola-pola tertentu sesuai dengan jenjang umur pengunjung yang
datang (anak-anak, remaja, dan dewasa). Berikut adalah identifikasi tempat-tempat serta
fasilitas pendukung yang ada di Taman Menteri Supeno:
No.
1.
2.
Hall Utama
Di hall utama ini
terdapat landmark
berupa patung ibu dan
anak serta air mancur,
biasa dimanfaatkan
Gambar
Pengguna
Kebanyakan
yang membaca
adalah laki-laki
remaja hingga
dewasa
Digunakan oleh
seluruh jenjang
umur
Kondisi
Sarana ini kondisi
masih layak pakai
namun dari segi
keindahan (warna
dan kebersihan
papan) sangat
butuh peremajaan.
Kebersihan cukup
baik terjaga,
namun terdapat
beberapa coretan
pylox di beberapa
dekat air mancur.
No.
3.
4.
5.
6.
Gambar
Pengguna
Kondisi
Digunakan oleh
remaja/
komunitas
Kebersihan cukup
baik terjaga
Skate Park
Biasa digunakan oleh
remaja-remaja di Kota
Semarang untuk
bermain skateboard
atau digunakan oleh
masyarakat umum
untuk duduk.
Taman Bermain
Taman bermain berisi
seperti perosotan,
ayunan, sarang labalaba, dan jembatan
gantung.
Digunakan oleh
remaja/
komunitas
Kebersihan cukup
baik terjaga,
bangku bangku
dalam kondisi
bagus.
Digunakan oleh
anak-anak
Area PKL
PKL yang menjual
makanan minuman
khas jajanan kulineran
Kota Semarang
Digunakan oleh
remaja/
komunitas
Kondisi sarana
bermain cukup
baik dengan warna
yang beragam dan
alat yang masih
berfungsi dengan
baik.
Kondisi PKL dapat
menjaga
kebersihan namun
luasan PKL terlalu
luas dan
mengambil jalur
pedestrian
sehingga sulit bagi
pejalan kaki untuk
berjalan.
III.
Dari fasilitas ataupun sarana yang disediakan di Taman Menteri Supeno, dapat
diidentifikasi pola pergerakan masyarakat Kota Semarang saat mengunjungi taman ini.
Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2015, hari Minggu pukul 16.30 17.30 WIB
dengan memperhatikan seluruh aktivitas dan pergerakan masyarakat, berikut adalah hasil
mapping pola pergerakan masyarakat di Taman Menteri Supeno:
IV.
Kesimpulan