Dosen Pembimbing
: Ir. Nurcahyo, MT
Disusun Oleh
: Nurdita Lestari
(121411021)
Kelompok VI
Kelas 3A / D3-Teknik Kimia
Tanggal Praktikum
: 26 September 2014
Tanggal Penyerahan :
POLITEKNIK NEGERI
BANDUNG
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(121411023)
Korosi atau karat pada suatu logam terutama besi, merupakan fenomena alam yang
biasa terjadi disekitar kita. Korosi merupakan gangguan yang sangat mengganggu dan
sulit untuk dihindari. Banyak cara untuk menghindari gangguan korosi ini, salah satunya
dengan sistem proteksi katodik.
Proteksi katodik merupakan suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia
dimana reaksi oksidasi pada sel galvanic dikonsentrasikan pada anoda dan
menghilangkan korosi pada katoda. Proteksi katodik menjadi penting dalam perlindungan
korosi khususnya material yang terkubur di dalam tanah atau material yang ada di
lingkungan laut yang korosif. Proteksi katodik diberikan pada material yang terkubur
yang telah diproteksi dengan coating dan untuk mencegah kebocoran coating dilakukan
proteksi katodik.
1.2 Tujuan
a. Menjelaskan prinsip proteksi katodik dengan system anoda korban.
b. Memahami penggunaan diagram Pourbaix
c. Melindungi logam dari serangan korosi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Proteksi katodik merupakan suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia
dimana reaksi oksidasi pada sel galvanic dikonsentrasikan pada anoda dan menghilangkan
korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara listrik dibuat negstif sehingga
bertindak sebagai katoda. Elektroda yang secara listrik dibuat positif dan bertindak sebagain
anoda hingga tercipta suatu rangkaian arus listrik searah tertutup sebagaimana halnya
sepotong logam terkotosi. System ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik diantara
keduanya dan adanya elektrolit.
Proteksi katodik diterapkan dengan dua cara, yaitu :
a. Cara arus tanding (Impressed Current)
Keuntungan :
1. Jika tersedia cukup tegangan listrik maka arus proteksi dapat ditingkatkan sesuai yang
diinginkan, selama anoda tetap berfungsi.
2. Tegangan tidak perlu besar walaupun ada kehilangan karena tahanan, karena hal ini
dapat diatur dengan meningkatkan arus.
Kerugian :
1. Membutuhkan pembangkit arus DC yang tersedia cukup besar dan kontinyu.
2. Harus selalu memperhatikan arah arus yang diberikan.
3. Membutuhkan pengawasan tenaga ahli.
4. Anodanya harus tersekat dan tahan air jika pencelupannya memungkinkan terjadinya
korosi pada bagian sekatnya.
5. System arus tanding dengan anoda dari logam-logam inert harus ada pelindung arus.
b. Cara anoda korban (Sacrificial Anode)
Keuntungan :
1. Dapat digunakan walaupun tidak ada sumber listrik dari luar.
2. Tidak mengeluarkan tambahan biaya untuk pemakaian alat-alat listrik.
3. Sangat mudah pengawasannya sehingga tidak dibutuhkan orang yang benar-benar
ahli.
4. Arus tidak mungkin mengalir pada arah yang salah sehingga proteksi benar-benar
terjadi.
5. Pemasangan anoda korban sederhana.
Kerugian :
1. Arus yang tersedia bergantung pada luasan anoda, tentunya bersifat lebih konsumtif
bila struktur yang diproteksi sangat besar.
2. Biaya operasi relative mahal.
3. Penghubung anoda yang digunakan harus cukup besar, untuk mengurangi kehilangan
energy akibat tahanan.
Proteksi Katodik Dengan Cara Anoda Korban
Anoda korban yang sering digunakan adalah logam paduan Mg, paduan Al dan
paduan Zn. Kadang-kadang dapat memanfaatkan anoda besi untuk melindungi baja tahan
karat di dalam air laut, tetapi kurang umum digunakan.
Pemakaian anoda Mg sangat sesuai untuk lingkungan yang mempunyai resistivitas
tinggi (misal tanah, lumpur, pasir). Untuk lingkungan ini diperlukan anoda yang mempunyai
nilai keluaran arus per satuan berat anoda tinggi dan potensial elektrodanya sangat negative.
Pemakaian anoda Al banyak digunakan di lingkungan air laut dan harganya relative murah
dibandingkan anoda yang lain. Anoda Zn merupakan anoda korban yang aling banyak di
lingkungan laut dan mempunyai efisiensi yang tinggi.
Anoda
Aluminium (Al)
Seng (Zn)
Magnesium (Mg)
Sifat Anoda
Mg
Al
1,7
2,7
Potensial (volt/SHE)
1-1,7
1,10
0,6-0,8
0,25
1200
7500
50
95
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Ractifier/ adaptor
Anoda korban aluminium
Anoda korban magnesium murni
Half cell berisi cairan CuSO4
Jumper
Testbox
Volt meter
Jembatan dan konstruksinya
Elektroda
test box)
Sambungkan kabel yang terdapat pada half cell pada sambungan elektoda (pada
4,5 mV
Sambungkan rangkaian pada elektroda
Tanam half cell di dalam tanah sejauh 30 cm dari test box
Sambungkan kabel yang terdapat pada half cell pada sambungan elektoda (pada
Tanam half cell di dalam tanah sejauh 30 cm dari jembatan dan konstruksinya
Lukai permukaan jembatan dan cek potensialnya pada sisi kanan dan kiri
jembatan
saling bersinggungan.
Cek potensial jembatan pada sisi kanan dan kirinya
Cek potensial konstruksi pada sisi kanan dan kirinya
Bandingkan dan analisa hasil tersebut
BAB IV
LAMPIRAN
4.1. Data Pengamatan
Potensial besi murni = 600 mV
1. Pengukuran potensial besi dalam tanah
Test box
1
2
Pipa
0.1834
Potensial (V)
Anoda
1.334
Proteksi
0.294
Pipa
0.484
Potensial (V)
Anoda
1.709
Proteksi
0.517
Potensial (V)
Anoda
0.401
Proteksi
0.464
Pipa
0.468
Potensial (mV)
728
618
345.1
3. Insulation join
Potensial besi (V)
3
1
2
1
2
3
4
5
6
I
m
p
r
e
s
s
ed Current
I
m
p
r
e
s
s
e
Keterangan :
IC
= Impressed Current 1
Ija
Ijb
BRLc
BRRc
BRLp
BRRp
IC2
= Impressed Current 2
DP
= Drain Point
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1. Pembahasan
Pipa besi yang ditanam dalam tanah sudah terkorosi. Hal ini dapat dibuktikan dengan
data awal potensial pipa (besi) senilai 432-433 mV, berkurang 28% dari potensial besi
murni awal yaitu 600 mV. Pipa dalam tanah yang telah diproteksi dengan coating
dapat terkorosi karena adanya cacat pada lapisan pelindung (akibat penurunan
kualitas secara kimia dan mekanis) sehingga pipa dapat terkorosi oleh air hujan
pada test box 1 dan meningkat dari 273 mV menjadi 367 mV pada test box 2.
Proteksi gagal dilakukan pada Sacrificial Anode menggunakan anode Aluminium
karena penggunaan anoda Al memang bukan untuk di darat/tanah. Aluminium (Al)
lebih cocok digunakan di air laut karena efisiensinya yang besar, sedangkan untuk
darat/tanah yang memiliki resistivitas yang besar digunakan anoda Mg karena
Test Box
1
DrainPoi
nt
Test Box
2
Adapun alasan potensial dari salah satu test box lebih kecil dari yang lainnya adalah
karena aliran arus elektron masih jalan, butuh waktu untuk mengalir sehingga yang
terdeteksi adalah potensial pipa sebelum dibanjiri electron.
Pada impressed current, listrik yang dialirkan ke pipa adalah negative (banjir elektron)
dan bernilai max 60 V DC. Nilai yang digunakan saat praktikum adalah 4.5 V AC
5.2. Kesimpulan
Pipa besi yang ditanam dalam tanah sudah terkorosi karena potensial pipa (besi) yang
diukur senilai 432-433 mV, berkurang 28% dari potensial besi murni yang seharusnya
larutan elektrolit.
Proteksi katodik menggunakan anoda korban magnesium (Mg) berhasil memproteksi
pipa besi.
Test box
1
2
Pipa
325
273
Potensial (mV)
Anoda
1133
1561
Proteksi
407
367
DAFTAR PUSTAKA
Indarti, Retno. Jobsheet Praktikum Pengendalian Korosi. Proteksi Katodik Dengan Sistem
Anoda Korban. Teknik Kimia : POLBAN.
http://jonioke.blogspot.com/2010/03/proteksi-katodik-dan-proteksikatodik.html
http://ml.scribd.com/doc/96530602/Sacrificial-Anodes-Fitra-Nisa