Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Tekanan Darah
2.2.1 Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam pembuluh
darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai pembawa oksigen serta zatzat lain yang dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh supaya dapat hidup dan dapat
melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979). Tekanan Darah Sistolik (TDS)
menunjukkan tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung) atau tekanan
maksimum dalam arteri pada suatu saat. TDS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca
pada alat pengukur tekanan darah. TDS normal 90-120 mmHg. Tekanan Darah Diastolik (TDD)
menunjukkan tekanan darah dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara
dua denyutan. TDD dinyatakan dengan angka yang lebih kecil jika dibaca pada alat pengukur
tekanan darah. TDD normal 60-80 mmHg. Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung,
sedangkan TDD berhubungan dengan besarnya resistensi perifer (Hull, 1993).
Peredaran
memompa

darah

darah

dihasilkanlah

melalui

gelombang

mudah

pada

darah.

Tekanan

pembuluh

dalam

tangan

darah

kontraksi
tekanan

bagian

darah
arteri

tubuh

terjadi
dan

pembuluh

atas

ketika

darah

adanya

organ

relaksasi.

Ketika

jantung

darah

dengan

merupakan

karena

yang

menggunakan

desakan
tersebut

darah

yang

berkontraksi,

dapat

dirasakan

dengan

alat

pengukur

tekanan

terhadap

dipompa

jantung

dari

dinding-dinding

jantung

ke

seluruh

tubuh. Ada dua macam tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik (Hull, 1996; Soeharto, 2004). Tekanan darah sitolik dihasilkan pada
puncak

kontraksi

berkontraksi

yaitu

memompa

dimana
darah,

darah

menekan

sedangkan

dinding

tekanan

arteri

darah

saat

diastolik

jantung
dihasilkan

ketika jantung berelaksasi yaitu saat jantung relaks dan darah mengalir ke dalam
jantung. Oleh karena itu, tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio dari
tekanan
Mengukur
mendiagnosis

sistolik
tekanan
adanya

terhadap
darah
hipertensi

tekanan
secara
dan

diastolik
benar

(Soeharto,

sangatlah

mengevaluasi

respon

penting
pengobatan

2004).
untuk
anti

hipertensi. Alat pengukur tekanan darah atau spigmomanometer ada 3 jenis : (1)

menggunakan air raksa, (2) jenis aneroid dan (3) jenis digital. Pengukur yang
paling

ideal

adalah

yang

menggunakan

air

raksa,

namun

penggunaannya

harus

benar. Pengukur tekanan darah jenis aneroid dan digital dapat digunakan apabila
kurang

terampil

dalam

menggunakan

spigmomanometer

air

raksa,

namun

harus

sering dikalibrasi (Department of Health, Social Services and Public Safety, 2012).
Hal-hal
ruang

yang

pemeriksaan

dihitung
hindari

sebelum

diperhatikan
nyaman,

rata-ratanya.
konsumsi

pengukuran
tekanan

perlu

tekanan

darah

dari

pemeriksaan

pengukuran

Pastikan

kopi,

kandung

alkohol

darah,
nilai

dalam

dan

karena
jangan

dilakukan
kemih
hal

berbicara

menit

dengan

tiga

keadaan
akan

tenang

dan

kosong

dan

dilakukan

meningkatkan

selama

pemeriksaan

adalah

kali

sebelum

tersebut

saat

darah

sebanyak

30

Duduk

tekanan

dalam

rokok

semua

sebenarnya.

dan

mengukur

serta

menit

tenangkan

pikiran, karena pikiran yang tegang dan stress akan dapat meningkatkan tekanan
darah.

Pemeriksaan

tekanan

darah

sebaiknya

dilakukan

dalam

posisi

duduk

dengan siku lengan menekuk setinggi jantung di atas meja dengan posisi telapak
tangan

menghadap

pengukuran

tekanan

tinggi/hipertensi

jika

ke

atas.
darah.

tekanan

Dianjurkan

tidak

Seseorang

dikatakan

darahnya

pengukuran

tekanan

darah

dengan

pengukuran

tekanan

darah

selanjutnya

melebihi

jarak

merokok

memiliki

140/90

pengukuran

masing-masing

30

sebelum

tekanan

mmHg

tekanan

menit
melalui

darah

minggu

darah
3

kali

pertama

(Kaplan

ke

1999,

diacu dalam Yuniati 2007; Depkes 2007). Tekanan darah normal biasanya tidak melebihi 140
mmHg untuk tekanan sistolik dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg serta kurang dari 120/80
mmHg. Tekanan darah sistolik (TDS) meningkat sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi
tekanan darah diastolik (TDD) meningkat seiring dengan TDS sampai usia 55 tahun, yang
kemudian menurun oleh terjadinya proses kekakuan arteri akibat aterosklerosis. Tekanan darah
yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung
dan aneurisma arterial dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis (Susilo & Ari 2011).
Dafpus:
Kertohoesodo, S. 1979. Yang Perlu Diketahui Umum Tentang Hipertensi. Jakarta: Yayasan
Jantung Indonesia Dewi Sartika.

Hull

A.

1996.

Penyakit

Jantung,

Hipertensi,

dan

Nutrisi.

Ali

W,

penerjemah.

Jakarta: Pernerbit Bumi Aksara.


Soeharto

I.

2004.

Pencegahan

dan

Penyembuhan

Penyakit

Jantung

Koroner.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Department of Health, Social Services and Public Safety. 2012. Blood pressure
measurement

device.

Device

Bulletin.

Northern

http://www.dhsspsni.gov.uk/db 2006_03_v2.pdf. [20 May 2015].


Kaplan, N.M., dan Stamler, J. 1991. Hipertensi dan Pencegahan Penyakit
Jantung Koroner. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susilo Y, Ari W. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ireland.

Anda mungkin juga menyukai