Pendahuluan
Tegangan
Media
Korosif
Temperatur
Tinggi
3.
Pemodelan
t =
PD
+C
2 SEFT
(1)
Dengan
P : Tekanan internal (880 Psi)
D : Diameter (20 Inch)
S : Yield strength (65,000 Psi)
E : Longitudinal joint factor (1)
F : Faktor desain (0.8)
T : Temperature derating factor (1)
C : Corrosion allowance (0.125 Inch)
FeS + H 2
pH
3.5
4
4.5
5
6
CR (mpy)
21.83
6.43
-
(2)
W
d
A FeS
v=
= k H 2S
dt
t (jam)
6
6
6
6
6
t (jam)
6
6
6
6
6
pH
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
CR (mpy)
21.83
26.02
29.48
(3)
d (ln k )
Q
=
dT
RT 2
Q
A FeS =
log
log k0 + n log H 2 S
dt
2,3RT
W
d
A FeS
d log
dt
Q = 2,3R
1
(5)
pH
(5)
Dan
a 12
2
3
W
a
a
a
a
f = 3 3.74 6.3 + 6.32 2.43
2
W
W
W
W
1 a
W
(9)
Dengan
P : Tekanan hoop
B: Ketebalan pipa memanjang
W: Ketebalan pipa
X: Jarak titik pusat ke r paling dalam
: Panjang retak awal
r1: Jarak titik pusat ke r paling dalam
r2: Jarak titik pusat ke r paling luar
W
d
A FeS
d log
dt
n =
d log[H 2 S ]
(6)
v(mpy ) = 1.23 H 2 S
1.14
T 373
exp 5.96
373
(7)
Dengan
v
: Laju korosi (mils/day)
H 2 S : Komposisi H 2 S dalam larutan (ppm)
T : Suhu pipa
4. Perhitungan Retak
P
BW
a
x
3 + 1.9 + 1.1
W
W
2
a r a
1 + 0.251 1 1 f
W r2 W
Komponen
SIF
(Mpam
0.1
0.5
1.5
5.61
2.30
5.13
7.28
9.07
13
25.6
59.5
(8)
(10)
Dengan
K c : Fracture toughness (Mpam)
y : Tegangan izin (Mpa)
Hasil fracture toughness yang didapat untuk masingmasing panjang retak awal sesuai kondisi pada SIF
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Fracture toughness pada variasi
Nilai (mm)
Komponen
KC
(Mpam
0.1
0.5
1.5
5.61
7.94
17.8
25.1
30.7
35.5
50.2
59.5
da
m
= C (K a K SCC )
dt
Dengan
a=
(11)
C = Konstanta material
K = SIF pada (Mpam)
K SCC = SIF pada c (Mpam)
m = Bulging factor
Sedangkan bulging factor adalah perbandingan antara
SIF lengkung terhadap SIF datar, persamaan
penyelesainnya adalah
2a
m( a) = 1 + 0.314
Rt
Dengan
= 4.317 mm
2a
0.00084
Rt
(12)
Qapp
a A0 exp
(13)
RT
Dengan
A 0 = Pre-exponential number (1021)
R = Konstanta gas (8.31 J/mol)
Q = Energi aktivasi (17.78 kkal/mol)
T = Suhu (80 oC)
Young, Wilkening, Morton, Richey, dan Lewis
menambahkan bahwa komposisi energi yang
dikeluarkan pada proses retak karena SCC
(14)
J SCC = J C = K C = K SCC
(15)
a=
= A0 C a . exp
(16)
dt
K SCC
RT
Hasil yang didapat dari perhitungan laju rambat retak
pada pipa dengan menggunakan persamaan (16)
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Umur operasi pipa pada variasi , t=7.8 mm
m
(mm) CR (mmpy)
0.1
0.069
0.5
0.069
1
0.069
2
0.069
3
0.069
4
0.069
5
0.069
Keterangan :
PCT = plastic crack time (waktu terjadi fast crack)
RCT = real crack time (waktu terjadi real crack)
CR= corrosion rate (milimeter per year)
CGR= crack growth rate (milimeter per day)
5. Kesimpulan
Penelitian mengenai perambatan retak pada pipa
bawah laut akibat SCC memberikan kesimpulan
bahwa laju korosi internal pada pipa bawah laut
T 373
exp 5.96
373
1.14
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir.
Murdjito, M.Sc. Eng dan Bapak Ir. Heri Supomo,
M.Sc selaku dosen pembimbing dalam penelitian
tentang analisa perambatan retak pada pipa bawah laut
akibat SCC.
Daftar Pustaka