JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

TUGAS AKHIR
(MO 091336)
ANALISA PERAMBATAN RETAK PADA PIPA BAWAH LAUT AKIBAT
STRESS CORROSION CRACKING DENGAN METODE NUMERIK
Oleh :

Putu Aditya Setiawan

4307 100 701

Dosen Pembimbing :
Ir. Murdjito, M.Sc. Eng
Ir. Heri Supomo, M.Sc

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Latar Belakang :
1. Kebocoran pipa bawah laut yang sering terjadi.
2. Mahalnya biaya perbaikan karena kebocoran pipa bawah laut.
3. Pengaruh korosi terhadap ketebalan pipa bawah laut.
4. Pengaruh tegangan terhadap keretakan yang terjadi pada pipa
bawah laut.

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Perumusan Masalah yang akan diselesaikan :

1. Bagaimana model laju korosi pada pipa akibat pengaruh media
korosif?
2. Berapa besar Stress Intensity Factor (SIF) pada pipa akibat pengaruh
pembebanan dan lingkungan yang korosif?
3. Bagaimana perilaku rambat retak pada pipa akibat pengaruh
pembebanan yang diberikan?
4. Berapa umur terjadinya fracture failure pada pipa?

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Tujuan Penelitian :
1. Mengetahui model laju korosi pada pipa akibat pengaruh media
korosif?
2. Mengetahui besar Stress Intensity Factor (SIF) pada pipa akibat
pengaruh pembebanan dan lingkungan yang korosif?
3. Mengetahui perilaku rambat retak pada pipa akibat pengaruh
pembebanan yang diberikan?
4. Mengetahui umur terjadinya fracture failure pada pipa?

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Batasan Masalah yang digunakan :

- Retakan akibat Stress Corrosion
- Kecepatan arus sebesar 0.7 knots
- Pipa jenis API 5L x-65 panjang 6 m dan diameter 20 inch
- Fluida dalam pipa adalah crude oil (H2S) dengan pH = 6.4, suhu =
80 0C, internal pressure = 880 Psi
- Retakan adalah through thickness
- Tegangan yang bekerja hanya tegangan hoop, Tekanan karena
pengaruh kedalaman diabaikan
- Korosi hanya terjadi di dalam pipa

METODOLOGI PENELITIAN
Mulai

Analisa Permasalahan

Pemodelan

Pemodelan Laju Korosi

Cek Uji
Fisik

Mendesain Tebal Pipa

Cek API
5L

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Pemodelan Retak Pipa

Cek Uji
Fisik

METODOLOGI PENELITIAN
A

Menghitung Umur Operasi Pipa

Pengurangan Ketebalan

Penambahan Panjang Retak

Penentuan Hasil Umur Operasi dan Fracture Pipa

Verifikasi dengan Jurnal

Selesai

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Teori-teori yang digunakan :

- Desain Pipa
- Korosi Retak Tegang
- Laju Korosi
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Korosi
- Faktor Intensitas Tegangan
- Fracture Toughness
- Mekanika Kepecahan
- Perambatan Retak (crack growth)
- Umur Kepecahan

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Data Uji Fisik Laju Korosi API 5L x-65 :

Tabel 4.1. Hasil percobaan laju korosi API 5L-X65 pada variasi temperatur
Kode

T (oC)

t (jam)

pH

Wo (gr)

Wt (gr)

A (mm2)

CR (mpy)

A1

25

4.5

4.71

4.71

298.23

A2

35

4.5

4.1

4.1

273.96

A3

45

4.5

5.6

5.59

337.18

21.83

A4

55

4.5

4.28

4.27

282.88

26.02

A5

65

4.5

4.31

4.3

285.48

29.48

Tabel 4.3. Hasil percobaan laju korosi API 5L-X65 pada variasi pH
Kode

T (oC)

t (jam)

pH

Wo (gr)

Wt (gr)

A (mm2)

CR (mpy)

A1

25

3.5

4.28

4.27

337.17

21.83

A2

25

4.34

4.34

281.88

6.43

A3

25

4.5

4.71

4.71

298.23

A4

25

4.31

4.31

277.09

A5

25

4.11

4.11

274.69

Solehuddin, 2009

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

Data Mekanik Pipa API 5L

Tabel 4.2. Klasifikasi data mekanik pipa API 5L
(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Yield Strength

Yield Strength

Ultimate Tensile
Strength

Ultimate Tensile
Strength

Elongatio
n in 2 in

Minimum

Maximum

Minimum

Maximum

Grade

Psi

Mpa

Psi

Mpa

Psi

Mpa

Psi

Mpa

X52

52,000

359

77,000

531

66,000

455

110,000

758

X56

56,000

386

79,000

544

71,000

490

110,000

758

X60

60,000

414

82,000

565

75,000

517

110,000

758

X65

65,000

448

87,000

600

77,000

531

110,000

758

X70

70,000

483

90,000

621

82,000

565

110,000

758

X80

80,000

552

100,000

690

90,000

621

120,000

827

(API 5L, 2000)

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Dasar Persamaan Matematis Laju Korosi:
W
d
n
A FeS
v=
= k [H 2 S ]
dt
Pers. Levenspiel

W
d
Q
A FeS
= K 0 [H 2 S ]n exp
v=

dt
RT
W
d
Q
A FeS
= log k0 + n log[H 2 S ]
log
dt
2,3RT

FeS K1
K = K eq =
=
H
S
2 K2
Pers. Vant hoff

d (ln k )
Q
=
dT
RT 2

W
d

A FeS
d log
dt
n =
d log[H 2 S ]

W
d

A FeS
d log
dt
Q = 2,3R
1

pH

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Grafik Penentuan Harga n dan Q :

Berdasarkan hasil perhitungan maka nilai konstanta n adalah 0.59 sedangkan

nilai Q sebesar 17.78 kkal/mol.

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Asumsi Matematis yang digunakan :
Q
Q
exp
.
exp
= 1

373
R
373
R

W
d
Q
A FeS
= K 0 [H 2 S ]n exp
v=

dt
RT

X exp Q . exp Q = 1
373R
373R

W
d
Q Q
Q
A FeS
n
v=
= k 0 [H 2 S ] exp
+
. exp

dt
373R
RT 373R

W
d
T 373
n
A FeS
v=
= k [H 2 S ] exp C

dt
373

Q
k = k0 exp

373R

C=

Q
373R

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Dari hasil olah data yang dilakukan maka didapatkan harga ko adalah sebesar
476.76, dengan mensubtitusikan pada persamaan konstanta (k) maka didapat
harga k = 1.23, sedangkan harga C didapatlkan sebesar 5.96. Sehingga
persamaan akhir untuk laju korosi adalah :
Olah data dilakukan pada kondisi pH = 4.5, Temperatur = 55 oC, dan waktu
= 6 jam.

v(mpy ) = 1.23[H 2 S ]

1.14

T 373
exp 5.96

373

Dimana konsentrasi ion H2S dalam ppm (part per million) dan
temperatur dalam kelvin

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Verifikasi Hasil :
70

CR (mpy)

60
50
40

Uji fisik

30

Uji numerik

20
10

T (C)

0
0

10

20

30

40

Dari hasil grafik di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan hasil laju
korosi antara antara hasil uji fisik dan numerik relatif kecil yakni sebesar
3%, dan dapat disimpulkan bahwa temperatur sangat berpengaruh
terhadap laju korosi.

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Mendesain Pipa :

t = tC + C
tC =

PD
2 SEFT

tC =

(880).(20)
2.(65,000).(1).(0.8).(1)

tC = 0.169231

Dimana :
C= 0.125 inch atau 0.003125 m
P= 880 Psi
D= 20 inch atau 0.5 m
S= 65,000 Psi atau 448 Mpa
E= 1
F= 0.8
T= 1

t = 0.169231 + 0.125
t = 0.294231

Inch

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Tabel 4.1. Plain-End Line Pipe Dimensions, Weights per Unit Length, and Test Pressures

API 5L. 2000

Berdasar pada tabel di atas, maka tebal pipa yang dipilih adalah
sebesar 0.312 inch.

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
External Pressure :
F
P=
A
F=

1
LDC DV 2
2

0.5(1025).(6).(0.5).(1.05).(0.36) 2
P=
(3.14).(0.25).(6)

P = 15.1155 Pa

1
A = r.L
2

Dimana :

Setara dengan 0.0022 Psi

= 1025 kg/m3 atau 0.037 lb/inch3
L= 6 m atau 240 inch
D= 20 inch atau 0.5 m
CD= 1.05
V= 0.7 knot atau 0.36 m/s
r= 10 inch atau 0.25 m

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Hoop Stress :
h = ( Pi Pe )

D t
2t

h = (880 0.0022)

20 0.312
2(0.312)

h = 27765.059 Pfsi

Dimana :
Pi= 880 Psi
Pe= 0.0022 Psi
D= 20 Inch
t = 0.312 Inch

Setara dengan 193.911 Mpa

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Pemodelan Laju Korosi dan Retak dengan Visual Basic 6
Pemodelan menggunakan visual basic ini dimaksudkan untuk mempermudah
proses perhitungan pada kondisi yang berbeda.

Demo Program

Gambar 4.3. Template program penghitung laju korosi dan retak