PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia harus mengeluarkan panas yang dihasilkan akibat dari kerja yang
dilakukanya. Jika panas tersebut tidak dapat dikeluarkan dari badan manusia,
misalnya karena temperatur dan kondisi udara di sekelilingnya
tidak
memungkinkan hal itu untuk terjadi dengan baik, maka ia akan merasakan suatu
keadaan yang tidak menyenangkan. Dan hasil penelitian tentang linkungan
kerja menunjukan bahwa didalam ruangan yang berudara segar, karyawan dapat
bekerja dengan baik dan jumlah kesalahan dapat dikurangi, sehingga efesiensi
kerja dapat ditingkatkan.
BAB II
SISTEM AIR CONDITIONING
Air Conditioning (AC) adalah proses pengkondisian udara suatu ruangan melalui
pengaturan temperatur, kelembaban, aliran, dan kebersihannya sehingga diperoleh
kondisi udara yang diinginkan. Sistem air conditioning (AC) merupakan salah
satu aplikasi dari sistem refrigrasi. Prinsip dasar dari sistem air conditioning ini
adalah memindahkan panas dari suatu ruangan ke ruangan lain. Udara dari
ruangan yang akan dikondisikan disirkulasikan melewati evaporator, karena
temperatur fluida (refrigeran) yang ada di dalam evaporator lebih rendah daripada
temperatur udara ruangan, maka panas dari udara tersebut diserap oleh refrigeran.
Selanjutnya refrigeran yang bersirkulasi dalam sistem refrigrasi ini akan
membuang panas dari evaporator tadi di kondensor ke ruangan lain.
II.2. Jenis-jenis Air Conditioning
Berdasarkan jenisnya air conditioning di bedakan menjadi beberapa macam
yaitu:
1. AC Window
Tipe AC seperti yang nampak pada Gambar 7.2 ini sudah jarang digunakan,
karena unit tersebut memerlukan lobang di dinding sebesar unitnya dimana
dibelakang dinding harus menghadap kearah luar gedung untuk pelepasan panas
buang
dari
kondensor.
Dengan
demikian
tidak
memungkinkan
untuk
Untuk menghubungi kedua unit terpisah hanya diperlukan 2 pipa dengan lobang
didinding relatif kecil, Evaporator dan blower dalam satu unit dapat ditempatkan
dengan bebas, baik untuk segi teknisnya maupun segi estetikanya. Untuk tipe ini
dapat dirancang 1 unit luar (outdoor) dan dua atau lebih unit dalam (indoor).
Selanjutnya disebut dengan multi split. Unit outdoor dapat ditempatkan di atas
lantai atau ditempelkan didinding gedung, sedangkan unit indoor, ada unit untuk
duduk dilantai dan ada unit yang ditempel didinding. Dalam perkembangan mini
split, maka salah satu jenis split terbaru menggunakan sistim Inverter, dan dapat
memberi penghematan energi listrik sampai 70% dibandingkan mini split
konvensional yang ada dipasaran Indonesia. Pengembangan tipe ini pada
kompresor yang menggunakan DC Inverter dimana putaran kompresor dapat
menyesuaikan kebutuhan beban pendinginan. Pada umumnya tipe AC ini
1/2 ~ 5 PK
.
Gambar 2.3 AC Split
3. AC Split Duct
Sesuai dengan sebutannya tipe AC ini juga memisahkan unit utama, yang
terdiri dari kelima komponen utama, dengan penyaluran udara dingin
menggunakan terowongan udara dingin yang disebut dengan ducting, seperti
nampak pada Gambar 7.4. Ducting ini dihubungkan dengan ruangan-ruangan
yang mau dikondisikan, masuk ruangan melalui pengatur yang disebut dengan
diffuser. Sistim ini di Indonesia disebut sebagai sentral AC.
memindahkan panas dari suatu ruangan ke ruangan lain. Udara dari ruangan
yang akan dikondisikan disirkulasikan melewati evaporator, karena temperatur
fluida (refrigeran) yang ada di dalam evaporator lebih rendah daripada temperatur
udara ruangan, maka panas dari udara tersebut diserap oleh refrigeran.
Selanjutnya refrigeran yang bersirkulasi dalam sistem refrigrasi ini akan
membuang panas dari evaporator tadi di kondensor ke ruangan lain.
Sistem ini membutuhkan banyak evaporator dan pengaturan refrigerant yang
rumit serta untuk sistem kontrolnya. Sistem ini juga memerlukan sistem saluran
udara yang terpisah. Istilah variable refrigerant mengacu pada kemampuan sistem
untuk mengontrol jumlah refrigerant yang
mengalir ke masing-masing
buah kompresor dan jam operasi dari sistem HVAC biasanya pada kisaran 40% 80% (menurut LG HVAC Total Solution Provider) dari kapasitas maksimum.
Terdapat beberapa kelebihan dalam sistem VRV ini. Kelebihan tersebut antara
lain:
a. Fleksibilitas desain
Single condensing unit bisa dihubungkan ke banyak unit indoor dengan beban
yang bervariasi (misalnya 1,75 14 kW) dan berbagai konfigurasi (ceiling, wall
mounted, floor console). Produk terkini memungkinkan pemasangan 20 unit
indoor yang ditangani oleh satu condensing unit.
b. Pemeliharaan
VRV termasuk kedalam jenis DX system, sehingga biaya pemeliharaan untuk
sistem VRV menjadi lebih rendah dibandingkan dengan sistem chiller dengan
pendingin air. Pemeliharaan secara normal untuk sebuah VRV hampir sama
dengan sistem DX yang lain, utamanya terdiri dari penggantian filter dan
pembersihan koil.
c. Kenyamanan
Banyak area yang memungkinkan dikontrol secara individu, karena sistem
VRV menggunakan variable speed compressor dengan kapasitas yang besar.
Sistem tersebut dapat mempertahankan temperatur secara presisi, biasanya dalam
10F(0,60C) (menurut LG HVAC Total Solution Provider).
d. Penggunaan
Sistem VRV bisa digunakan untuk bermacam-macam gedung yang memiliki
area banyak dan memerlukan kontrol tersendiri, seperti gedung perkantoran,
rumah sakit, atau hotel.
Pada tempat-tempat seperti ruang komputer (computer room atau data centre),
ruang telekomunikasi (telecommunication equipment), ruang terkondisi bersih
(clean room), ruang obat-obatan (Pharmaceutical manufacturing), dan ruang
pengujian (test room) terdapat peralatan-peralatan elektronik yang sensitif dan
memiliki respon yang sangat tinggi, sehingga memerlukan pengaturan suhu,
kelembaban, dan kebersihan udara yang sesuai dengan spesifikasi dan tingkat
akurasi yang tinggi. Oleh sebab itu, pengkondisian udara untuk industri pada
tempat-tempat seperti yang disebutkan di atas lebih dikenal dengan sebutan AC
Presisi (Precision Air Conditioning). Kelebihan ac presisi adalah sebagai berikut:
10
menempel debu-debu halus yang bermuatan statis, dan lama kelamaan akan
terjadi hubungan singkat pada Card. Berbeda dengan AC comfort, dimana
pengontrolan dilakukan hanya terhadap temperatur saja, sedangkan kelembaban
(relative humidity) akan berubah ketika terjadi proses cooling tanpa ada
pengontrolan kelembaban secara langsung.
11
12
Pada air cooled system, pembuangan panas di kondensor dilakukan oleh udara.
Sehingga condensing unit harus diletakkan di tempat yang sirkulasi udaranya
baik. Biasanya, ditempatkan di luar ruangan sehingga sering disebut outdoor unit.
Pada water cooled system, pembuangan panas pada kondensor dilakukan oleh air.
Kondensor diletakkan dalam satu unit dengan komponen utama lainnya. Namun,
unit ini memerlukan cooling tower untuk mendinginkan kembali air yang keluar
13
dari kondensor. Sistem Glycool memiliki semua fitur sistem kompresi baik air
maupun udara, plus sebuah koil pendingin kedua (second cooling coil) yang
dihubungkan
pada
mengsirkulasikan
saluran
air.
Proses
pendinginan
terjadi
dengan
oleh sebuah motorized valve). Koil ini merupakan sumber pendingin utama,
sehingga dapat mengurangi kerja kompresor. Untuk lebih jelasnya, gambar 2.10
menunjukan skema kerja dari Glycool system
14
b. Chilled Water
Chilled water merupakan sistem pengkondisian udara dimana pengambilan
panas dari udara dilakukan oleh air yang telah didinginkan terlebih dahulu dalam
suatu chiller dan air tersebut bersirkulasi dalam suatu koil pendingin.
15
b. Down flow
Pada PAC jenis ini, udara dalam unit dialirkan dari atas ke bawah oleh blower,
sehingga blower ditempatkan di bagian bawah unit.
16
17
Central. AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu
titik atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan
kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan
saluran udara (ducting ac).
18
Ada dua sistem AC central yang ada di pasaran saat ini yaitu sistem langsung
dan tidak langsung. sistem langsung (direx), media yang dipakai untuk membawa
dingin adalah refrigerant. Sedangkan system tidak langsung (indirex), media
pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah air (water) system ini
memiliki kelebihan dapat digunakan dalam skala yang besar / gedung bertingkat
atau mall yang berukuran besar. Sedangkan system langsung hanya dapat dipakai
dalam sistem yang tidak terlalu besar / jauh jaraknya antara unit indoor dan
outdoor.
1. Chiller
Chiller adalah mesin pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan air pada
sisi evaporatornya. Evaporator yang digunakan pada system chiller menggunakan
jenis shell and tube dan tube and tube. Agar air dalam evaporator tidak membeku
maka di campur dengan bahan yang memiliki titik beku lebih rendah seperti
garam dan glycol. Selain itu untuk menghindari terjadinya beku di evaporator
maka dipasang evaporator pressure regulator (EPR). Jika terjadi beku di
evaporator maka pipa-pipa di evaporator akan pecah dan air masuk kedalam
sistem
19
20
diperhatikan lokasi dan luas atap gedung untuk penempatan unit-unit chillernya.
Yang sering kurang diperhatikan dalam desain atap untuk air cooled chiller
adalah akses untuk pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan
desain dari
21
Sama halnya dengan air coold chiller, refrigeran dari kompresor ditekan melalui
katup ekspansi masuk dalam fasa campuran ke evaporator. Evaporator
mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap tingkat melalui AHU. Dari
AHU udara dingin disalurkan kesetiap riuangan dengan bantuan ducting. Udara
dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini diatur dengan diffuser yang
ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan
melalui alat kipas koil fan coil unit (FCU).
c. Absorption Chiller
Salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu ruangan secara
mekanis adalah teknologi absorbsi (absorption technology). Kelihatan tak masuk
akal dengan membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu
yang terjadi dalam suatu chiller absorpsi. Teknologi absorbsi ini sebenarnya
mudah pengoperasiannya maupun pemeliharaannya.
22
Refrigeran yang digunakan oleh chiller jenis ini adalah sebenarnya air, karena
perubahan fase yang terjadi dan yang memberi dampak pendinginan adalah
melalui media air. Fluida kedua yang mengatur proses ini adalah garam, yang
dikatakan sebagai Litium Bromida (lithium bromide). Panas dibutuhkan untuk
memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian bertemu kembali dalam lingkungan
yang hampir vakum. Air ini mengalami perubahan fase pada waktu dicampur
kembali dengan garam pada suhu yang sangat rendah. (pada tekanan atmosfir
yang normal, air menguap pada suhu 212 oF, dalam suatu alat absorbsi, air
menguap cukup dingin untuk menghasilkan air dingin pada 46 oF. Karena suhu
air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorbsi paling rendah adalah 46 oF, maka
chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan refrigerasi dengan suhu
rendah. Air Conditioner dengan Sistem absorbsi ini sebenarnya sangat efisien dan
pemeliharaanya mudah, tetapi bila ada kerusakan pada peralatan ini perbaikannya
memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Bahkan untuk kerusakan tertentu,
maka seluruh unit tidak dapat difungsikan kembali. Ini menyebabkan penggunaan
peralatan pengkondisian udara dengan sistem absorbsi ini kurang diminati.
23
24
BAB III
METODE PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN RUANGAN
25
CLF
26
27