A/406148023
Natasha
Masalah Klinis
Sekitar 50% wanita mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan, dan sekitar 25%
hanya mengalami mual saja.1,2 Istilah populer yang disebut "morning sickness" adalah sebuah
ironi, karena kondisi ini sering berlanjut sepanjang hari. 2 Sekitar 35% dari wanita yang
mengalami kondisi mual dan muntah penting untuk ditangani secara seksama. Karena ini akan
mengakibatkan kurang tidur dan berdampak buruk terhadap hubungan dengan keluarga. 3,4 Pada
beberapa pasien, gejala-gejala tersebut dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan
yang pada akhirnya membutuhkan rawat inap.5 Insiden yang dilaporkan contohnya hiperemesis
gravidarum adalah 0,3-1,0%, Kondisi ini ditandai dengan muntah terus-menerus, penurunan
berat badan lebih dari 5%, ketonuria, kelainan elektrolit (hipokalemia), dan dehidrasi ( berat jenis
urin tinggi ).5,6
Meskipun penyebab mual dan muntah dalam kehamilan masih belum jelas, pengamatan
dalam kehamilan dengan mola hidatidosa (tidak ada janin) yang terkait dengan mual dan muntah
menunjukkan bahwa stimulus ini diproduksi oleh plasenta, bukan dari janin. Pada kebanyakan
pasien timbulnya mual biasanya pada saat 4 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Biasanya puncaknya pada sekitar 9 minggu kehamilan. 60% kasus teratasi pada akhir trimester
pertama, dan 91% teratasi pada usia kehamilan 20 minggu. 1 Mual dan muntah kurang terjadi
pada wanita yang usianya lebih tua, wanita multipara, dan perokok, Pengamatan ini dikaitkan
dengan volume plasenta yang lebih kecil. Dalam sebuah penelitian, 63% dari wanita multipara
yang memiliki gejala mual dan muntah, juga memiliki gejala ini pada kehamilan sebelumnya. 1
Mual dan muntah berhubungan dengan penurunan risiko dari keguguran.7
Perjalanan klinis mual dan muntah selama kehamilan berkaitan erat dengan tingkat
human chorionic gonadotropin (hCG) (Gambar. 1).8 Teori ini mengatakan bahwa hCG dapat
merangsang produksi estrogen dari ovarium; estrogen diketahui meningkatkan mual dan muntah.
Wanita yang memiliki bayi kembar atau mola hidatidosa, memiliki kadar hCG yang lebih tinggi
daripada wanita hamil lainnya. Wanita seperti ini memiliki risiko tinggi untuk mengalami gejala
ini. Teori lain mengemukakan bahwa kekurangan vitamin B dapat berkontribusi, karena
KEPANITERAAN ILMU KANDUNGAN
RSUD PROF DR SULIANTI SAROSO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Natasha
penggunaan multivitamin yang mengandung vitamin B dapat mengurangi insiden mual dan
muntah. Teori lain mengatakan bahwa mual dan muntah mungkin disebabkan oleh faktor
psikologis, tetapi tidak ada data yang dapat mendukung ini.
Natasha
Natasha
dan minum minuman mungkin dapat membantu mengurangi gejala-gejala tersebut. 15 Secara
tradisional, pasien disarankan untuk menjaga agar tidak mual dengan cara menghindari perut
kosong. Data dari satu penelitian yang melibatkan 14 wanita hamil dengan gejala mual, makanan
yang mengandung protein dapat menurunkan gejala mual daripada makanan mengandung
karbohidrat dan lemak.16
Wanita yang mengalami mual dan muntah terus-menerus dan konsentrasi keton yang
tinggi membutuhkan hidrasi intravena dengan multivitamin, termasuk tiamin, dengan melakukan
pengukuran tindak lanjut pada keton urin dan elektrolit. Agen antiemetik harus diresepkan pada
pasien ini (Gambar. 2).17
Natasha
Terapi farmakologis
Sekitar 10% wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan memerlukan obat.
Farmakologis terapi termasuk vitamin B6, antihistamin, agen prokinetic, dan obat-obatan
lainnya.
Secara acak, percobaan plasebo menunjukkan efektivitas dari vitamin B6 (10 sampai 25
mg setiap 8 jam) dalam pengobatan mual dan muntah pada kehamilan.18,19 Dalam satu percobaan
yang dinamakan "perbedaan mual" diukur dengan menggunakan skor, seperti yang diukur pada
skala analog visual mulai dari 1 sampai 10 (skor yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang
lebih berat) adalah 4,3 wanita menerima pengobatan sedangkan 1,8 wanita menerima pengobatan
untuk kontrol. Dalam studi prospektif lain dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara kadar
vitamin B6 serum dan terjadinya morning sickness.21
Kombinasi vitamin B6 dan antihistamin yang doxylamine (Bendectin) telah dihapus dari
pasar AS oleh produsen pada tahun 1983 karena tuduhan teratogen. Tuduhan ini kemudian
terbukti bahwa tidak ada kebenarannya.22 Kombinasi obat ini masih tetap tersedia di Kanada
dalam formulasi berkelanjutan yang dirilis (Diclectin), dan penggunaannya telah dikaitkan
dengan kejadian penurunan pasien rawat inap untuk mual dan muntah dalam kehamilan di
observasional studies.23,24 Vitamin B6 oral dan doxylamine (Unisom SleepTabs) tersedia di luar
Amerika Serikat. Kombinasi ini telah dipelajari di lebih dari 6000 pasien dan kontrol, dengan
tidak ada bukti teratogen,25 dan, dalam percobaan acak, telah dikaitkan dengan 70 % penurunan
gejala mual dan muntah.26 Hal ini direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) sebagai terapi lini pertama untuk mual dan muntah pada kehamilan.26
Antihistamin lain yang digunakan untuk mual dan muntah dalam kehamilan tercantum
dalam Tabel 1. Tak ada satu pun dari obat-obatan ini yang terbukti teratogen.23,27
Natasha
Natasha
Natasha
standart obat ini. Akibatnya, ada peringatan yang terkait dalam penggunannya pada semua
pasien, dan disarankan bahwa semua pasien menjalani pengujian 12-lead EKG sebelum, selama,
dan 3 jam setelah administration.33
Methylprednisolone adalah pilihan lain dalam refraktori kasus. Dalam uji coba secara
acak yang melibatkan 40 perempuan,34 methylprednisolone lebih unggul dibandingkan
prometazin untuk mengobati mual dan muntah di kehamilan. Namun, percobaan yang lebih
besar, yang melibatkan 110 perempuan, menunjukkan tidak ada perbedaan dalam tingkat
rehospitalization bagi wanita yang menerima methylprednisolone dibandingkan dengan mereka
yang menerima placebo.35 Dalam percobaan yang terakhir, semua pasien menerima prometazin
dengan dosis 25 mg dan metoclopramide (Reglan) dengan dosis 10 mg intravena, sama baiknya
dengan pasien yang menerima glukokortikoid.
Dalam meta-analisis dari empat studi, penggunaan glukokortikoid sebelum 10 minggu
kehamilan dikaitkan dengan risiko bibir sumbing dengan atau tanpa celah palate yang meningkat
dengan faktor 3 sampai 4; dosis yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih besar.
Dengan demikian, dianjurkan bahwa glukokortikoid sebaiknya digunakan setelah 10 minggu
kehamilan.36
Natasha
Pada percobaan secara acak, jahe memberikan manfaat dalam manajemen mual dan
muntah pada kehamilan.42 Dalam empat uji acak dengan total 675 peserta, jahe dalam kapsul
memiliki manfaat sama seperti placebo,43-45 dan dalam dua uji coba, khasiat jahe mirip dengan
vitamin B6.42 Jahe memiliki efek samping yaitu refluks dan mulas. Tapi efek samping ini tidak
begitu serius. Jahe dianggap sebagai suplemen makanan dan bukan sebagai obat. Dan oleh
karena itu tidak diatur oleh FDA. Maka dari itu, jahe tidak tersedia di apotek maupun rumah
sakit.
Manajemen Kasus Refractory
Pasien dengan mual dan muntah yang tidak dikontrol, memerlukan infuse hidrasi dan
suplemen gizi. Selang makan mungkin efektif, tetapi beberapa pasien tetap mengalami muntahmuntah.46 Jumlah nutrisi parenteral dikaitkan dengan risiko besar sepsis (25%) 47; steatohepatitis
juga dapat terjadi apabila menggunakan emulsi lemak selama kehamilan. Mengingat risiko ini,
jumlah nutrisi parenteral harus disediakan untuk pasien dengan penurunan berat badan yang
signifikan secara klinis (> 5% dari berat badan) yang tidak ada respon untuk obat antiemetic dan
yang kondisinya tidak bisa dikelola dengan menggunakan selang makan.12,26
Area Ketidakpastian
Penyebab dari mual dan muntah pada kehamilan tidak jelas. Mekanisme aksi dari vitamin
B6 tidak diketahui. Beberapa percobaan besar telah dilakukan untuk mengidentifikasi terapi yang
optimal untuk mual dan muntah pada kehamilan, dan beberapa data kurang untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memprediksi respon terhadap terapi. Level vitamin B6 tidak
dapat memprediksi respon terhadap terapi dengan vitamin B6.21
Natasha