Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER
ISSN 1978-0176

Daftar Isi

2006

RANCANG BANGUN ALAT UKUR FREKUENSI DIGITAL


BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51
SUYAMTO* ,MEDILLA K**, M. AFIFF

J. KUSUMA **

*Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN


Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281
Telepon 0274-484085,489716,
Faksimili 0274-489715
**Fakultas Teknologi lndustri, Jurusan Teknik Elektro,
Kampus Terpadu VII, Jl. Kaliurang KM 14, Yogyakarta
Abstrak
RANCANG BANGUN ALAT UKUR FREKUENSI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89C51. Telah dibuat alat ukur frekuensi digital berorde tinggi berbasis mikrokontroler AT 89C51.
Pembuatan dilakukan untuk pengembangan sistem pengukuran frekuensi dari sistem analog ke sistem digital
yang banyak mempunyai keuntungan dan kelebihan. Alat ukur frekuensi digital yang dibuat ini
menggunakan pengendali mikrokontroler dengan sistem flip-jlop sebagai pembagi frekuensi karena
keterbatasan atau kemampuan mikrokontroler yang hanya bisa menerima input maksimum sebesar 2 MHz.
Alat ukur ini menggunakan penampil LCD karena tidak hanya untuk menampilkan angka tetapi juga bisa
menampilkan huru! Pembagi pada sistem ini menggunakan IC 74HC393 yang dihubungkan ke multiplekser
IC4512. Alat ukur frekuensi yang telah dibuat dapat mengukur sampai frekuensi 40 MHz. Dari uji fungsi
diketahui bahwa peralatan dapat bekerja dengan baik, sedangkan dari uji pengukuran yang dilakukan
sampai pada frekuensi input 2 MHz diketahui bahwa peralatan mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi
dengan penyimpangan lebih kecil dari 1 (satu) %.
Kata kunci : alat ukur digital, mikrokontroler

Abstract
DESIGN OF DIGITAL FREQUENCY METER BASED TO MICRO CONTROLLER AT89C51. Design
of digital frequency meter based to microcontroller has been carried out. The purpose of design is to develop
of the analog meter system to the digital meter system which have many and more advantages. The digital
frequency meter which has been made use microcontroller as main controller and flip-jlop circuit as
frequency counter or devider because the microcontroller just can measure frequency of 2 MHz. To show the
result of measurement is used LCD (Liquid Crystal Display). For the frequency devider is used IC 74HC393
which is connected to the multiplexer IC4512. The meter can be used to measure frequency up to 40 MHz.
From the function test which has been carried out it is known that frequency meter have good performance
and have high accuracy where its error is less than 1 (one) %.
Key word: digital meter, microcontroller

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin
maju membuat manusia untuk selalu berusaha
mengembangkan dan memanfaatkan teknologi
tersebut untuk kemudahan dalam berbagai hal.
Salah satu contoh adalah perubahan alat ukur

Suyamto dkk

327

dari sistem analog menjadi sistem digital. Alat


ukur digital mempunyai banyak kelebihan
dibanding dengan alat ukur analog. Di
antaranya adalah mempunyai keakuratan dan
ketelitian yang lebih tinggi, mempunyai
kebolehjadian kesalahan dalam pembacaan
yang kecil, lebih cepat dalam pembacaannya

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176

dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut di


atas maka perlu dibuat alat ukur frekuensi
digital yang mempunyai jangkau pengukuran
yang lebar sehingga dapat dipakai dalam
berbagai keperluan. Misalnya dalam bidang
pengaturan
kecepatan
motor
induksi,
pemonitoran vibrasi atau getaran suatu mesin
untuk mengetahui unjuk kerjanya, pengukuran
rrekuensi suatu catu daya dan lain-lain.
Alat ukur rrekuensi yang dibuat adalah
berorde tinggi, terutama dimaksudkan untuk
mengukur rrekuensi suatu catu daya. Dalam
pembuatan dilakukan dengan memanfaatkan
mikrokontroler AT89C51 sebagai pengendali
utama
karena
mempunyai
beberapa
keunggulan, sedangkan untuk pembacaannya
ditampilkan dalam LCD dengan sistem
pembagi. Komponen lain yang dipakai adalah
limiter, counter dan multiplekser.
DASAR TEORI
Limiter

G4

pencacah atau counter yang dapat dipakai


sebagai operasi pembagian misalnya pembagian
rrekuensi adalah rangkaian flip-flop tipe T.
Flip-flop tipe T mempunyai satu masukan T
(toggle) yang akan menyebabkan berubahnya
keadaan keluaran pada setiap pulsa masukan.
Flip-flop
tipe T dapat dibuat dengan
mengumpan balik Q ke R dan ke S. Dengan
mengganggap bahwa flip-flop diset dengan Q =
1 dan Q = 0, maka S= 0 dan R= 1, karena
umpan balik tersebut. Dengan masukan T pada
0, kedua masukan pada G3 adalah 0, dan
menghasilkan logika 1 pada keluaran. G4
mempunyai sebuah masukan pada logika 0 dan
yang lain pada logika 1, dan menghasilkan
logika 1 pada keluaran. Pada saat masukan
diubah menjadi logika 1. Proses yang sarna
akan tetjadi pada saat pulsa berikutnya datang
pada masukan. Keluaran akan berubah-ubah
(toggle) di antara logika 1 dan 0 sesuai dengan
pulsa masukan, lihat Gambar 1 .
G3

III

diukur..J

Sinyal
input yang
akan
rrekuensinya dengan tegangan puncak tertentu
yang terlalu besar perlu dibatasi dan dapat
dilakukan dengan manggunakan dioda zener.
Jika pada dioda biasa baru akan tetjadi
breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
zener dapat terjadi pada tegangan puluhan dan
bahkan satuan volt. Dioda zener kadang-kadang
disebut juga sebagai dioda pengatur tegangan
karena dapat mempertahankan
tegangan
keluaran yang tetap meskipun arus yang
melaluinya berubah. Untuk operasi yang biasa,
diberi
prategangan-balik
dan
untuk
menghasilkan keadaan dadal, tegangan sumber
Vs harus lebih besar dan tegangan dadal zener
Vz. Jadi dioda zener dalam hal ini dapat dipakai
sebagai rangkaian limiter atau pembatas yang
berfungsi untuk membatasi tegangan sinyal
input yang terlalu besar.
Counter

merupakan rangkaian logic


Flip-flop
sederhana yang memiliki arti penting dalam
rangkaian digital karena dapat dipakai untuk
menyimpan data, mengingat informasi dan
menghitung. Ditinjau dan cara kerja dan
manfaatnya ada berbagai macam yaitu flip-flop
R-S, flip-flop tipe D, flip-flop J-K dan flip-flop
tipe T. Contoh aplikasi flip-flop sebagai

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

G2
,.-..,.
61

~1

tl

Gambar 1. Flip-flop Tipe T dan Simbolnya


Multiplekser

Multiplekser
adalah
suatu piranti
elektronis yang berfungsi seperti saklar putar
yang
sangat cepat. Piranti
ini akan
menghubungkan beberapa kanal masukan, satu
per satu ke sebuah jalur keluaran. Dengan
demikian, kanal masukan harns membagi
sebuah jalur komunikasi tunggal dengan setiap
kanal untuk selang waktu tertentu. Kanal
masukan dapat dipilih sesuai dengan urutan
yang telah ditentukan sebelumnya atau dengan
menerapkan pemilihan alamat kanal. Jalur
alamat AO, A, dan A2 membentuk kanal 3-bit
yang mampu memilih salah satu dan delapan
kanal masukan. Gambar rangkaian multiplekser
ditunjukkan pada Gambar 2.

328

Suyamto dkk

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176
AO

AI

A2

LCD seperti yang ditunjukkan pada diagram


blok Gambar 3.

K~na! 1
K~na! 2.
Kana! 3
K~nal 4

f---I-+

Kanal5

Output

K'lIIa! Ii

Kanil! 7

Gambar 3. Diagram Blok Frekuensi Meter

Kanill R

Limiter berfungsi untuk membatasi dan


memotong tegangan sinyal input yang terlalu
besar yang masuk ke rangkaian dalam hal ini
digunakan dioda zener 5,1 V karena tegangan
input yang akan diukur tidak boleh lebih dari
5V. Rangkaian limiter ditunjukkan pada
Gambar 4. Komponen IC74HC14 berfungsi
sebagai pengubah atau mempertahankan sinyal
masuk agar selalu berbentuk kotak.

Gambar 2. Rangkaian Multiplekser


Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan komponen


hasil pengembangan teknologi semikonduktor
yang mengandung banyak transistor yang sudah
terbentuk dalam rangkaian terintegrasi dan
banyak dipakai untuk aplikasi pengendalian.
Untuk mendukung fungsi pengendaliannya,
mikrokontroler mempunyai CPU, ROM, RAM,
unit pewaktu/pencacah dan Unit I/O
Mikrokontroler
AT89C51
merupakan
pengendali yang tepat untuk alat ukur seperti
alat ukur frekuensi, karena selain bentuknya
yang kecil juga mempunyai memori yang
cukup besar. Selain itu mikrokontroler
AT89C51 juga kompatibel dengan semua
produk MCS-51 dan mempunyai kapasitas
memori internal 4kB (EEROM).

vcc

INJ'UT1 R1 100

13

CON BNC

D1
5V

Pewaktu

Mikrokontroler AT89C51 mempunyai


dua buah pewaktu 16 bit, masing-masing timer
o dan timer 1. Kedua pewaktu ini dapat
difungsikan sebagai pewaktu dan sebagai
pencacah.
Konfigurasi kedua pewaktu ini
digunakan register kendali TMOD dan TCON.
Register kendali TCON merupakan register
yang dapat diakses per bit yang digunakan
untuk mengaktifkan dan mematikan pewaktu.
RANCANGBANGUNGPERALATAN
Rancang bangun alat ukur frekuensi yang
dibuat dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok
yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat Keras

Perangkat keras terbagi dalam 4 (empat)


bagian fungsional yaitu Limiter, Counter dan
multiplekser, mikrokontroler dan penampil

Suyamto dkk

Gambar 4. Rangkaian Limiter

Gelombang input dengan frekuensi


tertentu yang akan diukur setelah keluar dari
limiter
dimasukan ke counter. (berupa IC
74HC393).
Output
counter
merupakan
frekuensi asal dan yang telah dibagi 1, 2, 4, 8,
16, 32, 64 dan 128. Tujuan dari pembagian
tersebut yaitu untuk mengukur frekuensi yang
berorde tinggi yang melebihi kemampuan
pencacah
mikrokontroler.
Kemampuan
mencacah mikrokontroler AT89C51 dengan
kristal 12 MHz adalah 2MHz, sehingga untuk
mengukur frekuensi di atas 2 MHz dilakukan
dengan cara membaginya terlebih dulu. Misal
gelombang yang akan diukur mempunyai
frekuensi 40 MHz, maka harus dibagi 32
menjadi 1,25 MHz sehingga masuk dalam
kemampuan pencacahan mikrokontroler.

329

Seko/ah Tinggi Tekn%gi Nuklir -BATAN

SEMINAR

NASIONAL

II

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA,
21-22 DESEMBER2006
ISSN 1978-0176

Setelah keluar dari counter


kemudian
20A
10D
109
:14
w
dimasukkan ke multiplekser yang berfungsi
!5
untuk memilih hasil pembagian frekuensi oleh
counter. Input-O untuk pembagian-l, input-l
untuk pembagian-2 dst hingga input-7 untuk
pembagian-128. Input yang dipilih ditentukan
dari alamat a,b,c dari mikrokontroler yang
dipilih melalui tombol-tombol pada switch.
Misal, jika alamat bemilai 010 biner atau 2,
maka input multiplekser yang dipilih yaitu
input-2 atau frekuensi yang diukur dibagi-4.
Sete1ah frekuensi diukur oleh pencacah
mikrokontroler maka frekuensi tersebut akan
dikalikan kembali sesuai dengan pembagian
oleh counter
sehingga didapat frekuensi
asalnya, kemudian ditampilkan pada LCD.
Pemilihan yang tepat untuk rangkaian
pembagi dengan range 40 MHz adalah
menggunakan IC 74HC393 yang terdiri dari 2
pencacah biner masing-masing 4-bit. Sehingga
masing-masing pencacah dapat membagi-16.
Jika output QD pencacah pertama diinputkan ke
clock A pencacah kedua maka akan didapatkan
pencacah 8-bit dan dapat membagi 256.
Multiplekser pada rangkaian ini digunakan IC
MCI4512BCP. Rangakaian dari pencacah
counter dan multiplekser ditunjukkan pada
Gambar 5.

o:s

'w" 56311
209 ~ CP2
4
10A

I 10C
13

\lCC

~gg ~
74H C393

Gambar 5. Rangkaian

Counter dan Multiplekser

Mikrokontroler yang dipakai sebagai


perangkat pengendali utama dalam perancangan
ini adalah tipe AT89C51. Mikrokontroler
tersebut membutuhkan clock sebesar 12 MHz
dan memiliki 4 buah port yang dapat
difungsikan
sebagai port-port
altematif,
sehingga perangkat-perangkat
yang akan
dikendalikan dapat langsung dihubungkan
dengan port-port tersebut. Pada ke 4 port
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Port 3 sebagai input dan port 2 sebagai output
dipakai untuk menjalankan LCD. Port 3.1/TXD
difungsikan sebagai HOLD sedangkan port
3.2/INTO difungsikan sebagai start. Rangkaian
mikrokontroler AT89C51 ditunjukkan pada
Gambar 6.
VCC

C2 24
C3 P2.7/A15
P2.4/A12
P3.6/y:;[J3
P2.5/A13
P2.6/A14
P2.3/A11
U12B
21
27
26
23
22
25
Q
P3.0/RXD
P2.2/A10
P2.1/A9
P2.0/AB
P3.4/TC>
EAlVPP
P3.5/I1-10 P3.7/RD
16
17
~ 13 P3.~~
14
15
ATB9C51
1B
XTAL2
P3.3/INT1
12MHz
31
Gambar 6. Rangkaian Mikrokontroler
A T89C51 19- XTAL1
~RST
P3. 2/ l..I:>I..IQ.
12

33p J33P

D~Tl
J

Lg

IVCC

C1
10u

R2
4k7

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

330

Suyamto dkk

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKART A, 21-22 DESEMBER
ISSN 1978-0176

2006

Komponen LCD yang dipakai sebagai


penampil (display) terbuat dari bahan eairan
kristal yang pengoperasiannya menggunakan
sistem dot matriks. LCD yang digunakan pada
alat ini adalah Type = STN, Reflective, Positive,
Yellow Green, dengan tampilan 16 x 2 baris
dengan konsumsi daya yang rendah dan
tegangan 5 V. Modul ini dilengkapi dengan
LCD mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi
yang berfungsi sebagai pengendali, mempunyai

16 kaki sebagai jalur data dan pengendali dari


mikrokontroller. Pada rangkaian terdapat V-R
sebesar lOKn yang berfungsi sebagai pengatur
kontras agar tampilan pada layar LCD dapat
terlihat jelas. Untuk mempertahankan atau
membatasi tegangan yang berlebihan pada kaki
15 dipasang sebuah dioda. Rangkaian LCD
ditunjukkan pada Gambar 7.

J2
6

5
4

3
2
1
CON6

D2
IN4001

Gambar 7. Rangkaian

regulasi yang di gunakan seri 78XX sebagai


regulator tegangan tetap positif. Komponen ini
sudah dilengkapi dengan pembatas arus
(current limiter) dan pembatas suhu (thermal
shutdown). Komponen tersebut mempunyai tiga
pin dan dengan menambah beberapa komponen
sudah dapat dipakai sebagai rangkaian eatu
daya yang terregulasi dengan baik. Rangkaian
eatu daya ditunjukkan pada Gambar 8.

Selain peralatan-peralatan utama seperti


yang telah dijelaskan tersebut, diperlukan eatu
daya sebagai penyedia sumber tegangan yang
konstan untuk mengoperasikan seluruh sistem,
karena tanpa eatu daya alat ini tidak dapat
bekerja. Untuk itu dibuat rangkaian eatu daya
menggunakan
regulator
tegangan
yang
berbentuk IC (integrated
circuit)
untuk
tegangan referensi, komparator dan pelindung
tegangan lebih (overload protection).
Jenis

-.

Suyamto dkk

I~I~I

.- .- .03

IN4001

R3 470
LE01
J;ou
~on

='IN

=T

VCC
U5OUT 3iOn
iOn

iOn
Gambar
8. ~Rangkaian

LCD

PWR

Catu Daya

331

Seko/ah Tinggi Tekn%gi Nuklir -BATAN

SEMINAR

NASIONAL

II

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176

Berhubung
semua
rangkaian
menggunakan tegangan 5V maka eatu daya
pada rangkaian ini dapat diganti dengan baterai
9V yang di hubungkan dengan IC regulator
LM7805 yang berfungsi menurunkan tegangan
menjadi 5V.

Dengan
mengintegrasikan
seluruh
perangkat keras tersebut maka rangkaian
lengkap dan alat ukur frekuensi digital adalah
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.

vcc
TRlfof'OT10k

vcc

.,rr
\:~tD~
"

vcc

18
19

C> vcc
R2 14 AT89CS1
P2.OIAB
P3.31INT1
13
P2.S/At3
25
P3.4I1U
21
P2.1/M
P2.21A10
22
P2.31A11
23
P3.2I1WQ
910 RST
P3.OIRJOJ
31 EAivPP
17 ~.~
P35I.IL

XTAll
XTAL124M-1z

"

>

P2.41A12
P2.61A14
P2.7/A15

ii

24
26
~~

"z

02
IN4001
U1

P3=

ffi

01
sv

~5

""

~P21

13

C>

Gambar 9. Rangkaian

Lengkap Alat Ukur Frekunsi Digital

Perangkat Lunak

Peraneangan perangkat lunak meliputi


pembuatan diagram alir dan inisialisasi
program. Bahasa pemrograman yang biasa
digunakan untuk mikrokontroler keluarga
MCS-51 antara lain adalah Basic, Pascal, dan
C. Bahasa C paling banyak dikembangkan

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -SATAN

332

semisal Keil compailer dan Small Device C


Compailer (SDCC). Pemrograman
yang
digunakan dalam rangkaian ini menggunakan
bahasa C menggunakan SDC, diagram
inisialisasi program ditunjukkan pada diagram
alir Gambar 10.

Suyamto dkk

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176

INISIALISASI TIMER
TIMER 0 SBG COUNTER

16

RESET NILAI TIMER 0


TRO=O THO=O TLO=O

JALANKAN

TIMER 0 , TRO=O

TUNDA SELAMA 0,5 DETIK

STOP TIMER 0, TRO=O

lllTUNG NILAI TIMER


NILAI TIMER

lllTUNG NILAI FREKUENSI*

TAMPILKAN FREKUENSI

DI

*f=--x
timer 2
0,5s

mux

Gambar 10. Diagram Alir Program Mikrokontroler AT89C51


Dan diagram alir program diketahui
bahwa pencacahan dilakukan secara berulang
setiap selang waktu 0,5 detik. Apabila frekuensi
yang akan diukur lebih besar dan 2 MHz, maka
lebih dulu dilakukan pembagian dengan
bilangan pembagi yang sesuai sehingga dapat
masuk ke dalam pencacahan mikro kontroler.

Suyamto dick

333

Hasil dan pengukuran kemudian ditampilkan


dalam LCD.
PENGUJIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan untuk menguji
hasil perancangan dan implementasi alat agar
dapat diketahui sejauh mana alat dapat bekerja.
Pengamatan dan pengujian dilakukan terhadap

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176

titik titik penting dari rangkaian misalnya pada


rangkaian limiter dan output IC 74HC14,
rangkaian counter dan rangkaian multiplekser,
sedangkan
untuk
mengetahui
berfungsi
tidaknya
dengan baik juga
dilakukan
pengamatan
terhadap
seluruh
sistem.
Pengamatan
ini
dilakukan
dengan
Hz
C393
mengoperasikan semua sistem
dengan
di beri
3
10
1196
54
input pada limiter dan dilakukan pengamatan
pada LCD.
Hasil pengujian dari bagian-bagian
penting ditunjukkan pada Tabe1 1. sampai
dengan Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Frekuensi Output


Counter Dengan Input 50 Hz, 100 Hz, 1 kHz, 100
kHZ dan 2 MHz.

IC74H

kHz
26
3.127
Hz
kHz
11.250.090
156.300
6.250
100
1.566
312.600
625.060
25.100
12.496
50.232
522
128
266
10.000.456
2.500.110
5.000.130
35,6
0,60
77,6
0,9
18,6
1,5
1,1
3,9
1,8
14,6
51,2
3,7
8,84
6,2
15,4
7,6
781,8
27,9
2MHz
50

Input-Output
(Hz)

Rangkaian Limiter.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur
output IC74HC14 (kaki 12) dengan sinyal input

di kaki 13 pada Gambar 4.


Tabel 1. Hasil Pengukuran Frekuensi Output limiter
Pada IC74HCI4.
Input (Hz)

Output (Hz)

50

50

100

101

103

103

105

105

106

106

Tabel3. Hasil Pengukuran Frekuensi Output


Multiplekser
Input (Hz)

105

Output (kHz)

o
o
0
o

o
o
1
1

0
1
0
1

100
200
400
800

Rangkaian Counter
Tabel 4. Perbandingan Input dan Output Frekuansi
Yang Diukur Serta Besamya Penyimpangan Yang
TeIjadi

Diukur output pada kaki 3;4;5;6;9;10 dan


11 dari keluaran IC74HC393 dengan input di
kaki 1 pada Gambar 5.
Rangkaian Multiplekser
Diukur output multiplekser pada kaki 14
dengan masukan alamat yang berbeda, pada
Gambar 5.
Hasil pengujian untuk kese1uruhan sistem
dari Gambar 9 ditunjukkan pada Tabel 4. Dari
tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa hasil
pengukuran frekuensi output bila dibandingkan
dengan frekuensi input yang berasal dai
generator fungsi mempunyai penyimpangan
yang
sangat
kecil
sehingga
peralatan
mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi.

Frekuensi

Frekuensi

input (kHz)

output (kHz)

(kHz)

(%)

200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000

200
400
600
800,4
1.000,5
1.200,5
1.400,6
1.600,6
1.800,7
2.000,9

o
o
o

0
0
0

0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,9

0,050
0,050
0,042
0,042
0,037
0,039
0,045

Penyimpangan

KESIMPULAN
Dari proses perancangan, implementasi,
analisis kinerja sistem elektronis dan pengujian
sistem dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

334

Suyamto dkk

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ISSN 1978-0176

1. Dari hasil pengujian dapat dikatakan


bahwa frekuensi meter dapat berfungsi
dengan baik
2. Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan
pada
Tabel
4
diketahui
bahwa
penyimpangan yang teIjadi sangat kecil
yaitu kurang dari 1 % untuk tiap
pengukuran, sehingga dapat dikatakan
bahwa alat yang dibuat mempunyai tingkat
keakuratan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. AGFIANTO
EP, Belajar
Mikrokontroler
AT89C51/52/55, Gava Media, Jogjakarta.
2. IBRAHIM KF, Teknik Digital, Andi offset
Jogjakarta.
3. S. WASITO, Data Sheet Book, PT Elekmedia
Komputindo Gramedia, Jakarta.
4. TOTOK BUDIOKO, Belajar dengan mudah dan
cepat pemograman Bahasa C dengan
SDCC Pada Mikrokontroler, Gava Media,
Jogjakarta.

2.

Sudah, alat dapat mengukur frekuensi


dengan error yang keci!.
3. Multiflekser adalah komponen pemilih dari
n buah saluran sehingga dengan mengatur
bit kendali pada multiplekser, maka
keluaran dapat dipilih dari n buah saluran
masukan. Pada penelitian ini berfungsi
sebagai alat pembagi frekuensi.
4. Sebagai Counter
5. Sebenarnya CPz pada Counter bukan
merupakan pin keluaran tapi merupakan
pin untuk menguji ada overflow pada
counter 4 bit pertama sehingga counter
menjadi pemcacah 8 bit.
6. Fungsi switch adalah untuk up-down
pembagi frekuensi dan untuk start-hold
pada perhitungan.
LAMPIRAN
Program yang digunakan pada pemograman
mikorokontroler menggunakan bahasa C
dengan SDCC.
#include<at89x51.h>
#define RS LCD
#define E LCD
#define
DO LCD
#define
D1 LCD
#define
D2 LCD
#define
D3 LCD
#include<lcd.h>
#define
HOLD
#define
START

5. www.clcktronikalab.com. 23 April 2006


6. 'INww.clcktronikaindoncsia.com, 23 April 2006
7. www.digi-warc.com. 23 April 2006

TANYAJAWAB
Pertanyaan

1. Apakah Mikrokontroler hanya mampu


mencacah frekuensi maksimum 2 MHz?
2. Apakah alat ini sudah dibandingkan dengan
alat standart ? apa kelebihannya ?
(Muhtadan)
3. Bagaimana prinsip kerja Multiplexer dan
dalam penelitian ini difungsikan untuk apa ?
(Subari)
4. Apa Fungsi Timer? (Sukarman)
5. Mengapa pin No 5 IC Multiflex diambil dari
keluaran CPz IC sebelumnya ?
6. Apa fungsi Switch?

unsigned
unsigned
//chanel-O
unsigned
unsigned
void mux

P2 3
P2 2
P3 1

p3 3

n=O;
char

mux=O;

char time_base=l;
long frek=O;
scl(unsigned
char

addr)

P3_5 = addr/1 interrupt


& 1;
P3
void
intaddr/4
timerO()
&
P3_67 =
=
addr/2
& 1;
1;

335

void

main ()

unsigned

Ya, sebab walaupun masukan clock pada


mikro adalah 12 MHz, tetapi timer pada
mikro tidak memiliki clock yang sarna
karena sebelum masuk ke timer terdapat
rangkaian pembagi.

Suyamto dkk

7
6
5
4

TFO=O;TRO=l;
n++;

Jawaban

1.

char

P2
P2
P2
P2

char

pengali_mux[]={1,2,4,8,16,32,64,128);
unsigned
long nilai_timer;
TMOD = Ox15;
init _led ();
puts lcd(OxOO,"*

AFIFF

'01'

*") ;

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN

SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006
ISSN 1978-0176

Elektro

puts_lcd(Ox40,"Tek.
UII");

30
26
39
35
36
28
13
38
40
764220
PLO
34
24
37
32
21
19
10
29
12
~
V
tAfVPP
CC
938
31
33
16
11
ALE/]5li~
51
25
23
18(A11)
14
11
1'2,7
1'0.0
1'0.7
POA
1'2.0
27
{ADO)
(AD?)
(A15)
(AD4)
tAB)
P2.3
P2.5
Pl,4
22
(A
(A
(Ai
. 15
13)
12)
1'2.1
0)
1'2.2
P2.6
tA14}
PO,1
PO.2
PO,
PO.S
{I
(AD1)
(AD2)
(AD3)
(ADa)
(ADS)
PO.3

while (START) ;

(A9)

XTAL2
PI.4

1'1,7
1'1,3
1'1,5
P1,1
RST
P1,2
P1.6
(WR)
1'3.6
(TO)
1'3,4
P
3.71 GND
(RD')
puts_lcd(OxOO,"Frekuensi
(lNT1)
(RXD)
P:U)
P3.3
P3.5
(T1) XTAL
(rXD)
P3.1
(INTO)
P3,.2
IJ)

puts

lcd(Ox40,"

Hz");
delay(500);
EA=I;
while (1)
(

n=O;
mux_scl

(mux) ;

TRO=O;THO=O;TLO=O;TRO=I;ETO=I;
tunda500ms(time_base);
TRO=O;ETO=O;
nilai_timer=(THO*256)+TLO;
nilai_timer+=(n*65536);
frek=nilai
timer;
if(time_base==I)frek=frek*2;
frek*=pengali_mux[mux];
puti_lcd(Ox42,frek);
pos lcd(Ox40);putc_lcd('

')

pos

Gambar . Konfigurasi PIN AT89C51

lcd(Ox41);putc_lcd(mux+'O');
time_base=l;
if(nilai
timer<OxBOOO)
(

if(mux!=O)
(
pos

lcd(Ox40);putc

lcd(Ox7f);
mux--;

)
if (nilai_timer<=2000)

(
time_base=2;
pos

lcd(Ox40);putc_lcd(Oxef);

)
}
else
&&

pos

if(nilai

timer>Oxffff

mux!=7)

lcd(Ox40);putc_lcd(Ox7e);
mux++;
if (! HOLD)

pos_lcd(Ox40);putc_lcd('H');
while (!HOLD) ;
while(HOLD);while(!HOLD);
}

Daftar Isi
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -SATAN

336

Suyamto dkk

Anda mungkin juga menyukai