Skripsi: Oleh
Skripsi: Oleh
Oleh:
Umar Said
(04130018)
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWNYAR
BANGKALAN
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Umar Said (04130018)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Januari 2008
Dengan nilai B
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
Memperoleh gelar strata satu sarjana pendidikan (S.Pd)
Pada tanggal: 17 Januari 2008
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. M. Zainuddin, M. A
NIP. 150 275 502
Drs.H.M.HadiMasruri,Lc.,M.A
NIP.150331145
Penguji Utama
DosenPembimbing
Dr.M.Zainuddin,M.A
NIP150275502
Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI
DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI
Oleh:
UMAR SAID
NIM: 04130018
Mengetahui.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Assalamualaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan. Baik dari segi bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
Judul Skripsi
: Umar Said
: 04130018
: Pendidikan IPS
: PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM
MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1
KWANYAR BANGKALAN
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
di ajukan untuk di ujikan.
Demikian, mohon di maklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing
Dr. M. Zainuddin, M. A
NIP 150 275 502
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Umar Said
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
......
Artinya: Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang di beri ilmu pengetahuan, beberapa derajat. AL MUJAADILAH 11
KATA PENGANTAR
Seiring dengan bergantinya waktu. Siang berganti malam, malam berganti
pagi. Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha kuasa., yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
penyusunan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan
Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMAN 1 KWanyar.
Tidak lupa shalawat serta salam terlimpahkan pada Nabi Muhammad
SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia
dari zaman jahiliah ke masa yang serba moderen.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan IPS di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Malang. Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui Penegaruh
Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Apa yang disajikan dalam skripsi ini merupakan
ramuan dari pengetahuan dasar secara teoritis, pandangan para pakar, pengalaman
orang lain, pengamatan dan analisis yang penulis lakukan, yang kesemuanya
dicoba diramu dalam bahasa yang mudah difahami dan menghasilkan kesimpulan
yang bermanfaat.
Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar
kecuali berkat arahan dan bimbingan serta dukungan dari banyak pihak. Untuk itu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Orang tua, dan saudara-saudaraku yang telah banyak mendukung, baik
semangat dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya di
Universitas Islam Negeri Malang.
2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku dosen pembimbing yang telah
memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan
penyelesaian skripsi ini.
Umar Said
04130018
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN.
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ..
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR.
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
ABSTRAK...
xi
BAB I : PENDAHULUAN ..
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan Penelitian.
D. Kegunaan Penelitian...
E. Hipotesa Penelitian..
10
F. Definisi Operasional.
10
G. Sistematika Pembahasan..
11
13
A. Penelitian Terdahulu
13
B. Pembahasan Kurikulum...
16
1. Pengertian kurikulum.
16
2. Landasan Kurikulum.
18
3. Fungsi kurikulum
19
21
5. Pengertian KTSP..
22
6. Tujuan KTSP
25
7. Prinsip-prinsip KTSP
26
30
30
31
33
35
38
38
39
a. Faktor Interen.
39
b. Faktor Eksteren...
42
44
A. Lokasi Penelitian
44
B. Jenis Penelitian
45
45
D. Pengumpulan Data..
46
46
2. Metode Observasi
47
3. Metode Interview
48
4. Metode Dokumentasi..
48
E. Analisi Data 49
1. Uji Validitas.
50
2. Uji Reabilitas 53
BAB IV : PAPARAN HASIL PENELITIAN.
57
57
57
60
70
78
85
DAFTAR PUSTAKA. 91
LAMPIRAN 93
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
DAFTAR TABEL
Perbedaan KBK Dengan KTSP
Perbedaan KBK Dengan KTSP
Skor Pertanyaan
Variabel X
Variabel Y.
Uji Reabeliatas Instrumen Penelitian
Program IPS..
Ekstrakurikuler..
Jumlah Jam Perminggu.
Kriteria KKM....
KKM Program IPS....
Profil Tamatan...
Keadaan Siswa..
Sarana dan Prasarana.
Buku Bacaan Di Perpus
Distribusi Penerapan KTSP..
Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP....
Distribusi Prestasi Belajar.
Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar..
Model Summary Analisis
Hasil Analisis Linier Sederhana..
Corelation.
Hasil uji f Anova..
35
36
47
51
52
55
61
42
63
64
65
65
66
66
67
70
71
72
73
74
74
76
76
ABSTRAK
Said, Umar 2009. Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di
SMAN 1 Kwanyar Bangkalan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (Program Studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Tarbiyah. Universitas
Islam Negeri Malang. Pembimbing: Dr. M. Zainuddin, M.A.
Kata Kunci: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prestasi Belajar siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan
persoalan yang pelik, namun tidak semuanya yang merasakan bahwa pendidikan
merupakan tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju,
membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu
mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci kesuksesan, dan tanpa kunci itu
usaha mereka akan gagal.
Jika kita terus akan melangkah dengan cara mengemas pendidikan,
pembelajaran dan belajar seperti sekarang ini, kita akan dijumpai dengan peserta
didik yang lebih cendrung bertindak kekerasan, pemaksaan kehendak, dan
pemerkosaan nilai-nilai kemanusian. Bangsa Indonesia sekarang lagi menghadapi
masalah yang telah disebutkan diatas, yang lakukan oleh para siswa Sekolah
Menengah Atas maupun siswa Madrasah Aliyah, dan tidak lupa, bisa jadi ditiru
oleh siswa SLTP/ MTs, karena ingin melampiaskan apa yang ia dengar, dilihat
dari berbagai topik. Seharusnya siswa yang terpelajar harus benar-benar
mengeyam bangku pendidikan malah duduk dijeruji besi. Masalah tersebut
tumbuh dari keadaan yang biasa, seperti masalah politik, hukum, sosial, ekonomi,
moral, kepercayaan, dan lain-lain. Masih banyak usaha yang dilakukan untuk
menata dan menstruktur kembali pola kehidupan masyarakat, namun hasil yang
didapat belum seperti yang didapat belum seperti yang diharapkan.
telah
berhasil
membelajarkan
anak-anak
untuk
mengabaikan
keragaman/perbedaan.
Perkembangan zaman di era globalisasi saat ini di semua aspek juga
berkembang dengan cepat. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, yang harus
terus berpacu agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan
yang akan datang. Berbagai usaha banyak dilakukan mulai dari pemenuhan
kebutuhan fisik seperti sarana dan prasarana sampai dengan kebutuhan yang
bersifat konseptual operasional, mulai dari kurikulum sampai dengan guru dan
siswa selaku pelaku pendidikan.
Perkembangan
dan
perubahan
yang
terjadi
dalam
kehidupan
dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh
(Iokal, nasional, regional, dan internasional).
KTSP memiliki kelibihan yang telah dirancang oleh DIKNAS agar
kurikulum tersebut (KTSP) dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lembaga
pendidikan, seperti lembaga pendidikan yang ada di pedesaan dan di pesisir.
Bahwa KTSP dirancang oleh satuan pendidikan atau guru bidang studi agar mata
pelajaran tersebut sesuai dengan standar pemikiran siswa. Kelebihan kurikulum
KTSP yaitu :
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan
kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh
Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai
potensi keunggulan lokal. Dengan adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama
dengan sekolah di daerah pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman
kurikulum ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di
daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di
daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum
tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan kompetensi
yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas
yang ada di daerahnya. Sebagai implikasi dari penyeragaman ini akibatnya para
lulusan tidak memiliki daya kompetitif di dunia kerja dan berimplikasi pula
terhadap meningkatnya angka pengangguran. Untuk itulah kehadiran KTSP
untuk
semakin
meningkatkan
penyelenggaraan program-program
kreativitasnya
dalam
pendidikan
di
kelas,
tetapi
guru
dan
sekolah
diberi
keleluasaan
untuk
memberatkan
siswa
pun
akan
dikurangi.
Meskipun
terdapat
pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada
pengembangan kompetensi siswa.
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui apakah dengan memakai kurkulum KTSP dapat
memperbaiki prestasi siswa?
2. Untuk
mengetahui
apakah
faktor
lingkungan
sekolah
dapat
bahwa
dengan
perubahan
kurikulum
apakah
dapat
4. Bagi siswa
Sebagai bahan atau wahana informasi dalam mengkaji hal-hal yang
berkaitan dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri.
5. Bagi guru
Sebagai bahan acuan bagi para dewan guru dalam menumbuhkan
kreatifitas dan profesionalisme dalam proses belajar mengajar.
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian dengan judul : Pengaruh Penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Yakni sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Penerapan kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Penerapan kurikulum KTSP tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
E. Definisi Operasional
1. Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta
didik, didlam kelas dihalam sekolah. Dengan kata lain kurikulum ia
sebuah perangkat mata pelajaran yang harus ditempu oleh siswa selama ia
ada di sekolahan.
Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
Syaiful Bahri Djamara, prestasi dan kompetensi Guru (Usaha Nasional, Surabaya, 1994, hal 24).
Bab IV:
Kelas XII.
Bab V:
Bab VI:
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka/teori banyak yang mengemukakan beberapa analisis
teori-toeri yang ada hubungannya dengan pokok bahasan permasalahan yang akan
dijadikan dasar dan pedoman untuk mengetahui jawaban dari sebuah
permasalahan tersebut. Adapun titik berat pada penelitian ini adalah teori tentang
Kurikulum KTSP kalau dilihat dari perspektif teori ilmu pendidikan. Akan tetapi
sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan digunakan mengenai penelitian
yang terdahulu.
Dalam penelitiannya Jehsani Ropeeah, judul skripsinya Pengembangan
Kurikulum pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Lamyang Whitthaya Munaliyhi
Propensi Thailand Selatan 2 . Hasil penelitiannya pelaksanaan Kurikulum
pendidikan agama islam di sekolah menengah Lamyang Whitthaya Munalithi,
mempunyai tips tersendiri dalam menerapkan kurikulumnya. Adapun tips tersebut
antara lain: menggunakan sistem terpadu dalam kurikulumnya sehingga terdapat
korelasi antara mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Penelitian ini
menggunakan data kualitatif (deskriptif) penggambaran.
Sedangkan dalam penelitiannya Nurul Wakhidah Milati, skripsinya
berjudul
Implementasi
Cooperative
Learning
Metode
Jigsaw
Dalam
13
Nurul Wakhidah Milati. Implementasi Cooperative learning dan Jigsaw Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi.
4
Fifi Zuhriyah. Belajar Dan Kompetensi Guru IPS terhadap Prestasi Belajar IPS. (Malang 2006).
Hal: Skripsi
5
Nely Rohmawati. Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Pendidikan
Agama Islam. (Malang 2006). Hal: Skripsi
Taufik Efendi. Strategi Guru Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Di SMPN
1 Sanan Kulon Blitar. (Malang 2005). Hal: Skripsi
7
Muhammad Robitho. Implementasi Kurikulum Terhadap Keberhasilan Guru Pendidikan Agama
Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi
8
Muliya Mubarok. Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
Pendidikan.(Malang 2008). Hal: Skripsi
Kalijogo Karang Besuki Sukun Malang adalah kurangnya alokasi waktu, jumlah
siswa dalam satu kelas terlalu banyak, dan kurangnya sarana prasarana
pendidikan. Strategi yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
diantaranya adalah pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran
diorganisasikan oleh madrasah.
B. Pembahasan Kurikulum
1.
Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa
curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum
diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk
mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum
tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh
siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering
dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa 9 .
Kalau menurut Websters New National Dictionary: bahwa yang
dinamakan dengan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus
ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dicapai oleh peserta didik
(siswa) untuk mendapatkan sebuah ijazah.
Sedangkan menurut konsep pendidikan modern bahwa yang dinamakan
dengan kurikulum adalah segala pengalaman yang dihayati anak (peserta didik)
atas pimpinan sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum tidak terbatas pada
9
Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York,
1954,) p. 12.
Abu Ahmadi, Pengantar kurikulum, (PT Bina ilmu Offset Surabaya. 1984). hal 9.
Team Didaktik Kurikulum IKIP Surabay, (CV. Rajawali Jakarta,1989). hal: 103.
11
dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk
didalamnya kegiatan belajar-mengajar, mengatur strategi dalam proses belajarmengajar,
cara
mengevaluasi
program
pengembangan
pengajaran,
dan
sebagainya.
Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih
luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek
yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya
fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain
kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya
demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah
secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang
dimaksud dengan semua kegiatan, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh
sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai
progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara
sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan 12 .
2. Landasan Kurikulum
Bila kurikulum dikaitkan pada hal-hal yang peraktis dan bersifat aplikatif,
maka lebih cendrung dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perencana
kurikulum dan menyusun bidang-bidang studi apa saja yang harus dipelajari oleh
anak didik pada jenjang / tingkat sekolah tertentu, misalnya pada tingkat sekolah
12
dasar bidang studi apa saja yang disajikan, demikian halnya pada tingkat SLTP,
SALTA, dan sebagainya
Dalam menyusun kurikulum tersebut dimuat tujuan yang harus dicapai,
uraian materi secara ringkas, teknik / metode yang mungkin dicapai, alat dan
sumber, kelas, lamanya waktunya yang diperlukan / jam, dan sebagainya yang
biasa termuat dalam satu model penyusun program yang lazim disebut dengan
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Lebih jauh sebelumnya kurikulum tersebut direncanakan atau disebut, ada
3 hal pokok yang menjadikan landasan dalam pelaksanaan, pembinaan, dan
pengembangan kurikulum yakni:
a. Landasan Filosof
b. Landasan Sosial Budaya, dan
c. Landasan Psikologi
3. Fungsi Kurikulum
Kalau kita berbicara mengenai kurikulum tentu saja tidak bisa lepas dari
fungsinya. Banyak para pakar pendidikan yang membagikan fungsi kurikulum.
Menurut Beauchamp dalam Sukmadinata(2000) yang menggambarkan bahwa
sanya fungsi kurikulum dibagi menjadi 7 bagian yaitu 13 :
a. The choice of arena for curriculum decision making.
b. The selection and involvement of person in curriculum planning.
c. Organization for and techniques used in curriculum planning.
d. Actual writing of a curriculum.
13
Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, Pustaka Belajar, (Yogyakarta. 2007).
hal 83.
Sebagai
pedoman
untuk
mengadakan
evaluasi
terhadap
14
Ibid. Hal 84
situasu
belajar.
2).
Sebagai
pedoman
dalam
kamus
ilmiah
populer
bahwa
yang
dinamakan
dengan
17
dirancang dan dilakukan oleh para satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
badan standart nasional pendidikan (BSNP) 18 .
Sebenarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dirancang dan
dikembangkan berdasarkan undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1,dan 2 yang berbunyi:
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pengembangan Nasional.
b. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Namun ada beberapa hal yang harus perlu dipahami dalam kaitannya
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karekteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik.
b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi
dinas pendidikan kabupaten / kota dan departemen agama yang
bertanggung jawab dibidang pendidikan.
18
Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal 17.
pemanfaatan
memajukan lembaga.
19
sumber
daya
yang
tersedia
untuk
20
berilmu, cakap, kreatif, meniru dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karekteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan
gender.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Kurikulum dikembang atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Relevenan dengan kebutuhan
Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melihatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kinerja.
5) Menyuruh dan berkesinambung
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambung antar semua jenjang pendidikan.
sejalan
dengan
perkembangan
era
globalisasi
dan
Prof.Dr. H. Muhaimin, M.A. Pengembangan Model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dapa
sekolah dan Madrasah .(Jakarta. 2008. PT Raja Grafindo). Hal 23.
efektif, 4). Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
5). Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang efektif, kretif, efektif, dan menyenangkan.
c. memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembanga, dan
kondisi
peserta
didik
dengan
tetap
memerhatikan
keterpaduan
pengembangan
diri
diselenggarakan
dalam
keseimbangan,
pada
jenjang
pendidikan
menengah,
kurikulum
22
Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi
Aksara). Hal: 26.
pengetahuan,
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta. 2008.
Bumi Aksara). Hal: 29.
Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi
Aksara). Hal: 5.
dan
ketakwaan
serta
akhlak
mulia
menjadi
25
Ibid Hal: 11
Kurikulum94
Kurikulum06
Kewenangan
Pengembangan
Pusat
hanya
mengembangkan
kompetensi sebagai standar
sedangkan
elaborasi
kompetensi sekolah dalam
bentuksilabus
berbasis Berbasiskompetensi
Pendekatan
Sebagian besar
pembelajaran
konten/isi
Penataan isi / Tidak terjadi penataanmateri, Terjadipenataanmateri,jam
konten
jam belajar, dan struktur belajar,
dan
struktur
(struktur
program
program
program)
26
Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Putaka Pelajar. Yogyakarta, 2007).
Hal 102.
Kurikulum94
Menggunakan
pendekatan
penguasaan ilmu pengetahuan
yang menekan pada isi atau
materi berupa pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisa,
sintesis,danevaluasiyangdiambil
dari
bidangbidang
ilmu
pengetahuan
Standarakademisyangditerapkan
secara seragam bagi setiap
pesertadidik
Berbasiskonten,sehinggapeserta
didik dipandang sebagai kertas
putih yang perlu ditulis dengan
sejumlah ilmu pengetahuan
(tranferknowledge)
Pengembangan
kurikulum
dilakukan secara sentralisasi,
sehingga Depdiknas memonopoli
pengembangan ide dan konsepsi
kurikulum
Kurikulum06
Menggunakan
pendekatan
kompetensi yang menekan pada
pemahaman, kemapuan atau
kompetensitertentudisekolahyang
adadimasyarakat
Standar
kompetensi
yang
memerhatikan perbedaan individu,
baik
kemampuan,
kecepatan
belajar, maupun konteks sosial
budaya.
Berbasis kompetensi, sehingga
peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan
dari seluruh aspek kribadian,
sebagai pemekaran
terhadap
potensipotensi bawaan sesuai
dengan kesempatan belajar yang
adadandiberikanolehlingkungan.
Pengembangankurikulumdilakukan
secara disentralisasi, sehingga
pemerintah
dan
masyarakat
bersamasama menentuka standar
pendidikan yang dituangkan dalam
kurikulum
Sekolah diberi keleluasaan untuk
menyusun dan mengembangkan
silabus mata pelajaran sehingga
dapat mengakomodasi potensi
sekolah,
kebutuhan
dan
kemampuan peserta didik, serta
kebutuhan masyarakat sekitar
sekolah.
Guru sebagai fasilitator yang
bertugas
mengakomodasi
terjadididalamkelas
27
28
Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24.
Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.
terganggu
kesehatannya
atau
sakit,maka
proses
belajarnya
akan
29
Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.
Keadaan
psikis
(jiwa)
seseorang
dapat
juga
mempengaruhi
kebosanan
sehingga
dapat
mempengaruhi
prestasi
belajarnya.
c) Minat adalah kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong
kita untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan.
Minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, adanya minat yang
tinggi terhadap pelajaran, akan memberikan hasil yang terbaik, karena
30
Ibid hal 57
31
Ibid hal 58
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar the capacity to learn bakat
tersebut terlihat bila dilatih dan dibina lewat belajar 32 . Bakat dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
e) Motif dan Motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat
memberikan dorongan kepada kegiatan atau belajar murid 33 . Motifasi
ini dapat timbul dari diri siswa sendiri dan dapat pula timbul dari luar
siswa. Motivasi dari diri siswa sangat besar pengaruhnya untuk
menimbulkan gairah belajar, meskipun begitu tidak mengabaikan
motivasi yang timbul dari diri siswa.
f) Kematangan adalah suatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Kematangan dicapai oleh individu dari proses
pertumbuhan psikologinya. Kematangan ini terjadi akibat adanya
pertumbuhan kualitas dan struktur tersebut. Kematangan akan
memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi psikologis termasuk sistem
syaraf dan otak menjadi berkembang, sehingga akan menumbuhkan
kapasitas mental seseorang, dan akan mempengaruhi prestasi
belajarnya.
32
33
Ibid hal 61
Slameto,op Cit. hal 59
Amin Dian Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, FIP, (IKIP Malang,1994): hal 168
pula dengan suasana rumah tangga dan hubungan antar anggota keluarga serta
latar belakang kebudayaan.
2. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan di luar diri siswa, dimana sekolah sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Faktor sekolah yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar ini dapat meliputi: metode belajar mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, keadaan fasilitas sekolah, waktu belajar, keadaan dosen, dan lainnya.
3. faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi siswa ini meliputi: kegiatan siswa
dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini untuk melihat Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA
Negeri 1 Kwanyar karena itu penelitian ini termasuk penelitian korelasional
karena bertujuan untuk melihat pengaruh antara Kurikulum KTSP dengan
prestasi belajar.
Dilihat segi data, maka penelitian ini dikatagorikan sebagai jenis penelitian
kuantitatif karena data penelitian yang berupa angka dan analisisnya menekankan
pada nomerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini didesain
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuatitatif lebih
cendrung menggunakan angka baik di dalam pengumpulan maupun di dalam
analisis datanya. Jadi yang dinamakan dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang mempergunakan berupa data atau jumlah dengan berbagai
kualifikasi yang antara lain bentuk frekwensi, nilai rata-rata, penyimpangan dari
nilai baku, persentase, nilai maximum dan lain-lain. 35
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Kwanyar karena di SMA Negeri
1 Kwanyar sudah menerapkan Kurikulum KTSP lebih dari 1 tahun, maka dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh KTSP terhadap prestasi siswa
dalam mata pelajaran ekonomi di SAMN 1 Kwanyar.
35
Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2002. (Jakarta. Rineka
Cipta), Hal; 10
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
berdasarkan dari judul. dengan menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti lebih
mudah untuk menilai hasil yang telah dijawab oleh responden.
Pendapat ini sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Glaser dan
Strauss, bahwa banyak hal, dalam pengelolan data yang lebih sempurna maka
diperlukan pendekatan kuantitatif 36 .
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nialai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kulitatif, dari pada kareteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Tujuan diadakannya populasi adalah
agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang di ambil dari anggota
populasi danmembatasi berlakunya daerah generalisasi 37 .
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang
berhubungan dengan Kurikulum dan prestasi (siswa dan guru bidang studi). Jadi
yang di jadikan populasi adalah Kelas XII IPS I dan Kelas IPS II.
2
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, 2006. (Jakarta: Bumi Aksara),
Hal:181
subyeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semuanya saja. Sehingga
merupakan penelitian populasi, dan jika subyek besar, bisa di ambil antara10% 15% atau 20% - 25% 38 . Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XII IPS, karena lebih dari 100.
D. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang releven dengan apa yang diharapkan, maka
peneliti akan menggunakan beberapa metode diantaranya:
1. Metode Angket atau kuesioner (Questionnaires)
Metode Angket kuesioner (Questionnaires) yaitu merupakan suatu tehnik
untuk mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun,
kemudian disebar luaskan untuk mendapatkan informasi atau sumber data berupa
orang atau responden. Untuk diketahui masing-masing butir pertanyaan angket
disusun berdasarkan variabel penelitian yakni: variabel penerapan kurikulum
KTSP sebagai variabel independen, dan varibel prestasi belajar sebagai varibel
dependen 39 .
Pelaksanaan pemberian angket adalah memmberikan angket dengan
mendampingi subjek peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan proses
pelaksanaan pengisian angket. Dalam penelitian ini di gunakan dua angket yaitu
mengungkap pengaruh penerapan KTSP dengan prestasi belajar.
Dalam ini terdapat 30 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri
dari
38
pilihan
jawaban
yaitu
SS
(Sangat
Setuju),
(Setuju), R (Ragu-ragu), TS (tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Masingmasing skor jawaban sebagai berikut:
Jawaban
SS
S
R
TS
STS
Tabel 3.1
Skor Pertanyaan
Skor
5
4
3
2
1
a. Lokasi sekolah.
b. Mengkordinasikan segala sumbernya yang ada di lingkungan.
Apabila variabel-variabel tersebut diketahui maka akan memudahkan
peneliti mendapatkan kebenaran hipotesis dalam penelitian ini.
Metode observasi ini dimaksudkan untuk membuktikan dan memperkuat
data yang diperoleh dari metode interview, metode dokumenter, metode angket,
yang berhubungan dengan prestasi belajar.
3. Metode Interview
Metode Interview atau metode wawancara yaitu metode ilmiah dalam
pengumpulan data dengan jalan berbicara atau berdialog langsung dengan sumber
atau obyek penelitian sebagaimana pendapat Sutrisno Hadi : "Wawancara sebagai
alat pengumpulan data, dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian".
Metode Interview ini digunakan untuk menghubungi Kepala Sekolah
untuk dimintai keterangan tentang letak geografisnya dan untuk menghubungi
guru mata pelajaran Ekonomi dalam meminta keterangan sebagaimana mereka
mengajar dan bagaimana prestasi belajar peserta didik.
4. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu metode yang dipergunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang hanya ada pada catatan-catatan, buku, notulen
rapat, agenda kurikulum dan sebagainya.
Jadi, penelitian ini juga dilakukan dengan cara mencari dokumen-dukumen
yang ada di tempat penelitian yaitu dokumen kurikulum, struktur organisasi, dan
40
41
rxy =
(N X - (X )
Keterangan: rxy
)(NY - (Y)
: jumlah responden
Pengujian dengan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05 dengan kriteria
pengujian adalah sebagai berikut 43 :
42
43
Priyatno Duwi. Mandiri Belajar SPSS. 2008. (Yogyakarta: Buku Kita). Hlm: 16-18
Ibid. Hlm; 18
1) Jika r hitung r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen
atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total
(dinyatakan valid).
2) Jika r hitung r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen
atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
Tabel 3.2
Variabel X
Variabel
PearsonCorrelation
rTabel
Keterang
X1
0.393
0.344
Valid
X2
0.382
0.344
Valid
X3
0.513
0.344
Valid
X4
0.433
0.344
Valid
X5
0.385
0.344
Valid
X6
0.484
0.344
Valid
X7
0.566
0.344
Valid
X8
0.447
0.344
Valid
X9
0.386
0.344
Valid
X10
0.206
0.344
TidakValid
X11
0.592
0.344
Valid
X12
0.423
0.344
Valid
X13
0.366
0.344
Valid
X14
0.345
0.344
Valid
0.097
X15
0.344
TidakValid
PearsonCorrelation
rTabel
Keterang
Y1
0.439
0.344
Valid
Y2
0.291
0.344
TidakValid
Y3
0.468
0.344
Valid
Y4
0.308
0.344
TidakValid
Y5
0.392
0.344
Valid
Y6
0.062
0.344
TidakValid
Y7
0.351
0.344
Valid
Y8
0.192
0.344
TidakValid
Y9
0.521
0.344
Valid
Y10
0.425
0.344
Valid
Y11
0.430
0.344
Valid
Y12
0.194
0.344
TidakValid
Y13
0.268
0.344
TidakValid
Y14
0.291
0.344
TidakValid
Y15
0.468
0.344
Valid
2
[ k ] [1 b ]
( k 1)
t 2
Keterangan:
r11
: Reliabilitas Instrumen
t 2
: Varian total 45
44
Ibid, Hal: 25
Suharsini Arikunto, Op. Cit. Hlm: 193.
45
b) Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reabel.
Variabel
Tabel 3.4
Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Cronbach'sAlpha rtabel
Keterangan
0.624
0.344
Reabel
0.695
0.344
Reabel
b. regresi Sederhana
Analisa regresi sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel berupa
kausal atau fungsional. Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
variabel dependan secara individual. Penggunaannya dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik dan menurunnya keadaan variebel depnden dapat
dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel independen, atau untuk
meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan
variabel independen, dan sebaliknya 46 .
Dengan Rumus sebagai berikut:
Y = a + bX, dimana
Y
Sugiono,
243)
N Ibid,
X -hal,
(X
b = N XY - X Y
N X - (X )
c. Uji T
Menurut Sugiono Uji T digunakan untuk mengetahui masing-masing
sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat menggunakan
uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas. Apakah mempunyai pengaruh
yang bermakna atau tidak tetap variabel terikat 47 .
b
Sb
t hitung =
Apabila:
t
hitung
tabel
hitung
tabel
R(N M 1)
M (1-R)
Apabila:
F
hitung
tabel
47
hitung
BAB IV
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Sekolah
1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kwanyar
Sebelum tahun 1992 kecamatan Kwanyar tidak memiliki Sekolah
Menengah Umum (SMU). SMU yang ada di Kwanyar hanya milik yayasan, yaitu
Madrasah Aliyah. Masyarakat kwanyar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan
SMU Negeri harus ke kota Bangkalan.
Pada tahun 1992 bulan Juli, MENDIKBUD kota Bangkalan membangun
sebuah lembaga pendidikan SMU Negeri yang ditempat di kecamatan Kwanyar,
di Jalan Dlemmer, karena di kecamatan Kwanyar tidak ada lembaga pendidikan
negeri, maka dari itu MENDIKBUD kota Bangkalan membangun sebuah lembaga
pendidikan SMU dikwanyar dengan tujuan: pertama agar masyarakat Kwanyar
tidak
perlau
jauh-jauh
untuk
menuntut
ilmu,
kedua
menurut
kepala
datangkan dari SMUN 1 kecamatan Kamal, dengan kata vilentcial (kelas berjarak)
pada saat itu yang menjabat kepala sekolah SMAN 1 Kamal adalah bapak Rasyad,
setelah tujuh bulan kemudian bepak Rasyad diganti oleh bapak Suparno. S.Pd.
Dan lulusan pertama tahun 1994/1995, walau di SMUN 1 Kwanyar tidak
memiliki gedung/aula untuk acara kelulusan, acara tersebut di tempatkan di
PENDOPO kecamatan Kwanyar.
Letak goegrafis SMUN 1 Kwanyar: berada di jalan Dlemmer di belakang
sekolah (sebelah selatan) sawah, dan sebelah utara jalan raya setelah jalan raya
rumah penduduk Dlemmer, sebelah timur sekolah sawah beberapa meter dari
sawah rumah penduduk masyarakat Dlemmer, dan sebelah barat sekolah sawah
dan beberapa meter terdapat rumah penduduk masyarakat Dlemer.
Letak geografis SMUN 1 Kwanyar ini sangat cocok untuk didirikan
lembaga penduduk karena tidak terlalu dekat rumah-rumah penduduk danya dekat
dengan lahan sawah.
Visi : Menjadi kebanggaan masyarakat memalui keuggulan penguasaan
iptek yang berbudaya berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.
Misi :
1. Meningkatkan tenaga kependidikan yang berkualitas melalui
pendidikan dan pelatihan.
2. Melaksanakan management partisipatif bagi seleruh warga
sekolah.
3. Melaksanakan pendidikan yang bertumpu pada pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan serta bimbingan dan konseling.
3. Kurikulum Sekolah
a. Struktur Dan Muatan KTSP SMA Negeri 1 Kwanyar
1) Kelompok Mata Pelajaran
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam standart isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut:
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) kelompok mata pelajaran estetika
5) kelompok mata pelajaran Jasmani olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan / atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7.
Cakupan setia kelompok mata pelajaran disajikan sebagai berikut:
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. PKn
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Fisika
7. Biologi
8. Kimia
9. Sejarah
10. Geografi
11. Ekonomi
12. Sosiologi
13. Seni Budaya
14. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
15. T I K
16. Keterampilan
Bahasa Asing
B. Mauatan Lokal
C. Pengembangan Diri
JUMLAH
Alokasi Waktu
KelasXI
KelasXII
Semester3 Semester4 Semester5 Semester6
2
2
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
4
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
39
2
2
2
39
2
2
2
39
2
2
2
39
2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
Bola Basket
BelaDiri
Paskibraka
Bola Voli
Komputer
Pramuka
Sepak Bola
Hockey
Sablon
4) Beban Belajar
Beban belajar yang diatur oleh SMA Negeri 1 Kwanyar dengan
menggunakan sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya di wajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku di SMAN 1 Kwanyar. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban yang dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran memalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
perjam pembelajaran di SMAN 1 Kwanyar belangsung 45 menit.
Jumlah tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum sekola
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Jam Per Minggu
No
1
2
3
Kelas
X
XI
XII
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
12. Sosiologi
60
13. Seni Budaya
65
14. Pendidikan Jasmani olahraga dan 60
Kesehatan
15. T I K
60
16. Keterampilan Bahasa Asing
60
B. Muatan Lokal
65
C. Pengembangan Diri
60
65
60
60
60
65
Tabel 4.5
KKM Program IPS
KKM Program IPS
Komponan
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama
2. PKn
3. Bahasa Asing
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Fisika
7. Biologi
8. Kimia
9. Sejarah
10. Geografi
11. Ekonomi
12. Sosiologi
13. Seni Budaya
14. Pendidikan Jasmani olah
raga dan Kesehatan
16. TIK
17. Keterampilan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
6. PROFIL SEKOLAH
65
63
60
61
60
65
63
60
65
70
65
65
63
60
61
60
65
63
60
65
70
65
70
63
60
62
60
65
63
60
70
70
65
70
63
60
62
60
65
63
60
70
70
65
60
60
60
60
Tamatan (%)
Tahun
Pelajaran
Rata-rata NEM
Siswa yang
melanjutkan ke
PT
Jumlah Target
Jumlah
Target
Hasil
Target
2005 2006
129
129
7.65
6.00
2006 2007
124
100
8.05
6.50
2007 - 2008
126
100
4.75
36.00
Tingkat Kabupaten
Tingkat Kabupaten
Tingkat Kabupaten
Tingkat Kabupaten
Tahun
Pelajaran
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Jumlah
2005 2006
135
130
129
394
2006 2007
195
131
124
450
2007 - 2008
192
180
129
498
Jumlah
11 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
Luas (m2)
648
144
21
9,68
Tata Usaha
Ruang Guru
BP/BK
Gudang
Toilet Guru
Toilet Siswa
Penjaga Sekolah
Ruang Dapur
Reproduksi
UKS
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
3 Ruang
12 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
28
140
8,3
16,5
8,5
48,8
42
6,7
6,7
9
2) Buku Perpustakaan
Tabel 4.9
Buku Bacaan Di Perpus
Jenis Buku
Jumlah Judul Jumlah Buku
No
1
Buku Teks
67
4085
Buku Penunjang
Buku Pegangan
Rasio
KTSP
ditujukan,
untuk
menciptakan
tamatan
yang
Dengan di terapkan kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar semua guruguru dapat mempermudah kebutuhan para siswa dalam proses pembelajaran. Dan
dampak dari penerapan kurikulum KTSP menurut guru ekonomi di SMAN 1
Kwanyar bahwa dengan di terapkan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya
terhadap prestasi belajar siswa, yang menjadi kendala dalam mata pelajaran
ekonomi itu adalah penambahan jam mata pelajaran pertama cukup tiga jam, dan
sekarang menjadi lima jam karena antara mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di
jadikan dalam satu kompetensi dasar. Waktu kurikulum KBK diterapkan mata
pelajaran ekonomi dan akuntansi di bedakan, dalam tiap minggunnya ekonomi
hanya ada 3 jam dan akuntasi hanya 2 jam, kemudian diterapkan kurikulum KTSP
mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di jadikan satu kompetensi dasar, pada
semester ganjil maka siswa di ajari akuntasi, dan semester genap maka siswa di
ajari ekonomi. penempatan komptensi dasar sama dengan kelas XII, yang
membedakan, kalau kelas XI semester ganjil siswa diajari mata pelajaran
ekonomi, dan kemnudian semester genap siswa di ajari akuntansi, begitu pula
dengan jam mata pelajaran tidak berbeda jauh dengan kelas XII, dalam tiap
minggunya mata pelajaran ekonomi ada 5 jam.
Jadi yang menjadikan kendala dalam penerapan kurikulum KTSP ini
hanya pada jam mata pelajaran, kalau terhadap prestasi siswa tidak ada
pengaruhnya. Kalau kita lihat dalam bukunya Slameto bahwa 48 :
"Penambahan jam mata pelajaran itu sangat mempengaruhi terhadap
prestasi belajar siswa, karena apabila siswa terlalu lama dalam mengamati
48
Salameto. Belajar dan Foktor-faktor yang mempenagruhiny. 2003 (Jakarta, PT Asdi Maha
satya). Hal: 54.
mata pelajaran dapat merasa jenuh dan akhirnya tidak bisa konsentrasi
dengan apa yang telah di jelaskan oleh gurunya".
Kemudian peneliti mewawancarai waka kurikulumnya Muallifah S.S
SMAN 1 Kwanyar tidak beda jauh dengan pendapanya guru ekonomi,
"Bahwa dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya
terhadap prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa
hanya lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau
kotor, apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang
benar maka siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya".
Jadi dengan diterapkan kurikulum KTSP tidak menjadikan beban atau
tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, prestasi belajar siswa tidak
ada penurunan, sama waktu penerapan kurikulum KBK.
C. ANALISIS DATA
Berdasarkan angkat yang telah disebar oleh peneliti, yang di berikan
kepada siswa kelas XII B Program IPS pada tanggal 20 Agustus maka dapat di
ketahui pengaruhnya kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa si SMAN 1
Kwanyar, dari tabel dibawah ini:
1. Kurikulum KTSP (variable X)
Tabel 4.10
Distribusi Penerapan KTSP
Valid
60
Frequency
1
Percent
2.9
Valid Percent
2.9
Cumulative
Percent
2.9
61
11.4
11.4
14.3
62
8.6
8.6
22.9
63
11.4
11.4
34.3
64
22.9
22.9
57.1
65
22.9
22.9
80.0
66
8.6
8.6
88.6
68
8.6
8.6
97.1
69
2.9
2.9
100.0
Total
35
Sumber : Hasil analisis frekuensi KTSP
100.0
100.0
Gambar 4.1
Distribusi Frekuensi Penerapan KTSP
8
Count
0
60
61
62
63
64
65
66
68
69
KTSP
Tabel 4.11
Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP
Skor
Interval
60 62
63 65
66 - 69
Jumlah
Frekuensi
8
20
7
35
Keterangan
22.9
57.2
20.1
100%
Rendah
Sedang
Tinggi
Case Number
1
2
3
20.1%
57.2%
22.9%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan kurikulum KTSP
dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan dalam katagori sedang adalah
22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah adalah 20.1%. jadi dari hasil data di
atas maka penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan sedang (57.2%).
2. Variabel Prestasi Belajar (Y)
Tabel 4.12
Distribusi Prestasi Belajar
60
Frequency
1
Percent
2.9
Valid Percent
2.9
Cumulative
Percent
2.9
63
11.4
11.4
14.3
64
14.3
14.3
28.6
65
11.4
11.4
40.0
66
14.3
14.3
54.3
67
11.4
11.4
65.7
68
14.3
14.3
80.0
69
8.6
8.6
88.6
71
2.9
2.9
91.4
72
2.9
2.9
94.3
74
2.9
2.9
97.1
75
2.9
2.9
100.0
35
100.0
Sumber: Hasil Analisis Frekuensi Prestasi Belajar
100.0
Valid
Total
Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
5
Count
Skor
Intereval
60 65
66 69
71 - 75
Jumlah
Tabel 4.13
Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar
Frekuensi
%
Keterangan
14
17
4
35
40
48.6
11.6
Rendah
Sendang
Tinggi
Case Number
1
2
3
48.6%
11.6%
40%
R
.368(a)
R Square
.136
Adjusted R
Square
.109
Std. Error of
the Estimate
2.049
probabilitas atau sig = 0.334 korelas signifikasi jika r hitung > r tabel atau
nilai probabiltasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a). diketahui
probabilitasnya 1.690 atau lebuh besar dari taraf signifikansi (a = 0.05) yang
berarti atau hubungan tidak signifikan.
R squer di sebut determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R squer adalah
0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya tingkat penerapan
kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya (98.64%) disebabkan
oleh variabel diluar penelitian.
Tabel 4.15
Hasil analisis regresi linier sederhana
Unstandardized
Coefficients
Model
(Constant)
B
47.388
Std. Error
7.374
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
6.426
.000
Prestasi
.252
.111
.368
2.275
.030
b
Sb
t hitung = 0.252 = 2.275 nilai aslinya adalah 2.2702 di genapkan menjadi 2.275
0.111
tabel 4.16
Correlation
KTSP
KTSP
N
Prestasi
Prestasi
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.368
.030
35
35
.368
.030
35
35
Dari hasil di atas dapat di simpulkan bahwa -t hitung > -t tabel (2.275 >
1.692) maka Ho di tolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara
penerapan kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa penerapan kurikulum berpengaruh
terhadap perstasi belajar di SMAN 1 Kwanyar.
Gambar 4.3
Daerah penentuan Ho pada Uji Koefisien Regresi Sederhana
Ho di terima
-1.692
+ 1.692 2.275
Tabel 4.17
Hasil uji F ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
df
Mean Square
21.726
21.726
138.560
33
4.199
160.286
a Predictors: (Constant), Prestasi
b Dependent Variable: KTSP
34
Total
Sig.
5.174
.030(a)
Dari hasil uji f di atas bahwa F hitung > F tabel ( 5.174 > 2.874), maka Ho
ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara kurikulum KTSP dengan
prestasi belajar. Jadi penerapan kurikulum KTSP berepengaruh terhadap prestasi
belajar di SMAN 1 Kwanyar.
Gambar 4.4
Daerah Penentuan Ho
Ho ditolah
Ho diterima
+2.874
5.174
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka
untuk memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwa sistem pendidikan nasional dan peraturan
pemerintah republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan.
Dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa
dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar kompetensi.
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri
pendidikan nasional nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan menteri
pendidikan nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BNSP).
Kurikulum sekolah merupakan instrumen srategis untuk pembangunan
kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang,
kurikulum sekolah juga memilki koherensi yang amat dekat dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan
dan pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyusaikan
kebutuhan masyarakat dan menghadapi tangtangan yang akan datang serta
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Penerapan Kurikulum Sekolah
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa
curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum
diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk
mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum
tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh
siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering
dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa 49 .
Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih
luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek
yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya
fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain
kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya
demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah
secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang
dimaksud dengan semua kegiatan, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh
sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai
49
Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York,
1954,) p. 12.
progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara
sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan 50 .
Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa ia membagi fugsi
kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 51
h. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang
di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
i. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
j. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi
kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.
2).
Sebagai
pedoman
untuk
mengadakan
evaluasi
terhadap
situasu
belajar.
2).
Sebagai
pedoman
dalam
Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal
17.
kualitas, efisiensi, dan dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing.
Dan adapun tingkat kurikulum dapat disimpulkan bahwa tingkat
penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan
dalam katagori sedang adalah 22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah
adalah 20.1%.
Jadi dapat disimpulkan penerapa kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar
dalam katagori sedang 57.2% karena KTSP yang ada di sekolah tersebut berjalan
sesuai dengan fungsinya. Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa
ia membagi fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 53
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang
di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai
organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
c. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi
kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.
53
Ibid. Hal 84
2).
Sebagai
pedoman
untuk
mengadakan
evaluasi
terhadap
situasu
belajar.
2).
Sebagai
pedoman
dalam
B. Prestasi Belajar
Banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan pengertian tentang
belajar. Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang pengertian belajar
terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar jadi
yang dinamakan dengan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dalam bukunya yang berjudul prestasi belajar dan kompetensi guru,
Syaiful Bahri Djamara menyatakan:
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa
setelah melakukan aktifitas belajar. 54
Winarno Surakhnad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar Mengajar
menyatakan:
Bahwa proses-proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang
adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil
belajar. 55
Demikian pula yang dinyatakan Nana Sudjana bahwa hasil belajar pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pendapat tadi, kiranya penulis dapat ditegaskan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan
ataupun latihan tertentu berupa perubahan tingkah laku.
54
55
Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24.
Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat ketahui bahwa prestasi siswa yang
dikatagorikan tinggi adalah 48.6% dan yang dapat dikatagorikan sedang adalah
40%, dan yang dikatagorikan rendah adalah 11.6%. maka berdasarkan dari
analisis frekuensi diatas maka penerapan kurikulum KTSP terhadap Prestasi
belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai
frekuensi 48.6%.
Adapun faktor yang mempengari prestasi belajar. Menurut Drs. Slameto
keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana
aktor tersebut itu merupakan berasal dari dalam diri (faktor internal) maupun dari
luar diri (faktor ekternal) siswa 56 .
Menurut hasil wawancara guru bidang studi ekonomi dan waka kurikulum
SMAN 1 kwanyar bahwa :
"Dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa hanya
lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau kotor,
apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang benar maka
siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya".
C. Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa
di SMAN 1 Kwanyar
Dari hasil analisis regresi sedarhana dapat di ketahui bahwa pengaruh
penerapan kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagi berikut:
Berdasarkan pada rumus menguji Hipotesis diperoleh nilai 0.252 angka
yang menunjukkan korelasi atau hubungan yang positif anatara penerapan
kurikulum KTSP yang nilainya 47.38. Artinya angka ini menunjukkan korelasi
56
Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.
atau hubungan positif yang berarti penerapan kurikulum KTSP semakin tinggi
maka kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam
penelitian ini di artikan ada pengaruh antara kurikulum KTSP terhadap prestasi
belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Probabilitas atau sig = 0.03 korelasi signifikan jika r hitung > r tabel atau
nilai probabilitasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a) di ketahui bahwa
probabilitasnya 0.030 atau lebih kecil taraf signifikan (a = 0.05) yang berarti
korelasi atau hubungan signifikan.
R squer di sebut koefisien determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R
squer adalah 0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya
tingkat penerapan kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya
(98.64%) disebabkan oleh variabel diluar penelitian. Dari hasil analisis di atas
dapat di simpulkan bahwa pengaruh kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar
yakni 1,36% berarti semakin baik dalam penerapan kurikulum KTSP maka
mempengaruhi prestasi belajar.
Berdasarkan dari Analisis uji hipotesis diketahui nilai t hitung t tabel
(2.275 1.692) maka Ho di tolak, dalam penelitian ini maka dapat di artikan,
bahwa ada pengaruh signifikan antara kurikulum KTSP dengan Prestasi belajar
siswa di SMAN 1 Kwanyar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang di
operasionalkan atau disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
57
E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Remaja Rosda, Bandung, 2006). Hal 17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif signifikan antara Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar
sebagaimana nilai rata-rata KTSP di katagorikan dalam tingkat sedang
57,2% dengan skor interval 5365. Sedangkan dalam prestasi belajar
siswa nilai rata-rata dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai 48.6%
dengan skor interval 66-69.
2. Dari hasil analisis bahwa ada penaruh antara kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar,
dari hasil analisis uji t dan uji f. Hasil uji t adalah t hitung t tabel (2.275
1.692). sedangkankan dari hasil uji f adalah f hitung f tabel (5.174
2.874).
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, yang di lakukan oleh peneliti maka ada
beberapa saran yang ingin di sampaikan oleh peneliti. Yaitu sebagai berikut:
1. Selaku kepala sekolah hendaknya mengadakan pelatihan tentang KTSP
bersama guru secara intensif, baik itu tiap minggu atau tian bulan, yang
membahas tentang, format silabus dan RPP dalam KTSP, penggunaan
seharusnya
memperbanyak
pengetahuan
luar,
agar
dapat
memberikan wawasan luar bagi siswa bukan hanya monoton pada materi
yang ada di buku.
DAFTAR PUSTAKA