Kasbes Anak Gizi Buruk
Kasbes Anak Gizi Buruk
Oleh:
ENDRIK BASKARA
22010112210015
Pembimbing :
HALAMAN PENGESAHAN
: 22010112210015
Bagian
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit infeksi akut oleh virus Dengue yang sering mematikan. Virus
Dengue termasuk kelompok Arbovirus yang dapat ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain dapat juga menularkan virus ini, namun
merupakan vector yang kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir
diseluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut. 1,2,3
Penyakit Demam Berdarah Kasus DBD di dunia rata-rata setiap tahunnya
dilaporkan ada 925.896 kasus.4 Kasus DBD pertama kali dilaporkan di Surabaya
tahun 1968. Dalam waktu relatif singkat DBD dilaporkan di berbagai daerah di
Indonesia, sehingga sampai tahun 1984 seluruh propinsi di Indonesia telah
terjangkit penyakit ini. Menurut data dari Kementrian Kesehatan dari tahun 2009
hingga 2011, jumlah rata-rata kasus akibat virus dengue adalah 126.908
sedangkan rata-rata kematian mencapai angka 1.125 kasus. Indonesia sendiri pada
tahun 2012 menempati peringkat tertinggi ke 2 untuk kasus demam berdarah yang
dilaporkan.5 Sementara di provinsi Jawa Tengah insidensi ratenya terus
meningkat, Semarang sendiri termasuk dalam 10 kota dengan insidensi tinggi
pada tahun 2009. 4
Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau
wabah. Indonesia merupakan daerah endemis penyakit ini. Insidensinya
cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan puncaknya pada bulan
Desember sampai Februari, saat datangnya musim hujan.2,3
Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai faktor
antara lain status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus
dengue, virulensi virus dengue, prevalensi serotipe virus dengue, dan kondisi
geografis setempat.3,6
Keberhasilan dalam upaya penanganan kasus DBD ini terutama ditentukan
oleh kecermatan dalam mendiagnosa secara dini, penatalaksanaan, dan perawatan
termasuk keterampilan untuk dapat mengatasi masa peralihan dari fase demam ke
fase penurunan suhu (fase krisis, fase syok) dengan baik. Tidak ada perawatan
spesifik untuk penanganan DBD. Pengobatan DBD bersifat simptomatik dan
suportif. Tatalaksana didasarkan atas adanya perubahan fisiologi berupa
perembesan plasma dan perdarahan. Pemilihan jenis cairan dan jumlah yang akan
diberikan merupakan kunci keberhasilan pengobatan.1,2,3
B. TUJUAN
Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus seorang anak dengan DBD
derajat I yang dirawat di bangsal Melati RSU Kartini Jepara. Penyajian kasus ini
bertujuan
untuk
mempelajari
tentang
cara
mendiagnosis,
mengelola,
BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. F
Umur
: 12 tahun 11bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Alamat
: Tn. J
Umur
: 46 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SMA
Alamat
Nama Ibu
: Ny. K
Umur
: 43 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Alamat
Bangsal
: Melati
No. CM
: 552531
Tanggal Masuk RS
: 21 September 2014
Tanggal Keluar
: 24 September 2014
B. ANAMNESIS
Anamnesis tanggal
Ayah bekerja sebagai swasta dan ibu adalah ibu rumah tangga.
Penghasilan per bulan Rp2.100.000. Menanggung 2 orang anak
belum mandiri. Pembiayaan kesehatan menggunakan JKN.
Kesan : sosial ekonomi cukup
e. Riwayat Pemeliharaan Prenatal
Ibu 31 tahun, pemeriksaan kehamilan dilakukan di Puskesmas > 4x.
Selama hamil ibu telah mendapatkan suntikan TT dua kali. Riwayat
penyakit selama kehamilan disangkal. Obatobat yang diminum
selama kehamilan adalah vitamin dan tablet tambah darah .
f. Riwayat Persalinan dan Kehamilan
Anak Perempuan lahir dari ibu G 1 P 0 A 0 hamil aterm 37 minggu, lahir
secara spontan di Puskesmas, ditolong oleh Bidan anak lahir
langsung menangis, berat lahir 3200 gram, panjang badan saat lahir
lupa.
g. Riwayat Kelahiran
No
1
7 tahun
Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir lupa. Berat badan
sekarang 33,5 kilogram. Berat badan bulan lalu tidak tahu.
Perkembangan :
Anak bisa senyum umur 2 bulan, miring 3 bulan, tengkurap 5 bulan,
duduk 7 bulan, gigi keluar 7 bulan, merangkak 9 bulan, berdiri 11
bulan, berjalan 12 bulan. Anak bisa mengatakan 5-10 kata umur 16
bulan, belajar makan sendiri umur 2 tahun, belajar meloncat umur 3
tahun, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri umur 4
tahun, pandai bicara umur 5 tahun. Anak sekarang kelas 6 SD, tidak
pernah tinggal kelas dan bergaul dengan teman sebayanya
Kesan : pertumbuhan : Cross sectional gizi baik
Longitudinal normogrowth, arah garis
pertumbuhan
DPT
: 3 x (2,3,4 bulan)
Polio
: 4 x (0,2,3.4 bulan)
Campak
: 1 x (9 bulan)
Hepatitis B
: 4 x (0,2,3,4 bulan)
Kesan
3 tahun sekarang
: TD : 110/70 mmHg
N
RR : 28 x/mnt, reguler
t
: 36,90c (axilla)
Keadaan Tubuh
Turgor
: kembali cepat
Tonus
: normotonus
Edema
: (-)
Serebral
: kejang (-)
Kulit
Kepala
: mesosefal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
: discharge (-)
Mulut
Tenggorok
Gigi
: karies (+)
Leher
Dada :
Paru :
10
vesikuler
Depan
Belakang
Wheezing -/Jantung :
Pa :
supel,
turgor
cepat
kembali,
nyeri
tekan
epigastrium (+)
hepar : tak teraba membesar
lien : S 0
Ekstremitas :
Superior
Inferior
Capillary refill
<2
<2
Sianosis
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
11
Oedema
-/-
-/-
Petechiae
-/-
-/-
Refleks fisiologis
+N/+N
+N/+N
Refleks patologis
-/-
-/-
Pucat
-/-
-/-
Gerak
+/+
+/+
Tonus
N/N
N/N
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
Darah Rutin
Hb (g %)
Ht (%)
Eritrosit
(juta/mm 3 )
Trombosit
(rb/mm 3 )
Leukosit
(rb/mm 3 )
20-09-14
21-09-14
22-09-14
23-09-14
(Hari 4
(Hari 5
(Hari 6
(Hari 7
sakit)
13,6
39,9
sakit)
12,00
34,4
sakit)
12,90
35,00
sakit)
12,20
36,9
46,00
24,00
36,00
97,00
2,1
3,76
4,65
3,36
Pemeriksaan antropometri
12
13
KEBUTUHAN 24 JAM
Jenis Pemberian
Kebutuhan 24 jam
Infus 2A1/2N
3x nasi
3 x 200 cc susu
Total
% AKG
Cairan
1770
960
300
600
1860
116,98 %
Kalori
2010
163,2
1709,25
390
2262,45
112,55%
Protein
33,5
64,89
21
85,89
256,38%
E. DIAGNOSIS
a. Diagnosa Banding
1. Tersangka Infeksi Virus Dengue
DD =
14
b. Diagnosis Sementara
1. Tersangka infeksi virus dengue DD/ dengue hemorrhagic fever
grade I
F. DAFTAR MASALAH
No
1.
Masalah aktif
Demam
Tanggal
No
21-09-2014 1.
2.
Mual
21-09-2014
3.
Muntah
21-09-2014
4.
21-09-2014
5.
6.
nyeri otot
Lemah
21-09-2014
7.
21-09-2014
Masalah Pasif
Tanggal
15
8.
Trombositopeni
21-09-2014
9.
Leukopeni
21-09-2014
10.
Hemokonsentrasi
21-09-2014
11.
DHF grade I
21-09-2014
G. RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Assesment : Tersangka infeksi virus dengue DD/ DBD derajat I
a. Diagnosis : - S
:-
c. Diet :
3 x nasi
3x susu 200 cc
d. Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, tanda perdarahan spontan, diuresis,
tanda tanda syok, kadar Hb, Ht, dan trombosit
e. Edukasi
16
Agent/Vektor
Lingkungan
A.aegypti,
A.albopictus
-Banjir dan genangan
air
saat
musim
hujan
Menjelaskan tentang 3 M (menguras, menutup
tempat
- Terdapat tetangga dan teman sekolah yang menderita demam berdarah
penampungan air, dan menimbun-antropofilik
barang dan
bekas
di biters
multiple
Host
Anak Perempuan
usia 12 tahun 11 bulan
BB: 33,5kg,
PB: 145cm
Penatalaksanaan:
diagnosis
terapi
monitoring
Intervensi:
Promotif
preventif
17
Anak sehat
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
1. DEMAM BERDARAH DENGUE
a. Etiologi dan Vektor
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah (DBD) disebabkan virus
dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) dan
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe
lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi
oleh 3 atau bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus
18
dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan
bahwa keempat serotipe diketemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe
DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan berhubungan dengan kasus yang
berat. 3,6,7,8
Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti, Aedes albopticus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies lainnya. Yang
paling berperan dalam penularan penyakit ini adalah Aedes aegypti, yang hidup
subur di daerah tropis dan subtropics. A. aegypti bersifat antropofilik yaitu senang
menghinggapi manusia dan mempunyai kebiasaan menggigit ulang (multiple
biters). Di Indonesia ada 2 jenis nyamuk Aedes : A. aegypti dan A. albopictus.
Nyamuk A. aegypti hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat
penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, seperti
bak mandi /WC, air tempayan/ gentong, kaleng, ban bekas, dll. Untuk A.
albopictus lebih senang bertelur di kaleng-kaleng yang dibuang. Nyamuk jantan
menghisap sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina
menghisap darah. Nyamuk betina mencari mangsa pada siang hari. Biasanya
aktivitas menggigit dimulai pada pagi sampai petang hari, terutama pada pukul
07.00, 11.00 dan 17.00. Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter,
maksimal 100 meter. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada musim hujan,
dimana banyak genangan air bersih. Insidensi DBD di Indonesia cenderung
meningkat dari tahun ke tahun dengan puncaknya pada bulan Desember sampai
Februari, saat datangnya musim hujan.1,2,3,6
Anak terinfeksi virus dengue pada bulan Januari saat kota tempat tinggal
anak (Semarang) sedang dalam musim hujan. Musim hujan mengakibatkan
banyak genangan air, baik di saluran pembuangan air yang tersumbat, maupun
pada tumpukan sampah yang tergenang air seperti ban bekas dan kaleng bekas.
Air yang tergenang dapat menjadi sarang tempat bertelurnya nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopticus yang merupakan vektor dari virus dengue. Adanya
tetangga dan teman sekolah anak yang juga menderita demam dengue
menandakan bahwa lingkungan tempat tinggal anak merupakan daerah yang
rawan penyebaran virus dengue.
19
b.Patogenesis3,4
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini,
namun merupakan faktor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat
terinfeksi virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia. Virus kemudian berkembang biak dalam tubuh nyamuk yang terutama
ditemukan pada kelenjar liurnya dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation
period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan
berikutnya.
Replikasi virus
Agregasi trombosit
aktivasi koagulasi
aktivasi
komplemen
anafilatoksin
Trombositopenia
Faktor pembekuan
kinin
Permeabilitas
Perdarahan masif
syok
21
1-9
b.
perdarahan
dan
pada
gangguan
pasien
fungsi
DBD
ialah
trombosit,
serta
vaskulopati,
koagulasi
22
d.
Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki,
tangan dan hidung, sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini disebabkan
kegagalan sirkulasi yang tidak mencukupi dan mengakibatkan
peninggian aktivitas simpatikus secara refleks.
23
kriteria
klinis
pertama
ditambah
trombositopenia
dan
2. Derajat II
3. Derajat III
4. Derajat IV
1,2,3,4,10
26
Demam tinggi mendadak terus menerus 7 hari tidak disertai infeksi saluran nafas atas badan lemah/lesu.
Tersangka DBD
Ada Kedaruratan:
Tanda Syok
Muntah terus menerus
Kejang
Kesadaran menurun
Muntah darah
Berak hitam
Negatif
RAWAT JALAN
Rawat jalan
RAWAT INAP
Parasetamol,
harian, nilai tanda klinis, cek trombosit, Ht, bila demam menetap lebih dari 3 hari, Lab.
Minum
banyak kontrol
1,5 2 liter/hari
Parasetamol, kontrol harian dan cek Hb, Ht, trombosit
ORANG TUA
Bila ada tanda syok dan Lab: Hb/Ht naik, trombosit menurun.
PINDAH RAWAT BANGSAL
27
Transfusi
Koloid
darah segar
20-30
10 ml/kg
ml/kg
Perbaikan
DHF, diagnosis, treatment, prevention and control, 2nd, Geneva, WHO, 1999
28
Pada saat datang ke UGD RSDK,penderita dalam keadaan panas 4 hari dan
lemah. Uji torniquet yang dilakukan (+).Dari hasil laboratorium darah rutin di
didapatkan trombositopenia dan hemokonsentrasi sehingga penderita diberikan
infus RL 7 ml/kg BB/jam selama 6 jam, kemudian dievaluasi. Dari hasil evaluasi
menunjukkan adanya perbaikan yaitu anak tampak tenang, tanda vital baik.
- Hari pertama perawatan di bangsal keadaan klinis agak membaik, tanda
vital baik, infus dipertahankan 5ml/kgBB/jam,
- Hari ke-2, keadaan klinis membaik, tanda vital baik, kadar trombosit
cenderung meningkat,mtidak ada tanda tanda syok, anak belum mau
minum, tampak lemah, mual (+), muntah (-),nyeri tekan epigastrium (+),
diuresis cukup, tetesan infus dipertahankan 5ml/kg BB/jam.
- Hari ke-3 keadaan klinis anak semakin membaik, tanda vital baik dan
stabil, mual (+), muntah (-),nyeri tekan epigastrium (+), diuresis cukup,
tidak ada tanda-tanda ke arah syok, hematokrit 38,3 % dan kadar trombosit
meningkat. Infus diturunkan menjadi 3cc/kgBB/jam
- Hari ke-4 keadaan klinis anak baik, tanda vital baik dan stabil, mual (-),
muntah (-), nyeri tekan epigastrium (+), diuresis cukup, tidak ada tandatanda ke arah syok, hematokrit 38,6% dan kadar trombosit meningkat. Infus
dipertahankan 3cc/kgBB/jam.
- Hari ke-5 perawatan anak tidak ada keluhan, keadaan klinis anak baik,
tanda vital baik dan stabil, mual (-), muntah (-), nyeri tekan epigastrium (-),
diuresis cukup, tidak ada tanda-tanda ke arah syok. Infus diganti menjadi
2A1/2N 960/40/10 tpm untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan elektrolit.
- Hari ke-6 perawatan infus distop dan pasien diprogram pulang.
Selama perawatan, kebutuhan cairan selain melalui infus juga diperoleh
dari air minum karena anak masih bisa makan dan minum. Anak dapat minum
sehari 4-5 gelas belimbing berupa air putih, susu atau teh manis. Anak tidak
muntah.
29
Cairan
1770
960
300
600
1860
116,98 %
Kalori
2010
163,2
1709,25
390
2262,45
112,55%
Protein
33,5
64,89
21
85,89
256,38%
Pada hari pertama perawatan asupan cairan diberikan lebih banyak untuk
mencegah terjadinya syok akibat hipovolemik (mempercepat pengembalian
keseimbangan cairan). Pada hari perawatan selanjutnya kebutuhan cairan lewat
infus dikurangi dan akhirnya dihentikan. Kemudian asupan cairan sepenuhnya
berasal dari asupan makanan peroral. Demikian pula dengan kebutuhan kalori dan
proteinnya.
d. Aspek Edukasi
Pada kedua orang tua pasien dijelaskan tentang penyakit DBD serta caracara yang dapat dilakukan dalam rangka pemberantasan dan pencegahan penyakit
tersebut.
a. Penjelasan tentang penyakit DBD meliputi :
Penyebab dari penyakit ini adalah virus dengue yang ditularkan dengan
perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut hitam berbintik-bintik
putih di seluruh tubuh dan kaki, berkeliaran pada waktu siang sampai sore
hari yaitu kurang lebih pukul 10.00 sampai pukul 17.00 dan lebih suka pada
30
tempat genangan air yang bersih. Dijelaskan pula bahwa penyakit tersebut
sangat berbahaya karena dapat mematikan.
b. Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan cara :
-
Mengubur barang-barang bekas seperti kaleng, botol atau ban bekas serta
semua barang bekas yang memungkinkan nyamuk bersarang.
31
32
BAB IV
RINGKASAN
Telah dilaporkan kasus seorang anak dengan demam berdarah dengue
derajat I, di bangsal Melati ruang kelas 3 Anak Rumah Sakit Umum Kartini,
Jepara.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosa Demam Berdarah Dengue Derajat I ditegakkan
dari riwayat demam tinggi 4 hari terus menerus tanpa sebab yang jelas, dari
pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda perdarahan dengan rumple leed (+),
tidak ada tanda-tanda syok. Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan
hemokonsentrasi dan trombositopeni. Gizi baik pada pasien ini karena asupan
nutrisi yang baik.
Penderita mendapat terapi infus RL untuk kebutuhan cairannya. Selain itu
juga diberikan parasetamol jika suhu 38. Diet pada pasien diberikan 3x diet
biasa dan susu 3x 200 cc.
Setelah dirawat selama 5 hari ada perbaikan terhadap keadaan umum,
tanda vital dan adanya peningkatan trombosit, tidak demam dalam 24 jam tanpa
parasetamol dan tidak ada tanda tanda perdarahan spontan baru sampai pasien
dipulangkan dengan tetap diberikan pesan untuk banyak minum dan banyak
makan.
Dengan melihat perjalanan penyakit dan kondisi penderita saat ini,
penderita mempunyai prognosis yang baik. Walaupun begitu tetap memerlukan
kontrol teratur dan edukasi tentang pencegahan penyakit yang pernah diderita.
Kriteria memulangkan pasien DHF adalah :
1. Tidak adanya demam paling tidak 24 jam tanpa penggunaan terapi
antidemam
2. Kembalinya nafsu makan
3. Perbaikan klinis yang terlihat
4. Output urine yang cukup
5. Nilai hematokrit stabil
33
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati TE , Sumantri A. Demam Berdarah Dengue Pada Anak.
Semarang : Pelita Insani ; 2009.
2. Nimmannitya, S., 2009. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever in
Cook, G.C., Zumla, A., 2009. 22 th ed., Mansons Tropical Disease,
753-60. Elsevier Saunders, Philadelphia.
3. Sudarmo SPS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar
Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : bagian ilmu kesehatan anak
FKUI; 2008.
4. SRH Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi, Thomas
Suroso.
Tatalaksana
Departemen
Demam
Kesehatan
RI,
Berdarah
Dengue
Direktorat
Jenderal
di
Indonesia.
Pengendalian
2012.
[cited
2012
August
7].
Available
from:
http://www.searo.who.int/en/Section10/Section332_1100.htm
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil kesehatan propinsi
Jawa Tengah Tahun 2011. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Tengah; 2011.
7. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang
Tahun 2010. Semarang : Dinas Kesehatan Kota Semarang; 2010
8. Kemenkes RI. Informasi Umum DBD 2011. Ditjen PP dan PL.
2011:1-5.
Available
at:
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/INFORMASI_UMU
M_DBD_2011.pdf
9. Tim UKK Infeksi & Penyakit Tropis. Demam Berdarah Denggue.
[internet]. Available from: http://idai.or.id/kesehatananak/
10. Supariasa, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit
Buku
Kedokteran EGC. 2002.
11. Hendriani Selina, Fitri Hartanto, Farid Agung R. Stimulasi, Deteksi
Dini, dan Intervensi Tumbuh Jembang Anak dalam Buku Ilmu
Kesehatan Anak. Semarang : Badan Penerbit Undip. 2011.
35
36