Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA


PADA ANAK DI INDONESIA

I
I
I
I

DISUSUN OLEH
CHAIRUL ANAM

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT
JAKARTA
JL. LAPANGAN TEMBAK NO. 75 KELURAHAN CIBUBUR
JAKARTA TIMUR 13720

SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini

Nama

: Suharno, S.Sos

Nip

: 197307301994031007

Jabatan

Ka.

Instalasi

Publikasi,

Dokumentasi

dan

Perpustakan
Unit Organisasi

: Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang berjudul :


MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA PADA ANAK DI INDONESIA
Disusun oleh

: Chairul Anam

Nip

: 196006261982011002

Jabatan/Pangkat/Gol/ : Pustakawan Madya/Pembina/IV.b


Unit Organisasi

: Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Adalah benar bahwa makalah tersebut diatas didokumentasikan di Perpustakan


Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta guna menambah koleksi bahan
pustaka.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperrlunya.

Jakarta, Juli 2010


Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Ka. Instalasi Publikasi, Dokumentasi dan Perpustakan

Suharno, S.Sos
197307301994031007

ABSTRAK
A. Chairul Anam
B. Makalah MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA PADA ANAK DI
INDONESIA
C. Halaman
Membaca merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua orang yang hidup
di dunia ini. Dengan membaca kita dapat mengetahuo perkembangan segala
apapun yang ada di dunia ini. Bayangkan saja bila kita tidak bisa membaca, maka
kita akan menjadi bangsa yang bodoh dan mudah dijajah oleh negara lain. Budaya
membaca harus ditumbuhkan sejak sedini mungkin, agar kebiasaan membaca
menjadi tertanam sejak kecil. Karena bila budaya membaca sudah tertanam sejak
sedini mungkin, dan menjadi kebiasaan, setelah besar, maka akan banyak ilmu
pengetahuan yang didapat. Dengan begitu diharapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan dapat dikuasai oleh bangsa kita. Sehingga negara kita akan dapat
menjadi negara maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
D. Penutup
E. Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

Menumbuhkan budaya membaca pada anak di Indonesia ini sungguh merupakan


suatu keharusan bagi setiap orang tua. Hal ini sangat berguna untuk memupuk
minat baca anak agar setelah dewasa kelak dapat menjadi anak yang mengetahui
pengetahuan luas.
Minat baca memang belum didefinisikan secara tegas dan jelas. Karena
tinggi rendahnya minat baca seseorang menurut penulis, bergantung pada bahan
bacaan yang dibacanya. Dan bahan bacaan tersebut diluar buku wajib pelajaran
disekolahnya. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah. Jadi
seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan
tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambay pengetahuan umum.
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti kegemaran, kesukaan
atau kecenderungan. Bila minat tersebut dihubungkan dengan membaca, maka ada
semacam usaha secara intensif terhadap penggunaan media tertulis untuk
pemenuhan informasinya. Proses tersebut berawal dari seseorang yang
mempunyai:
-

Kebutuhan pokok terhadap informasi baik untuk membaca maupun untuk

belajar
Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat, tersirat

atau pemenuhan utuh)


Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya
Mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah bagian dari kehidupan.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai usaha yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan budaya membaca tersebut.

POKOK PEMBAHASAN

USAHA MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA


Saat sekarang ini menumbuhkan budaya membaca merupakan suatu hal
yang sangat penting, tetapi seolah dilupakan orang, kita begitu percaya kepada
sekolah tempat anak-anak kita belajar, kita acuh apakah kepandaian membaca
anak kita benar-benar baik atau baru biasa-biasa saja. Pembinaan selanjutnya
orang tualah yang harus mengajari anaknya agar mereka menjadi pembaca yang
baik. Agar mereka menjadi kutu buku haruslah dibimbing, dan kita juga harus
memilihkan bacaan yang baik, jika salah memilih buku bacaan hasilnya akan
bertolak belakang, bukannya mencintai buku melainkan membenci buku bahkan
tidak tahu arti penting dari sebuah buku. Buku bacaan membuat kita berfikir dab
dari sanalah kita dapat meningkatkan kecerdasan, orang menjadi cerdas jika orang
tersebut banyak membaca.
Indikator rendahnya minat baca adalah dihitung dari jumlah buku yang
diterbitkan, memang masih jauh dibawah penerbitan buku di negara berkembang
lainnya seperti Malaysia, Singapura apalagi India atau negara-negara maju
lainnnya.
International Association for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun
1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas
IV pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan
ke-29 setingkat diatas Venezuela. Peta diatas relevan dengan hasil studi dari
Vincent Greanmary yang dikutip oleh World Bank dalam sebuah Laporan
Pendidikan Education in Indonedia from Crisis to Recovery tahun 1998, hasil
studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-anak kelas VI
sekolah dasar kita, hanya mampu meraih kedudukan paling akhir dengan nilai
51,7 setelah Filipina yang memperoleh 52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1 serta
Singapura dengan nilai 74,0 dan Hongkong yang memperoleh 75,5. Berdasarkan
laporan UNDP tahun 2003 dalam Human Development Report 2003 bahwa
Indeksi Pembangunan Manusia (Human Development Indeksi HDI)
berdasarkan angka buta huruf menunjukkan bahwa Pembangunan Manusia di
Indonesia menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia yang

dievaluasi, sedangkan Vietnam menempati urutan ke 109 padahal negara itu baru
saja keluat dari konflik politik yang cukup besar, namun negara mereka lebih
yakin bahwa dengan membangun manusianya sebagai prioritas terdepan akan
mampu mengejar ketertinggalan yang selama ini mereka alami. Melihat beberapa
hasil studi diatas dan laporan UNDP di Indonesia, ini adalah akibat membaca
belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa kita.

FAKTOR-FAKTOR

PENGHAMBAT

BUDAYA

MEMBACA

DI

INDONESIA
Pengalaman pahit telah menerpa bangsa kita pada pertengahan tahun
dalam bulan Juli 1977, akibat krisis moneter yang melanda kawasan Asia
Tenggara dan kawasan Asia Timur maka ekonomi kita telah tercabik-cabik. Krisis
ekonomi kita terlalu panjang waktunya bila dibandingkan dengan negara-negara
lainnya seperti Korea Selatan, Thailand, Malaysia dan Singapura mampu
mengatasi krisis ekonomi bangsanya relatif pendek waktunya hanya sekita 2-3
tahun saja. Mereka telah mencapai SDM yang kompetitif, unggul, kreatif, siap
menghadapi segala bentuk perubahan sosial ekonomi, politik, budaya dan lainnya.
Tidak dipungkiri untuk meningkatknay budaya baca tidaklah mudah,
banyak faktor-faktor penghambatnya, mengapa minat baca di Indonesia rendah
tentunya banyak hal yang mempengaruhinya : pertama pembelajaran di Indonesia
belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca (lebih banyak lebih
baik), mencari informasi/ pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan. Kedua,
banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan
perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku. Ketiga , bamyak tempat hiburan
untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karoke, night club,
mall, supermarket dan lain-lain. Keempat, budaya baca memang belum
diwariskan secara maksimal oleh nenek moyang. Kita terbiasa mendengat dan
belajar dari berbagai dongeng, kisah adat istiadat secar verbal dikemukakan orang
tua, tokoh masyarakat penguasa zaman dahulu, anak-anak didongengi secar lisan,
tidak ada pembelajaran (sosisalisasi) secara tertulis, jadi tidak terbiasa mencapai

pengetahuan melalui bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih


merupakan barang aneh dan langka. Di hampir semua sekolah pada semua jenis
dan jenjang pendidikan perpustakaanya masih belum memenuhi standar dan
sarana pendidikan. Perpusatakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi, jumlah
buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupu kebutuhan tuntutan membaca
sebagai basis pendidikan serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, padahal perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan
sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Secercah Harapan dalam Kegelapan
Mengetahui begitu pentungnya budaya membaca, maka sejak saati ini juga
mari kita mencanangkan gemar membaca untuk diri kita sendiri, keluarga dan
masyarakat sekitar. Untuk menumbuhkan budaya membaca harus dimulai dari
usia sangat dini karena minat ini tumbuh sebagai hasil dari kebiasaan yang
dimulai sejak anak masih kecil, peran orangtua terutama ibu sangat penting dalam
meningkatkan minat baca anak, kalau biasanya sebelum tidur anak-anak
didongengi secara verbal, mulailah sekang mendongeng dengan membaca sebuah
buku, jadi si anak melihat sang ibu membaca sambil mendengarkan apa yang
dibaca.
Selain dari itu ada Beberapa Rintangan yang Dapat Mengahambat Udaha
Menumbuhkan Minat Baca diantaranya adalah :
1. Langkanya keberadaan buku-buku anak yang menarik terbitan dalam
negeri
2. Semakin jarangnya bimbingan orang tua yang suka mendongeng sebelum
tidur bagi anak-anak. Padahal kebiasaan ini merupakan kebiasaannya
jaman dulu banyak dilakukan orang tua.
3. Pengaruh televisi yang bukannya mendorong anak-anak untuk membaca,
tetapu lebih betah menonton acara-acara televisi.
4. Harga buku yang semalin tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota
masyarakat.

5. Kurang tersedianya taman-taman bacaan yang gratis dengan koleksi buku


yang lengkap dan menarik

PENUTUP

Dengan memahai kedua usaha yang mendasar dalam menumbuhkan


budaya membaca tersebut sesungguhnya dapat disimpulkan bahwa dua hal yang
paling penting dalam usaha menanankam dan menumbuhkan budaya membaca di
Indonesia adalah menyangkut pengadaan saran penyediaan buku-buku murah
dengan harga yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat bawah pada
umumnya. Selain itu keberradaan perpustakaan sangat dibutuhkan oleh semua
lapisan masyarakat yang ingin membaca maupun belajar guna menumbuhkan
budaya membaca mereka. Adanya berbagai usaha dari berbagai pihak dalam
mendorong

masyarakat

untuk

membaca

terus-menerus

tentunya

sangat

diperlukan.
Dengan begitu diharapkan budaya membaca dikalangan anak-anak di
Indonesia akan semakin meningkat yang pada akhirnya dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia tercinta ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi Adi K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia


Penerbit Fajar Mu;ya
Kota terbit Surabaya
Tahun terbit 2004
2. www.asianbram.com
Belajar menulis jarak jauh
3. Duniaperpustakaan.com

Anda mungkin juga menyukai