Makalah Teori Akuntansi
Makalah Teori Akuntansi
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam
selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah kita
dapat merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Desmiyawati, SE., M.Si, Ak. selaku
dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan tugas untuk menambah wawasan
sesuai bidang studi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya kesempurnaan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. RumusanMasalah............................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................... 2
PEMBAHASAN
A. Pandangan Terhadap Teori Akuntansi.............................................. 3
a.1 Teori Akuntansi ....................................................................... 3
B. Teori Pragmatik................................................................................ 4
b.1 Pendekatan Pragmatis Deskriptif................................................ 5
b.2 Pendekatan Pragmatis Psikologi ................................................ 6
C. Teori Sintaktik dan Semantik ..........................................................6
c.1 Teori Sintaksis .......................................................................... 6
c.2 Teori Interpretasional(Semantis) .............................................. 6
D. Teori Normatif ................................................................................ 8
E. Teori Positif .....................................................................................10
F. Perspektif dan Isu-isu Lainnya ....................................................... 14
PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18
A. LATAR BELAKANG
Akuntansi
berkembang
sejalan
dengan
perkembangan
masyarakat.
Sejarah
perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun
4000 SM 1300 M; tahun 1300 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masingmasing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode
pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya
hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode
kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya
double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran
akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri kredit kanan, tetapi sudah masuk
ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga
berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna
akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung
menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran
bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran
agama.
pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu
sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan
keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh
pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57),
terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan
sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi
keuangan tentang kegiatan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandangan terhadap teori akuntansi ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains,
teknologi ?
4. Bagaimana klasifikasi perumusan teori akuntansi (penalaran, system bahasa, dan
tujuan ) ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pandangan para ahli terhadap teori akuntansi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya.
3. Untuk mengetahui pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains, dan teknologi.
4. Untuk mengetahui klasifikasi perumusan teori akuntansi (penalaran, system
bahasa, dan tujuan).
PEMBAHASAN
atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan
prosedur atau metode-metode.
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaranfenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara
variabel dengan variabel lainnya dalamstruktur akuntansi dengan maksud
dapat
menjelaskan
dan
meramalkan
fenomena
yang
tidak
dapat
hanya
mengandalkan
teori
akuntansi,
harus
menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun
teori akuntansi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun
dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan untuk disajikan pada para pemakainya.
B. TEORI PRAGMATIK
Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar
akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan
teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan
mempertimbangkan
beberapa
teori
akuntansi
dan
pada
kebenaran
inihanya
berdasar
pada
oleh
pengetahuan
umum,
pengamatan,atau
D. TEORI NORMATIF
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti
tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori
normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan
keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu.
Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normative sering
dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif).
Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi
dihasilkan dari kegiatan semi research.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana
akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada
awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan
pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat
akuntansi. Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada
tahun 1950 dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik
pada rekomendasi kebijakan danapa yang seharusnya dilakukan, bukan apa
yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih
berkonsentrasi pada:
1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income) Teori ini berkonsentrasi
pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva
dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang
dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.
ekonomi
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang
subyrktif maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya
menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang
ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan
pemakaian teori normatif oleh semua pihak.
E. TEORI POSITIF
Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang
berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem
penelitian untuk mengamati perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada
dalam teori. Kemudian dikembangkan teori untukmenjelaskan fenomena
tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan yangstandar
dengan
melakukan
perumusan
masalah,
penyusunan
hipotesis,
adalah
cara
yang
paling
sering
digunakan
ketika
mereka
diinterpretasikan :
1. Hipotesis Rencana Bonus
Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer
perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur
akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan
ke periode masa kini
Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan,
seperti orang-orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan
mereka bergantung, paling tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada
pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus
mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan bersih
setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada
periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal
ini akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus
yang dilaporkan pada masa yang akan datang, dengan taktor-faktor lain
tetap sama. Namun nilai masa kini (present value) dari kegunaan manajer
dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat dengan
memberikan perubahan menuju masa kini.
2. Hipotesis Kontrak Hutang
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat
suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan
pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar
kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa
kini. Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan
menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi
kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa
perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh
sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga,
modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu
dikhianati, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan
penalti, seperti pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.
Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan
perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah, atau
paling tidak menunda, pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa memilih
kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa kini.
Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati
kelalaian, atau memang sudah berada dalam lalai/cacat, lebih cenderung
untuk melakukan hal ini.
3. Hipotesis biaya politik
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar
biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung
lebih memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan
dari masa sekarang menuju masa depan. Hipotesis biaya politik
memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan kebijakan akuntansi.
Perusahaan-pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin dikenakan
standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap tanggung
jawab lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan
anomali
itu
sebagai
masalah
penelitian
dan
uji statistik, survei dan tes laboratorium. Cara biasa untuk melakukan
penelitian naturalistic adalah dengan menggunakan studi kasus individu dan
kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam
perspektif karena itu bertujuan untuk memecahkan masalah individu yang
mungkin perusahaan tertentu.Oleh karena itu, hasilnya mungkin lebih sulit
untuk menggeneralisasi.
Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah
akuntansi, yang lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian
sejumlah hipotesis dalam rangka membentuk teori umum akuntansi.
Penelitian naturalistik dimulai dari situasi spesifik dunia nyata, tujuan utama
adalah untuk menjawab pertanyaan: Apa yang terjadi di sini? , Bukan
untuk memberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan untuk segmen
masyarakat luas. Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa peneliti
sebagai pemenuhan terbaik peran menjelajahi masalah penelitian untuk
penelitian naturalistik. Sebagai contoh: Situasi di mana tidak layak untuk
mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan empiris, alternatif
terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat
pendekatan penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi
ontologis yang berbeda. Perbedaan asumsi ontologis menyiratkan gaya
penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan penelitian diajukan
dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai
konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa citra diri yang orang
pegang, atau apa yang mendasari asumsi yang mempertahankan pandangan
bahwa, atau bagian apa peran persepsi ini dalam mengendalikan cara
mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis pertanyaan
yang mungkin akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.
Referensi :
http://www.academia.edu/8537637/KONSTRUKSI_TEORI_AKUNTANSI#signup/clos
e
http://ekakaristiya.blogspot.co.id/2011/11/teori-akuntansi-danperkembangannya.html?m=1
https://teoriakuntansipositif.wordpress.com/