Anda di halaman 1dari 24

AKTIVITAS CAIRAN KULTUR 12 ISOLAT

ACTINOMYCETES TERHADAP
BAKTERI RESISTEN

DISUSUN OLEH:
LINDA. S/3211131003
RIZA K.N/3211131005
ANNISA D.R/32111310
PUTRI S. AYU/32111310

Latar Belakang
Kejadian resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik
menimbulkan masalah besar dalam praktek klinis. Banyak
bakteri gram positif dan gram negatif patogen oportunis
yang menjadi resisten terhadap hampir setiap antibiotik
yang digunakan di klinik. metabolit mikroba menjadi salah
satu sumber utama obat baru, khususnya dari
Actinomycetes.
Secara
historis,
Actinomycetes
menghasilkan jumlah terbesar calon obat antibiotik baru.
Ogunmwonyi dkk menyatakan bahwa sekitar 70%
antibiotik yang ditemukan berasal dari Actinomycetes.

Actinomycetes dikenal sebagai bakteri penghasil


antibiotik, karena lebih dari 10.000 antibiotik yang
telah ditemukan, dua pertiganya dihasilkan oleh
bakteri ini (Miyadoh dan Misa 2004). Sebagai
penghasil senyawa antibiotik, actinomycetes
banyak digunakan dalam industri obat, pakan
ternak atau unggas, pengawetan makanan,
pertanian, dan perikanan (Ryandini 2001).

Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut fatah miftakul jannah dkk (2013)


Uji Aktivitas Isolat Actinomycetes dari Tanah Sawah Sebagai Penghasil
Antibiotik didapatkan 43 isolat, 3 isolat diantaranya mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Isolat tersebut adalah TSR 13,
TSR 46, dan TSR 53.
menurut tiara kumala dkk (2015)
UJI
AKTIVITAS
ANTIBAKTERI
ISOLAT ACTINOMYCETES 9ISP1 DARI
SPONS ASAL PERAIRAN PULAU
RANDAYAN Hasil uji menunjukkan
isolat
Actinomycetes
mampu
menghambat bakteri uji Gram positif
dan negatif yaitu Bacillus cereus,
Pseudomonas
aerogenosa,
Staphylococcus aureus, Aeromonas
hydrophylla,
Vibrio
cholera,
Escherichia coli, Bacillus subtilis dan
Salmonella dengan dosis sebesar
10L/sumur
dan
kemampuan
menghambat paling baik terhadap
bakteri
Escherichia
coli
dengan
diameter zona hambat sebesar 29,1
mm
sehingga
isolat
bakteri
Actinomycetes
yang
bersimbiosis
dengan spons berpotensi sebagai
antibakteri.

Menurut
wuri
(2015)AKTIVITAS

wulandari

dkk

ANTIBAKTERI
ISOLAT ACTINOMYCETES DARI
SAMPEL PASIR GUNUNG MERAPI
DENGAN LAMA FERMENTASI YANG
BERBEDA
TERHADAP
BAKTERI
Escherichia
coli
MULTIRESISTEN
ANTIBIOTIK Hasilnya ke 10 isolat

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap


E.coli dengan diameter zona hambat
bervariasi.Aktivitas antibakteri terkuat
pada hari ke-6 pada isolat D (S4) dengan
diameter zona hambat iradikal 17,25 mm,
pada fermentasi hari ke-7 pada isolat G
(S8) dengan diameter zona hambat radikal
7 mm, dan pada hari ke-8 pada isolat A
(S1) dengan diameter zona hambat radikal
10 mm.

Rumusan masalah
Bagaimana aktivitas 12 isolat Actinomycetes terhadap
bakteri resisten?
Tujuan :
Mengetahui aktivitas 12 isolat Actinomycetes terhadap
bakteri resisten.

METODOLOGI PENELITIAN
Penyiapan kultur
Actinomycetes pada
media cair

Uji Aktivitas Antibakteri


dengan Metode Sumuran

Penyiapan metabolit
sekunder

Penyiapan Suspensi
Bakteri

Tinjauan Pustaka
toksonomi Actinomycetes :
Kerajaan :bacteria
Filum : actinobacteria
kelas
: actinobacteria

Actinomycetes merupakan jenis mikroorganisme yang sangat berpotensi


sebagai penghasil metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologi sebagai
antimikroba (Kelecom, 2002). Actinomycetes dapat ditemukan di tanah dan
laut, dimana Actinomycetes yang berasal dari laut dapat ditemukan di
permukaan air laut, di dasar laut dalam, batu karang dasar laut dan sedimen.
Disamping itu Actinomycetes juga menghasilkan obat-obatan terbaru,
kosmetik, enzim, agen antitumor, enzim inhibitor dan vitamin.

Staphyllococcus aureus

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey (1998) adalah :


Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class
: Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphilococcus
Species : Staphilococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang


mudah ditemukan dimanamana dan bersifat patogen
oportunistik, berkoloni pada kulit dan permukaan
mukosa manusia.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus antara lain, staphylococcal
scalded skin syndrome, osteomielitis, Bakteremia,
endokarditis, infeksi gastroenteritis.

Escherichia coli
Taksonomi bakteri Echerichia coli:
Superdomain : phylogenetica
Filum : proteobacteria
Kelas : gamma proteobacteria
Ordo : enterobacteriales
family : enterobacteriaceae
genus : escherichia
species
: eschericia coli

Penyakit yang paling sering disebabkan


Escherichia coli yaitu infeksi saluran
kemih, Peritonitis , diare , meningitis ,
pneumonia

Prosedur percobaan
Bahan :
Media Starch Nitrate Agar

media agar Mueller Hinton

Starch Nitrate Broth

bakteri Staphyllococcus
aureus ATCC 25923

media Brain Heart Infusion Eschericia coli 25922

Diagram Alir
1. Penyiapan kultur Actinomycetes pada media cair
2 plug koloni
actinomycetes
- Inokulasi pada media starch nitrat broth
- Inkubasi 5 hari, rotary shaker 200-250
rpm pada suhu kamar

Kultur starter

2. Penyiapan metabolit sekunder


2o ml kultur starter
- Inokulasi 200 ml SNB
- Inkubasi dengan shaker pada suhu kamar
14 hari
- Pindah ke tabung konikal
- Sentrifuga 3000 rpm 15 menit

residu

Supernatan
(metabolit sekunder)

3. Penyiapan Suspensi Bakteri


1 ose koloni
- Disuspensi dalam 1 ml BHI
- Inkubasi 18-24 jam 370C
Suspensi
- 100 L dimasukan dalam 1 ml BHI
- Inkubasi 4-8 jam suhu 37oC
- Encerkan dengan NaCl 0,9%
(kekeruhan = standar Mc Forland (108 cfu/ml))
- Encerkan lagi kekeruhan 106 cfu/ml dengan
media BHI DS
Kultur starter

4. Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Sumuran


S.aureus dan E. Coli
108 cfu/ml
-

Dibiakan media agar mueller histon


Dibuat sumuran diameter 6 mm
Sumuran diisi 25 l supernatan cairan kultur
Inkubasi 18-24 jam suhu 37oC
Ukur diameter zona hambat

Kultur starter

Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini menggunakan media SNB karena

mempunyai kandungan karbon dan mineral yang


dibutuhkan untuk pertumbuhan maupun
aktivitasnya
Sumber karbon media SNB berasal dari soluble
starch yang mengandung sejumlah C yang beragam
dari pati dan gliserol. Sumber nitrogen anorganik
(NO3-) berasal dari KNO3, mineral-mineral yang
berasal dari magnesium, natrium, besi, kalium
Kultur starter selama 1-14 hari mengalami
pertumbuhan fase mikrobia menghasilkan metabolit
sekunder, diantaranya adalah pigmen dan
antibiotik.

Tabel 1. Warna Cairan Kultur Inkubasi Hari ke-1 dan Hari ke-14
Kode isolat

Warna hari ke-1

Warna hari ke-14

T18

Putih

Kecoklatan

T19

Putih kotor

Coklat kehitaman

T24

putih

Kecoklatan

T25

Putih

Kuning

T34

Putih

Putih kekuningan

T37

Putih

Kuning

T41

Putih

Putih kekuningan

T43

Putih

Putih kekuningan

P104

Putih

Putih kekuningan

P301

Putih

Kuning

P302

putih

Putih kekuningan

TL

kecoklatan

Coklat kemerahan

Hasil uji resistensi bakteri E.coli dan S. Aureus dari


cairan kultur

E.coli
S. aureus
Gambar 1. Hasil uji resistensi bakteri E.coli (gambar kiri) dan S. aureus (gambar
kanan). Disk antibiotik yang digunakan adalah (1)siprofloksasin, (2)kloramfenikol,
(3)meropenem, (4)penisilin, (5)eritromisin, (6)tetrasiklin dan (7) ampisilin

zone hambat besar terhadap E. coli muncul pada

antibiotik siprofloksasin dan meropenem sehingga


dapat disimpulkan bahwa E. coli ATCC 25922 masih
sensitive terhadap siprofloksasin dan meropenem
S. aureus, zone hambat besar muncul pada
antibiotik siprofloksasin dan meropenem, namun
masih merupakan zone iradikal. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa S. aureus ATCC 25923
resisten terhadap semua antibiotik yang diujikan

Hasil Uji Aktivitas Cairan Kultur Terhadap Bakteri S. aureus

Gambar 2.
Hasil uji aktivitas cairan kultur isolat Actinomycetes dengan
volume 50uL (gambar kiri) dan 100 uL(gambar kanan)
terhadap S. aureus.

pada volume 50 uL cairan kultur, isolat Actinomycetes

yang menunjukkan zona hambat terhadap pertumbuhan


S. aureus adalah isolat T19, TL, P301, T24 dan T43
100 uL, jumlah isolat yang menunjukkan zona hambat
bertambah yaitu T19, TL, P301, T24, T43, T37, T41,
P302 dan T18
Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang
disebabkan karena berkurangnya atau tidak adanya
pertumbuhan koloni bakteri uji karena perlakuan cairan
kultur
Aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri uji
disebabkan karena metabolit aktif dalam cairan kultur
berdifusi ke agar di sekitar sumuran.

Tabel 2. Aktivitas cairan kultur isolat Actinomycetes terhadap


S. aureus dan E. coli
Kode isolat

Aktivitas terhadap
S. Aureus

Aktivitas terhadap E. coli

T18

menghambat

Menghambat

T19

Menghambat

Menghambat

T24

Menghambat

Menghambat

T25

Tidak menghambat

Menghambat

T34

Tidak menghambat

Tidak menghambat

T37

Menghambat

Tidak menghambat

T41

Menghambat

Menghambat

T43

Menghambat

menghambat

P104

Tidak menghambat

Tidak menghambat

P301

Menghambat

menghambat

P302

Menghambat

Tidak menghambat

TL

menghambat

menghambat

Kesimpulan
Cairan kultur isolat TL, T18, T19, T24, T41, T43 dan

P301 menghambat pertumbuhan S. aureus dan E.


coli.
Isolat T37 dan P302 hanya menghambat S. aureus.
Isolat T25 hanya menghambat E. Coli.
Isolat P104 dan T34 tidak menghambat S. aureus
maupun E. coli.

Daftar Pustaka
Greenberg EP., Bacterial communication and group
behaviour, J. Clin. Invest, 112, 1288-90. 2003.
Oskay M, Tamer AU, Azeri C., Antibacterial activity of
some Actinomycetes isolated from farming soil
of Turkey, Afr J Biotechnol, 3(9), 441-446, 2004.
Parungao MM, Maceda EBG, Villano MAF., Screening of
Antibiotic-Producing Actinomycetes from
Marine, Brackish and Terrestrial Sediments of
Samal Island, Philippines, Journal of Research
in Science, Computing, and Engineering, 4(3),
29-38. 2007.

Anda mungkin juga menyukai